Sepekan ditinggal oleh Raffi dan Ghazali, kedua gadis cantik itu terlihat makin terlihat akrab. Kini keduanya sedang berkunjung ke salah satu pusat perbelanjaan yang menawarkan barang-barang branded.
Madeline yang belum pernah masuk ke tempat itu agak sedikit ragu namun melihat Ghaida yang begitu semangat, iapun hanya menurut.
"Pilih saja yang kamu suka, Madeline..!" pinta Ghaida sambil mengamati baju yang ia sukai.
Madeline melihat lebel harganya saja sudah membuat bulu kuduknya berdiri. Ghaida paham melihat Madeline yang hanya mengagumi barang-barang yang ada di konter itu tanpa berani mengambilnya.
"Jangan pikirkan harganya, Madeline...! Kamu adalah sahabatku dan aku yang akan mentraktir kamu sekarang," ucap Ghaida terlihat tenang.
"Apakah kalian adalah orang kaya?" tanya Madeline penasaran.
"Bukan orang kaya. Tapi kami hanya menikmati kelebihan rejeki dari Allah yang memudahkan kami untuk memiliki apa yang kami inginkan.
Dan apa yang kami miliki itu, kami juga harus berbagi dengan yang lain yang sangat membutuhkan atau sekedar untuk memberikan pada yang lain sebagai hadiah. Dengan begitu harta yang kami miliki menjadi lebih berkah," jelas Ghaida merendah.
"Apakah itu bagian dari ajaran agamamu?" tanya Madeline yang mulai tertarik dengan agama yang dianut Ghaida.
"Mungkin semua agama menerapkan dalam hal berbagi. Tapi khusus untuk agama kami, kebaikan yang kami lakukan semata-mata karena Allah, niscaya Allah akan melipatgandakan pahala kami dan terjamin masuk surga," imbuh Ghaida tidak merendahkan agama orang lain.
"Mengapa sikap kalian sangat terjaga? Dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi?"
"Karena kami punya aturan dalam menjalani kehidupan dengan menghargai setiap detik waktu untuk beribadah kepada Allah.
Karena saat kami melakukan kebaikan dan tiba saatnya ajal menjemput, setidaknya kami mati dalam keadaan beriman dan beramal sholeh atau beramal baik."
"Itukah sebabnya hidup kalian tidak punya masalah?" tanya Madeline.
"Setiap orang yang hidup pasti punya masalah tergantung masalah yang dihadapinya apakah masalah besar atau masalah kecil. Masalah orang juga jadi masalah buat kami juga."
"Apakah itu termasuk aku salah satunya?" Madeline merasa tersindir juga walaupun Ghaida tidak menyebutkan masalah Madeline.
Hanya saja Ghaida tidak bisa menjelaskan kalau mereka adalah bagian dari agen FBI yang harus menyelesaikan masalah orang lain.
Setelah memilih beberapa barang yang mereka sukai, kini keduanya sedang antri di depan kasir. Ghaida mengeluarkan black card miliknya membuat Madeline melebarkan kelopak matanya karena ia tidak menyangka Ghaida sekaya itu.
"Pantas. Ghaida menyuruhku memilih apa saja yang aku sukai tanpa harus melihat lebel harganya.
Jadi, ia memiliki kartu ajaib dengan uang yang tidak terbatas jumlah di dalamnya," batin Madeline yang sudah terbiasa melihat kartu transaksi orang kaya.
Keduanya meninggalkan konter itu dan berniat mencari restoran yang menyajikan makanan ringan. Makanan manis dan gurih menjadi pilihan mereka.
Namun sayang, baru saja mereka hendak masuk ke dalam restoran itu, Madeline harus bertemu dengan ibu tirinya atau lebih tepatnya ibu angkatnya. Keduanya tidak sengaja berpapasan saat hendak masuk ke dalam restoran itu.
