Tiba di teras rumah, Prashadi masih memikirkan bunga tujuh rupa yang dia lihat di sekeliling patung batu itu. Namun saat dia menceritakannya kepada Artha, sang istri justru memintanya melupakan apa yang dilihatnya tadi.
" Anggap aja Kamu ga liat apa-apa Mas. Ga usah komentar nanti malah jadi bumerang. Ga ikut campur urusan orang adalah pilihan terbaik buat Kita. Karena selain Kita orang baru di sini, Kita juga bukan siapa-siapa," kata Artha bijak.
Prashadi pun tersenyum mendengar ucapan Artha. Dia senang karena sang istri bisa berpikir positif di saat dia sendiri juga merasa takut.
" Ok, Aku setuju. Mulai sekarang, Kita lupain semuanya dan jalanin hidup Kita. Ga usah ikut campur urusan mereka kalo ga diminta. Begitu kan Sayang ...?" tanya Prashadi sambil menahan tangan Artha yang akan membuka pintu.
Artha pun menoleh lalu tersenyum sambil menganggukkan kepala.
" Iya Sayang ...," sahut Artha.
" Duh, senengnya ngeliat Kamu tersenyum kaya gini. Jadi berasa adeeemm ... banget di hati. Ini nih yang bikin Aku ga bisa move on dan berat banget waktu dipaksa ngelupain Kamu dulu," kata Prashadi sambil mencubit hidung Artha dengan gemas.
Artha pun meringis sambil menatap kesal kearah suaminya.
" Sakit Mas ...," rengek Artha sambil mendelik.
Prashadi pun tertawa mendengar rengekan manja Artha. Setelahnya Prashadi mengusap hidung Artha lalu merengkuh bahu Artha dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Tanpa Prashadi dan Artha sadari, aksi keduanya membuat seseorang yang mengamati sejak tadi tersenyum sinis.
\=\=\=\=\=
Hari sudah menunjukkan pukul sepuluh malam saat Sari baru saja usai menidurkan anak bungsunya di kamar. Sari tersentak kaget saat mendengar suara pintu rumah yang terbuka. Dia ketakutan karena saat itu hanya dia dan kedua anaknya yang ada di rumah sedangkan Harun belum kembali.
" Mas Harun. Apa itu Kamu Mas ?!" tanya Sari lantang.
" Iya Dek, ini Aku ...!" sahut Harun sambil memperlihatkan wajahnya di ambang pintu kamar.
" Syukur lah. Kirain siapa," kata Sari sambil tersenyum.
" Kenapa, takut yaa ...?" goda Harun.
" Ya iya lah. Gimana ga takut, satu hari kampung Kita kehilangan dua warganya sekaligus dengan cara ga wajar. Pasti sekarang arwah Pak Limo sama Istrinya itu lagi gentayangan sambil nyari siapa penyebab kematian mereka. Hiiiyy ...," sahut Sari sambil bergidik.
Melihat Sari yang gelisah membuat Harun iba lalu mendekat untuk menenangkannya.
" Mana mungkin mereka gentayangan sampe ke sini. Kan yang mereka cari ga ada di sini Dek. Kamu tenang aja ya," kata Harun sambil memeluk sang istri.
" Tetep aja Aku takut Mas. Kecuali ...," Sari sengaja menggantung ucapannya.
" Kecuali apa ?" tanya Harun.
" Kamu janji ga kemana-mana Mas. Tetep di rumah nemenin Aku sama Anak-anak," sahut Sari hingga membuat Harun tertawa.
" Ya ga bisa gitu dong Dek. Terus kerjaanku gimana ?. Masa Aku harus libur cuma gara-gara nemenin Kamu sama Anak-anak setiap hari. Emangnya Kita ga perlu makan ?. Padahal makan juga perlu dibeli pake uang," sahut Harun.
" Seminggu aja Mas. Kan waktu seremnya cuma seminggu," pinta Sari namun dijawab gelengan kepala oleh Harun.
" Ga bisa Dek," sahut Harun tegas hingga membuat sang istri mendengus kesal.
" Atau gini aja. Pagi sampe sore Kamu tetep kerja, tapi kalo udah Maghrib sampe besok paginya Kamu tetep di rumah dan ga usah kemana-mana lagi. Gimana Mas ?" tanya Sari sesaat kemudian.
Harun nampak berpikir sejenak kemudian mengangguk setuju. Dia tak mungkin bisa menentang keinginan Sari karena khawatir sang istri ngambek.
Harun ingat, dulu dia pernah mengabaikan permintaan Sari. Alhasil Sari pulang ke rumah orangtuanya karena takut dengan arwah gentayangan yang meneror warga di desa itu.
Waktu itu juga terjadi peristiwa yang mirip dengan musibah yang menimpa keluarga pak Limo. Bedanya yang meninggal bukan berasal dari satu keluarga seperti pak Limo dan istrinya, melainkan dua orang yang kebetulan bertetangga dekat.
Harun juga ingat bagaimana susahnya dia membujuk Sari untuk pulang setelah sepuluh hari bertahan di rumah mertuanya itu.
" Makasih ya Mas," kata Sari usai melihat suaminya mengangguk.
