8. Kemana Orang-orang ?

Hari itu dilewati Artha dengan perasaan tak menentu. Artha merasa bahagia karena bisa menikahi pria yang dia cintai dan hidup berdua dengannya. Namun bersamaan dengan itu dia juga merasa tak nyaman dengan 'aturan' di lingkungan tempat tinggalnya yang baru.

Prashadi yang baru saja memperbaiki engsel jendela kamar yang rusak pun nampak berdiri sesaat di ambang pintu kamar sambil menatap Artha. Dalam hati Prashadi merasa iba melihat kondisi Artha yang berbeda dari biasanya. Karena Prashadi mengenal Artha sebagai sosok yang periang dan tahan banting.

Prashadi tahu saat ini istrinya masih perlu beradaptasi dengan semua hal di hidup mereka. Dengan status mereka yang baru sebagai suami istri, juga dengan tempat tinggal dan suasana yang baru.

Setelah menghela nafas panjang, perlahan Prashadi menghampiri Artha yang sedang duduk melamun di ruang tamu.

" Mikirin apa sih Sayang, kok malah bengong di sini ?" tegur Prashadi sambil merengkuh sang istri dari belakang.

" Eh, Kamu Mas," sahut Artha sambil mendongakkan kepalanya dan tersenyum.

" Mikirin apa ?" ulang Prashadi.

" Ga mikirin apa-apa ...," sahut Artha dengan enggan.

" Bohong ...," kata Prashadi sambil menatap Artha dengan lekat.

" Ck, ngapain bohong," sahut Artha sambil membuang pandangannya kearah lain.

Ucapan Artha membuat Prashadi tersenyum lalu mengusak rambut Artha dengan sayang.

" Meski pun hubungan Kita belum lama, tapi Aku cukup kenal sama karakter dan sifat Kamu lho Sayang ...," kata Prashadi mengingatkan hingga membuat Artha tak enak hati.

" Maksud Kamu apa sih Mas ?" tanya Artha pura-pura tak tahu.

" Maksud Aku, Kamu yang kaya gini tuh biasanya kan karena lagi fokus mikirin sesuatu. Aku bener kan Sayang ?" tanya Prashadi.

Pertanyaan Prashadi justru membuat Artha tertawa.

" Bahasamu berbelit-belit Mas. Bilang aja kalo Aku lagi melamun," kata Artha sambil tertawa.

Prashadi pun ikut tertawa. Dia senang melihat Artha tertawa.

" Aku gapapa kok Mas. Mungkin kecapean, makanya jadi kaya gini deh ...," sahut Artha sesaat kemudian.

" Yakin ?" tanya Prashadi tak percaya.

" Yakin dong Sayang ...," sahut Artha sambil mendaratkan kecupan lembut di pipi sang suami.

Kecupan Artha membuat Prashadi tersenyum. Prashadi pun mendekatkan wajahnya ke wajah Artha karena ingin membalas kecupannya tadi. Namun hal itu urung dilakukan karena suara gaduh di luar rumah.

Tanpa aba-aba Prashadi dan Artha pun bangkit lalu bergegas keluar rumah.

Di depan rumah, terlihat orang-orang berkerumun. Kemudian mereka menepi lalu berbaris rapi seolah sedang menunggu sesuatu. Artha yang penasaran pun sudah bersiap membuka mulut untuk bertanya, namun tepukan lembut Prashadi di punggungnya membuat Artha menoleh.

" Ada apa Mas ?" tanya Artha.

Prashadi menyilangkan jari telunjuknya di depan bibir sambil memberi isyarat agar Artha menatap ke ujung jalan.

Artha pun mengikuti arah yang ditunjuk Prashadi lalu mengangguk tanda mengerti.

" Ayo Kita gabung sama mereka ...," ajak Prashadi setengah berbisik.

" Iya Mas ...," sahut Artha sambil mengekori suaminya.

Kemudian Prashadi dan Artha bergabung bersama warga yang berdiri di pinggir jalan. Warga yang melihat kehadiran mereka pun tersenyum lalu bergeser untuk memberi ruang kepada Prashadi dan istrinya.

