Suara jeritan Hisyam membuat Artha dan Ari keluar dari kamar masing-masing. Mereka terkejut karena tak pernah mendengar suara jerit kemarahan sang ayah seperti itu.
" Ada apa Bund. Ayah kenapa ?!" tanya Ari sambil mendatangi kamar orangtuanya.
" Bukan apa-apa," sahut Ina datar tapi dengan wajah yang merah padam menahan marah.
" Kalo ga ada apa-apa kenapa Ayah teriak kaya gitu tadi ?" tanya Ari tak percaya.
" Bunda bilang gapapa ya artinya gapapa. Kenapa Kamu ga percaya dan kenapa masih di sini ?. Keluar sana !" kata Ina marah sambil membanting pintu.
Tentu saja ucapan sang bunda mengejutkan Ari. Dia segera mundur dan hampir menabrak Artha yang sedang berdiri di belakangnya.
" Ayah Bunda kenapa sih Kak ?" tanya Artha kemudian.
" Mana Aku tau. Harusnya Aku yang nanya kaya gitu, kan Bunda abis dari kamar Kamu tadi," sahut Ari gusar.
" Mungkin gara-gara ...," Artha sengaja menggantung ucapannya.
" Gara-gara apa ?" tanya Ari tak sabar.
" Gara-gara Orangtuanya Mas Pras," sahut Artha ragu.
" Maksudnya gimana nih. Emang kenapa sama Orangtuanya Pras ?" tanya Ari tak mengerti.
Kemudian Artha menceritakan apa yang terjadi di rumah orangtua Prashadi tadi. Tentang sikap Titik dan Supriyadi yang awalnya hangat tapi mendadak berubah saat dia menyebut nama orangtua mereka.
" Apa mereka kenal sama Ayah dan Bunda. Kalo reaksinya kaya gitu, jangan-jangan ada masalah yang belum selesai diantara mereka Tha ...," tebak Ari.
" Kayanya sih gitu Kak," sahut Artha sambil mengusap keningnya.
" Dan kalo itu benar, arti hubungan Kamu sama Pras bakal terancam Tha. Bisa-bisa Kalian disuruh putus," kata Ari.
Ucapan Ari mengejutkan sekaligus membuat Artha cemas.
" Ga harus gitu juga kali. Kan yang ada masalah mereka, bukan Aku sama Mas Pras," sahut Artha mencoba positif thinking.
" Iya tau. Tapi Kamu liat sendiri gimana reaksi mereka saat denger nama masing-masing. Itu adalah sebuah pertanda buruk Tha," kata Ari memanas-manasi.
Artha pun terdiam. Jujur dia tak siap jika harus berpisah dengan Prashadi. Dibandingkan dengan tiga mantan kekasihnya terdahulu, hanya dengan Prashadi lah Artha berani mempunyai mimpi tentang masa depan. Dan saat kata 'putus' membayangi langkahnya, Artha pun panik.
Kemudian Artha mulai berpikir dan mencari cara agar hubungannya dengan Prashadi tak berakhir.
Namun saat Artha masih memikirkan cara untuk lepas dari bayang-bayang kata putus, perintah tak terbantah diberikan Hisyam dan Ina. Dengan jelas dan tanpa basa-basi, keduanya meminta Artha mengakhiri hubungannya dengan Prashadi.
" Kenapa harus putus Yah ?. Aku sama Mas Prashadi ga ada masalah kok. Justru Kami lagi dalam mode akur dan bucin sekarang," kata Artha.
" Pokoknya kalo Ayah bilang ga boleh, ya artinya ga boleh Tha. Pokoknya Kamu dan Pras harus putus, titik !" kata Hisyam tegas.
" Aku ga mau !" sahut Artha.
" Artha !" panggil Hisyam lantang hingga membuat Ari dan Artha terkejut.
" Kamu harus nurut dan jangan mempermalukan dirimu sendiri Tha. Karena cepat atau lambat, Pras juga bakal mutusin Kamu atas perintah Orangtuanya itu. Daripada keduluan, lebih baik Kamu yang mutusin dia duluan," sela Ina setelah berhasil meredakan kemarahan suaminya.
