3. Kok Marah ...?

Namun sayang harapan Prashadi tak berbanding lurus dengan kenyataan. Harapannya agar Artha diterima oleh kedua orangtuanya sebagai calon pendampingnya kelak tak terwujud.

Semua bermula saat Prashadi mengajak Artha ke rumah untuk bertemu dengan kedua orangtuanya. Artha tak keberatan dengan permintaan Prashadi karena sebelumnya Prashadi juga telah datang ke rumah dan berkenalan dengan keluarganya.

Sebelumnya kedua orangtua Artha telah mengenal Prashadi sebagai rekan kerja Ari. Dan saat mengetahui Prashadi menjalin kasih dengan Artha, mereka nampak tak keberatan. Hal itu ditandai dengan sikap mereka yang semakin hangat.

" Saya minta ijin mau ngajak Artha ke rumah Om," kata Prashadi saat datang menjemput Artha.

" Tentu saja boleh. Kapan ?" tanya ayah Artha yang bernama Hisyam dengan ramah.

" Sekarang Om," sahut Prashadi.

" Apa Artha udah tau ?" tanya Hisyam sambil melirik kearah istrinya.

" Udah Om," sahut Prashadi.

Mendengar jawaban Prashadi membuat ibu Artha yang bernama Ina itu bangkit dari duduknya lalu menyusul sang anak ke dalam.

Ina pun masuk ke kamar Artha dan melihat gadis itu sedang mematut diri di depan cermin. Saat itu Artha sudah mengenakan out fit berupa setelan celana panjang dan blouse berenda.

" Jangan pake baju itu Tha, ga sopan. Pake gaun dong. Kan mau ke rumah calon Mertua," kata Ina sambil melangkah menuju lemari.

" Ish, Bunda nih. Aku kan sama Mas Pras belum tentu nikah. Kenapa bilang gitu sih," sahut Artha.

" Lho kenapa memangnya. Bunda liat Pras itu serius sama Kamu Tha. Ga kaya mantanmu yang sukanya main-main ga jelas. Padahal umurnya lebih dewasa dibanding Pras," kata Ina sambil mencibir.

Kemudian Ina menyodorkan sebuah gaun berwarna pink kearah Artha.

" Aku harus ganti Bund ?" tanya Artha.

" Iya. Sekarang ya Tha ...," sahut Ina.

Meski sedikit kesal karena harus ganti baju, tapi Artha menuruti permintaan sang bunda. Tak lama kemudian Artha keluar dari kamar mandi dan telah berganti pakaian. Ina tersenyum melihat penampilan Artha yang jadi lebih 'cewek' itu.

" Kok ketawa sih Bund, lucu ya ...?" tanya Artha.

" Ga kok. Kamu bagus pake itu. Bunda ketawa karena seneng, akhirnya ada juga cowok yang bisa bikin Kamu berubah dan kembali ke kodrat semula sebagai cewek," sahut Ina sambil menyentuh wajah Artha dengan sayang.

Ucapan sang bunda membuat Artha tersipu malu. Artha mengakui, bersama Prashadi dia menjadi lebih luwes. Itu karena Prashadi tak memaksanya melakukan sesuatu yang tak dia sukai termasuk berpakaian layaknya wanita. Tapi justru sikap Prashadi yang menerima dirinya apa adanya itu lah yang membuat Artha jatuh hati dan nyaman.

" Jangan lupa bawain oleh-oleh buat orangtuanya Pras. Kalo bisa makanan kesukaan mereka. Tapi untuk permulaan bawain kue bolu juga gapapa," kata Ina mengingatkan.

" Iya Bund ...," sahut Artha.

Kemudian Ina dan Artha keluar dari kamar. Saat melihat penampilan Artha, Prashadi pun tertegun.

" Kenapa Mas, aneh ya kalo Aku pake gaun kaya gini ...?" tanya Artha tak enak hati.

" Ga kok. Justru sebaliknya. Kamu tuh cantik banget Tha ...," sahut Prashadi hingga membuat Artha tersipu malu.

Interaksi Prashadi dan Artha membuat Hisyam dan Ina saling menatap kemudian tertawa.

Sadar dirinya ditertawai, Prashadi pun ikut tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Setelah berpamitan, Prashadi pun membawa Artha pergi dengan motornya. Di depan rumah mereka berpapasan dengan Ari yang nampak melambaikan tangan melihat kebersamaan Prashadi dan adiknya.

Saat melintas di depan toko kue, Artha meminta Prashadi menepi.

" Mau ngapain ke sini ?" tanya Prashadi.

" Beli kue buat orangtua Kamu Mas," sahut Artha.