Tak lama kemudian sesuatu yang ditunggu itu pun hadir. Rupanya itu adalah iring-iringan pengantar jenasah. Keranda jenasah nampak diusung oleh beberapa pria berpakaian khusus. Sedangkan Kadir dan istrinya sebagai orangtua jenasah nampak berjalan paling depan. Kesedihan jelas terlihat di wajah keduanya. Meski berusaha tegar namun semua orang tahu bagaimana perasaan Kadir dan istrinya saat itu. Istri Kadir berkali-kali mengusap air matanya dengan ujung selendang yang tersampir di bahunya sambil mengangguk mengiyakan ucapan suaminya.

Semua orang pun membisu dan menundukkan kepala saat rombongan pengantar jenazah itu melintas di hadapan mereka.

Jika semua orang menundukkan kepala, tapi tidak dengan Prashadi dan Artha. Keduanya justru mengamati pergerakan rombongan di hadapannya dengan intens.

Salah seorang pengusung keranda jenasah nampak mengedipkan mata seolah ingin memberi isyarat kepada Prashadi dan istrinya agar menundukkan pandangan. Namun sayang usahanya sia-sia karena Prashadi dan Artha sama sekali tak menatap kearahnya.

Prashadi dan Artha nampak sedikit bingung saat menyadari iringan pengantar jenasah itu 'terlalu panjang' seolah tak akan pernah habis. Mereka mengira hal itu disebabkan keluarga jenasah adalah keluarga terpandang. Hal itu menjadi wajar jika para kerabat ikut menunjukkan bela sungkawanya dengan cara mengantar jenasah hingga ke pemakaman.

Namun tiba-tiba Prashadi dan Artha tersentak saat mendengar suara Mak Is yang memanggil nama mereka berulangkali.

" Mas Pras, Mbak Artha ...!" panggil Mak Is sekali lagi sambil menyentuh lengan Prashadi dan Artha bersamaan.

" Astaghfirullah aladziim. I ... iya Mak. Ada apa, eh maksud Saya kenapa Mak ...?" tanya Prashadi gugup.

Pertanyaan Prashadi membuat Mak Is menggelengkan kepala. Dia yakin sesuatu telah terjadi pada pasangan suami istri di hadapannya itu.

" Kalian ngapain di sini ?" tanya Mak Is.

" Kami lagi ngeliatin ... eh, kok sepi. Kemana orang-orang Mak ?" tanya Prashadi sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

" Orang-orang yang mana Mas ?" tanya Mak Is.

" Orang sini lah. Maksud Saya, warga kampung sini Mak. Bukannya tadi mereka masih di sini ya ...?" tanya Prashadi bingung.

" Masih di sininya tuh jam berapa Mas ?. Sekarang coba liat, langit udah gelap tuh. Artinya udah mau malam kan ?. Terus kenapa Kalian masih berdiri di sini ?. Apa Kalian ga mau masuk dan terus berdiri di sini sampe Maghrib ?" tanya Mak Is.

Ucapan Mak Is tentu saja mengejutkan Prashadi dan Artha. Keduanya mendongakkan kepala dan terkejut melihat langit yang mulai gelap pertanda malam akan segera tiba.

" Lho kok begini Mas ?!" tanya Artha panik sambil memeluk lengan Prashadi dengan erat.

" Aku juga ga tau Sayang. Kayanya ada yang ga beres. Tadi Kita kan berdiri di sini bareng sama orang-orang. Tapi kok sekarang tinggal Kita aja. Terus kemana mereka. Dan kenapa ga bilang kalo iringan pengantar jenasah udah selesai," sahut Prashadi sambil mengusap wajahnya.

" Udah-udah jangan ribut lagi. Sekarang sebaiknya Kalian masuk ke dalam rumah ya. Jangan lupa basuh tangan, kaki dan muka biar sesuatu yang mengikuti Kalian pergi," kata Mak Is sambil melangkah lebih dulu menuju ke dalam rumah.

" Sesuatu apa Mak ?" tanya Artha penasaran sambil mengekori Mak Is.

Tiba-tiba Mak Is menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Artha yang masih mengikutinya. Artha pun refleks menghentikan langkahnya karena jalannya terhalang tubuh Mak Is.

" Bisa kan sekali-kali ga usah banyak tanya ?. Ikutin aja apa yang Saya bilang dan ga usah tanya macam-macam. Misalnya kenapa, ada apa, kok bisa, dan seterusnya. Bisa kan ...?" tanya Mak Is sambil menatap Artha lekat.

Merasa tertantang, Artha pun balas menatap kedua mata Mak Is tanpa mengiyakan permintaan wanita sepuh itu.

