17. Didemo

Setelah kematian pak Limo dan istrinya, suasana kampung terasa mencekam. Saat menjelang Maghrib, semua orang mulai masuk ke dalam rumah, menutup pintu dan berdiam di rumah hingga fajar. Setelah matahari terbit, baru lah mereka kembali beraktifitas di luar rumah seperti biasa.

Suasana seperti itu membuat Artha tak nyaman. Dia khawatir dengan keselamatan Prashadi yang belakangan sering tiba di rumah usai adzan Maghrib berkumandang. Padatnya pekerjaan lah yang membuat Prashadi pulang terlambat. Dan itu artinya suasana kampung saat Prashadi melintas benar-benar sepi. Artha yakin tak akan ada seorang pun yang keluar jika suatu saat sang suami memerlukan bantuan.

" Kamu ga usah khawatir, Aku bisa jaga diri kok. Kamu ga lupa kan siapa Suamimu ini," kata Prashadi sambil mengunyah makanan yang disiapkan Artha untuknya.

" Ck, bukan begitu Mas. Gimana kalo tiba-tiba ban motor Kamu kempes ?. Jangankan bengkel, orang aja pada tutup pintu. Padahal jarak dari gerbang kampung ke rumah ini kan lumayan jauh," sahut Artha gusar.

" Abis mau gimana lagi. Kalo itu terjadi, mau ga mau ya Aku jalan kaki ke rumah. Gampang kan ...?" kata Prashadi dengan santai.

" Iya sih. Ngomong-ngomong gimana suasana di mushola Mas. Apa sepi juga ?" tanya Artha.

" Sebelas dua belas Sayang, bisa dibilang hampir sepi juga. Apalagi tiap abis sholat, semua orang langsung balik kanan. Biasanya kan masih salaman, basa-basi dan ngobrol sebentar tuh sambil nunggu adzan Isya. Tapi sekarang mah semua langsung ngacir setelah selesai salam," sahut Prashadi sambil tertawa.

Artha pun ikut tertawa lalu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulut Prashadi.

Sementara itu di rumah pak Limo sedang terjadi perdebatan antara Lastri dan sanak saudaranya. Rupanya Lastri bersikukuh ingin pulang ke kota setelah selamatan tujuh hari meninggalnya kedua orangtua mereka.

" Ga bisa begitu Las. Sesuai tradisi, Kamu harus nginep di sini sampe empat puluh hari kematian Bapak Ibumu. Setelah itu Kamu baru boleh pulang. Lagian kenapa Kamu maksa pulang sedangkan Suamimu aja ngijinin Kamu di sini kok," kata sepupu Lastri yang bernama Nur.

" Suamiku ngijinin karena ga enak sama keluarga Kita Nur," sahut Lastri.

" Ya itu artinya dia ngerti tata krama. Walau dia sendiri sebenernya butuh Kamu, tapi demi kemaslahatan orang banyak dia ngijinin Kamu tinggal di sini sampe empat puluh harian nanti," kata Nur sambil melirik kesal kearah Lastri.

" Tapi ...," ucapan Lastri terputus karena Nur memotong cepat.

" Jangan bilang Kamu nolak tinggal karena Harun, Las !" kata Nur lantang hingga mengejutkan Lastri dan semua anggota keluarga yang hadir.

" Apaan sih Kamu. Kenapa bawa-bawa Harun segala. Ini tentang Aku dan ga ada hubungannya sama dia !" sahut Lastri dengan mimik wajah tak suka.

" Masa sih ?. Aku kira Kamu ga betah karena ga suka ngeliat kemesraan Harun dan Istrinya beserta Anak-anak mereka," kata Nur sambil mencibir.

" Kamu ...!" lagi-lagi ucapan Lastri terputus saat sang paman melerai dengan suara lantang.

" Udah cukup !. Apa-apaan sih Kalian ?. Sekarang masih berkabung, kok bisa-bisanya ngebahas masalah yang ga penting kaya gitu. Kita di sini untuk musyawarah bukan berantem !" kata Nasar.

Entah karena lelah berdebat atau karena takut, Lastri dan Nur sama-sama terdiam. Dalam hati Lastri ingin sekali membantah ucapan Nur. Tapi saat menyadari tatapan mata semua anggota keluarga terus mengarah padanya, Lastri pun mengurungkan niatnya.