" Iya. Sekarang Aku ke kamar mandi dulu ya Dek. Mau buang air," kata Harun sambil melempar sarung yang dikenakannya ke wajah Sari.
" Ish, kebiasaan deh Kamu Mas !. Sarung ini kan kotor, kok bisa-bisanya dilempar ke mukaku sih !" sahut Sari lantang sambil melotot kearah suaminya.
Harun hanya tertawa lalu melangkah cepat ke kamar mandi. Tak lama kemudian terdengar suara air mengalir. Sari pun tersenyum lalu meletakkan sarung di tumpukan pakaian kotor. Setelahnya Sari kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Lima belas menit kemudian Harun keluar dari kamar mandi. Dia menggelengkan kepala melihat Sari yang sudah nyenyak di atas kasur.
" Ngomel segitu hebohnya, bilang takut lah, ini lah, itu lah. Eh, ga taunya bisa tidur juga," gumam Harun sambil tersenyum.
Harun pun menyelimuti tubuh istri dan anak bungsunya lalu keluar dari kamar. Dia menuju ruang tamu dan berniat menonton televisi.
Saat duduk sambil menonton berita malam di televisi, Harun mendengar suara aneh di luar rumah tepatnya di samping jendela. Harun mengabaikan suara itu dan tetap fokus melihat layar kaca di hadapannya.
Namun saat suara itu berganti dengan suara lirih yang memanggil namanya, Harun pun terkejut. Dia menoleh kearah jendela karena yakin dari sana lah suara itu berasal.
" Haruunnn ... Haruuunnnn ...,"
" Ck. Mau ngapain ke sini ?. Yang Kalian cari ga ada di sini !" sahut Harun dengan lantang.
Setelah mengucapkan kalimat itu Harun kembali fokus ke layar televisi. Namun sayangnya suara itu kembali terdengar bahkan seolah mendekat kearah Harun.
Dengan kesal Harun membanting remot televisi lalu bangkit dari duduknya dan melangkah ke jendela. Kemudian dengan kasar Harun membuka jendela rumah untuk melihat siapa yang telah mengusik ketenangannya tadi.
Harun pun mematung saat melihat Pak Limo dan istrinya berdiri di balik jendela. Wajah suami istri itu terlihat mengenaskan karena dipenuhi luka dan darah. Yang aneh karena luka-luka itu mirip luka lama yang kembali berdarah, mengeluarkan aroma busuk dan anyir.
Setelah berhasil menguasai diri, Harun pun bicara pada kedua sosok hantu yang mirip tetangganya itu.
" Mau apa lagi ?. Apa masih belum cukup Kalian menyakiti Aku dulu ?. Aku udah maafin Kalian kok, jadi jangan ke sini lah. Bukan Aku yang bikin Kalian kaya gini ...," kata Harun sambil menatap kearah lain karena tak sanggup menatap kedua sosok di depannya itu.
" To ... looonngg ...," kata sosok pak Limo menghiba.
" Ck, udah Aku bilang bukan Aku. Kenapa Kalian maksa juga sih ?!" kata Harun marah.
" Haruuunnn ...," panggil sosok istri pak Limo sambil mengulurkan tangannya kearah Harun.
Karena kesal dan takut disentuh oleh sosok mirip pak Limo dan istrinya itu, Harun pun menutup jendela dengan keras. Suara tertutupnya jendela membangunkan Sari. Dia pun bergegas keluar dari kamar untuk melihat apa yang terjadi. Dan dia sempat melihat pergerakan Harun yang menarik gorden jendela dengan kasar.
" Mas ...!" panggil Sari lantang hingga mengejutkan Harun.
" Ya ampun, kok ngagetin sih Dek ?!" kata Harun sambil menepuk dadanya untuk menetralkan detak jantungnya.
" Kamu yang ngagetin Aku Mas. Ngapain Kamu di jendela malam-malam begini. Liat apaan Mas ?!" tanya Sari tak sabar.
" Ga ngeliat apa-apa kok," sahut Harun sambil menjauh dari jendela.
" Kamu pasti bohong kan Mas ?" tanya Sari.
" Terserah Kamu mau percaya atau ga Dek," sahut Harun sambil duduk dan kembali mengamati berita di televisi.
" Itu ... itu pasti hantu Pak Limo dan Istrinya. Kalo mereka ke sini, artinya ... orang yang dia cari ada di sini. Dan orang itu pasti Kamu. Iya kan Mas ?" tanya Sari gusar.
Ucapan Sari membuat Harun kesal bukan kepalang. Dia kembali membanting remote televisi, bahkan hingga hancur, lalu menoleh kearah istrinya.
" Jadi Kamu nuduh Aku menyantet Pak Limo dan Istrinya Dek ?!" tanya Harun lantang.
" Aku ga maksud begitu. Tapi Kamu kan ...," Sari sengaja menggantung ucapannya saat melihat Harun berjalan cepat kearahnya.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💎hart👑
senyummu mengalihkan duniaku ya Pras🤭
2024-05-10
0
Ali B.U
next
2024-03-25
2
Guntar Nugraha
Semaaangaaaaaatttt.... ummiQu 💪💪💪👍🙏🙏
2024-03-17
2