19. Selalu Diam

Sebelum memulai ceritanya, Lastri nampak menghela nafas berkali-kali seolah ada sesak yang menghimpit dadanya.

" Kamu pasti udah denger cerita tentang Saya dan Harun. Saya yakin Hanah atau Rumi ga akan melewatkan cerita itu. Saya akui itu semua fakta. Dan Saya juga ga akan menyangkal kalo sampe hari ini Saya masih mencintai Harun," kata Lastri dengan suara bergetar.

Ada air yang menggenang di kedua mata Lastri saat mengatakan perasaannya. Dan Artha tahu Lastri sangat terluka saat itu. Karena iba, Artha pun mengulurkan tangannya lalu mengusap lengan Lastri dengan lembut. Merasa nyaman dengan tindakan Artha, Lastri pun tersenyum lalu melanjutkan ceritanya.

" Saya dan Suami Saya menikah karena dijodohkan. Saya sudah berusaha menerima pernikahan Kami, begitu pun dia. Tapi ternyata sulit Tha. Banyak hal yang ga cocok dan selalu jadi penyebab pertengkaran Kami. Dari hal sepele sampe yang besar ga pernah ketemu jalan tengahnya. Saya capek, Saya putus asa. Tapi tiap kali Saya ceritain gimana kondisi rumah tangga Saya, Bapak sama Ibu justru nyalahin Saya Tha. Mereka bilang Saya yang ga mau belajar mencintai Suami, terlalu banyak menuntut dan ga tau bersyukur," kata Lastri sambil mengusap matanya yang basah.

" Apa Suami Mbak Lastri suka melakukan kekerasan ?. Mmm ... maksud Saya, memukul atau menyakiti fisik Mbak Lastri mungkin ?" tanya Artha hati-hati.

" Sesekali kalo marahnya udah kelewatan, dia mencengkeram lengan Saya kaya gini Tha. Ga sakit sih, tapi kadang lebam aja. Kalo udah kaya gitu biasanya dia minta maaf terus pergi dari rumah. Apa itu termasuk kekerasan Tha, padahal Saya tau dia begitu gara-gara Saya," sahut Lastri sambil menunduk.

Artha terdiam karena bingung harus menjawab apa.

" Waktu Suami Mbak pergi, perasaan Mbak gimana ?" tanya Artha sesaat kemudian.

" Menyesal, sedih, marah. Pokoknya campur aduk Tha. Kalo udah kaya gitu biasanya Saya nangis. Saya jadi inget sama Harun. Karena selama Kami bersama, ga sekali pun Harun menyakiti Saya ...," sahut Lastri sambil tersenyum tipis.

" Maaf sebelumnya, tapi Mbak Lastri emang salah. Mbak ga boleh membandingkan Suami Mbak sama Mas Harun yang udah berkeluarga juga. Harusnya Mbak Lastri move on sama kaya yang Mas Harun lakukan. Mbak liat, Mas Harun sekarang bahagia sama Anak dan Istrinya. Harusnya Mbak Lastri juga bisa begitu dong," kata Artha.

" Saya ga bisa Tha. Saya ga terima ngeliat Harun bahagia sama orang lain. Harusnya dia bahagia cuma sama Saya !" sahut Lastri gusar.

Artha menghela nafas panjang mendengar jawaban Lastri. Dia paham bagaimana perasaan Lastri.

" Terus apa hubungannya sama santet yang Mbak kirimkan ke Orangtua Mbak ?" tanya Artha.

" Karena gara-gara mereka Saya kehilangan Harun !. Keegoisan dan kesombongan mereka membuat Harun terluka dan pergi. Mereka pikir Kami hanya bermain-main dengan perasaan Kami. Seenaknya aja mereka memutuskan hubungan Kami di saat Kami sudah punya banyak mimpi. Yang Saya sesalkan, kenapa ga dari awal mereka menentang hubungan Saya dan Harun. Apalagi setelah memaki dan mengusir Harun, mereka justru memilihkan laki-laki asing untuk Saya. Laki-laki kaku dan ga peka yang cuma bisa marah-marah setiap hari !" sahut Lastri berapi-api.

" Sabar Mbak ...," kata Artha sambil menoleh ke kanan dan ke kiri karena khawatir menarik perhatian orang.

" Biar Tha. Biar semua orang tau gimana jahatnya mereka. Selain memisahkan Saya dengan Harun, mereka juga membuat Saya ga bahagia !. Jadi ga salah kan kalo Saya santet mereka ?. Saya pergi ke dukun sakti, Saya minta dukun itu melakukan sesuatu supaya Bapak Ibu sakit. Bukan kah kalo mereka sakit, mereka ga bisa kemana-mana. Kalo udah kaya gitu mereka bakal butuh Saya untuk menemani mereka di rumah karena cuma Saya yang mau tinggal di sana. Dan itu artinya Saya juga ga perlu pulang ke rumah Suami Saya. Rumah yang bikin Saya ga betah karena dipenuhi amarah ...," kata Lastri sambil berlinang air mata.

