CINTA MATI SAMA ADIK SAYA

“Ada apa tante?” tanya Anjali yang sudah duduk di sebelah Mutia.

Mutia tidak langsung mengatakan apa yang ingin dia katakan, wanita itu menghirup udara dalam-dalam lebih dulu barulah dia siap untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan.

“Kamu ga suka sama Radit ya?” tanya Mutia dengan lembut namun terlihat sedih.

Mendengar pertanyaan dari Mutia membuat Anjali merasa bersalah melihat wajah Sedih mutia.

“Tante,, sebenernya kenapa sih tante sama om mau menjodohkan aku sama bang Radit?” tanya Anjali.

“Tante tau kan, kalo aku itu masih terlalu kecil untuk menikah dengan laki-laki dewasa seperti bang Radit, aku ga bisa apa-apa tante, bahkan bangun aja aku masih suka kesiangan, gimana bisa tante merelakan anak tante kepada aku yang seperti ini?” tanya Anjali dengan nada memelas.

“Justru itu yang tante inginkan, asal kamu tau Jel, Radit itu orang yang sangat Introvert, jadi tante ingin hidupnya lebih berwarna karena menikah dengan perempuan seperti kamu.” Jelas Mutia.

Mendengar kata Introvert membuat Anjali menutup rapat mulutnya berusaha untuk menahan tawanya. Bagaimana bisa Radit yang seperti itu adalah orang yang Introvert? Mengingat baru saja mereka mengobrol dan Radit sama sekali tidak seperti orang yang Introvert.

“Boleh tante cerita? Entah kamu percaya atau tidak, tapi semoga saja cerita tante akan membuat kamu tersentuh dan akhirnya menerima perjodohan ini.” Ucap Mutia.

“Boleh tante, ada apa?” tanya Anjali yang merasa penasaran dengan apa yang ingin di katakan oleh Mutia.

“Janji jangan beritahu siapapun, terutama orang tua kamu ya sayang, tante ga mau sampe buat mereka khawatir dan semakin menekan kamu.” Ucap Mutia.

“J-janji tante, ada apa sih kok Jeli jadi takut.” Balas Anjali.

Mutia terkekeh sebentar lalu dia kembali memasang wajah serius membuat Anjali jadi ikutan tegang.

“Sebenernya tante sakit kanker hati Jel.” Ucap Mutia yang membuat Anjali terkejut bukan main.

“Apa te!? Tante jangan bercanda te!” ucap Anjali.

“Tante ga bercanda sayang, tante memang sakit parah, itulah kenapa Radit nurut untuk di jodohkan.” Jelas Mutia.

“Tante tau banyak sekali wanita di luar sana yang bisa menjadi pendamping Radit, tapi tante ga tau apakah wanita itu benar-benar baik atau tidak untuk Radit.”

“Itulah kenapa kami ingin sekali menjodohkan kamu dengan Radit, setidaknya kami tau kalau kamu adalah wanita baik-baik dan berasal dari keluarga baik-baik juga, keluarga kalian penuh dengan kasih sayang dan pastinya Radit tidak akan kekurangan kasih sayang jika tante sudah tidak ada.” Jelas Mutia.

“Ih, tante ngomongnya kok gitu sih..” ucap Anjali sambil menggenggam tangan Mutia.

“Apa kamu bisa menjaga Radit Jel? Radit memang sudah dewasa, tapi hatinya itu mudah jatuh hati dan juga patah hati.” Jelas Mutia.

Anjali terpaku seketika, dia bingung harus melakukan apa. Mutia yang melihat hal itu hanya bisa menghela napas panjang.

“Apa segitu ga sukanya ya kamu sama Radit?” tanya Mutia.

“Sebenernya bukan gitu te, siapa sih yang ga suka sama bang Radit? Dia ganteng, gagah, punya pekerjaan yang mapan, tapi Jeli belum siap buat menikah secepat itu tante..” ucap Anjali.

“Kami tidak memaksa kamu buat langsung menikah sayang, setidaknya kalian akan di ikan dalam tali pertunangan saja itu sudah membuat tante sedikit lebih tenang.” Balas Mutia.

“Baiklah, Jeli akan menerima perjodohan ini, tapi tante harus janji kalau tante harus rajin berobat agar cepat sembuh.” Ucap Anjali yang akhirnya menerima perjodohan itu.

“Benarkah itu Jel!? Ya ampun tante senang sekali mendengarnya! Kamu tenang aja, setelah ini tante akan semangat berobat agar cepat sembuh dan bisa melihat kamu dan Radit memiliki banyak anak!” seru Mutia sambil memeluk tubuh Anjali lalu berlari masuk ke dalam rumah.

Anjali yang melihat Mutia berlari dengan semangat hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak percaya, bagaimana bisa orang sakit berlari sekencang itu?

