10. Paham Kan ...?

Meski pun telah saling menjauh, namun Hisyam dan Supriyadi masih saling mengumbar kemarahan dengan kalimat-kalimat yang menyakitkan.

" Anakmu itu persis seperti Kau, ga punya tata krama dan sopan santun. Sudah Kusuruh menjauh dari Artha, eh malah dibawa kabur !" kata Hisyam lantang.

" Jangan menuduh tanpa bukti Hisyam. Siapa tau justru Anakmu lah yang merengek minta diajak pergi. Tapi Aku maklum kenapa dia begitu. Mana ada Anak yang tahan punya orangtua munafik seperti Kau !" sahut Supriyadi tak mau kalah.

Suara pertengkaran Hisyam dan Supriyadi juga terdengar oleh Titik yang saat itu sedang memasak di dapur. Titik bergegas mematikan kompor karena penasaran siapa orang yang memancing kemarahan suaminya. Namun saat mencapai ruang tamu Titik menghentikan langkahnya. Dia merasa tak nyaman melihat kehadiran Hisyam.

" Duh, kok malah pada ribut sih. Malu kan diliat orang. Aku ga mungkin ke sana, Bapaknya Mita pasti marah dan ngira Aku sengaja keluar buat nemuin Hisyam. Tapi kalo ga keluar, bisa-bisa omongan mereka malah ngaco kemana-mana nanti ...," gumam Titik gusar.

Tepat di saat Titik sedang kebingungan itu lah terdengar suara Pramita melengking tinggi melerai pertengkaran Hisyam dan Supriyadi.

" Berhenti semuanya !" jerit Pramita hingga mengejutkan Hisyam, Supriyadi, Ari dan Panji.

" Mita ...," panggil Supriyadi lirih.

" Kenapa malah ribut sih. Bisa kan diomongin baik-baik di dalam ?. Malu Pak ...," kata Pramita sambil menatap sang ayah lekat.

Ucapan Pramita membuat Supriyadi gugup. Dia juga melirik kearah menantunya yang saat itu tengah menatap kearahnya sambil tersenyum tipis.

" Ga perlu," sela Hisyam tiba-tiba.

Ucapan Hisyam membuat semua orang menoleh kearahnya.

" Kenapa Pak ?. Bukannya Bapak datang ke sini karena ada masalah ?. Kalo gitu, ayo Kita omongin bareng-bareng. Sambil ngopi kan enak," kata Pramita dengan suara lunak.

Namun Hisyam menggeleng cepat. Setelah menolak tawaran Pramita, Hisyam memberi isyarat kepada Ari agar pergi dari tempat itu secepatnya.

Ari pun hanya bisa mengangguk lalu melangkah menghampiri sang ayah. Saat melintas di depan Panji, Ari memberi isyarat gerakan tangan yang menandakan dia akan menghubungi nanti. Panji pun mengangguk mengiyakan.

Tak lama kemudian Ari melajukan motornya perlahan. Sebelum melaju, Ari sempat menoleh lalu menganggukkan kepala kearah Pramita dan suaminya. Keduanya nampak membalas anggukan kepala Ari dengan senyum tulus.

Setelah Hisyam dan Ari pergi, Supriyadi pun membalikkan tubuhnya lalu melangkah masuk ke dalam rumah. Panji, Pramita dan Heri pun mengekor di belakang.

Titik menyodorkan segelas air dan disambut cepat oleh Supriyadi. Semua orang menunggu Supriyadi menyelesaikan minumnya sambil terus mengamati ekspresi wajahnya.

" Ada apa Pak ?. Kenapa ribut-ribut di depan rumah. Malu kan diliat orang. Untung aja Bu Susilo telepon Aku, kalo ga pasti sampe sore Bapak masih ribut ...," kata Pramita.

" Bukan Bapak yang mulai Mit, dia duluan yang mulai. Datang-datang kok nuduh Pras bawa kabur Anaknya. Jelas aja Bapak ga terima !" sahut Supriyadi kesal.

" Bawa kabur Anaknya gimana sih Pak. Emangnya dia siapa ?" tanya Pramita.

