Setelah mengakhiri hubungan dengan Kayla, 'kehidupan' Prashadi pun berangsur membaik. Dia jadi sosok yang ramah, santun dan bijak seperti biasanya. Tentu saja itu menggembirakan Supriyadi dan Titik. Kedua orangtua Prashadi seolah merasa menemukan kembali anak mereka yang sempat 'hilang' itu.
Hal serupa pun dirasakan oleh hampir semua rekan kerja Prashadi. Mereka mendukung keputusan Prashadi yang mengakhiri hubungan tak sehatnya dengan Kayla. Bahkan mereka tak segan menjadikannya sebagai topik pembicaraan saat mereka berkumpul seperti saat ini.
" Lo lebih welcome sekarang Pras. Santai dan ga panikan," kata Roy sambil menatap Prashadi lekat.
" Masa sih. Perasaan Gue mah sama aja," sahut Prashadi.
" Beda lah. Tanya aja sama yang lain," kata Roy sambil melirik kearah rekan-rekannya.
" Betul Pras. Biasanya kan kalo lagi ngumpul kaya gini Lo gelisah banget, padahal baru sebentar Kita duduk. Yang nyebelin tuh karena Lo sering bolak-balik ngeliat jam kaya takut ketinggalan kereta," sahut Abdi sambil mencibir.
" Takut ketinggalan kereta atau takut dimarahin Kayla," sindir Ari disambut tawa rekan-rekannya.
Prashadi cuma nyengir menanggapi sindiran Ari.
" Iya sorry. Gue emang sayang banget sama Kayla sampe ga nyadar kalo rasa sayang Gue itu justru dimanfaatin sama dia. Kayla udah ngiket Gue dengan peraturan yang kadang bikin Gue bingung, ya seperti jaga jarak dari Kalian misalnya. Alasannya pun kadang ga masuk akal. Tapi anehnya kenapa Gue mau aja digituin dulu," kata Prashadi sambil menggelengkan kepala.
" Satu lagi yang bikin Gue tambah sebel sama Lo Pras. Lo tuh jadi ga logis karena dengan gampangnya ngeluarin uang buat Kayla. Kalo jumlahnya kecil sih wajar ya, namanya juga orang pacaran. Tapi Lo sampe rela ga makan siang cuma gara-gara mau hemat biar bisa beliin apa yang Kayla mau. Duh, kalo inget itu pengen nampol aja rasanya," kata Abdi berapi-api namun kembali disambut tawa semua orang.
" Sabar Bro. Coba Lo liat mukanya si Pras sekarang. Dia pasti nyesel udah pernah ngelakuin itu dulu," kata Ari sambil menunjuk wajah Prashadi yang memerah.
Semua orang menoleh kearah Prashadi sambil tertawa.
" Dan untungnya Pras ga jadi beliin si Kayla motor. Andai jadi beli terus mereka putus kan nyesek Bro ...," sela Abdi yang diangguki rekan-rekannya.
" Kalo dipikir-pikir, tingkah Lo yang nyebelin itu kaya orang kena pelet Pras. Bener ga sih Bro ?" tanya Faris tiba-tiba hingga mengejutkan rekan-rekannya.
Semua orang menghentikan tawanya lalu saling menatap satu sama lain termasuk Prashadi.
" Masuk akal. Pras jadi be*go karena dipelet sama Kayla," sahut Abdi mantap.
" Jangan suudzon lah Di. Secara fisik Kayla itu emang menarik kok. Kalian juga mengakui itu kan ?. Buktinya Kalian heboh waktu tau Gue jadian sama Kayla," kata Prashadi membela diri.
" Iya sih, Kayla emang cantik. Tapi sayangnya diantara sekian banyak cowok keren di perusahaan ini, dia cuma tertarik sama Lo Pras. Jadi wajar kalo Kita mikir Lo kena pelet," sahut Ari yang diangguki rekan-rekannya.
" Ah, sia*an Lo. Bilang aja Lo iri karena Kayla ga milih Lo yang notabene lebih ganteng daripada Gue," sahut Prashadi ketus namun justru membuat Ari tertawa terbahak-bahak.