" Ga usah Yang. Orangtuaku kurang suka kue apalagi yang manis kaya gitu," kata Prashadi.

" Tapi Bunda yang nyuruh Mas. Jujur baru kali ini Bunda nyuruh Aku beli kue saat mau nemuin Orangtua pacarku. Biasanya Bunda tuh cuek tau ga," sahut Artha sambil turun dari motor.

Prashadi pun tersenyum karena merasa itu adalah isyarat yang diberikan Ina. Bukan kah itu artinya orangtua Artha itu ingin mengenal orangtuanya. Dan kue itu adalah simbol salam perkenalan yang dikirim melalui Artha.

Tak lama kemudian kemudian Artha keluar dari toko dengan membawa dua kotak besar kue.

" Kok banyak banget Yang ?" tanya Prashadi.

" Ga banyak kok. Jalan yuk, udah mau hujan tuh ...," kata Artha yang diangguki Prashadi.

\=\=\=\=\=

Siang itu rumah Supriyadi terlihat ramai karena sedang ada keluarga besan yang berkunjung. Dan kini mereka duduk di ruang makan untuk menikmati makan siang bersama.

Pramita nampak duduk di samping mertuanya sedangkan suaminya nampak menimang bayi mereka yang tengah terlelap.

" Makan sekalian Her," kata Supriyadi menawarkan.

" Biar Mita duluan aja Pak. Kalo Mita udah kenyang, Saya baru tenang. Karena kalo pabrik susu Anak Saya kenyang, Anak Saya juga ga punya alasan buat rewel," gurau Heri disambut tawa semua orang.

" Bener Her. Kalo Ibunya makan banyak, otomatis persediaan ASI terjamin dan Anak jadi ga rewel. Selain itu Kamu juga ga bakal dicerewetin sama Mita. Iya kan ...," kata ayah Heri di sela tawanya.

Tiba-tiba tawa mereka terhenti saat suara motor Prashadi terdengar memasuki halaman. Semua saling menatap dan penasaran siapa gadis cantik yang dibawa Prashadi.

" Assalamualaikum ...," sapa Prashadi sambil menggamit jemari Artha.

" Wa alaikumsalam ...," sahut semua orang.

" Kamu ngajak siapa Pras ?. Kenalin dong ...," pinta Pramita.

" Iya Mbak. Ini Artha, pacar Aku ...," sahut Prashadi sambil tersenyum.

Jawaban Prashadi membuat semua orang terdiam sejenak. Namun sedetik kemudian semua orang nampak tersenyum lalu berdiri menyambut Artha.

Dengan santun Artha mencium punggung tangan semua orang seperti yang Prashadi lakukan.

" Duduk sini Tha. Makan siang sekalian yuk," ajak Pramita.

" Iya. Ayo makan sekalian bareng-bareng. Yah, walau lauknya sederhana tapi dijamin enak deh. Kamu pasti suka karena Ibu aja suka kok sama masakannya Bu Titik," kata ibu Heri antusias.

" Iya Mbak, Bu, makasih ...," sahut Artha sambil tersenyum.

" Udah ga usah sungkan. Makan dulu, basa-basinya nanti aja. Kalo perut kenyang, Kamu bisa jawab semua pertanyaan Kami nanti," gurau Titik sambil mendudukkan Artha di kursi tepat di samping Pramita.

Artha pun mengangguk. Sesaat kemudian Artha nampak tersenyum lebar saat Titik menuangkan nasi berikut lauk pauknya di atas piring yang disodorkan padanya.

Artha nampak nyaman berada di tengah keluarga Prashadi. Berkali-kali dia ikut tertawa saat Panji melempar gurauan.

Perbincangan santai pun berlanjut usai makan siang. Namun Pramita dan keluarganya pulang lebih dulu karena tak ingin mengganggu moment perkenalan Artha dengan kedua orangtua Prashadi.

" Jangan lupa ajak ke rumah Mbak ya Pras," bisik Pramita di telinga Prashadi saat sang adik memeluknya.

" Insya Allah iya Mbak," sahut Prashadi sambil tersenyum.

" Kalo gitu Mbak duluan ya Tha," pamit Pramita setelah mengurai pelukannya.

" Iya Mbak, hati-hati ...," sahut Artha yang diangguki Pramita.

Sepeninggal Pramita dan keluarganya, Panji pun ikut pamit.

" Maaf Tha, bukan ga sopan nih. Aku juga pamit mau ke rumah temen dulu. Gapapa kan ditinggal ?" tanya Panji basa-basi sambil menuntun sepedanya keluar dari dalam rumah.