Awalnya Artha tak ingin percaya dengan pengakuan Lastri. Tapi setelah Lastri menceritakan semuanya, akhirnya Artha pun percaya.

" Astaghfirullah aladziim ...," kata Artha sambil menggelengkan kepala.

" Iya Tha. Saya yang nyantet mereka, tapi Saya ga pernah bermaksud membunuh mereka ...," kata Lastri sambil mengusap air matanya.

" Jadi Kamu yang udah nyantet Pak Limo dan Istrinya hingga mereka meninggal tragis Las. Itu artinya Kamu juga yang udah bikin kampung ini jadi wingit !" kata seorang warga tiba-tiba.

Lastri dan Artha terkejut mendengar suara lantang seorang pria yang datang tiba-tiba itu. Dan saat mereka menoleh ke sumber suara, mereka makin terkejut karena melihat banyak warga yang bermunculan satu per satu dari balik pohon.

" Mbak, gimana nih ...," kata Artha cemas.

" Tenang aja Tha, Kamu aman kok. Karena mereka ngincer Saya bukan Kamu," sahut Lastri.

" Maksudnya ngincer gimana Mbak ?" tanya Artha.

" Pergi Tha ...," pinta Lastri sambil mendorong tubuh Artha agar menjauh darinya.

" Ga Mbak. Saya bakal di sini sama Kamu," sahut Artha sambil berusaha mendekati Lastri lagi.

Namun sayang langkah Artha terhenti karena seseorang menahan lengannya. Artha menoleh dan melihat Rumi mencengkeram lengannya sambil menggelengkan kepala sebagai isyarat agar Artha menjauh dari Lastri.

" Pergi lah Tha. Saya akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan Saya. Terima kasih karena sudah mau mendengar ...," kalimat Lastri terputus disusul tubuhnya yang merosot jatuh ke tanah.

Rupanya seorang pria yang diketahui sebagai kerabat pak Limo telah memukul tengkuk Lastri hingga wanita muda itu jatuh tak sadarkan diri.

Melihat hal itu Artha pun panik lalu mencoba menggapai Lastri. Namun Rumi dibantu warga menarik tubuh Artha agar tak menyentuh Lastri.

" Jangan Tha ...!" kata Rumi.

Sesaat kemudian kerabat pak Limo yang tadi memukul tengkuk Lastri pun bergegas menggendong tubuh Lastri lalu membawanya pergi meninggalkan tempat itu. Warga yang sejak tadi berkerumun pun mengikuti dari belakang.

" Dia mau dibawa kemana Mbak ?" tanya Artha.

" Pulang ke rumahnya. Kalo Kamu mau tau apa yang bakal terjadi, ayo ikut ...," sahut Rumi sambil berlalu.

" Sejak kapan Kalian di sana ?" tanya Artha sambil berusaha menyamakan langkahnya dengan Rumi.

" Sejak Kamu datang ke sana," sahut Rumi.

" Jadi Kalian memata-matai Saya ?" tanya Artha dengan mimik wajah tak suka.

" Ga usah berlebihan Tha. Sebenernya warga curiga saat ngeliat Lastri bertamu ke rumahmu tadi. Bukannya Kalian ga saling kenal ya ?" tanya Rumi.

" Oh itu. Mbak Lastri cuma ...," ucapan Artha terputus saat Rumi memotong cepat.

" Setelah Kamu keluar dari rumah, Mak Is ngasih tau warga kalo Kamu sama Lastri janjian di suatu tempat. Makanya Kami ngikutin Kamu tadi. Kami juga kaget waktu denger apa yang Kalian omongin. Kok bisa-bisanya Kamu dengerin pengakuan Lastri dengan santai. Apa Kamu ga takut Lastri bakal melukai Kamu karena menganggap Kamu adalah orang yang bakal membocorkan rahasianya ?" tanya Rumi sambil menatap Artha lekat.

" Saya ... Saya ga mikir ke sana Mbak," sahut Artha gugup.

" Dasar ceroboh. Lain kali jangan kaya gini ya Tha," kata Rumi setelah menghela nafas panjang.

Entah mengapa mendengar ucapan Rumi membuat sisi hati Artha menghangat. Dia tahu Rumi peduli padanya.

" Iya Mbak. Maaf ...," kata Artha sesaat kemudian.

" Ok, dimaafin. Sekarang ayo Kita liat apa yang bakal warga lakukan sama Lastri," ajak Rumi sambil menarik tangan Artha agar berjalan lebih cepat.

