Kampung Santet
Prashadi adalah seorang pria tampan berusia dua puluh enam tahun. Berkulit sawo matang, berambut ikal dan memiliki sepasang mata yang menyorot teduh. Keistimewaan raganya itu tentu saja membuat Prashadi dikagumi banyak wanita. Meski pun begitu Prashadi hanya setia pada satu wanita yang selama ini menjadi kekasihnya.
Orangtua Prashadi bernama Supriyadi dan Titik, adalah pedagang beras yang cukup sukses di wilayah mereka tinggal. Keduanya memiliki toko beras di pasar yang laris diserbu pembeli setiap hari.
Prashadi merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuan Prashadi bernama Pramita, sedangkan adik laki-lakinya bernama Panji. Ketiganya hidup rukun dan saling menyayangi.
Hubungan Prashadi dengan kekasihnya yang bernama Kayla telah terjalin hampir dua tahun. Namun kedua orangtua Prashadi terang-terangan menentang hubungan mereka. Menurut Supri dan Titik, Kayla bukan lah wanita yang tepat untuk Prashadi karena sosoknya yang sombong dan manja.
" Kamu butuh pendamping yang dewasa Pras. Bukan yang manja dan sombong kaya si Kayla itu. Percuma cantik kalo ga bisa apa-apa. Nanti malah jadi beban buat Kamu," kata Titik suatu hari.
" Beban apa sih maksud Ibu. Sebagai laki-laki dan kepala keluarga nanti, kan memang sudah seharusnya Aku menanggung semuanya," sahut Prashadi dengan santai namun berhasil mengejutkan Titik.
" Eh, apa Kamu bilang Pras ?. Kamu berniat menikahi Kayla ya. Jangan harap Ibu bakal merestui pernikahanmu kalo Kamu tetap milih Kayla jadi Istrimu !" kata Titik marah.
" Tapi Bu ...," ucapan Prashadi terputus karena Supri yang baru saja tiba, memotong kalimatnya dengan cepat.
" Bapak juga ga setuju !. Kenapa Kamu belum mutusin Kayla sih Pras ?. Kamu kan udah tau Bapak sama Ibu ga suka sama dia," kata Supriyadi.
" Tapi ga suka juga kan harus ada sebabnya Pak," sahut Prashadi.
" Oh jadi Kamu mau tau apa sebabnya Bapak ga suka sama Kayla ?" tanya Supriyadi.
" Iya Pak," sahut Prashadi.
" Perlu kamu tau, selama menjalin hubungan sama Kayla, Kamu berubah. Jadi ga sopan dan pembangkang. Bukan cuma Bapak yang menilai begitu, tapi semua orang. Itu yang bikin Bapak ga suka sama si Kayla. Belum jadi Istri aja udah bisa bikin Kamu membangkang, apalagi kalo udah jadi Istri nanti. Bisa-bisa Kamu nginjek-nginjek orangtuamu ini Pras !" kata Supriyadi sambil melotot.
" Betul. Harusnya Kamu sadar Pras, itu artinya Kayla ga baik buat Kamu. Kalo dia baik, harusnya dia bisa memberi efek baik juga buat Kamu bukan malah sebaliknya !" kata Titik.
" Ada apa sih ini ?. Pagi-pagi udah pada ribut. Suaranya kedengeran sampe luar lho ...," sela Pramita tiba-tiba.
Semua orang menoleh kearah Pramita yang berdiri di ambang pintu. Titik pun bergegas menghampiri Pramita lalu membantunya duduk di sofa ruang tamu dengan hati-hati.
" Ada apa Mita, bayimu baik-baik aja kan ?. Kenapa ke sini ?. Kamu kan bisa telepon, nanti Ibu yang ke rumahmu," kata Titik sambil mengusap perut Pramita yang membuncit itu dengan cemas.
" Aku dan bayiku gapapa Bu. Aku abis jalan-jalan sesuai anjuran Bu Bidan. Pas lewat depan rumah kok Aku denger suara ribut-ribut, makanya Aku mampir. Emang apa sih yang diributin ?" tanya Pramita.
" Biasa Mit. Adikmu Pras itu suka sekali bikin darah tinggi Ibu kumat. Udah disuruh mutusin Kayla, kok malah mau dinikahin. Siapa yang ga kesel jadinya," sahut Titik sambil cemberut.