" Itu Ayahnya Artha Mbak. Om Hisyam ...," sela Panji setengah berbisik.

" Oohh ... jadi itu yang namanya Om Hisyam, yang katanya musuh bebuyutan Bapak sama Ibu ?" tanya Pramita sambil menatap kedua orangtuanya bergantian.

Supriyadi dan Titik hanya membisu. Melihat sikap kedua mertuanya membuat Heri maklum. Dia pun memberi isyarat kepada Pramita agar tak menekan mereka dengan pertanyaan yang menyudutkan. Namun sayang Pramita menolak permintaan suaminya.

" Ga bisa Yah. Kalo Om Hisyam ke sini marah-marah sambil nuduh Pras bawa kabur Artha, itu artinya Artha juga minggat sama kaya Pras. Dan wajar kalo mereka nuduh kaya gitu karena sebelumnya kan Pras sama Artha pacaran. Bahkan Aku juga tau kalo Pras berencana menikahi Artha sebelum semuanya jadi kacau balau karena permusuhan Bapak Ibu sama orangtuanya Artha," kata Pramita.

Ucapan Pramita mengejutkan semua orang.

" Jangan-jangan mereka tetap berhubungan diam-diam di belakang Kita Pak ...," kata Titik tiba-tiba.

" Pasti Bu. Buktinya Hisyam ngamuk kaya gitu tadi. Tapi kok bisa ?. Bukannya selama ini Pras ga keberatan menjauhi Artha ya ...," kata Supriyadi.

" Iya Pak," sahut Titik.

" Mungkin Pras pura-pura menjauh dari Artha supaya Bapak Ibu ga ribut sama Om Hisyam. Tapi tanpa sepengetahuan Bapak Ibu, sebenarnya dia dan Artha justru menyusun rencana untuk kabur bareng dan ...," Pramita sengaja menggantung ucapannya hingga membuat semua orang penasaran.

" Dan apa ?" tanya Titik tak sabar.

" Dan menikah lah, apalagi emangnya. Kan ujung dari sebuah hubungan yang tulus emang menikah," sahut Pramita cuek.

Jawaban Pramita membuat Supriyadi dan Titik terkejut. Keduanya membisu dan mematung beberapa saat saking terkejutnya.

Melihat kedua orangtuanya yang 'shock' membuat Pramita iba. Dia pun mengakhiri pembicaraan lalu bangkit dari duduknya. Setelahnya dia mencium punggung tangan kedua orangtuanya itu diikuti Heri.

" Aku pulang dulu ya Bu. Kasian si kecil. Dia masih tidur waktu Aku tinggal ke sini tadi ...," kata Pramita.

" Iya ...," sahut Titik.

Panji pun mengantar Pramita dan Heri hingga keluar rumah. Tak lama kemudian terdengar suara deru motor Heri yang menjauh dari rumah.

" Ga usah dipikirin apa yang Mbak Mita bilang tadi Bu. Dia kan cuma nebak aja. Mana mungkin Mas Pras menikahi Artha, perempuan yang jelas-jelas ga direstui sama Bapak dan Ibu," kata Panji sambil melangkah menuju ke kamar.

Ucapan Panji ternyata cukup ampuh meredakan shock yang melanda Supriyadi dan Titik. Keduanya saling menatap sejenak lalu mengangguk mengiyakan ucapan anak bungsu mereka itu.

" Panji betul. Pras ga mungkin berani melanggar perintah Kita. Bukan kah selama ini Pras selalu nurut sama Kita Pak," kata Titik.

" Iya Bu. Mungkin Pras hanya ingin jauh dari Kita sebentar karena mau membuktikan sesuatu. Dia pasti pulang setelah cita-citanya terwujud. Lagian kalo emang bener Pras bawa kabur Artha, Kita ga rugi apa-apa Bu," kata Supriyadi sambil tersenyum penuh makna.

" Maksudnya gimana Pak ?" tanya Titik tak mengerti.

" Pras itu kan laki-laki, beda sama Artha. Kan ada pepatah yang bilang kalo pria melakukan banyak kesalahan dunia masih bisa tersenyum. Tapi kalo wanita melakukan satu kesalahan fatal, maka dunia bakal menangis. Ibu paham kan apa maksud Bapak ?" tanya Supriyadi.

