11. Jangan Jam Empat !

Pagi itu Artha bangun lebih awal. Terlalu awal karena jam masih menunjukkan pukul empat pagi. Bukan karena ingin, tapi karena terpaksa. Bagaimana tidak. Semalaman wanita muda yang telah menyandang status sebagai istri Prashadi itu tak bisa memejamkan mata sama sekali. Itu karena dia selalu teringat dengan keanehan yang dia dan suaminya alami beberapa hari yang lalu.

Perlahan Artha turun dari tempat tidur setelah menyelimuti suaminya. Setelahnya Artha melangkah ke dapur karena ingin memasak sarapan. Entah mengapa setelah melihat sikap Mak Is yang berbeda belakangan ini membuat Artha sedikit tak nyaman. Dan dia bertekad untuk memasak makanannya sendiri mulai hari ini.

Artha menghentikan langkahnya saat melihat suasana dapur yang gelap. Dia mencoba mengingat dimana letak saklar lampu dapur. Walau sudah hampir sebulan tinggal di rumah itu Artha memang belum hapal dengan letak saklar lampu. Itu karena Prashadi dan Mak Is lah yang kerap menyalakan dan memadamkan lampu saat pagi dan sore hari.

Perlahan Artha meraba dinding untuk mencari saklar lampu.

" Seinget Aku di sebelah sini deh. Nah, betul kan ...," gumam Artha sambil tersenyum.

Artha pun menekan saklar lampu dan dalam sekejap ruangan menjadi terang benderang hingga membuat Artha sedikit meringis karena silau. Namun saat itu lah Artha dikejutkan dengan sekelebat bayangan berwarna hitam yang melintas cepat menuju lubang persegi yang ada di langit-langit dapur.

Artha terdiam sejenak sambil mengamati lubang persegi yang biasa digunakan untuk mengecek kondisi plafond itu. Karena setelah beberapa saat menunggu namun tak ada apa pun, Artha pun menghela nafas lega. Artha menganggap itu hanya kelebatan seekor tikus.

Setelahnya Artha mulai sibuk dengan kegiatan di dapur. Sambil menanak nasi, dia mengeluarkan telur dan sayuran dari kulkas.

Saat sedang sibuk memotong sayuran, tiba-tiba Artha terusik dengan bau busuk yang menyengat. Dia menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke kanan dan ke kiri.

" Bau apa nih. Busuk dan mendadak banget," batin Artha gusar.

Bersamaan dengan itu Artha terkejut melihat bayangan seseorang melintas di luar rumah tepatnya di depan jendela dapur. Dari sela gorden Artha bisa melihat siapa yang melintas sepagi itu. Artha pun membeku di tempat saat menyadari sosok yang melintas itu adalah seorang wanita. Apalagi sosoknya sama dengan sosok wanita yang dilihatnya di gerbang desa waktu pertama kali dia datang.

" I ... itu kan ...," ucapan Artha terputus saat Prashadi memanggilnya dengan lantang.

" Sayang ...!" panggil Prashadi.

" Astaghfirullah aladziim ..., ngagetin aja sih Mas. Ada apa, kenapa teriak-teriak begitu ?!" tanya Artha sambil menepuk dadanya perlahan untuk menetralkan detak jantungnya yang berpacu cepat.

" Kamu ngapain di sini ?" tanya Prashadi tanpa menjawab pertanyaan sang istri.

" Masak lah. Mau ngapain lagi emangnya kalo di dapur," sahut Artha.

" Sepagi ini ?" tanya Prashadi tak percaya.

" Iya Mas. Aku ga bisa tidur, makanya Aku mutusin buat masak aja. Kamu sendiri ngapain bangun tidur teriak-teriak ?" ulang Artha.

" Aku nyariin Kamu Sayang. Waktu denger suara klotak-klotak di dapur Aku pikir itu tikus. Tapi ga lama ada suara berdebum kaya benda berat jatuh, Aku panik karena ngirain Kamu yang jatuh. Makanya Aku cepet-cepet ke sini sambil manggil Kamu. Dan Alhamdulillah ..., Aku bersyukur ngeliat Kamu baik-baik aja," sahut Prashadi sambil memeluk Artha.

