Tepat di hadapan Lastri kini berdiri sosok wanita dengan tatapan marahnya. Semua orang mengenali wanita itu termasuk Lastri. Dia pun bangkit sambil memegangi pipinya.
" Kau. Kenapa menamparku ?!" tanya Lastri lantang.
" Itu untuk kelancanganmu karena berani memikirkan Suamiku !" sahut Sari tak kalah lantang.
Ya, wanita yang menampar Lastri adalah Sari istri sah Harun. Sari marah saat mendengar langsung apa yang Lastri ucapkan di belakang rumah Artha tadi.
" Siapa yang ...," ucapan Lastri terputus karena Sari memotong cepat.
" Aku dengar sendiri tadi !. Berani-beraninya Kamu memuja Suamiku, mengharapkannya seperti tak ada laki-laki lain di dunia ini. Bukannya Kamu juga sudah punya Suami. Kenapa masih mencintai Suamiku dan mendambanya. Apa Kamu ga malu Lastri ?!" tanya Sari sambil menatap Lastri lekat.
Mendengar ucapan Sari membuat Lastri tersentak. Dia melirik kearah suaminya yang saat itu juga sedang menatap penuh selidik kearahnya. Lastri nampak gelisah saat sang suami mendekat kearahnya.
" Apa itu benar Lastri ?" tanya suami Lastri sesaat kemudian.
Lastri tampak panik. Dia menoleh ke sekelilingnya seolah ingin meminta bantuan. Tapi sayang, semua orang yang ada di sana tak satu pun memperlihatkan gelagat akan membantunya. Kekecewaan jelas membayang di wajah Lastri. Dan tak lama kemudian Lastri pun memilih lari meninggalkan rumah.
Semua orang terkejut dengan tindakan Lastri. Mereka baru bergerak mengejar saat Nasar menjerit memanggil Lastri berulang kali.
" Lastri, mau kemana Kamu. Kembali Lastri. Lastri ...!" panggil Nasar dari teras rumah.
Bukannya berhenti, Lastri justru mempercepat langkahnya. Tanpa menoleh dia terus berlari meninggalkan rumah dan orang-orang yang berkerumun di sana.
Semua orang yang sempat terpaku tak percaya pun akhirnya mulai bergerak saat melihat suami Lastri lari kearah sang istri berlari.
Aksi kejar-kejaran pun terjadi. Lastri jauh memimpin di depan sana. Entah karena medan yang sulit atau karena Lastri yang memiliki kekuatan tambahan, sehingga para pengejar yang semuanya pria itu tertinggal jauh di belakang.
Di atas sana terlihat awan hitam yang berarak cepat menutupi langit. Terlihat makin mengkhawatirkan karena diyakini awan-awan itu membawa hujan yang pasti tak sedikit jumlahnya. Tak terbayang apa yang terjadi saat hujan turun nanti. Apalagi saat itu sudah mendekati senja.
Tapi nampaknya Lastri tak terpengaruh dengan kondisi alam saat itu. Dia terus berlari sambil menangis menuju tempat yang selama ini dianggap wingit oleh warga desa. Melihat hal itu warga pun mengingatkan suami Lastri.
" Jangan sampe Lastri lari ke batu itu Mas. Bahaya !" kata warga sambil terus berlari.
" Ke batu mana Pak ?" tanya suami Lastri tak mengerti.
" Batu berhala yang pernah jadi sembahan pengikut setan Mas. Karena makhluk hidup apa pun yang datang dan menyentuhnya dengan sengaja dijamin ga bakal hidup lama," sahut warga dengan cemas.
Mendengar keterangan warga tadi suami Lastri pun terkejut. Dia pernah mendengar cerita tentang kejadian menyeramkan di sekitar batu berhala itu dari mertuanya dulu.