" Oh itu," kata Pramita sambil tersenyum.
" Kok malah senyum-senyum sih Mit. Ini serius lho. Bapak sama Ibu ga setuju kalo Pras nikah sama Kayla !" kata Titik gusar.
Pramita pun menoleh kearah Prashadi untuk meminta penjelasan namun sang adik hanya menggedikkan bahunya.
" Ada baiknya Kamu pertimbangkan keinginan Bapak sama Ibu Pras. Jujur Aku juga ga sreg sama si Kayla itu. Selain manja, orangnya juga agak sombong ya. Kalo ngomong tuh tinggi banget. Itu nyebelin tau ga. Dan setelah beberapa kali ketemu Aku juga tau kalo dia ga tulus sama Kamu. Bahaya lho Pras. Kalo dia nikah sama Kamu dia kan bakal jadi Adik iparku juga. Terus gimana cara ngeblandnya kalo sejak awal aja terlalu banyak perbedaan begini Pras ...," kata Pramita sambil mengusap-usap perutnya yang membuncit itu dengan lembut.
Ucapan Pramita membuat Prashadi tersentak. Meski diucapkan dengan santai, namun mampu membuat Prashadi tersentuh dan mengingat kembali apa yang terjadi.
Selama ini Prashadi tahu Kayla sulit membaur dengan keluarganya karena menurut Kayla keluarganya terlalu kaku. Prashadi berusaha memahaminya dan berharap semua membaik seiring waktu nanti.
Tapi ucapan Pramita yang mencerminkan ketidak nyamanan itu membuat Prashadi ikut tak nyaman. Bagi Prashadi kenyamanan Pramita sangat penting karena sang kakak lah yang akan menggantikan kedudukan kedua orangtuanya kelak jika mereka telah meninggal dunia.
Di sudut lain Supriyadi dan Titik nampak saling menatap sambil tersenyum melihat kebimbangan di wajah Prashadi. Mereka bahagia mengetahui ucapan Pramita cukup 'ampuh' untuk menyadarkan Prashadi.
Tiba-tiba Prashadi bangkit lalu meraih tangan kedua orangtuanya dengan paksa untuk berpamitan.
" Aku berangkat sekarang Bu. Ntar kalo kesiangan bisa-bisa dapat SP," kata Pras.
" Iya. Dipikirin ya Pras, jangan dianggap enteng permintaan Bapak sama Ibu tadi," kata Titik mengingatkan.
" Iya Bu," sahut Prashadi.
" Anterin Mbakmu sekalian biar bisa istirahat Pras. Kasian kalo sendirian, soalnya Bapak sama Ibu mau ke toko sebentar lagi," kata Supriyadi.
" Iya Pak. Ayo Mbak ...," ajak Prashadi yang diangguki Pramita.
Kemudian Prashadi melangkah ke teras rumah, menstarter motornya lalu menoleh kearah Pramita.
" Pelan-pelan aja ya Pras," pinta Pramita sambil duduk di belakang Prashadi.
" Iya Mbak. Udah belum ?" tanya Prashadi sambil melirik kearah kaca spion.
" Udah ...," sahut Pramita.
" Aku berangkat Pak, Bu. Assalamualaikum ...," kata Prashadi.
" Wa alaikumsalam. Hati-hati Pras ...," kata Titik yang diangguki kedua anaknya.
Prashadi pun melajukan motornya perlahan meninggalkan kedua orangtuanya yang menatap lekat kearahnya.
Tak ada perbincangan apa pun sepanjang perjalanan menuju rumah mertua Pramita. Kedua kakak beradik itu nampak terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
Usai mengantar sang kakak, Prashadi melanjutkan perjalanan menuju ke perusahaan tempatnya bekerja yaitu sebuah pabrik yang memproduksi berbagai jenis kain. Prashadi menjabat sebagai Supervisor selama tiga tahun terakhir di perusahaan itu. Dan di sana pula Prashadi bertemu dengan Kayla yang kemudian menjadi kekasihnya.