Artha pun mempercepat langkahnya mengikuti Rumi. Keduanya berhenti tepat di pekarangan rumah pak Limo yang saat itu sudah dipadati warga.

Di teras rumah terlihat paman Lastri yang bernama Nasar, suami Lastri, kakak Lastri dan beberapa kerabat. Wajah mereka terlihat tegang. Nampaknya mereka juga baru mendengar apa yang terjadi.

Tak lama kemudian, Lastri keluar dari dalam rumah dengan tubuh limbung. Tak seorang pun membantu, termasuk suami Lastri. Pria itu hanya menatap Lastri tanpa berkedip seolah siap meledakkan kemarahannya. Beruntung Lastri berhasil menggapai daun pintu. Dia pun bersandar di sana sambil memijit tengkuknya yang sakit.

" Jadi itu benar Lastri. Kamu yang telah menyantet Orangtuamu dan membuat mereka meninggal ga wajar ?!" tanya Nasar tak sabar.

" Iya ...," sahut Lastri lirih.

" Kenapa Kamu sekejam itu Lastri. Mereka Orangtuamu, yang melahirkan Kamu ke dunia ini, yang membesarkan Kamu, membiayai hidupmu ...," ucapan Nasar terputus karena Lastri memotong cepat.

" Sekaligus orang yang menghancurkan hidupku ...," sela Lastri ketus.

" Lastri !" panggil Nasar.

" Cukup Paman. Sekarang semua orang udah tau kalo Aku lah penyebab semuanya. Jadi sekarang, hukum Aku. Ayo hukum Aku seberat mungkin Paman !" tantang Lastri dengan suara lantang hingga membuat sang paman terdiam.

Melihat paman, suami, saudara dan kerabatnya membisu Lastri pun tersenyum.

" Begini lah Kalian saat melihat ketidak adilan di depan mata. Kalian diam saat Bapak dan Ibu menghancurkan hidupku. Kalian diam mengetahui Aku ga bahagia. Kalian juga diam saat Aku meminta bantuan. Dan sekarang Kalian diam saat Aku dituduh membunuh. Melihat Kalian yang egois ini membuatku muak. Jadi jangan salahkan Aku kalo Aku memperjuangkan kebahagiaanku dengan caraku sendiri ...!" jerit Lastri.

" Plaakkk ...!"

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Lastri hingga membuat wanita muda itu jatuh terhempas ke lantai.

Semua orang terkejut. Dan makin terkejut saat mengetahui siapa yang telah menampar Lastri tadi.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

💎hart👑

💎hart👑

sapa?