Titik pun mengangguk karena paham kemana arah pembicaraan suaminya.

Panji yang tak sengaja mendengar ucapan orangtuanya itu pun ikut tersenyum. Meski tak mengerti namun Panji bahagia karena ketegangan yang sempat melanda rumah mereka tadi kini sudah berakhir.

\=\=\=\=\=

Jika di permukaan Supriyadi terlihat 'nrimo' dan bijaksana menyikapi kepergian anaknya, tapi di dalam hatinya hal bertentangan lah yang terjadi. Bahkan Supriyadi merencanakan hal buruk untuk menghancurkan Hisyam dan keluarganya.

Cara yang ditempuh Supriyadi sangat ekstrim. Karena selain melibatkan banyak orang untuk mencari Prashadi dan Artha, dia juga melibatkan praktisi ilmu hitam untuk melacak keberadaan mereka.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

💎hart👑

💎hart👑

oleng dah dia sampe pake cara gt

2024-04-27

0

Ali B.U

Ali B.U

next

2024-03-24

2

Ali B.U

Ali B.U

wih,wih,wih,! kok nyampai segitunya

2024-03-24

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ngetest
2 2. Ketemu Artha
3 3. Kok Marah ...?
4 4. Penyebabnya Adalah ...
5 5. Pamit
6 6. Keanehan Pertama
7 7. Tradisi Kampung ?
8 8. Kemana Orang-orang ?
9 9. Saling Menuduh
10 10. Paham Kan ...?
11 11. Jangan Jam Empat !
12 12. Gara-gara Artha ?
13 13. Hantu Wanita Berkemben
14 14. Disantet
15 15. Didatangi Arwah
16 16. Kasian Harun ...
17 17. Didemo
18 18. Pengakuan ...
19 19. Selalu Diam
20 20. Batu Berhala
21 21. Resiko
22 22. Istri Berubah
23 23. Kena Guna - Guna
24 24. Diajak Ke Rumah
25 25. Kiriman Itu ...
26 26. Sesuatu Yang Lain
27 27. Siapa Mak Is ...?
28 28. Kenapa Artha ?
29 29. Ke Tempat Seharusnya
30 30. Titipan Obat
31 31. Artha Hilang !
32 32. Dimana Ini ?
33 33. Ga Kenal
34 34. Dikirimi Santet
35 35. Menyelamatkan Sari
36 36. Rahasia Erni
37 37. Mengejar Ki Warso
38 38. Pinjem Raga ?
39 39. Jadi Sosok Lain
40 40. Hantu Itu Ternyata ...
41 41. Meledak
42 42. Siuman Tapi ...
43 43. Doa Prashadi
44 44. Jangan Nengok Ke Belakang
45 45. Pesan Yang Sama
46 46. Lelah ...
47 47. Berkomunikasi
48 48. Ayuning
49 49. Dendam Ayuning
50 50. Bingung
51 51. Artha Pulang
52 52. Jangan-Jangan Artha ...
53 53. Ke Rumah Om Usman
54 54. Artha Kerasukan
55 55. Diserang Banaspati
56 56. Dikejar Mayat Hidup
57 57. Mendadak Nongol ?
58 58. Kampung Yang Hilang
59 59. Ga Ada ...!
60 60. Nama Aneh Dan Horror
61 61. Ki Warso Masih Hidup ?
62 62. Mulai Mengaji
63 63. Semua Panik
64 64. Mengamuk
65 65. Senjata Makan Tuan ?
66 66. Tentang Maaf
67 67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68 68. Bertemu Mereka ...
69 69. Dikira Begal
70 70. Kenapa Begini ?
71 71. Proses Penjemputan
72 72. Ismail Kenapa ?
73 73. Keluarga Ghaib
74 74. Perpisahan
75 75. Penjelasan Kek Zuhri
76 76. Prashadi dan Artha Bertemu
77 77. Restu ...
78 78. Persiapan Kek Zuhri