Prashadi kembali mengingat permintaan keluarganya tadi. Sebenarnya tanpa diminta pun Prashadi bermaksud menyudahi hubungannya dengan Kayla. Prashadi mulai merasa tak nyaman dengan sikap Kayla. Apalagi belakangan Kayla juga mulai banyak menuntut ini dan itu yang menurut teman-teman Prashadi terbilang tak wajar.
Prashadi tiba di halaman perusahaan. Dia pun memarkirkan motornya dan menoleh saat Kayla menyapanya.
" Selamat pagi Sayang ...," sapa Kayla dengan ramah.
" Ck, apaan sih Kamu. Aku kan udah bilang, jangan panggil kaya gitu kalo di pabrik atau jam kerja. Ga enak sama yang lain," kata Prashadi sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
" Maaf Aku lupa. Gimana Pras, apa Kamu udah siapin uangnya ?" tanya Kayla.
" Uang apa ?" tanya Prashadi pura-pura lupa.
Tiba-tiba terbersit dalam pikiran Prashadi untuk 'ngetest' Kayla. Dia ingin melihat bagaimana reaksi Kayla jika uang yang dia janjikan dipinjam oleh keluarganya.
" Uang buat beli motor Aku Pras. Kamu kan janji mau beliin Aku motor," sahut Kayla.
" Oh itu. Tenang aja, Aku udah siapin kok," sahut Prashadi hingga membuat Kayla tersenyum.
" Makasih ya Pras. Tambah sayang deh sama Kamu ...," kata Kayla sambil menggelayut manja di lengan Prashadi.
" Iya sama-sama. Tapi maaf sebelumnya,uangnya dipinjem dulu sama Mbak Mita buat persiapan melahirkan. Mbak Mita khawatir ga bisa melahirkan normal dan harus operasi Caesar, makanya pinjem uang Aku. Nanti kalo bayinya udah lahir pasti diganti kok. Gapapa kan kalo beli motornya diundur dulu ...?" tanya Prashadi.
" Lho kok gitu ?. Emang Suaminya Mbak Mita kemana ?. Kan dia yang berkewajiban nyediain dana melahirkan, bukan Kamu," kata Kayla kesal.
" Suaminya Mbak Mita udah nyiapin semuanya kok. Ini kan cuma buat jaga-jaga aja. Kalo Mbak Mita harus dioperasi, kan pasti perlu biaya tambahan juga buat bolak balik ke Rumah Sakit nanti," sahut Prashadi.
" Harusnya ga Kamu kasih semua, separo aja kan bisa. Bilang aja Kamu lagi ada keperluan dan uang itu mau dipake sekarang," kata Kayla tak terima.
" Mana bisa begitu. Mbak Mita udah beberapa kali keguguran karena rahimnya dinyatakan lemah. Kehamilan yang sekarang pun sangat beresiko dan Aku ga bisa mengabaikan keinginan Mbak Mita yang bisa aja jadi keinginan terakhirnya. Kamu paham ga sih apa maksudku ?" tanya Prashadi sambil menatap Kayla lekat.
Bukannya menjawab, Kayla justru menghentakkan kakinya ke lantai sambil memalingkan wajahnya kearah lain. Melihat Kayla yang merajuk membuat Prashadi kesal. Dan saat itu lah Prashadi bulat dengan tekadnya.
Saat Prashadi akan menyampaikan maksudnya, tiba-tiba suara bel masuk menggema di seantero pabrik. Prashadi pun mengurungkan niatnya lalu bergegas melangkah menuju kantor.
Kayla yang masih merajuk nampak berdiri menunggu dan mengabaikan suara bel itu. Dia mengira Prashadi akan membujuknya seperti biasa.
Namun setelah beberapa saat menunggu, Kayla pun harus menelan kecewa karena Prashadi tak melakukan apa-apa. Saat Kayla menoleh, dia terkejut melihat Prashadi meninggalkannya begitu saja.
Kayla pun bergegas mengejar Prashadi lalu menariknya ke halaman samping kantor.
" Ada apa lagi Kayla ?" tanya Prashadi sambil menepis tangan Kayla.
" Kamu nih gimana sih. Aku marah kok malah ditinggal ?!" tanya Kayla.
" Ya terus Aku harus gimana ?" tanya Prashadi lelah.