" Ga lah Pras, Gue ga iri sama Lo. Kayla kan bukan type Gue," kata Ari di sela tawanya.
" Udah ga usah bahas itu lagi guys. Yang penting kan si Pras udah ga sama sama Kayla lagi. Terus gimana sama rencana Kita main futsal bareng Sabtu besok. Jadi ga ?" tanya Faris mengalihkan pembicaraan.
" Jadi dooonngg ...," sahut semua orang bersamaan.
" Ok. Kalo gitu Kita ketemuan di lokasi aja ya. Jam enam pagi. Yang telat atau ga bisa datang, tolong kasih kabar biar Kita ga saling nunggu tanpa kepastian," pinta Faris.
" Siap Bos ...!" sahut semua orang hingga membuat Faris tersenyum.
\=\=\=\=\=
Hari yang disepakati pun tiba.
Sejak pagi Pras sudah terlihat sibuk mencari sepatu bola kesayangannya. Dan saat mengetahui sepatu kesayangannya itu dipakai sang adik, Prashadi pun marah.
" Ga usah ngomel Pras, pake sepatu yang ada aja kenapa sih. Kan Kamu sendiri yang ngasih ijin Panji buat make sepatu itu kapan pun dia mau !" kata Titik mengingatkan.
Ucapan sang ibu membuat kemarahan Prashadi mereda. Akhirnya Prashadi mengalah lalu berangkat dengan sepatu lain.
Di jalan Prashadi berpapasan dengan Ari yang sedang berboncengan dengan seseorang.
Awalnya Prashadi dibuat terkejut karena jalannya dihadang oleh motor lain. Apalagi sang pengendara motor memintanya menepi. Namun Prashadi tersenyum saat mengenali siapa pengendara motor itu.
" Pras !" panggil Ari sambil membuka kaca helmnya.
" Lo Ri, Gue kira siapa. Kenapa ...?" tanya Prashadi sambil menepi.
" Gue nebeng sama Lo ya. Soalnya motor Gue mau dibawa sama Adek Gue nih," sahut Ari.
" Ok ...," kata Prashadi.
Ari pun tersenyum lalu turun dari motor setelah menyerahkannya kepada sang adik.
" Jangan ngebut Tha. Inget ya, motor ini baru aja keluar bengkel gara-gara Kamu tabrakin ke pembatas jalan Minggu kemarin," kata Ari.
" Ga janji ya Kak ...," sahut adik Ari sambil tersenyum.
Prashadi yang semula tak peduli pun menoleh karena terkejut saat mengetahui adik Ari adalah seorang perempuan. Saat itu Prashadi tak bisa melihat wajah adik Ari karena gadis itu mengenakan helm yang tertutup. Selain itu penampilan adik Ari juga lebih mirip pria daripada perempuan.
" Tha ...," panggil Ari hingga membuat sang adik yang bernama Artha itu menoleh.
" Iya Kak, iya. Udah ya, Aku buru-buru nih ...," kata Artha lalu melajukan motor sang kakak dan meninggalkannya begitu saja.
Melihat cara Artha mengendarai motor membuat Prashadi dan Ari menggelengkan kepala.
" Adek Lo keren juga Ri !" puji Prashadi sesaat setelah Ari duduk di belakangnya.
" Ck, keren apanya. Gitu-gitu udah ngabisin motor tiga tuh Pras," kata Ari kesal.
" Masa sih ?" tanya Prashadi tak percaya.
" Ck, iya beneran. Yang pertama motor Om Gue, kedua motor Bokap Gue. Dua-duanya ga bisa selamat karena ancur seancur-ancurnya gara-gara dipake kebut-kebutan. Nah yang terakhir motor Gue. Beruntung masih bisa dibetulin. Kalo sampe tuh motor rusak lagi, Gue ga tau mau ngomong apa. Tobat punya Adek perempuan tapi tingkahnya ngalahin cowok !" sahut Ari putus asa namun justru membuat Prashadi tertawa.