" Aku gapapa kok Mas. Ga ada suara berdebum juga di sini. Mungkin Kamu salah denger," kata Artha sambil membalas pelukan suaminya.

" Mungkin," sahut Prashadi sambil mengurai pelukannya.

Artha tersenyum lalu melanjutkan kegiatannya memotong sayuran, sedangkan Prashadi nampak mengamati penjuru dapur. Setelahnya Prashadi mulai sibuk memeriksa setiap celah lemari dan sudut dapur seolah sedang mencari sesuatu.

" Nyari apa Mas ?" tanya Artha.

" Nyari sumber bau busuk. Kayanya ada bang*e tikus di sini. Emangnya Kamu ga kebauan ya ...?" tanya Prashadi sambil menoleh kearah Artha.

" Mmm ... kayanya bukan bang*e tikus Mas. Soalnya bau itu baru aja kecium padahal Aku kan udah lumayan lama di sini," sahut Artha ragu.

" Kalo bukan bang*e terus apaan dong ?. Ini bau banget lho Sayang," kata Prashadi gusar.

Dengan hati-hati Artha menceritakan apa yang dilihatnya di luar jendela tadi. Prashadi menyimak cerita sang istri sambil sesekali melirik ke jendela dapur. Entah mengapa bulu kuduk Prashadi tiba-tiba meremang.

" Jadi maksud Kamu, bau itu berasal dari bau cewek berkemben itu ?" tanya Prashadi setengah berbisik.

" Kenapa bisik-bisik segala ngomongnya Mas. Tadi suara Kamu lantang banget lho," kata Artha sambil menahan tawa.

" Sssttt ..., Aku ngomong pelan begini karena cewek itu sekarang lagi ngeliatin Kita di balik jendela itu Sayang," bisik Prashadi.

" A ... apa ?!" kata Artha dengan tubuh menegang.

" Jangan diliat Sayang !" kata Prashadi sambil menarik Artha ke dalam pelukannya.

Artha pun mengangguk sambil memejamkan mata di dalam pelukan suaminya. Dan keduanya tetap dalam posisi yang sama untuk beberapa waktu. Prashadi baru mengurai pelukan saat wanita berkemben itu pergi bersamaan dengan suara orang mengaji di mushola.

" Mas ...," panggil Artha lirih.

" Iya Sayang. Gapapa, dia udah pergi kok," sahut Prashadi sambil tersenyum.

Artha pun menghela nafas lega lalu menoleh ke jendela dapur.

" Kalo cewek berkemben itu ada di sekitar rumah Kita, jangan-jangan ...," Artha sengaja menggantung ucapannya.

" Jangan-jangan apa ?. Ga usah berpikir terlalu jauh Sayang. Aku tau Kamu pasti mau ngaitkan penampakan cewek berkemben itu sama kematian Anaknya Pak Kadir. Iya kan ?" tanya Prashadi.

" Kok Kamu tau sih Mas. Padahal Aku belum ngomong apa-apa lho," sahut Artha takjub.

" Ck, Kamu nih ya. Kamu ga lupa kan kalo Aku Suamimu yang kenal banget sama sifat dan karakter Kamu," kata Prashadi sambil mencubit gemas pipi sang istri.

Artha pun tertawa sambil berusaha menepis tangan Prashadi dari wajahnya.

Tak lama kemudian kumandang adzan Subuh membahana di seantero kampung. Prashadi dan Artha pun bergegas berwudhu untuk menunaikan sholat Subuh.

" Kamu sholat di musholla gih Mas. Udah lama kan Kamu ga sholat Subuh berjamaah di musholla," kata Artha tiba-tiba.