2024-05-10

0

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Apakah Bojone seng nampar🤔

2024-03-25

1

Ali B.U

Ali B.U

next

2024-03-25

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ngetest
2 2. Ketemu Artha
3 3. Kok Marah ...?
4 4. Penyebabnya Adalah ...
5 5. Pamit
6 6. Keanehan Pertama
7 7. Tradisi Kampung ?
8 8. Kemana Orang-orang ?
9 9. Saling Menuduh
10 10. Paham Kan ...?
11 11. Jangan Jam Empat !
12 12. Gara-gara Artha ?
13 13. Hantu Wanita Berkemben
14 14. Disantet
15 15. Didatangi Arwah
16 16. Kasian Harun ...
17 17. Didemo
18 18. Pengakuan ...
19 19. Selalu Diam
20 20. Batu Berhala
21 21. Resiko
22 22. Istri Berubah
23 23. Kena Guna - Guna
24 24. Diajak Ke Rumah
25 25. Kiriman Itu ...
26 26. Sesuatu Yang Lain
27 27. Siapa Mak Is ...?
28 28. Kenapa Artha ?
29 29. Ke Tempat Seharusnya
30 30. Titipan Obat
31 31. Artha Hilang !
32 32. Dimana Ini ?
33 33. Ga Kenal
34 34. Dikirimi Santet
35 35. Menyelamatkan Sari
36 36. Rahasia Erni
37 37. Mengejar Ki Warso
38 38. Pinjem Raga ?
39 39. Jadi Sosok Lain
40 40. Hantu Itu Ternyata ...
41 41. Meledak
42 42. Siuman Tapi ...
43 43. Doa Prashadi
44 44. Jangan Nengok Ke Belakang
45 45. Pesan Yang Sama
46 46. Lelah ...
47 47. Berkomunikasi
48 48. Ayuning
49 49. Dendam Ayuning
50 50. Bingung
51 51. Artha Pulang
52 52. Jangan-Jangan Artha ...
53 53. Ke Rumah Om Usman
54 54. Artha Kerasukan
55 55. Diserang Banaspati
56 56. Dikejar Mayat Hidup
57 57. Mendadak Nongol ?
58 58. Kampung Yang Hilang
59 59. Ga Ada ...!
60 60. Nama Aneh Dan Horror
61 61. Ki Warso Masih Hidup ?
62 62. Mulai Mengaji
63 63. Semua Panik
64 64. Mengamuk
65 65. Senjata Makan Tuan ?
66 66. Tentang Maaf
67 67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68 68. Bertemu Mereka ...
69 69. Dikira Begal
70 70. Kenapa Begini ?
71 71. Proses Penjemputan
72 72. Ismail Kenapa ?
73 73. Keluarga Ghaib
74 74. Perpisahan
75 75. Penjelasan Kek Zuhri
76 76. Prashadi dan Artha Bertemu
77 77. Restu ...
78 78. Persiapan Kek Zuhri
79 79. Pertempuran Dua Saudara
80 80. Tak Akan Kembali
81 81. Cara Yang Pantas
82 82. Pengakuan Prashadi
83 83. Serangan Panji
84 84. Ketemu Mantan
85 85. Ga Diundang ?
86 86. Pesta Impian Artha
87 87. Adu Domba
88 88. Gagal Membujuk
89 89. Hasrat Kayla
90 90. Mencari Ari
91 91. Bersedia Membantu
92 92. Rumah Pengobatan ?
93 93. Orang Dalam Foto ...
94 94. Kembang Orang Mati
95 95. Peristiwa Ghaib ?
96 96. Menjenguk Kayla
97 97. Menepi ...
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Ngetest
2
2. Ketemu Artha
3
3. Kok Marah ...?
4
4. Penyebabnya Adalah ...
5
5. Pamit
6
6. Keanehan Pertama
7
7. Tradisi Kampung ?
8
8. Kemana Orang-orang ?
9
9. Saling Menuduh
10
10. Paham Kan ...?
11
11. Jangan Jam Empat !
12
12. Gara-gara Artha ?
13
13. Hantu Wanita Berkemben
14
14. Disantet
15
15. Didatangi Arwah
16
16. Kasian Harun ...
17
17. Didemo
18
18. Pengakuan ...
19
19. Selalu Diam
20
20. Batu Berhala
21
21. Resiko
22
22. Istri Berubah
23
23. Kena Guna - Guna
24
24. Diajak Ke Rumah
25
25. Kiriman Itu ...
26
26. Sesuatu Yang Lain
27
27. Siapa Mak Is ...?
28
28. Kenapa Artha ?
29
29. Ke Tempat Seharusnya
30
30. Titipan Obat
31
31. Artha Hilang !
32
32. Dimana Ini ?
33
33. Ga Kenal
34
34. Dikirimi Santet
35
35. Menyelamatkan Sari
36
36. Rahasia Erni
37
37. Mengejar Ki Warso
38
38. Pinjem Raga ?
39
39. Jadi Sosok Lain
40
40. Hantu Itu Ternyata ...
41
41. Meledak
42
42. Siuman Tapi ...
43
43. Doa Prashadi
44
44. Jangan Nengok Ke Belakang
45
45. Pesan Yang Sama
46
46. Lelah ...
47
47. Berkomunikasi
48
48. Ayuning
49
49. Dendam Ayuning
50
50. Bingung
51
51. Artha Pulang
52
52. Jangan-Jangan Artha ...
53
53. Ke Rumah Om Usman
54
54. Artha Kerasukan
55
55. Diserang Banaspati
56
56. Dikejar Mayat Hidup
57
57. Mendadak Nongol ?
58
58. Kampung Yang Hilang
59
59. Ga Ada ...!
60
60. Nama Aneh Dan Horror
61
61. Ki Warso Masih Hidup ?
62
62. Mulai Mengaji
63
63. Semua Panik
64
64. Mengamuk
65
65. Senjata Makan Tuan ?
66
66. Tentang Maaf
67
67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68
68. Bertemu Mereka ...
69
69. Dikira Begal
70
70. Kenapa Begini ?
71
71. Proses Penjemputan
72
72. Ismail Kenapa ?
73
73. Keluarga Ghaib
74
74. Perpisahan
75
75. Penjelasan Kek Zuhri
76
76. Prashadi dan Artha Bertemu
77
77. Restu ...
78
78. Persiapan Kek Zuhri
79
79. Pertempuran Dua Saudara
80
80. Tak Akan Kembali
81
81. Cara Yang Pantas
82
82. Pengakuan Prashadi
83
83. Serangan Panji
84
84. Ketemu Mantan
85
85. Ga Diundang ?
86
86. Pesta Impian Artha
87
87. Adu Domba
88
88. Gagal Membujuk
89
89. Hasrat Kayla
90
90. Mencari Ari
91
91. Bersedia Membantu
92
92. Rumah Pengobatan ?
93
93. Orang Dalam Foto ...
94
94. Kembang Orang Mati
95
95. Peristiwa Ghaib ?
96
96. Menjenguk Kayla
97
97. Menepi ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!