Cerita singkat Ari membuat Prashadi penasaran. Dan rasa penasaran Prashadi terjawab beberapa jam kemudian saat Artha datang menjemput sang kakak. Saat itu Artha tampil lebih feminim karena membiarkan rambutnya tergerai begitu saja.
Ari berdiri untuk menyambut kehadiran Artha. Tak lupa dia memperkenalkan sang adik kepada semua rekan kerjanya termasuk Prashadi.
" Menarik ...," batin Prashadi sambil terus mengamati Artha diam-diam.
\=\=\=\=\=
Hari itu Prashadi sedang berada di mini market karena ingin membeli beberapa keperluan pribadi. Saat sedang asyik memilih, tiba-tiba Prashadi dikejutkan dengan suara benda yang jatuh dari sebuah rak etalase.
Prashadi menoleh dan terkejut saat melihat Artha sedang menahan rak agar tak jatuh menimpa seorang anak kecil. Di sekitarnya terlihat benda-benda yang berserakan.
Seorang pramuniaga wanita pun datang menghampiri lalu menarik sang anak agar menjauh dari rak. Melihat Artha yang kesulitan menahan beban rak yang lumayan berat, Prashadi pun sigap membantu agar rak kembali ke posisi semula.
" Kamu gapapa Tha ?" tanya Prashadi sambil mengamati Artha dari atas kepala hingga ujung kaki.
" Gapapa Mas. Makasih ...," sahut Artha sambil tersenyum.
" Sama-sama. Kamu sama siapa ke ...," namun ucapan Prashadi terputus karena keributan yang terjadi.
Rupanya ibu sang anak tak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang dibuat oleh anaknya.
" Sejak tadi Saya perhatikan Anak Ibu memang mengacau. Dia sengaja menjatuhkan benda-benda dari atas rak dan anehnya Ibu diam aja ngeliatnya. Padahal bukan cuma satu barang yang dijatuhin, tapi banyak Bu ...," kata pramuniaga toko.
" Ini kan kecelakaan. Kok bisa-bisanya Anak Saya yang disalahin," sahut wanita itu.
" Ini bukan kecelakaan tapi kesengajaan karena Ibu membiarkannya terjadi. Andai Ibu sigap melarang, mungkin kekacauan ini ga bakal terjadi !" kata pramuniaga toko kesal.
" Betul. Anak itu juga masukin beberapa barang di keranjang Saya. Udah Saya larang tapi malah ngeyel. Dan waktu Saya aduin ke Ibunya, eh Ibunya malah cuek," kata seorang pengunjung yang diangguki pengunjung lain yang rupanya juga mendapat perlakuan serupa dari anak itu.
" Iya. Dia juga ngambilin belanjaan di keranjang Saya tadi. Waktu Saya kasih tau kalo barang yang dia ambil ada di rak, eh dia malah kabur sambil ngeledek. Kan ngeselin jadinya. Gara-gara dia waktu Saya terbuang percuma karena harus ngejar-ngejar dia tadi," kata seorang wanita dengan kesal.
Mendapat 'serangan' bertubi-tubi dari pengunjung dan pramuniaga toko membuat ibu sang anak pun panik. Dia menarik tangan sang anak lalu berusaha melarikan diri.
Namun di ambang pintu mini market langkah ibu dan anak itu terhenti karena dihadang oleh dua security.
" Apa-apaan ini. Saya mau keluar kenapa dihalangin ?!" tanya wanita itu dengan lantang.
" Ibu selesaikan dulu urusan di dalam, baru boleh pulang," sahut security dengan tenang.
" Ini ga adil. Anak Saya yang terluka tapi kenapa Saya yang harus tanggung jawab ?!" tanya wanita itu.
" Itu kan salah Ibu. Kalo Ibu mengawasi Anak Ibu dengan baik, dia ga bakal bikin ulah yang merugikan semua orang," sahut security.