“Katanya sakit, tapi larinya udah kayak orang yang lagi lomba maraton.” Gumam Anjali sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Semua orang tersenyum gembira saat melihat Anjali masuk ke dalam, kedua orang tuanya memeluk tubuh mungil Anjali dan mengucapkan selamat atas perjodohan dia dan Radit.

“Selamat ya bang, jagain adik saya yang kadang di luar nalar ini ya bang!” ucap Arnold kepada Radit.

“Bang Arnold apaan sih!” ketus Anjali tidak terima karena di katai di luar nalar.

“Bukan di luar nalar Nold, tapi emang random aja tingkahnya!” balas Radit yang di balas tawa oleh semua orang.

Untuk pertama kalinya Anjali terpaku dengan ketampanan Radit yang sedang tertawa lepas, sejak tadi dia tidak melihat tawa di bibirnya, hanya senyum tipis yang terlihat menyeramkan dan menyebalkan saja.

“Kapan kiranya kita akan melaksanakan acara pertunangan mereka?” tanya Sandi.

“What!? Secepat itu?!” batin Anjali di dalam hatinya.

Anjali pikir, dia dan Radit akan melakukan pendekatan dulu baru acara pertunangan akan di laksanakan, tapi kenapa orang tua Radit sudah menanyakan acara pertunangan mereka? Apa mungkin karena mama Radit sedang sakit parah dan takut kalau tidak sempat melihat anaknya menikah?

“Besok saja bagaimana?” tanya Claudia dengan semangat.

“Apa!? Bunda, besok aku sudah masuk sekolah, abang dan ayah juga kerja besok.” Ucap Anjali.

“Kita semua akan cuti, Radit, kamu juga harus cuti oke?” ucap Sandi kepada putranya.

“Baiklah pa!” balas Radit tanpa membantah sama sekali.

Anjali benar-benar kesal dengan Radit, apa dia beneran menentang perjodohan ini? Tapi di lihat dari sikapnya yang langsung menerima acara pertunangan mereka yang di percepat membuat Anjali ragu jika laki-laki itu terpaksa di jodohkan dengannya.

“Jangan-jangan sebenernya dia suka sama aku makanya dia terima perjodohan ini begitu saja.” Batin Anjali sambil terus menatap Radit yang masih mengobrol.

“Jangan di liatin aja kali, ga akan ilang kok.” Bisik Arnold sambil menyikut pelan lengan sang adik.

“Apaan sih abang! Nyebelin deh!” ketus Anjali.

“Hahaha, percaya sama abang, kamu akan bahagia sama bang Radit.” Balas Arnold.

“Abang yang bahagia karena bisa ngerjain atasan abang itu kan?” ucap Anjali yang di balas tawa oleh Arnold.

“Udah besok abang Arnold akan membuat surat dan memberikan surat itu ke sekolah, jadi kamu ga usah khawatir sekali-kali ijin juga ga masalah kok.” Ucap Claudia dengan semangat.

“Aku akan segera menghubungi temanku yang punya cathering dan juga butik, biar dia yang menyiapkan semuanya untuk kita.” Ucap Claudia.

“Ya ampun bun, biasa aja kali acaranya ga usah heboh, aku ga mau sampe teman-temanku tau aku udah tunangan.” Ucap Anjali.

“Iya sayang, untuk sementara ini kita akan menyembunyikan semuanya dari teman-teman kamu kok, kita hanya mengundang rekan kerja ayah kamu dan papanya Radit.” Balas Mutia.

“Terserah kalian semua aja deh! Aku mau ke atas dulu.” Ucap Anjali yang langsung berjalan menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

Kedua orang tua Anjali dan Radit sedang di sibukkan dengan persiapan acara pertunangan besok, sedangkan Radit mengajak Arnold untuk berbicara dan menjauhi para orang tua yang sedang heboh sendiri.

“Sorry ya bang!” ucap Arnold tiba-tiba membuat Radit lamngsung menoleh ke arah Arnold.

“Sorry buat apa Nold?” tanya Radit.

“Sorry karena abang harus menjalin hubungan dengan adik saya yang masih bocah itu.” Ucap Arnold sambil terkekeh di ikuti oleh Radit.

“Kamu ini ada-ada aja deh Nold! Yah awalnya saya juga ga setuju sama yang namanya perjodohan, tapi mau gimana lagi, ada hal yang menuntut saya akhirnya menyetujui perjodohan ini, dan saat pertama kali melihat adik kamu, sepertinya menarik juga kalau memiliki hubungan dengan dia.” Jelas Radit.

“Abang tenang aja, saya akan pastikan abang bakalan cinta mati sama adik saya!” seru Arnold dengan percaya diri yang di balas tawa oleh Radit.

Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!