Beberapa saat kemudian Lastri pamit lalu masuk ke kamar untuk istirahat. Tapi sayangnya setiba di kamar Lastri justru tak bisa tidur. Dia berbaring dengan gelisah sambil sesekali melirik kearah jendela.

Setelah memastikan tak ada apa pun di sana, Lastri nampak menghela nafas lega. Lastri melakukan itu karena sejak kematian orangtuanya dia kerap dihantui sosok mereka. Dan malam ini Lastri berharap tak melihat sosok mereka lagi.

Lastri kembali memejamkan mata sambil terus mengingat perdebatannya dengan Nur tadi. Sebenarnya Lastri menolak tinggal hingga empat puluh harian karena merasa tak nyaman berada di rumah peninggalan orangtuanya itu. Lastri juga malu karena telah membuat tuduhan palsu pada tetangganya di pemakaman tempo hari.

" Lupain aja Las. Semua orang pasti maklum sama omonganmu waktu itu. Kan ga ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi," batin Lastri.

Usai membatin Lastri menoleh karena terkejut dengan suara daun jendela yang terbuka tiba-tiba. Suara berderak yang keras menandakan ada sesuatu yang besar yang memaksa masuk. Dan Lastri menjerit tertahan saat mengetahui sesuatu yang memaksa masuk itu adalah sosok kedua orangtuanya.

" Ba ... Bapak I ... Ibu ?!" kata Lastri dengan suara tercekat.

Tak ada jawaban. Kedua sosok orangtua itu hanya berdiri di luar jendela sambil menatap Lastri dengan tatapan menghiba. Perlahan pak Limo dan istrinya melambaikan tangan seolah meminta Lastri untuk mendekat.

Walau pun bukan pertama kali melihat sosok kedua orangtuanya itu, Lastri tetap merasa takut karena dia tahu mereka bukan manusia tapi hantu yang gentayangan.

Tubuh Lastri makin bergetar saat melihat seluruh permukaan kulit wajah pak Limo dan istrinya perlahan memucat, lalu menggelembung, pecah dan hancur seketika. Tak hanya kulit yang hancur, kedua bola mata mereka pun ikut terburai keluar. Darah berwarna kehitaman pun mengalir keluar bersama bau busuk yang menguar.

Melihat hal itu Lastri nampak bergidik jijik. Dengan cepat Lastri turun dari tempat tidur lalu berjalan kearah jendela. Kemudian dia menutup jendela dan menguncinya seolah tak ada apa pun di sana. Padahal saat itu sosok hantu yang mirip kedua orangtuanya sedang berdiri sambil menatap tajam kearahnya.

" Huuuff ... akhirnya. Tapi kenapa mereka terus menerus menghantui Aku ya. Jangan-jangan mereka tau sesuatu ?. Tapi mustahil, mereka kan udah meninggal," gumam Lastri gusar.

Setelahnya Lastri kembali berbaring. Sesaat kemudian Lastri pun tertidur pulas tanpa tahu jika dirinya masih diamati oleh arwah kedua orangtuanya itu.

\=\=\=\=\=

Kabar arwah pak Limo dan istrinya yang masih berkeliaran di kampung itu membuat warga gempar. Mereka pun berdatangan ke rumah pak Limo dan menuntut keluarganya untuk melakukan sesuatu. Diantara warga terlihat Rumi dan Artha. Mereka ikut karena penasaran dengan hasil tuntutan warga.

" Kami harus gimana lagi Pak. Kan Kami juga rutin kirim doa dan ngadain selamatan," sahut kerabat pak Limo yang masih bertahan di rumah itu untuk menemani Lastri.

" Mereka ganggu banget Mas, Anak-anak Saya sampe nangis semaleman gara-gara ketakutan," kata salah seorang warga.

" Bukan cuma itu. Penampilan Pak Limo dan Bu Limo tuh serem banget Mas. Mukanya hancur dan berdarah-darah," sela warga lainnya.

" Kalo mukanya hancur, artinya ga bisa dikenali dong. Terus darimana Kalian tau kalo itu Pak Limo ?" tanya Nasar.

" Udah pasti itu mereka. Karena semasa hidup, Pak Limo dan Istrinya kan selalu berduaan kemana-mana. Apalagi mereka meninggal di hari yang sama dan cuma beda beberapa jam aja," sahut warga.

Jawaban warga membuat Nasar bingung. Dia tak percaya kakaknya meninggal karena disantet, apalagi arwahnya gentayangan mengganggu warga kampung.