Ucapan Ina tentu saja membuat Artha bingung. Artha kecewa karena dilibatkan dalam masalah yang tak pernah dia ketahui.
" Kasih Aku alasan kenapa harus putus sama Mas Pras Bund ...," pinta Artha sesaat kemudian.
Permintaan Artha membuat Hisyam dan Ina terdiam sambil saling menatap dengan tatapan tak terbaca. Nampaknya mereka juga bingung bagaimana cara memberi tahu apa yang terjadi.
Sementara itu di tempat lain, Prashadi sedang bersitegang dengan kedua orangtuanya. Ternyata Titik dan Supriyadi juga meminta Prashadi mengakhiri hubungannya dengan Artha.
" Tapi kenapa Pak, apa alasannya ?" tanya Prashadi tak mengerti.
" Kamu ga perlu tau alasannya Pras. Pokoknya Kamu nurut aja sama Bapak dan Ibu," sahut Supriyadi yang dijawab gelengan kepala oleh Prashadi.
" Maaf, Aku ga bisa menuhin keinginan Bapak. Aku terlanjur sayang sama Artha. Bahkan Aku berniat menikahinya nanti," sahut Prashadi.
" Kalo Kamu nekad menikahi perempuan itu, Kami ga akan merestui. Satu lagi, Kami juga ga akan menganggapnu Anak. Paham ?!" kata Supriyadi gusar.
Ucapan sang ayah membuat Prashadi tersenyum getir. Ini bukan kali pertama kedua orangtuanya menentang pilihannya.
" Kenapa sih Bapak sama Ibu jadi egois begini. Semua gadis yang Aku pilih selalu ditolak. Kurang ini lah, kurang itu lah. Begini lah, begitu lah. Kayanya Bapak dan Ibu ga mau Aku bahagia sama orang yang Aku sayangi," kata Prashadi dengan nada kecewa.
" Bukan begitu Pras. Kamu salah paham," sahut Titik.
" Salah paham gimana Bu. Kalo semua gadis yang Aku pacarin selalu ditolak, terus kapan Aku menikah. Bukannya Bapak sama Ibu selalu minta supaya Aku cepet-cepet nikah ?" tanya Prashadi.
" Kami tau. Kami janji akan carikan gadis lain yang lebih baik dari Artha nanti. Pokoknya sekarang Kamu putusin dia dulu ya Pras !" kata Titik.
" Alasannya Bu. Aku mau alasan yang jelas dan masuk akal biar Aku bisa mikir apa yang harus Aku bilang sama Artha nanti," sahut Prashadi putus asa.
Titik dan Supriyadi saling menatap sejenak kemudian mengangguk.
" Baik. Sekarang duduk dan dengarkan baik-baik apa yang bakal Bapak ceritain. Bapak harap setelah ini Kamu ga nanya lagi apa sebabnya Kami minta Kamu putusin Artha," kata Supriyadi.
Prashadi pun mengangguk lalu duduk di hadapan kedua orangtuanya. Panji yang kebetulan mendengar perdebatan orangtua dan kakaknya itu pun penasaran dan ikut bergabung untuk mendengarkan penjelasan sang bapak.
Setelah meneguk kopinya perlahan, Supriyadi pun mulai menceritakan asal muasal peristiwa yang membuatnya melarang Prashadi menjalin kasih dengan Artha.
Tiga puluh tahun yang lalu Supriyadi, Titik dan Hisyam adalah teman baik. Ketiganya tumbuh dan besar di lingkungan yang sama.
Karena terlalu sering bersama, maka tumbuh lah benih cinta diantara mereka yang sering disebut cinta segitiga. Hisyam mencintai Titik, namun sayangnya Titik justru mencintai Supriyadi begitu pun sebaliknya.
Mengetahui cintanya tak terbalas, Hisyam pun sakit hati dan memilih pergi menjauh. Semula Titik dan Hisyam tak tahu mengapa Hisyam pergi. Mereka mengira Hisyam pergi untuk mengejar cita-citanya di kota lain.