" Iya gapapa kok. Santai aja Ji ...," sahut Artha sambil tersenyum.

" Mau kemana Kamu ?" tanya Titik tiba-tiba.

" Mau ke rumahnya Sofyan Bu," sahut Panji.

" Libur begini kok masih main aja sih Ji. Istirahat di rumah kek, emangnya Kamu ga capek ya ?" tanya Titik.

" Sebentar aja Bu. Kangen udah lama ga ketemu Sofyan," sahut Panji sambil mengayuh sepedanya meninggalkan rumah.

Titik hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak bungsunya itu.

" Kalo gitu Kita ngobrol di dalem aja yuk Tha," ajak Titik yang diangguki Artha.

Kemudian obrolan santai pun berlangsung. Supriyadi dan Titik bergantian menanyakan beberapa hal sederhana kepada Artha. Gadis itu pun menjawab semua pertanyaan orangtua kekasihnya dengan santun.

" Jadi Kamu tinggal di jalan BT toh. Kami juga punya kenalan di sana, iya kan Pak ...," kata Titik sambil menoleh kearah suaminya.

" Iya Bu," sahut Supriyadi.

" Oh ya, siapa namanya Bu. Mungkin Saya kenal ?" tanya Artha.

" Namanya Pak Hisyam, dan nama istrinya Bu Ina. Apa Kamu kenal sama mereka ?" tanya Titik.

Tentu saja pertanyaan Titik membuat wajah Artha sumringah. Karena nama yang disebutkan Titik tadi adalah nama kedua orangtuanya.

" Tentu Saya kenal. Kan Pak Hisyam dan Bu Ina itu orangtua kandung Saya Bu," kata Artha antusias.

" Apa ...?!" kata Supriyadi dan Titik bersamaan dengan suara lantang.

Tentu saja sikap Supriyadi dan Titik mengejutkan Prashadi dan Artha. Keduanya saling menatap sejenak dengan tatapan bingung.

" Ibu sama Bapak kenapa, kok kaget banget keliatannya ?" tanya Prashadi kemudian.

" Gapapa kok. Ehm ..., maaf ya Tha. Bapak lupa kalo masih ada urusan di toko. Bapak tinggal dulu ya. Ayo Bu ...," ajak Supriyadi sambil bangkit dari duduknya.

" Iya Pak. Maaf ya Tha, Ibu tinggal dulu ...," kata Titik sambil mengekori suaminya yang keluar dari rumah.

Melihat kepergian kedua orangtuanya membuat Prashadi bertanya-tanya. Dia merasa tak enak hati karena membuat Artha tak nyaman.

" Maaf ya Tha. Aku ...," ucapan Prashadi terputus karena Artha memotong cepat.

" Gapapa Mas. Tolong anterin Aku pulang ya. Sekarang ...," pinta Artha sambil meraih tasnya lalu bergegas melangkah keluar rumah.

Prashadi hanya mengangguk lalu segera menyusul Artha. Setelah mengunci pintu, Prashadi pun menstarter motornya lalu melajukannya meninggalkan rumah dengan Artha yang duduk membonceng.

Prashadi dan Artha sama-sama membisu selama di perjalanan. Keduanya bingung mengingat perubahan sikap Titik dan Supriyadi yang sangat drastis tadi.

" Aku minta maaf ya Tha. Aku ga tau apa sebab perubahan sikap Orangtuaku tadi," kata Prashadi saat tiba di depan rumah orangtua Artha.

" Iya Mas. Sekarang sebaiknya Kamu pulang aja ya, ga usah masuk lagi ke rumah. Aku capek mau langsung istirahat Mas," kata Artha.

" Tapi Tha ...," ucapan Prashadi terputus karena Artha sudah menutup pintu pagar tanpa menoleh lagi.

Prashadi hanya menghela nafas panjang melihat Artha mengabaikannya. Sesaat kemudian Prashadi kembali melajukan motornya meninggalkan kediaman orangtua Artha.

\=\=\=\=\=

Malam harinya Ina yang penasaran dengan reaksi calon besannya saat melihat Artha pun bertanya.

" Gimana reaksi orangtuanya Pras saat ketemu Kamu tadi Tha ...?" tanya Ina.

" Awalnya sih bagus Bund, hangat dan manis. Tapi endingnya ga enak banget," sahut Artha.

" Lho kok bisa. Emangnya ada apa ?" tanya Ina tak mengerti.

Artha pun menceritakan isi pembicaraan yang membuat kedua orangtua Prashadi berubah sikap. Tentu saja itu membuat Ina terkejut.