Melihat kebingungan di wajah sang paman Lastri hanya membisu. Semua orang mengira Lastri membisu karena masih malu dengan kejadian tempo hari di pemakaman.

Namun saat semua orang mengira bungkamnya Lastri karena tak ingin membuat suasana bertambah runyam, Artha justru melihat keanehan. Dia melihat Lastri tersenyum diam-diam seolah sedang menyembunyikan kebahagiaan di dalam hatinya.

Merasa dirinya diamati, Lastri pun menoleh hingga tatapannya dan Artha bertemu. Tapi dengan cepat Artha membuang tatapannya kearah lain.

" Kita pulang Tha ...," ajak Rumi tiba-tiba.

" Eh, kok pulang Mbak. Emang udahan demonya ?" tanya Artha.

" Udah. Pak Nasar nyuruh Kita pulang dan janji akan menyelesaikan urusan Pak Limo secepatnya," sahut Rumi sambil melangkah.

Artha pun mengangguk lalu mengekori Rumi. Saat tiba di rumah Artha terus memikirkan kejanggalan yang dilihatnya tadi.

Saat itu lah terdengar suara pintu diketuk. Artha bergegas membuka pintu namun kecewa karena tak mendapati siapa pun di balik pintu.

" Siapa sih. Iseng amat ...," gerutu Artha sambil menutup pintu.

Namun saat melirik ke jendela Artha menjerit karena melihat seraut wajah menyeramkan menempel di jendela dan sedang menatap kearahnya.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

💎hart👑

💎hart👑

rahasia apa yg disembunyikan Lastri?

2024-05-10

0

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Lastri mencurigakan🤨🤨

2024-03-25

1

Ali B.U

Ali B.U

.next

.