Tentu saja ucapan Artha mengejutkan sekaligus membahagiakan Prashadi. Bagaimana tidak. Sudah hampir seminggu Prashadi selalu menunaikan sholat Subuh berjamaah di rumah bersama Artha. Itu karena Artha yang ketakutan usai mengalami kejadian aneh saat melepas jenasah anaknya Kadir. Sejak saat itu Artha tak suka sendirian di rumah saat langit mulai gelap. Bahkan dia meminta Prashadi untuk sholat Maghrib, Isya dan Subuh di rumah.

" Emangnya Kamu gapapa kalo Aku tinggal sendirian di rumah. Yakin ga takut ?" tanya Prashadi sesaat kemudian.

" Yakin Mas. Kalo dipikir-pikir Aku keterlaluan juga ya. Masa gara-gara takut sama sesuatu yang ga pasti, eh Aku malah menghalangi Kamu menjemput pahala. Padahal sesuatu itu kan hakekatnya juga makhluk ciptaan Allah sama kaya Kita. Terus kenapa harus takut. Iya kan ?. Makanya sekarang Aku ga mau halangin Kamu Mas. Pergi lah, Aku gapapa kok," sahut Artha hingga membuat Prashadi tersenyum.

" Kalo gitu Aku berangkat sekarang ya ...," pamit Prashadi.

" Iya Mas," sahut Artha.

Kemudian Artha mengantar Prashadi hingga keluar rumah lalu mengunci pintu. Setelahnya Artha masuk ke kamar untuk menunaikan sholat Subuh.

Saat sedang menunaikan sholat Artha mendengar suara berdetak beberapa kali di jendela kamar. Artha mengabaikannya karena tahu suara itu sengaja datang untuk mengganggunya beribadah.

Artha terus mengabaikan suara itu hingga dia selesai menunaikan sholat Subuh. Setelah zikir dan berdoa, Artha pun melirik ke jendela kamarnya sambil tersenyum.

" Terus aja ganggu. Kalian pasti capek sendiri nanti," gumam Artha lirih.

Bukan tanpa alasan Artha mengatakan kalimat itu. Selama ini Artha adalah sosok cewek yang berani dan tak kenal takut. Dia menjadi sedikit rapuh usai menikah karena didorong rasa sedih berkepanjangan saat menyadari pernikahannya tak direstui kedua orangtuanya.

Setelah hampir sebulan menikah, Artha mulai terbiasa dan bisa menerima keadaan. Dan perlahan dia kembali ke jati dirinya semula yang berani dan tak kenal rasa takut itu.

Artha pun merapikan perlengkapan sholatnya lalu bergegas ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.

\=\=\=\=\=

Mak Is nampak menekuk wajahnya saat mengetahui Artha memasak makanannya sendiri. Mak Is kesal karena mengira Artha tak menyukai masakannya.

" Jangan tersinggung ya Mak. Saya masak sendiri karena ingin menjalankan kewajiban Saya sebagai Istri. Lagian Saya ga ada kegiatan Mak, daripada nganggur lebih baik Saya masak. Iya kan ...," kata Artha.

" Iya Mbak," sahut Mak Is dengan enggan.

" Tapi kapan-kapan ajarin Saya masak supaya bisa masak seenak masakan Mak ya. Saya mau Mas Pras klepek-klepek sama masakan Saya nanti," kata Artha dengan mimik wajah lucu.

Ucapan Artha membuat Mak Is tersanjung. Wanita sepuh itu nampak tersenyum sambil mengangguk.

" Iya Mbak," sahut Mak Is.

" Makasih ya Mak," kata Artha.

" Belum dimulai kok udah terima kasih sih Mbak. Eh, ngomong-ngomong Mbak masak semuanya jam berapa. Kok sepagi ini udah mateng semua ?" tanya Mak Is sambil mengamati menu di atas meja makan.

" Mmm ... kayanya jam empat deh Mak," sahut Artha tak yakin.

" Jam empat ?!. Kenapa harus jam segitu Mbak. Kan Mbak Artha bisa mulai masak setelah Subuh," kata Mak Is gusar.

