Setelah kematian pak Limo dan istrinya, suasana kampung terasa mencekam. Saat menjelang Maghrib, semua orang mulai masuk ke dalam rumah, menutup pintu dan berdiam di rumah hingga fajar. Setelah matahari terbit, baru lah mereka kembali beraktifitas di luar rumah seperti biasa.
Suasana seperti itu membuat Artha tak nyaman. Dia khawatir dengan keselamatan Prashadi yang belakangan sering tiba di rumah usai adzan Maghrib berkumandang. Padatnya pekerjaan lah yang membuat Prashadi pulang terlambat. Dan itu artinya suasana kampung saat Prashadi melintas benar-benar sepi. Artha yakin tak akan ada seorang pun yang keluar jika suatu saat sang suami memerlukan bantuan.
" Kamu ga usah khawatir, Aku bisa jaga diri kok. Kamu ga lupa kan siapa Suamimu ini," kata Prashadi sambil mengunyah makanan yang disiapkan Artha untuknya.
" Ck, bukan begitu Mas. Gimana kalo tiba-tiba ban motor Kamu kempes ?. Jangankan bengkel, orang aja pada tutup pintu. Padahal jarak dari gerbang kampung ke rumah ini kan lumayan jauh," sahut Artha gusar.
" Abis mau gimana lagi. Kalo itu terjadi, mau ga mau ya Aku jalan kaki ke rumah. Gampang kan ...?" kata Prashadi dengan santai.
" Iya sih. Ngomong-ngomong gimana suasana di mushola Mas. Apa sepi juga ?" tanya Artha.
" Sebelas dua belas Sayang, bisa dibilang hampir sepi juga. Apalagi tiap abis sholat, semua orang langsung balik kanan. Biasanya kan masih salaman, basa-basi dan ngobrol sebentar tuh sambil nunggu adzan Isya. Tapi sekarang mah semua langsung ngacir setelah selesai salam," sahut Prashadi sambil tertawa.
Artha pun ikut tertawa lalu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulut Prashadi.
Sementara itu di rumah pak Limo sedang terjadi perdebatan antara Lastri dan sanak saudaranya. Rupanya Lastri bersikukuh ingin pulang ke kota setelah selamatan tujuh hari meninggalnya kedua orangtua mereka.
" Ga bisa begitu Las. Sesuai tradisi, Kamu harus nginep di sini sampe empat puluh hari kematian Bapak Ibumu. Setelah itu Kamu baru boleh pulang. Lagian kenapa Kamu maksa pulang sedangkan Suamimu aja ngijinin Kamu di sini kok," kata sepupu Lastri yang bernama Nur.
" Suamiku ngijinin karena ga enak sama keluarga Kita Nur," sahut Lastri.
" Ya itu artinya dia ngerti tata krama. Walau dia sendiri sebenernya butuh Kamu, tapi demi kemaslahatan orang banyak dia ngijinin Kamu tinggal di sini sampe empat puluh harian nanti," kata Nur sambil melirik kesal kearah Lastri.
" Tapi ...," ucapan Lastri terputus karena Nur memotong cepat.
" Jangan bilang Kamu nolak tinggal karena Harun, Las !" kata Nur lantang hingga mengejutkan Lastri dan semua anggota keluarga yang hadir.
" Apaan sih Kamu. Kenapa bawa-bawa Harun segala. Ini tentang Aku dan ga ada hubungannya sama dia !" sahut Lastri dengan mimik wajah tak suka.
" Masa sih ?. Aku kira Kamu ga betah karena ga suka ngeliat kemesraan Harun dan Istrinya beserta Anak-anak mereka," kata Nur sambil mencibir.
" Kamu ...!" lagi-lagi ucapan Lastri terputus saat sang paman melerai dengan suara lantang.
" Udah cukup !. Apa-apaan sih Kalian ?. Sekarang masih berkabung, kok bisa-bisanya ngebahas masalah yang ga penting kaya gitu. Kita di sini untuk musyawarah bukan berantem !" kata Nasar.
Entah karena lelah berdebat atau karena takut, Lastri dan Nur sama-sama terdiam. Dalam hati Lastri ingin sekali membantah ucapan Nur. Tapi saat menyadari tatapan mata semua anggota keluarga terus mengarah padanya, Lastri pun mengurungkan niatnya.
Beberapa saat kemudian Lastri pamit lalu masuk ke kamar untuk istirahat. Tapi sayangnya setiba di kamar Lastri justru tak bisa tidur. Dia berbaring dengan gelisah sambil sesekali melirik kearah jendela.
Setelah memastikan tak ada apa pun di sana, Lastri nampak menghela nafas lega. Lastri melakukan itu karena sejak kematian orangtuanya dia kerap dihantui sosok mereka. Dan malam ini Lastri berharap tak melihat sosok mereka lagi.
Lastri kembali memejamkan mata sambil terus mengingat perdebatannya dengan Nur tadi. Sebenarnya Lastri menolak tinggal hingga empat puluh harian karena merasa tak nyaman berada di rumah peninggalan orangtuanya itu. Lastri juga malu karena telah membuat tuduhan palsu pada tetangganya di pemakaman tempo hari.
" Lupain aja Las. Semua orang pasti maklum sama omonganmu waktu itu. Kan ga ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi," batin Lastri.