" Betul !. Lagipula ini bukan pertama kalinya Kalian begini. Kami hanya minta Ibu bayar ganti rugi untuk semua kerusakan yang dibuat Anak Ibu hari ini saja. Kalo Ibu menolak, Kami terpaksa laporkan ini ke Polisi. Ingat ya Bu, Kami punya rekaman CCTV yang membuktikan semua kelakuan Anak Ibu ini. Dia memang ga bakal dipenjara karena dia masih Anak-anak. Tapi Ibu yang harus bertanggung jawab karena sudah melakukan pembiaran dan Saya rasa para pengunjung ga keberatan menjadi saksi," kata security lainnya dengan tegas disambut tepuk tangan para pengunjung mini market itu.
Ucapan sang security membuat wanita itu gemetar ketakutan. Sedangkan sang anak ikut ketakutan dan mulai menangis sambil memeluk ibunya dengan erat.
" Terserah Ibu mau pilih sanksi yang mana. Pilih masuk penjara atau ganti rugi semua barang yang udah diancurin sama Anak Ibu," kata security sesaat kemudian.
Akhirnya wanita itu menyerah. Dia memilih opsi kedua. Dan saat security membawa ibu dan anak ke ruang Manager untuk mempertanggung jawabkan semuanya, para pengunjung pun bersorak gembira.
" Kayanya mereka bakal kapok ke sini lagi," kata Artha.
" Bukan kapok tapi emang ga bisa masuk Tha. Aku rasa setelah ini pihak mini market bakal menandai mereka dan melaramg mereka masuk ke sini," sahut Prashadi.
" Iya Mas," kata Artha sambil tersenyum.
Sejak hari itu Artha dan Prashadi kerap bertemu di mini market yang sama. Karena seringnya bertemu, tumbuh lah benih cinta di hati keduanya.
Setelah tiga bulan melakukan penjajagan, Prashadi pun berniat menjadikan Artha sebagai kekasih. Di luar dugaan, ternyata Ari mendukung niat Prashadi.
" Tapi Lo harus extra sabar ya Pras. Adek Gue ini unik banget. Dia baik dan setia tapi sedikit urakan. Gue inget, Artha pernah bikin cowoknya nangis. Mantannya itu dihajar sampe babak belur sama Artha cuma gara-gara teleponan sama temen ceweknya," kata Ari.
" Gue udah tau cerita itu Ri. Tapi Gue yakin Artha punya alasan melakukan itu. Artha cuma memperjuangkan haknya aja kok," sahut Prashadi santai.
Mendengar pembelaan Prashadi membuat Ari tersenyum. Dia senang karena akhirnya Artha menemukan sosok tepat yang mengerti dirinya.
" Gimana Tha ...?" tanya Prashadi usai menyatakan perasaannya pada Artha.
Artha nampak gugup. Berkali-kali dia menghela nafas panjang untuk mengurai kegugupannya itu.
" Aku ...," Artha sengaja menggantung ucapannya.
" Kenapa, Kamu khawatir ketauan sama Ari ya. Tenang aja Tha, Aku udah bilang sama Ari tentang Kita dan dia ga keberatan kok. Dia nyerahin semuanya sama Kamu. Asal Kamu nyaman, Kita ...," ucapan Prashadi pun terputus karena Artha memotong cepat.
" Iya Mas. Aku bersedia jadi pacar Kamu," kata Artha setelah mengetahui Ari mendukung hubungannya dengan Prashadi.
Prashadi pun tersenyum lalu meraih jemari Artha dan menggenggamnya dengan erat. Prashadi bahagia karena cintanya terbalas.
Dalam hati Prashadi berniat mengenalkan Artha kepada keluarganya. Prashadi yakin keluarganya akan menerima kehadiran Artha karena kepribadian gadis itu sangat berbeda dengan Kayla.
" Semoga Artha bisa mengambil hati Ibu, Bapak dan Mbak Mita. Kalo itu terjadi, mungkin ga lama lagi Aku bisa menyudahi masa lajangku ini," batin Prashadi penuh harap.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💎hart👑
acie cie Pras gercep jadian sm Artha si cantik badai
2024-04-05
1
Ali B.U
lanjut
2024-03-23
1
Maz Andy'ne Yulixah
Salam kenal kak😊
2024-03-22
1