Suami Lastri pun berusaha mempercepat langkahnya. Tapi entah mengapa, makin dia berusaha mempercepat langkahnya, kakinya terasa semakin berat. Suami Lastri menggeleng tak percaya. Apalagi dia menyaksikan hal berbeda terjadi pada istrinya yang justru berlari kian cepat seolah tanpa hambatan menuju tempat dimana batu berhala itu berada.
Akhirnya Lastri tiba di area tempat batu berhala itu berada. Dia memperlambat langkahnya lalu berhenti. Dan tepat di depan batu hitam seukuran bayi yang tersembunyi di balik semak belukar itu lah Lastri menjatuhkan diri lalu menangis meraung-raung.
Prashadi yang kebetulan melintas di sana dalam perjalanan pulang usai bekerja pun terkejut melihat Lastri yang menangis di depan batu. Awalnya Prashadi mengabaikan keberadaan Lastri karena mengira Lastri sedang teringat kedua orangtuanya. Selain itu Prashadi tak ingin gegabah dengan turun membantu karena khawatir terjadi fitnah. Prashadi sadar dirinya dan Artha hanya orang asing yang tak mengerti apa pun tentang 'peraturan' di desa itu.
Prashadi pun melanjutkan perjalanana dan melajukan motornya lebih cepat karena khawatir kehujanan di jalan. Namun saat melihat kerumunan warga yang sedang berlari di kejauhan sambil memanggil Lastri, Prashadi pun menghentikan motornya.
" Ada apa Pak ?" tanya Prashadi.
" Lastri Mas. Apa Kamu liat Lastri ?" tanya warga.
" Iya. Dia ada di dekat batu di depan sana Pak. Lagi nangis, sedih banget keliatannya," sahut Prashadi.
Jawaban Prashadi membuat warga gempar. Mereka harus segera tiba di sana. Tapi rasa berat yang menggelayuti kaki-kaki mereka telah menghambat langkah mereka dan membuat mereka lelah. Hingga seorang warga mengusulkan sesuatu.
" Salah satu dari Kita harus cepat ke sana sebelum Lastri nekat. Kalo gitu bisa tolong antar Suaminya Lastri ke sana ya Mas. Kami capek banget. Kami janji akan menyusul nanti," pinta salah seorang warga dengan nafas tersengal-sengal.
Prashadi pun mengangguk. Dia membalikkan arah motornya lalu mengajak suami Lastri ikut serta.
" Ayo Mas ...!" ajak Prashadi sambil menoleh kearah suami Lastri.
" Iya ...," sahut suami Lastri.
Kemudian Prashadi melajukan motornya menuju tempat dimana Lastri berada.
" Bisa lebih cepet ga Mas. Saya khawatir Istri Saya melakukan sesuatu di batu berhala itu," kata suami Lastri.
" Batu berhala ?" ulang Prashadi.
" Iya Mas. Batu hitam seukuran bayi yang ada di pinggir jalan itu ternyata bukan sembarang batu Mas. Itu batu berhala. Disebut begitu karena konon kabarnya batu itu milik pengikut setan yang udah banyak makan korban jiwa," sahut suami Lastri cemas.
" Astaghfirullah aladziim ..., Subhanallah ..., Laa Haula wala quwwata ilaa billahil aliyyil adziim ...," kata Prashadi sambil menggeleng tak percaya karena ternyata batu yang pernah dilihatnya itu adalah batu terkutuk.
Prashadi pun melajukan motornya dengan cepat menuju tempat yang dimaksud.
Suami Lastri segera turun menghampiri istrinya itu tapi terlambat. Dia melihat Lastri sudah mengiris urat nadi di tangannya dan sedang mengalirkan darahnya ke atas batu hitam itu.
" Lastri ...!" panggil suami Lastri sambil menarik tubuh Lastri agar menjauh dari batu hitam itu.
" Lepasin Mas. Jangan halangi Aku !" jerit Lastri sambil meronta.