" Kalo ada sesuatu yang ga sesuai, pasti Saya tanya dong Mak. Apalagi Saya orang baru di sini dan ga tau apa-apa soal kampung ini. Wajar Saya tanya karena Saya ga mau terjadi sesuatu yang buruk," sahut Artha cepat.

" Tapi ga selamanya pertanyaan Kamu harus dijawab dan punya jawaban Mbak Artha," kata Mak Is gusar.

" Kenapa begitu Mak ?. Mak tinggal jelasin aja kok dan ...," ucapan Artha terputus karena Prashadi memotong cepat.

" Maafin Istri Saya ya Mak. Saya janji lain kali Kami ga akan kaya gini lagi deh," kata Prashadi sambil menarik Artha ke dalam pelukannya.

Ucapan Prashadi membuat Mak Is senang tapi tidak dengan Artha. Saat Mak Is mengomentari ucapan Prashadi, saat itu pula Artha membuang tatapannya kearah lain sambil berdecak kesal.

" Baik lah Mas. Saya ga akan perpanjang urusan sepele ini. Sekarang Kita masuk yuk," ajak Mak Is sambil tersenyum.

" Iya Mak ...," sahut Prashadi sambil tersenyum.

Kemudian Prashadi menggamit tangan Artha lalu membawanya melangkah dan masuk ke dalam rumah. Meski benaknya penuh dengan berbagai pertanyaan, namun Prashadi memilih bungkam sambil terus memikirkan keanehan yang dialaminya tadi.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Ulun Jhava

Ulun Jhava

Kadang diam itu emas artha justru rasa penasaran yg berlebihan bs membawa petaka

2024-04-09

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Mulai Aneh🤔

2024-03-25

1

Ali B.U

Ali B.U

next.