" Dibujuk kaya biasa dong. Masa gitu aja ga tau," sahut Kayla kesal namun membuat Prashadi menggelengkan kepala.
" Tapi Aku emang ga mau ngebujuk Kamu lagi Kayla. Aku capek, bosen. Kita putus aja ya," kata Prashadi sesaat kemudian.
Ucapan Prashadi tentu saja mengejutkan Kayla. Dia menatap Prashadi dengan tatapan tak percaya.
" Pu ... putus ?" ulang Kayla gugup.
" Iya. Kita ga cocok Kay. Kamu terlalu egois dan Aku ga sabar ngadepin tingkahmu yang kekanakan itu. Daripada saling menyakiti terus, lebih baik Kita putus aja," sahut Prashadi.
" Ga bisa !. Aku ga mau putus Pras. Aku sayang sama Kamu ...," kata Kayla sambil berusaha menyentuh lengan Prashadi.
" Tapi Aku udah ga sayang sama Kamu Kay," sahut Prashadi sambil menggeleng.
" Jangan kaya gini dong Pras. Aku minta maaf deh kalo Aku salah. Ok, Aku ga bakal ungkit soal uang yang Kamu pinjemin ke Mbak Mita. Tapi please jangan putus yaa ...," pinta Kayla penuh harap sambil menggenggam lengan Prashadi.
" Maaf Kay, Aku ga bisa. Pokoknya mulai sekarang Kita selesai. Paham kan ...?" tanya Prashadi sambil menurunkan tangan Kayla dari lengannya.
Dan setelah mengatakan itu Prashadi kembali meneruskan langkahnya dan meninggalkan Kayla begitu saja.
" Prass ...," panggil Kayla namun Prashadi mengabaikannya.
Kayla nampak terpukul dengan sikap Prashadi. Kedua matanya pun berkaca-kaca. Dia tak menyangka jika aksi merajuknya kali ini justru jadi bumerang untuknya karena Prashadi mengakhiri jalinan kasih mereka.
" Kok gini sih. Ga mungkin Pras mutusin Aku. Dia kan cinta banget sama Aku ...," gumam Kayla sambil menggelengkan kepala.
" Kayla ngapain di situ ?. Masuk Kay ...!" panggil beberapa teman Kayla dari ambang pintu pabrik.
Kayla pun mengangguk lalu bergegas mengikuti temannya.
Diam-diam Prashadi mengamati punggung Kayla yang menjauh. Dia tersenyum puas karena berhasil mengakhiri hubungannya dengan Kayla.
" Semoga setelah ini Lo nemuin pendamping yang tepat yang lebih segalanya dari Kayla ya Pras ...," kata Abdi tiba-tiba sambil menepuk bahu Prashadi.
" Lo ngomong apaan sih Di, ga jelas ...," kata Prashadi.
" Ayo lah Pras, ga usah berkelit lagi. Gue tau Lo baru aja mutusin Kayla. Iya kan ?" tanya Abdi sambil menaik turunkan alisnya.
" Jangan sok tau Lo !" kata Prashadi.
" Bukan sok tau, tapi Gue emang tau Pras. Soalnya Lo berdua ngobrolnya di samping jendela yang deket sama mejanya si Roy. Tuh liat, mereka semua juga denger kok ...," kata Abdi sambil menunjuk kearah meja rekannya.
Prashadi menoleh dan melihat beberapa rekan kerjanya sedang menatap iba kearahnya. Prashadi pun menepuk dahinya dengan keras hingga membuat semua rekannya itu tertawa.
" Dasar gila Lo pada. Orang sedih bukannya dihibur malah diketawain," omel Prashadi.
" Ga usah sedih Pras. Dunia ga selebar kol*or kok ...," gurau Abdi disambut tawa rekan-rekannya.
" Iya. Yang selebar kol*or kan cuma otak Lo," sahut Prashadi ketus.
Lagi-lagi semua orang tertawa. Prashadi pun ikut tertawa. Dia bahagia karena mendapat support dari rekan-rekannya itu.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Yach Yulianah
hai kak ..mampir nih🤗
2024-06-21
1
💎hart👑
hadir sambil nyimak dulu ya bebs
2024-04-05
1
Ali B.U
hadir
2024-03-23
2