" Sering-sering berkabar ya Syam," pinta Titik kala itu.
" Untuk apa ?" tanya Hisyam.
" Kok untuk apa. Ya supaya Kami tau keberadaanmu dan kondisimu di sana. Aku dan Supriyadi kan temanmu. Bahkan Kita bertiga udah kaya sodara lho Syam," kata Titik mengingatkan.
" Sodara ya. Tapi kenapa Kalian tega menyakiti Aku ?" tanya Hisyam.
" Menyakiti gimana maksudmu Syam ?" tanya Titik tak mengerti.
" Aku tau Kalian pacaran sekarang. Dan Kamu, kenapa Kamu pilih dia padahal Aku yang jelas-jelas lebih peduli sama Kamu Tik ?. Di saat dia kaya dan makmur, dia ga pernah nganggep Kamu ada. Dia lebih tertarik sama perempuan lain di luar sana Tik. Cuma Aku yang ada di sampingmu dan menghiburmu waktu itu, inget kan ?. Tapi setelah dia bangkrut dan miskin, dia baru deketin Kamu. Itu karena Bapakmu orang kaya Tik. Supriyadi berharap, dengan mendekati Kamu maka Bapakmu itu bakal ngasih dia modal usaha. Apa sampe sini Kamu ga paham juga. Supri deketin Kamu cuma karena butuh uang Orangtuamu. Dia ga pernah cinta sama Kamu Tik !" kata Hisyam berapi-api.
" Cukup Syam !. Jangan fitnah Aku lagi. Aku sayang sama Titik. Yah, walau Aku akui baru belakangan ini Aku menyadarinya. Tapi gapapa. Lebih baik terlambat daripada ga sama sekali," kata Supriyadi tiba-tiba.
" Bagus, jadi Kamu mengakuinya kan ?. Sekarang gimana Tik, apa Kamu masih mau sama laki-laki ini. Inget, dia ga peduli sama Kamu dulu Tik. Dia bahkan ngeremehin Kamu dan membandingkan Kamu sama mantannya yang orang sebrang itu. Inget kan kalo Kamu juga nangis karena itu Tik ...!" kata Hisyam mencoba memprovokasi.
" Udah Syam. Jangan mencoba menghasut ku lagi. Aku tau semuanya dan Aku maafin Supri kok. Semua orang punya masa lalu, jadi lupain aja karena sekarang waktunya Kita liat ke depan. Satu hal yang perlu Kamu tau ya Syam, Supri udah janji mau membahagiakan Aku dan Aku percaya itu," sahut Titik mantap.
Jawaban Titik membuat Hisyam kecewa. Tanpa menoleh lagi Hisyam pun pergi meninggalkan Titik dan Supriyadi. Dan sejak saat itu hubungan ketiganya memburuk. Mereka saling memusuhi dan tak saling menyapa saat bertemu dimana pun.
Hal itu diperburuk dengan perselingkuhan ayah Supriyadi dengan kakak perempuan Hisyam. Supriyadi menuduh kakak Hisyam 'main belakang' agar bisa memikat ayahnya, sedangkan Hisyam menuduh ayah Supriyadi lah yang menggunakan ilmu hitam untuk membuat kakaknya jatuh hati.
Hisyam yang terlanjur dibalut amarah pun mendatangi rumah orangtua Supriyadi. Namun di jalan dia berpapasan dengan Supriyadi dan Titik. Kemudian terjadi lah perdebatan sengit diantara mereka.
" Bapakmu itu yang ga tau diri. Udah bau tanah bukannya tobat, eh malah ngincer daun muda. Emangnya otongnya masih sanggup memuaskan Kakakku ?!" kata Hisyam dengan nada mengejek.
" Bapakku pasti sanggup. Cuma masalahnya bukan Bapakku yang mengundang Kakakmu datang, tapi dia yang kegatel*an nyamperin Bapakku. Sebagai laki-laki normal, wajar aja Bapakku terpikat. Apalagi Kakakmu menawarkan tubuhnya untuk dicicipi sama Bapakku," sahut Supriyadi tak kalah pedas hingga membuat Hisyam meradang.