79 79. Pertempuran Dua Saudara
80 80. Tak Akan Kembali
81 81. Cara Yang Pantas
82 82. Pengakuan Prashadi
83 83. Serangan Panji
84 84. Ketemu Mantan
85 85. Ga Diundang ?
86 86. Pesta Impian Artha
87 87. Adu Domba
88 88. Gagal Membujuk
89 89. Hasrat Kayla
90 90. Mencari Ari
91 91. Bersedia Membantu
92 92. Rumah Pengobatan ?
93 93. Orang Dalam Foto ...
94 94. Kembang Orang Mati
95 95. Peristiwa Ghaib ?
96 96. Menjenguk Kayla
97 97. Menepi ...
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Ngetest
2
2. Ketemu Artha
3
3. Kok Marah ...?
4
4. Penyebabnya Adalah ...
5
5. Pamit
6
6. Keanehan Pertama
7
7. Tradisi Kampung ?
8
8. Kemana Orang-orang ?
9
9. Saling Menuduh
10
10. Paham Kan ...?
11
11. Jangan Jam Empat !
12
12. Gara-gara Artha ?
13
13. Hantu Wanita Berkemben
14
14. Disantet
15
15. Didatangi Arwah
16
16. Kasian Harun ...
17
17. Didemo
18
18. Pengakuan ...
19
19. Selalu Diam
20
20. Batu Berhala
21
21. Resiko
22
22. Istri Berubah
23
23. Kena Guna - Guna
24
24. Diajak Ke Rumah
25
25. Kiriman Itu ...
26
26. Sesuatu Yang Lain
27
27. Siapa Mak Is ...?
28
28. Kenapa Artha ?
29
29. Ke Tempat Seharusnya
30
30. Titipan Obat
31
31. Artha Hilang !
32
32. Dimana Ini ?
33
33. Ga Kenal
34
34. Dikirimi Santet
35
35. Menyelamatkan Sari
36
36. Rahasia Erni
37
37. Mengejar Ki Warso
38
38. Pinjem Raga ?
39
39. Jadi Sosok Lain
40
40. Hantu Itu Ternyata ...
41
41. Meledak
42
42. Siuman Tapi ...
43
43. Doa Prashadi
44
44. Jangan Nengok Ke Belakang
45
45. Pesan Yang Sama
46
46. Lelah ...
47
47. Berkomunikasi
48
48. Ayuning
49
49. Dendam Ayuning
50
50. Bingung
51
51. Artha Pulang
52
52. Jangan-Jangan Artha ...
53
53. Ke Rumah Om Usman
54
54. Artha Kerasukan
55
55. Diserang Banaspati
56
56. Dikejar Mayat Hidup
57
57. Mendadak Nongol ?
58
58. Kampung Yang Hilang
59
59. Ga Ada ...!
60
60. Nama Aneh Dan Horror
61
61. Ki Warso Masih Hidup ?
62
62. Mulai Mengaji
63
63. Semua Panik
64
64. Mengamuk
65
65. Senjata Makan Tuan ?
66
66. Tentang Maaf
67
67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68
68. Bertemu Mereka ...
69
69. Dikira Begal
70
70. Kenapa Begini ?
71
71. Proses Penjemputan
72
72. Ismail Kenapa ?
73
73. Keluarga Ghaib
74
74. Perpisahan
75
75. Penjelasan Kek Zuhri
76
76. Prashadi dan Artha Bertemu
77
77. Restu ...
78
78. Persiapan Kek Zuhri
79
79. Pertempuran Dua Saudara
80
80. Tak Akan Kembali
81
81. Cara Yang Pantas
82
82. Pengakuan Prashadi
83
83. Serangan Panji
84
84. Ketemu Mantan
85
85. Ga Diundang ?
86
86. Pesta Impian Artha
87
87. Adu Domba
88
88. Gagal Membujuk
89
89. Hasrat Kayla
90
90. Mencari Ari
91
91. Bersedia Membantu
92
92. Rumah Pengobatan ?
93
93. Orang Dalam Foto ...
94
94. Kembang Orang Mati
95
95. Peristiwa Ghaib ?
96
96. Menjenguk Kayla
97
97. Menepi ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!