2024-03-25

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ngetest
2 2. Ketemu Artha
3 3. Kok Marah ...?
4 4. Penyebabnya Adalah ...
5 5. Pamit
6 6. Keanehan Pertama
7 7. Tradisi Kampung ?
8 8. Kemana Orang-orang ?
9 9. Saling Menuduh
10 10. Paham Kan ...?
11 11. Jangan Jam Empat !
12 12. Gara-gara Artha ?
13 13. Hantu Wanita Berkemben
14 14. Disantet
15 15. Didatangi Arwah
16 16. Kasian Harun ...
17 17. Didemo
18 18. Pengakuan ...
19 19. Selalu Diam
20 20. Batu Berhala
21 21. Resiko
22 22. Istri Berubah
23 23. Kena Guna - Guna
24 24. Diajak Ke Rumah
25 25. Kiriman Itu ...
26 26. Sesuatu Yang Lain
27 27. Siapa Mak Is ...?
28 28. Kenapa Artha ?
29 29. Ke Tempat Seharusnya
30 30. Titipan Obat
31 31. Artha Hilang !
32 32. Dimana Ini ?
33 33. Ga Kenal
34 34. Dikirimi Santet
35 35. Menyelamatkan Sari
36 36. Rahasia Erni
37 37. Mengejar Ki Warso
38 38. Pinjem Raga ?
39 39. Jadi Sosok Lain
40 40. Hantu Itu Ternyata ...
41 41. Meledak
42 42. Siuman Tapi ...
43 43. Doa Prashadi
44 44. Jangan Nengok Ke Belakang
45 45. Pesan Yang Sama
46 46. Lelah ...
47 47. Berkomunikasi
48 48. Ayuning
49 49. Dendam Ayuning
50 50. Bingung
51 51. Artha Pulang
52 52. Jangan-Jangan Artha ...
53 53. Ke Rumah Om Usman
54 54. Artha Kerasukan
55 55. Diserang Banaspati
56 56. Dikejar Mayat Hidup
57 57. Mendadak Nongol ?
58 58. Kampung Yang Hilang
59 59. Ga Ada ...!
60 60. Nama Aneh Dan Horror
61 61. Ki Warso Masih Hidup ?
62 62. Mulai Mengaji
63 63. Semua Panik
64 64. Mengamuk
65 65. Senjata Makan Tuan ?
66 66. Tentang Maaf
67 67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68 68. Bertemu Mereka ...
69 69. Dikira Begal
70 70. Kenapa Begini ?
71 71. Proses Penjemputan
72 72. Ismail Kenapa ?
73 73. Keluarga Ghaib
74 74. Perpisahan
75 75. Penjelasan Kek Zuhri
76 76. Prashadi dan Artha Bertemu
77 77. Restu ...
78 78. Persiapan Kek Zuhri
79 79. Pertempuran Dua Saudara
80 80. Tak Akan Kembali
81 81. Cara Yang Pantas
82 82. Pengakuan Prashadi
83 83. Serangan Panji
84 84. Ketemu Mantan
85 85. Ga Diundang ?
86 86. Pesta Impian Artha
87 87. Adu Domba
88 88. Gagal Membujuk
89 89. Hasrat Kayla
90 90. Mencari Ari
91 91. Bersedia Membantu
92 92. Rumah Pengobatan ?
93 93. Orang Dalam Foto ...
94 94. Kembang Orang Mati
95 95. Peristiwa Ghaib ?
96 96. Menjenguk Kayla
97 97. Menepi ...
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Ngetest
2
2. Ketemu Artha
3
3. Kok Marah ...?
4
4. Penyebabnya Adalah ...
5
5. Pamit
6
6. Keanehan Pertama
7
7. Tradisi Kampung ?
8
8. Kemana Orang-orang ?
9
9. Saling Menuduh
10
10. Paham Kan ...?
11
11. Jangan Jam Empat !
12
12. Gara-gara Artha ?
13
13. Hantu Wanita Berkemben
14
14. Disantet
15
15. Didatangi Arwah
16
16. Kasian Harun ...
17
17. Didemo
18
18. Pengakuan ...
19
19. Selalu Diam
20
20. Batu Berhala
21
21. Resiko
22
22. Istri Berubah
23
23. Kena Guna - Guna
24
24. Diajak Ke Rumah
25
25. Kiriman Itu ...
26
26. Sesuatu Yang Lain
27
27. Siapa Mak Is ...?
28
28. Kenapa Artha ?
29
29. Ke Tempat Seharusnya
30
30. Titipan Obat
31
31. Artha Hilang !
32
32. Dimana Ini ?
33
33. Ga Kenal
34
34. Dikirimi Santet
35
35. Menyelamatkan Sari
36
36. Rahasia Erni
37
37. Mengejar Ki Warso
38
38. Pinjem Raga ?
39
39. Jadi Sosok Lain
40
40. Hantu Itu Ternyata ...
41
41. Meledak
42
42. Siuman Tapi ...
43
43. Doa Prashadi
44
44. Jangan Nengok Ke Belakang
45
45. Pesan Yang Sama
46
46. Lelah ...
47
47. Berkomunikasi
48
48. Ayuning
49
49. Dendam Ayuning
50
50. Bingung
51
51. Artha Pulang
52
52. Jangan-Jangan Artha ...
53
53. Ke Rumah Om Usman
54
54. Artha Kerasukan
55
55. Diserang Banaspati
56
56. Dikejar Mayat Hidup
57
57. Mendadak Nongol ?
58
58. Kampung Yang Hilang
59
59. Ga Ada ...!
60
60. Nama Aneh Dan Horror
61
61. Ki Warso Masih Hidup ?
62
62. Mulai Mengaji
63
63. Semua Panik
64
64. Mengamuk
65
65. Senjata Makan Tuan ?
66
66. Tentang Maaf
67
67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68
68. Bertemu Mereka ...
69
69. Dikira Begal
70
70. Kenapa Begini ?
71
71. Proses Penjemputan
72
72. Ismail Kenapa ?
73
73. Keluarga Ghaib
74
74. Perpisahan
75
75. Penjelasan Kek Zuhri
76
76. Prashadi dan Artha Bertemu
77
77. Restu ...
78
78. Persiapan Kek Zuhri
79
79. Pertempuran Dua Saudara
80
80. Tak Akan Kembali
81
81. Cara Yang Pantas
82
82. Pengakuan Prashadi
83
83. Serangan Panji
84
84. Ketemu Mantan
85
85. Ga Diundang ?
86
86. Pesta Impian Artha
87
87. Adu Domba
88
88. Gagal Membujuk
89
89. Hasrat Kayla
90
90. Mencari Ari
91
91. Bersedia Membantu
92
92. Rumah Pengobatan ?
93
93. Orang Dalam Foto ...
94
94. Kembang Orang Mati
95
95. Peristiwa Ghaib ?
96
96. Menjenguk Kayla
97
97. Menepi ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!