2024-03-24

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ngetest
2 2. Ketemu Artha
3 3. Kok Marah ...?
4 4. Penyebabnya Adalah ...
5 5. Pamit
6 6. Keanehan Pertama
7 7. Tradisi Kampung ?
8 8. Kemana Orang-orang ?
9 9. Saling Menuduh
10 10. Paham Kan ...?
11 11. Jangan Jam Empat !
12 12. Gara-gara Artha ?
13 13. Hantu Wanita Berkemben
14 14. Disantet
15 15. Didatangi Arwah
16 16. Kasian Harun ...
17 17. Didemo
18 18. Pengakuan ...
19 19. Selalu Diam
20 20. Batu Berhala
21 21. Resiko
22 22. Istri Berubah
23 23. Kena Guna - Guna
24 24. Diajak Ke Rumah
25 25. Kiriman Itu ...
26 26. Sesuatu Yang Lain
27 27. Siapa Mak Is ...?
28 28. Kenapa Artha ?
29 29. Ke Tempat Seharusnya
30 30. Titipan Obat
31 31. Artha Hilang !
32 32. Dimana Ini ?
33 33. Ga Kenal
34 34. Dikirimi Santet
35 35. Menyelamatkan Sari
36 36. Rahasia Erni
37 37. Mengejar Ki Warso
38 38. Pinjem Raga ?
39 39. Jadi Sosok Lain
40 40. Hantu Itu Ternyata ...
41 41. Meledak
42 42. Siuman Tapi ...
43 43. Doa Prashadi
44 44. Jangan Nengok Ke Belakang
45 45. Pesan Yang Sama
46 46. Lelah ...
47 47. Berkomunikasi
48 48. Ayuning
49 49. Dendam Ayuning
50 50. Bingung
51 51. Artha Pulang
52 52. Jangan-Jangan Artha ...
53 53. Ke Rumah Om Usman
54 54. Artha Kerasukan
55 55. Diserang Banaspati
56 56. Dikejar Mayat Hidup
57 57. Mendadak Nongol ?
58 58. Kampung Yang Hilang
59 59. Ga Ada ...!
60 60. Nama Aneh Dan Horror
61 61. Ki Warso Masih Hidup ?
62 62. Mulai Mengaji
63 63. Semua Panik
64 64. Mengamuk
65 65. Senjata Makan Tuan ?
66 66. Tentang Maaf
67 67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68 68. Bertemu Mereka ...
69 69. Dikira Begal
70 70. Kenapa Begini ?
71 71. Proses Penjemputan
72 72. Ismail Kenapa ?
73 73. Keluarga Ghaib
74 74. Perpisahan
75 75. Penjelasan Kek Zuhri
76 76. Prashadi dan Artha Bertemu
77 77. Restu ...
78 78. Persiapan Kek Zuhri
79 79. Pertempuran Dua Saudara
80 80. Tak Akan Kembali
81 81. Cara Yang Pantas
82 82. Pengakuan Prashadi
83 83. Serangan Panji
84 84. Ketemu Mantan
85 85. Ga Diundang ?
86 86. Pesta Impian Artha
87 87. Adu Domba
88 88. Gagal Membujuk
89 89. Hasrat Kayla
90 90. Mencari Ari
91 91. Bersedia Membantu
92 92. Rumah Pengobatan ?
93 93. Orang Dalam Foto ...
94 94. Kembang Orang Mati
95 95. Peristiwa Ghaib ?
96 96. Menjenguk Kayla
97 97. Menepi ...
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Ngetest
2
2. Ketemu Artha
3
3. Kok Marah ...?
4
4. Penyebabnya Adalah ...
5
5. Pamit
6
6. Keanehan Pertama
7
7. Tradisi Kampung ?
8
8. Kemana Orang-orang ?
9
9. Saling Menuduh
10
10. Paham Kan ...?
11
11. Jangan Jam Empat !
12
12. Gara-gara Artha ?
13
13. Hantu Wanita Berkemben
14
14. Disantet
15
15. Didatangi Arwah
16
16. Kasian Harun ...
17
17. Didemo
18
18. Pengakuan ...
19
19. Selalu Diam
20
20. Batu Berhala
21
21. Resiko
22
22. Istri Berubah
23
23. Kena Guna - Guna
24
24. Diajak Ke Rumah
25
25. Kiriman Itu ...
26
26. Sesuatu Yang Lain
27
27. Siapa Mak Is ...?
28
28. Kenapa Artha ?
29
29. Ke Tempat Seharusnya
30
30. Titipan Obat
31
31. Artha Hilang !
32
32. Dimana Ini ?
33
33. Ga Kenal
34
34. Dikirimi Santet
35
35. Menyelamatkan Sari
36
36. Rahasia Erni
37
37. Mengejar Ki Warso
38
38. Pinjem Raga ?
39
39. Jadi Sosok Lain
40
40. Hantu Itu Ternyata ...
41
41. Meledak
42
42. Siuman Tapi ...
43
43. Doa Prashadi
44
44. Jangan Nengok Ke Belakang
45
45. Pesan Yang Sama
46
46. Lelah ...
47
47. Berkomunikasi
48
48. Ayuning
49
49. Dendam Ayuning
50
50. Bingung
51
51. Artha Pulang
52
52. Jangan-Jangan Artha ...
53
53. Ke Rumah Om Usman
54
54. Artha Kerasukan
55
55. Diserang Banaspati
56
56. Dikejar Mayat Hidup
57
57. Mendadak Nongol ?
58
58. Kampung Yang Hilang
59
59. Ga Ada ...!
60
60. Nama Aneh Dan Horror
61
61. Ki Warso Masih Hidup ?
62
62. Mulai Mengaji
63
63. Semua Panik
64
64. Mengamuk
65
65. Senjata Makan Tuan ?
66
66. Tentang Maaf
67
67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68
68. Bertemu Mereka ...
69
69. Dikira Begal
70
70. Kenapa Begini ?
71
71. Proses Penjemputan
72
72. Ismail Kenapa ?
73
73. Keluarga Ghaib
74
74. Perpisahan
75
75. Penjelasan Kek Zuhri
76
76. Prashadi dan Artha Bertemu
77
77. Restu ...
78
78. Persiapan Kek Zuhri
79
79. Pertempuran Dua Saudara
80
80. Tak Akan Kembali
81
81. Cara Yang Pantas
82
82. Pengakuan Prashadi
83
83. Serangan Panji
84
84. Ketemu Mantan
85
85. Ga Diundang ?
86
86. Pesta Impian Artha
87
87. Adu Domba
88
88. Gagal Membujuk
89
89. Hasrat Kayla
90
90. Mencari Ari
91
91. Bersedia Membantu
92
92. Rumah Pengobatan ?
93
93. Orang Dalam Foto ...
94
94. Kembang Orang Mati
95
95. Peristiwa Ghaib ?
96
96. Menjenguk Kayla
97
97. Menepi ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!