Suami Lastri mengabaikan jeritan istrinya. Dia mempererat pelukannya meski pun Lastri memukuli dan mencakar wajahnya hingga berdarah. Karena rasa sakit yang tak tertahankan, akhirnya suami Lastri bertindak. Dia menampar Lastri hingga wanita muda itu terpelanting ke tanah. Setelahnya dia memiting kedua lengan Lastri ke belakang agar berhenti menyerangnya.
Prashadi pun menatap nanar adegan di depannya karena tak mungkin membantu pasangan suami istri itu.
Tak lama kemudian Prashadi menghela nafas lega saat melihat warga berdatangan. Sebagian warga berusaha melepaskan Lastri dari dekapan suaminya dan sisanya menghampiri batu hitam itu.
" Kita terlambat !" kata Ki Warso hingga mengejutkan semua orang.
" Terlambat gimana Ki ?" tanya warga bersamaan.
" Lastri sudah mempersembahkan darahnya ke batu berhala ini," sahut Ki Warso sambil menatap lekat batu di depannya itu.
" Itu artinya apa Ki ...?" tanya Nasar yang baru saja tiba di tempat itu.
" Lastri ... harus siap menerima resiko perbuatannya Pak. Sebentar lagi sesuatu yang ada di dalam batu akan datang menjemputnya ...," sahut Ki Warso lirih.
Mendengar jawaban Ki Warso membuat Nasar dan suami Lastri terkejut. Keduanya menatap tak percaya kearah Lastri.
" Kenapa Lastri ?. Kenapa Kamu lakukan ini. Apakah Kamu ga berpikir bagaimana perasaanku melihatmu seperti ini. Begitu benci kah Kamu sama Aku hingga Kamu memilih jalan ini. Kenapa semua yang Kulakukan tak pernah membuatmu bahagia. Bilang apa yang kurang Lastri. Bilang apa yang Kamu inginkan ...!" kata suami Lastri dengan mata berkaca-kaca.
Latri nampak tersenyum sinis mendengar pertanyaan suaminya.
" Kamu tanya kenapa ?. Kamu tau jawabannya Mas. Iya, itu benar. Aku lakukan ini supaya Kamu membenciku dan menceraikan Aku. Aku muak bersamamu, Aku muak saat bercinta denganmu. Harusnya bukan Kamu yang menikmati tubuhku, bukan ...!" jerit Lastri.
Suami Lastri nampak memejamkan mata mendengar jeritan istrinya. Walau bukan pertama kalinya mendengar kalimat yang sama, namun saat diucapkan di hadapan banyak orang mampu membuat pria itu terpukul.
" Istighfar Mbak. Ga baik ngomong begitu. Malu didenger orang," tegur Prashadi tak sabar.
Lastri menoleh kearah Prashadi lalu tertawa.
" Kamu tau apa hei orang asing !. Kamu dan Istrimu hanya orang baru di sini. Kalian ga tau apa-apa. Kalian cuma bisa memamerkan kemesraan yang menjijikkan itu di depan semua orang. Aku ga butuh saranmu !" kata Lastri sambil melotot.
" Sudah Lastri. Hentikan omonganmu yang makin ngawur itu. Ayo Kita pulang. Kita selesaikan semuanya di rumah secara baik-baik ...," ajak Nasar.
" Terlambat Paman. Aku sudah menyelesaikan semuanya di sini. Liat, dia sudah datang. Aku bisa pergi sekarang dan meninggalkan semuanya ...," kata Lastri sambil menatap kearah batu hitam itu.
Semua orang terkejut mendengar ucapan Lastri. Mereka makin terkejut saat petir menggelegar tiba-tiba. Semua orang berlarian menghindar. Sebagian menjatuhkan diri di tanah termasuk Prashadi.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💎hart👑
ya ampun Lastri 😥
2024-05-10
0
Maz Andy'ne Yulixah
Akibat keegoisan Ortang tua Lastri,Lastri jadi gelap mata,gak tau mau nyalahin siapa,tpi tindakan Lastri jga gak benar sudah menyantet Ortu nya apalagi sampai meninggal😌😌
2024-03-25
1
Ali B.U
next.
2024-03-25
2