" Jadi pas Kamu nyebut nama Ayah sama Bunda mereka langsung berubah ?!" tanya Ina.

" Iya Bund," sahut Artha.

" Kamu yakin Tha. Ga bohong kan ...?" tanya Ina.

" Iya Bund. Pas Aku bilang kalo Pak Hisyam sama Bu Ina itu orangtua kandungku, eh tiba-tiba Bapaknya Mas Pras langsung berdiri dan bilang kalo ada yang harus diurus di toko. Padahal sebelumnya dia bilang kalo toko tutup setiap hari Minggu dan hari libur Nasional lainnya. Ibunya Mas Pras juga gitu. Keliatan ga enak sih, tapi akhirnya pergi juga ngikutin Bapaknya Mas Pras," sahut Artha kesal.

Tentu saja jawaban Artha mengejutkan Ina. Dia tak menyangka Anaknya akan mendapat perlakuan tak menyenangkan dari orangtua Pras.

" Gitu ya. Kalo boleh tau, siapa sih nama Orangtuanya Pras ?" tanya Ina sesaat kemudian.

" Mmm ... kalo ga salah Bu Titik sama Pak Supriyadi, Bund ...," sahut Artha.

Usai Artha menyebut nama kedua orangtua Prashadi, Ina pun bangkit dari duduknya sambil menggebrak meja. Sikap Ina yang 'sebelas dua belas' dengan sikap orangtua Prashadi tadi tentu saja mengejutkan Artha.

" Bunda kenapa sih. Emangnya Bunda kenal sama mereka. Terus kalo kenal, kenapa sikap Bunda kaya gini ?. Emangnya siapa mereka Bund ?" tanya Artha.

Bukannya menjawab pertanyaan sang anak, Ina justru keluar dari kamar Artha sambil membanting pintu.

Dan tak lama kemudian Artha mendengar suara jeritan ayahnya. Nampaknya Hisyam juga terkejut dan marah saat mengetahui siapa orangtua Prashadi sesungguhnya.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

💎hart👑

💎hart👑

ada rahasia apa neh🤔

2024-04-05

1

Ali B.U

Ali B.U

penasaran

lanjut

2024-03-23

2

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Ada apa dengan orang tua mereka🤔🤔