Usai membatin Lastri menoleh karena terkejut dengan suara daun jendela yang terbuka tiba-tiba. Suara berderak yang keras menandakan ada sesuatu yang besar yang memaksa masuk. Dan Lastri menjerit tertahan saat mengetahui sesuatu yang memaksa masuk itu adalah sosok kedua orangtuanya.
" Ba ... Bapak I ... Ibu ?!" kata Lastri dengan suara tercekat.
Tak ada jawaban. Kedua sosok orangtua itu hanya berdiri di luar jendela sambil menatap Lastri dengan tatapan menghiba. Perlahan pak Limo dan istrinya melambaikan tangan seolah meminta Lastri untuk mendekat.
Walau pun bukan pertama kali melihat sosok kedua orangtuanya itu, Lastri tetap merasa takut karena dia tahu mereka bukan manusia tapi hantu yang gentayangan.
Tubuh Lastri makin bergetar saat melihat seluruh permukaan kulit wajah pak Limo dan istrinya perlahan memucat, lalu menggelembung, pecah dan hancur seketika. Tak hanya kulit yang hancur, kedua bola mata mereka pun ikut terburai keluar. Darah berwarna kehitaman pun mengalir keluar bersama bau busuk yang menguar.
Melihat hal itu Lastri nampak bergidik jijik. Dengan cepat Lastri turun dari tempat tidur lalu berjalan kearah jendela. Kemudian dia menutup jendela dan menguncinya seolah tak ada apa pun di sana. Padahal saat itu sosok hantu yang mirip kedua orangtuanya sedang berdiri sambil menatap tajam kearahnya.
" Huuuff ... akhirnya. Tapi kenapa mereka terus menerus menghantui Aku ya. Jangan-jangan mereka tau sesuatu ?. Tapi mustahil, mereka kan udah meninggal," gumam Lastri gusar.
Setelahnya Lastri kembali berbaring. Sesaat kemudian Lastri pun tertidur pulas tanpa tahu jika dirinya masih diamati oleh arwah kedua orangtuanya itu.
\=\=\=\=\=
Kabar arwah pak Limo dan istrinya yang masih berkeliaran di kampung itu membuat warga gempar. Mereka pun berdatangan ke rumah pak Limo dan menuntut keluarganya untuk melakukan sesuatu. Diantara warga terlihat Rumi dan Artha. Mereka ikut karena penasaran dengan hasil tuntutan warga.
" Kami harus gimana lagi Pak. Kan Kami juga rutin kirim doa dan ngadain selamatan," sahut kerabat pak Limo yang masih bertahan di rumah itu untuk menemani Lastri.
" Mereka ganggu banget Mas, Anak-anak Saya sampe nangis semaleman gara-gara ketakutan," kata salah seorang warga.
" Bukan cuma itu. Penampilan Pak Limo dan Bu Limo tuh serem banget Mas. Mukanya hancur dan berdarah-darah," sela warga lainnya.
" Kalo mukanya hancur, artinya ga bisa dikenali dong. Terus darimana Kalian tau kalo itu Pak Limo ?" tanya Nasar.
" Udah pasti itu mereka. Karena semasa hidup, Pak Limo dan Istrinya kan selalu berduaan kemana-mana. Apalagi mereka meninggal di hari yang sama dan cuma beda beberapa jam aja," sahut warga.
Jawaban warga membuat Nasar bingung. Dia tak percaya kakaknya meninggal karena disantet, apalagi arwahnya gentayangan mengganggu warga kampung.
Melihat kebingungan di wajah sang paman Lastri hanya membisu. Semua orang mengira Lastri membisu karena masih malu dengan kejadian tempo hari di pemakaman.
Namun saat semua orang mengira bungkamnya Lastri karena tak ingin membuat suasana bertambah runyam, Artha justru melihat keanehan. Dia melihat Lastri tersenyum diam-diam seolah sedang menyembunyikan kebahagiaan di dalam hatinya.
Merasa dirinya diamati, Lastri pun menoleh hingga tatapannya dan Artha bertemu. Tapi dengan cepat Artha membuang tatapannya kearah lain.
" Kita pulang Tha ...," ajak Rumi tiba-tiba.
" Eh, kok pulang Mbak. Emang udahan demonya ?" tanya Artha.
" Udah. Pak Nasar nyuruh Kita pulang dan janji akan menyelesaikan urusan Pak Limo secepatnya," sahut Rumi sambil melangkah.
Artha pun mengangguk lalu mengekori Rumi. Saat tiba di rumah Artha terus memikirkan kejanggalan yang dilihatnya tadi.
Saat itu lah terdengar suara pintu diketuk. Artha bergegas membuka pintu namun kecewa karena tak mendapati siapa pun di balik pintu.
" Siapa sih. Iseng amat ...," gerutu Artha sambil menutup pintu.
Namun saat melirik ke jendela Artha menjerit karena melihat seraut wajah menyeramkan menempel di jendela dan sedang menatap kearahnya.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💎hart👑
rahasia apa yg disembunyikan Lastri?
2024-05-10
0
Maz Andy'ne Yulixah
Lastri mencurigakan🤨🤨
2024-03-25
1
Ali B.U
.next
.
2024-03-25
2