" Saya emang bangun kepagian tadi. Karena bingung mau ngapain, ya Saya ke dapur dan masak deh," sahut Artha santai.

" Tapi jangan jam empat juga Mbak ...," kata Mak Is hingga mengejutkan Artha.

" Lho kenapa Mak ?" tanya Artha tak mengerti.

" Itu salah satu pantangan yang ada di kampung ini Mbak. Kalo dilanggar bisa-bisa akan ada kejadian ga masuk akal yang bakal menimpa keluarga ini dan beberapa keluarga lain yang tinggal di sekitar rumah ini," sahut Mak Is.

" Apa ...?!" gantian Artha yang terkejut.

Artha makin terkejut saat suhu di ruang makan mendadak berubah dingin dan lembab. Bulu kuduk Artha meremang. Apalagi Mak Is juga terlihat gelisah.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

💎hart👑

💎hart👑

ada aja pantangannya ya

2024-04-28

0

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Penuh teka teki😌

2024-03-25

1

Ali B.U

Ali B.U

next.

2024-03-24

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ngetest
2 2. Ketemu Artha
3 3. Kok Marah ...?
4 4. Penyebabnya Adalah ...
5 5. Pamit
6 6. Keanehan Pertama
7 7. Tradisi Kampung ?
8 8. Kemana Orang-orang ?
9 9. Saling Menuduh
10 10. Paham Kan ...?
11 11. Jangan Jam Empat !
12 12. Gara-gara Artha ?
13 13. Hantu Wanita Berkemben
14 14. Disantet
15 15. Didatangi Arwah
16 16. Kasian Harun ...
17 17. Didemo
18 18. Pengakuan ...
19 19. Selalu Diam
20 20. Batu Berhala
21 21. Resiko
22 22. Istri Berubah
23 23. Kena Guna - Guna
24 24. Diajak Ke Rumah
25 25. Kiriman Itu ...
26 26. Sesuatu Yang Lain
27 27. Siapa Mak Is ...?
28 28. Kenapa Artha ?
29 29. Ke Tempat Seharusnya
30 30. Titipan Obat
31 31. Artha Hilang !
32 32. Dimana Ini ?
33 33. Ga Kenal
34 34. Dikirimi Santet
35 35. Menyelamatkan Sari
36 36. Rahasia Erni
37 37. Mengejar Ki Warso
38 38. Pinjem Raga ?
39 39. Jadi Sosok Lain
40 40. Hantu Itu Ternyata ...
41 41. Meledak
42 42. Siuman Tapi ...
43 43. Doa Prashadi
44 44. Jangan Nengok Ke Belakang
45 45. Pesan Yang Sama
46 46. Lelah ...
47 47. Berkomunikasi
48 48. Ayuning
49 49. Dendam Ayuning
50 50. Bingung
51 51. Artha Pulang
52 52. Jangan-Jangan Artha ...
53 53. Ke Rumah Om Usman
54 54. Artha Kerasukan
55 55. Diserang Banaspati
56 56. Dikejar Mayat Hidup
57 57. Mendadak Nongol ?
58 58. Kampung Yang Hilang
59 59. Ga Ada ...!
60 60. Nama Aneh Dan Horror
61 61. Ki Warso Masih Hidup ?
62 62. Mulai Mengaji
63 63. Semua Panik
64 64. Mengamuk
65 65. Senjata Makan Tuan ?
66 66. Tentang Maaf
67 67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68 68. Bertemu Mereka ...
69 69. Dikira Begal
70 70. Kenapa Begini ?
71 71. Proses Penjemputan
72 72. Ismail Kenapa ?
73 73. Keluarga Ghaib
74 74. Perpisahan
75 75. Penjelasan Kek Zuhri
76 76. Prashadi dan Artha Bertemu
77 77. Restu ...
78 78. Persiapan Kek Zuhri
79 79. Pertempuran Dua Saudara