2024-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 1. Ngetest
2 2. Ketemu Artha
3 3. Kok Marah ...?
4 4. Penyebabnya Adalah ...
5 5. Pamit
6 6. Keanehan Pertama
7 7. Tradisi Kampung ?
8 8. Kemana Orang-orang ?
9 9. Saling Menuduh
10 10. Paham Kan ...?
11 11. Jangan Jam Empat !
12 12. Gara-gara Artha ?
13 13. Hantu Wanita Berkemben
14 14. Disantet
15 15. Didatangi Arwah
16 16. Kasian Harun ...
17 17. Didemo
18 18. Pengakuan ...
19 19. Selalu Diam
20 20. Batu Berhala
21 21. Resiko
22 22. Istri Berubah
23 23. Kena Guna - Guna
24 24. Diajak Ke Rumah
25 25. Kiriman Itu ...
26 26. Sesuatu Yang Lain
27 27. Siapa Mak Is ...?
28 28. Kenapa Artha ?
29 29. Ke Tempat Seharusnya
30 30. Titipan Obat
31 31. Artha Hilang !
32 32. Dimana Ini ?
33 33. Ga Kenal
34 34. Dikirimi Santet
35 35. Menyelamatkan Sari
36 36. Rahasia Erni
37 37. Mengejar Ki Warso
38 38. Pinjem Raga ?
39 39. Jadi Sosok Lain
40 40. Hantu Itu Ternyata ...
41 41. Meledak
42 42. Siuman Tapi ...
43 43. Doa Prashadi
44 44. Jangan Nengok Ke Belakang
45 45. Pesan Yang Sama
46 46. Lelah ...
47 47. Berkomunikasi
48 48. Ayuning
49 49. Dendam Ayuning
50 50. Bingung
51 51. Artha Pulang
52 52. Jangan-Jangan Artha ...
53 53. Ke Rumah Om Usman
54 54. Artha Kerasukan
55 55. Diserang Banaspati
56 56. Dikejar Mayat Hidup
57 57. Mendadak Nongol ?
58 58. Kampung Yang Hilang
59 59. Ga Ada ...!
60 60. Nama Aneh Dan Horror
61 61. Ki Warso Masih Hidup ?
62 62. Mulai Mengaji
63 63. Semua Panik
64 64. Mengamuk
65 65. Senjata Makan Tuan ?
66 66. Tentang Maaf
67 67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68 68. Bertemu Mereka ...
69 69. Dikira Begal
70 70. Kenapa Begini ?
71 71. Proses Penjemputan
72 72. Ismail Kenapa ?
73 73. Keluarga Ghaib
74 74. Perpisahan
75 75. Penjelasan Kek Zuhri
76 76. Prashadi dan Artha Bertemu
77 77. Restu ...
78 78. Persiapan Kek Zuhri
79 79. Pertempuran Dua Saudara
80 80. Tak Akan Kembali
81 81. Cara Yang Pantas
82 82. Pengakuan Prashadi
83 83. Serangan Panji
84 84. Ketemu Mantan
85 85. Ga Diundang ?
86 86. Pesta Impian Artha
87 87. Adu Domba
88 88. Gagal Membujuk
89 89. Hasrat Kayla
90 90. Mencari Ari
91 91. Bersedia Membantu
92 92. Rumah Pengobatan ?
93 93. Orang Dalam Foto ...
94 94. Kembang Orang Mati
95 95. Peristiwa Ghaib ?
96 96. Menjenguk Kayla
97 97. Menepi ...
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Ngetest
2
2. Ketemu Artha
3
3. Kok Marah ...?
4
4. Penyebabnya Adalah ...
5
5. Pamit
6
6. Keanehan Pertama
7
7. Tradisi Kampung ?
8
8. Kemana Orang-orang ?
9
9. Saling Menuduh
10
10. Paham Kan ...?
11
11. Jangan Jam Empat !
12
12. Gara-gara Artha ?
13
13. Hantu Wanita Berkemben
14
14. Disantet
15
15. Didatangi Arwah
16
16. Kasian Harun ...
17
17. Didemo
18
18. Pengakuan ...
19
19. Selalu Diam
20
20. Batu Berhala
21
21. Resiko
22
22. Istri Berubah
23
23. Kena Guna - Guna
24
24. Diajak Ke Rumah
25
25. Kiriman Itu ...
26
26. Sesuatu Yang Lain
27
27. Siapa Mak Is ...?
28
28. Kenapa Artha ?
29
29. Ke Tempat Seharusnya
30
30. Titipan Obat
31
31. Artha Hilang !
32
32. Dimana Ini ?
33
33. Ga Kenal
34
34. Dikirimi Santet
35
35. Menyelamatkan Sari
36
36. Rahasia Erni
37
37. Mengejar Ki Warso
38
38. Pinjem Raga ?
39
39. Jadi Sosok Lain
40
40. Hantu Itu Ternyata ...
41
41. Meledak
42
42. Siuman Tapi ...
43
43. Doa Prashadi
44
44. Jangan Nengok Ke Belakang
45
45. Pesan Yang Sama
46
46. Lelah ...
47
47. Berkomunikasi
48
48. Ayuning
49
49. Dendam Ayuning
50
50. Bingung
51
51. Artha Pulang
52
52. Jangan-Jangan Artha ...
53
53. Ke Rumah Om Usman
54
54. Artha Kerasukan
55
55. Diserang Banaspati
56
56. Dikejar Mayat Hidup
57
57. Mendadak Nongol ?
58
58. Kampung Yang Hilang
59
59. Ga Ada ...!
60
60. Nama Aneh Dan Horror
61
61. Ki Warso Masih Hidup ?
62
62. Mulai Mengaji
63
63. Semua Panik
64
64. Mengamuk
65
65. Senjata Makan Tuan ?
66
66. Tentang Maaf
67
67. Ditarik Ke Dalam Jurang
68
68. Bertemu Mereka ...
69
69. Dikira Begal
70
70. Kenapa Begini ?
71
71. Proses Penjemputan
72
72. Ismail Kenapa ?
73
73. Keluarga Ghaib
74
74. Perpisahan
75
75. Penjelasan Kek Zuhri
76
76. Prashadi dan Artha Bertemu
77
77. Restu ...
78
78. Persiapan Kek Zuhri
79
79. Pertempuran Dua Saudara
80
80. Tak Akan Kembali
81
81. Cara Yang Pantas
82
82. Pengakuan Prashadi
83
83. Serangan Panji
84
84. Ketemu Mantan
85
85. Ga Diundang ?
86
86. Pesta Impian Artha
87
87. Adu Domba
88
88. Gagal Membujuk
89
89. Hasrat Kayla
90
90. Mencari Ari
91
91. Bersedia Membantu
92
92. Rumah Pengobatan ?
93
93. Orang Dalam Foto ...
94
94. Kembang Orang Mati
95
95. Peristiwa Ghaib ?
96
96. Menjenguk Kayla
97
97. Menepi ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!