Kemudian perkelahian pun tak terelakkan. Titik yang mencoba melerai pun terkena imbasnya. Dia jatuh terperosok ke sawah yang ada di pinggir jalan hingga membuat kakinya cidera dan berdarah.
Melihat calon istrinya terluka, Supriyadi pun bertambah murka. Dia menyerang Hisyam membabi buta dan hampir membunuhnya. Beruntung warga yang berdatangan berhasil melerai keduanya.
Titik dan Hisyam pun dilarikan ke Rumah Sakit yang sama. Saat sedang menemani Titik berobat, Supriyadi mendengar kabar tak sedap. Kakak perempuan Hisyam ditemukan tewas di rumah kosong dalam kondisi tak berbusana. Bisa dipastikan kakak perempuan Hisyam diperk*sa sebelum dibunuh karena ditemukan sisa cairan sp*rm* laki-laki di sekitar jasadnya.
Yang membuat Supriyadi kesal karena keluarga Hisyam menuduh ibunya sebagai dalang pembunuhan itu. Padahal saat itu ibu Supriyadi sedang pulang kampung karena kecewa dengan isu perselingkuhan suaminya yang notabene adalah ayah kandung Supriyadi.
Hisyam yang saat itu sedang diobati pun menjerit histeris. Dia yakin kematian kakak perempuannya itu melibatkan orangtua Supriyadi.
" Dasar pasangan laknat. Yang laki-laki memperk*sa Kakakku, yang perempuan menyuruh orang membunuhnya. Aku bersumpah akan membalaskan rasa sakit ini. Dengar itu ba*gsat !" maki Hisyam sambil menatap marah kearah Supriyadi dan Titik.
Saat itu Supriyadi hanya membisu karena dia juga khawatir pada nasib kedua orangtuanya yang dijadikan tersangka oleh pihak kepolisian.
Namun Supriyadi bisa bernafas lega karena kedua orangtuanya terbukti tak bersalah.
Untuk mensyukuri kebebasan mereka, kedua orangtua Supriyadi pun menggelar syukuran. Bersamaan dengan itu mereka juga melamar Titik untuk menjadi calon menantu mereka.
Mendengar kabar itu Hisyam pun marah. Diam-diam dia menculik Titik dan menyekapnya. Hisyam juga hampir memperk*sa Titik.
" Aku mau Supriyadi merasakan apa yang keluargaku rasakan. Bagaimana rasanya jika calon Istrinya yang cantik ini aku nodai. Apa dia masih mau sama Kamu Tik," kata Hisyam sambil menatap Titik penuh minat.
" Jangan gila Kamu Syam !. Aku ga terlibat dalam masalah Kalian. Lagian bukan Bapaknya Supri yang memperk*sa Kakakmu tapi orang lain !" jerit Titik.
Dan di saat Hisyam hampir menyentuh Titik, Supriyadi pun datang. Dia berhasil menyelamatkan Titik sedangkan Hisyam digelandang ke kantor polisi.
" Begitu ceritanya Pras. Apa Kamu paham kenapa Bapak sama Ibu ga suka sama Artha ?. Bapaknya Artha itu hampir menodai Ibumu Pras !" kata Supriyadi gusar.
Prashadi pun terdiam tak percaya. Selama ini Prashadi mengenal Hisyam sebagai sosok yang bijak dan religius. Bagaimana mungkin orang seperti itu melakukan hal yang menjijikkan.
Sedangkan di tempat lain Artha justru mendengar cerita berbeda dari ayahnya. Cerita yang juga menguras emosi dan air mata hingga membuat Artha gamang.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💎hart👑
Oalah cinta segitiga tp siapa yg bunuh Kakanya Hisyam. misteri ,🤔
2024-04-05
1
Ali B.U
perlu di perbandingkan tu cerita kedua orang tua masing
lanjut
2024-03-23
2
Maz Andy'ne Yulixah
Gara2 kesalahan Orang tua mereka,Anak yang menjadi Korban,kasihan Prashadi sama Arta semoga orang tua kalian akan merestui teruslah berjuang buat kalian😌😌
2024-03-22
1