80 80. Tak Akan Kembali
81 81. Cara Yang Pantas
82 82. Pengakuan Prashadi
83 83. Serangan Panji
84 84. Ketemu Mantan
85 85. Ga Diundang ?
86 86. Pesta Impian Artha
87 87. Adu Domba
88 88. Gagal Membujuk
89 89. Hasrat Kayla
90 90. Mencari Ari
91 91. Bersedia Membantu
92 92. Rumah Pengobatan ?
93 93. Orang Dalam Foto ...
94 94. Kembang Orang Mati
95 95. Peristiwa Ghaib ?
96 96. Menjenguk Kayla
97 97. Menepi ...
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Ngetest
2
2. Ketemu Artha
3
3. Kok Marah ...?
4
4. Penyebabnya Adalah ...
5
5. Pamit
6
6. Keanehan Pertama
7
7. Tradisi Kampung ?
8
8. Kemana Orang-orang ?
9
9. Saling Menuduh
10
10. Paham Kan ...?
11
11. Jangan Jam Empat !
12
12. Gara-gara Artha ?
13
13. Hantu Wanita Berkemben
14
14. Disantet
15
15. Didatangi Arwah
16
16. Kasian Harun ...
17
17. Didemo
18
18. Pengakuan ...
19
19. Selalu Diam
20
20. Batu Berhala
21
21. Resiko
22
22. Istri Berubah
23
23. Kena Guna - Guna
24
24. Diajak Ke Rumah
25
25. Kiriman Itu ...
26
26. Sesuatu Yang Lain
27
27. Siapa Mak Is ...?
28
28. Kenapa Artha ?
29
29. Ke Tempat Seharusnya
30
30. Titipan Obat
31
31. Artha Hilang !
32
32. Dimana Ini ?
33
33. Ga Kenal
34
34. Dikirimi Santet
35
35. Menyelamatkan Sari
36
36. Rahasia Erni
37
37. Mengejar Ki Warso
38
38. Pinjem Raga ?
39
39. Jadi Sosok Lain
40
40. Hantu Itu Ternyata ...
41
41. Meledak
42
42. Siuman Tapi ...
43
43. Doa Prashadi
44
44. Jangan Nengok Ke Belakang
45
45. Pesan Yang Sama
46
46. Lelah ...
47
47. Berkomunikasi
48
48. Ayuning
49
49. Dendam Ayuning
50
50. Bingung
51
51. Artha Pulang
52
52. Jangan-Jangan Artha ...
53
53. Ke Rumah Om Usman
54
54. Artha Kerasukan
55
55. Diserang Banaspati
56
56. Dikejar Mayat Hidup
57
57. Mendadak Nongol ?
58
58. Kampung Yang Hilang
59
59. Ga Ada ...!
60
60. Nama Aneh Dan Horror
61
61. Ki Warso Masih Hidup ?
62
62. Mulai Mengaji
63
63. Semua Panik
64
64. Mengamuk
65
65. Senjata Makan Tuan ?
66
66. Tentang Maaf
67
67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68
68. Bertemu Mereka ...
69
69. Dikira Begal
70
70. Kenapa Begini ?
71
71. Proses Penjemputan
72
72. Ismail Kenapa ?
73
73. Keluarga Ghaib
74
74. Perpisahan
75
75. Penjelasan Kek Zuhri
76
76. Prashadi dan Artha Bertemu
77
77. Restu ...
78
78. Persiapan Kek Zuhri
79
79. Pertempuran Dua Saudara
80
80. Tak Akan Kembali
81
81. Cara Yang Pantas
82
82. Pengakuan Prashadi
83
83. Serangan Panji
84
84. Ketemu Mantan
85
85. Ga Diundang ?
86
86. Pesta Impian Artha
87
87. Adu Domba
88
88. Gagal Membujuk
89
89. Hasrat Kayla
90
90. Mencari Ari
91
91. Bersedia Membantu
92
92. Rumah Pengobatan ?
93
93. Orang Dalam Foto ...
94
94. Kembang Orang Mati
95
95. Peristiwa Ghaib ?
96
96. Menjenguk Kayla
97
97. Menepi ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!