"Madeline...?!" sentak nyonya Dorothy menatap wajah cantik Madeline yang sekarang makin kinclong karena melakukan perawatan mahal.
"Mom...?!" gumam Madeline lirih sambil merapatkan tubuhnya di Ghaida yang ikut melihat penampilan nyonya Dorothy yang terlihat glamor tetapi terkesan kampungan.
"Jadi selama ini kamu tidak pulang hanya menghabiskan uang untuk berfoya-foya sementara ayahmu dalam keadaan sakit parah?" sarkas nyonya Dorothy.
Madeline merasa sangat malu karena ibu angkatnya memakinya di depan banyak orang.
"Tapi mom, aku....-"
"Tidak usah ditanggapi Madeline...! Ayo kita pulang...!" ajak Ghaida sedikit menarik tangannya Madeline.
"Hei kau...! Siapa kau ikut campur urusan orang? Lepaskan putriku..! Kau tidak berhak membawa pergi putriku atau aku akan laporkan kau kepada polisi...!" ancam Nyonya Dorothy pada Ghaida yang hanya acuh.
"Benarkah Madeline adalah putri anda nyonya? Apakah benar begitu Madeline?" tanya Ghaida dengan senyum sinis.
"Walaupun dia hanya putri tiriku, tapi dia sudah aku asuh sejak kecil. Dia harus pulang denganku karena dia harus bekerja untuk membiayai pengobatan ayahnya...!" menghampiri Madeline dan ingin menarik tangan Madeline namun Ghaida cepat bertidak agar nyonya Dorothy tidak bisa menarik tangan Madeline.
Tubuhnya dibuat kaku oleh Ghaida. Putri dari Nada ini malah menarik tangan Madeline untuk menjauhi nyonya Dorothy yang sekarang tidak bisa bergerak dari tempatnya berdiri.
"Ayo kita pulang Madeline..!" ajak Ghaida buru-buru menarik tangan Madeline yang masih melihat ke belakang.
Ghaida juga membuat nyonya Dorothy tidak bisa bicara atau mengumpat mereka.
"Kenapa dengan tubuhku? Kenapa menjadi kaku seperti ini?" gumam nyonya Dorothy seakan kakinya di paku di atas lantai bermarmer itu.
Setelah agak menjauh dari nyonya Dorothy, Ghaida melepaskan kunciannya dari tubuh nyonya Dorothy yang langsung ambruk ditubuh seorang pria mesum yang sama gendutnya dengan dirinya.
"Hallo sayang...! Hati-hati jalannya...!" ucap lelaki gendut itu memeluk tubuh nyonya Dorothy sambil menjilat bibirnya mesum pada nyonya Dorothy yang langsung menamparnya.
"Dasar bajingan...! Plakk..!" menampar pria gendut itu dengan keras lalu segera beranjak pergi dari tempat itu karena malu.
Ghaida dan Madeline meninggalkan pusat perbelanjaan itu dan mencari restoran lain yang lebih tenang untuk menikmati sesuatu yang manis-manis sore itu. Madeline memang memanfaatkan hari liburnya untuk bersenang-senang dengan teman barunya yaitu Ghaida.
Baru kali ini ia merasa nyaman dengan seorang teman wanita seperti Ghaida. Gadis yang sangat cantik, baik dari segi akhlak dan ringan tangan membantunya tanpa perhitungan.
Keduanya menikmati es krim dan juga kue dan beberapa cemilan lainnya.
"Madeline. Apakah kamu tidak ingin mencaritahu keluargamu yang asli?" tanya Ghaida.
"Aku tidak tahu cara mencaritahu keberadaan mereka. Jika mereka kehilanganku, harusnya mereka mencariku dengan cara apapun dan tidak menyerah begitu saja sampai saat ini. Itu berarti mereka sengaja membuangku," ucap Madeline.
"Mungkin mereka saat ini masih berusaha mencarimu. Tapi, andai itu terjadi dan mereka menemukanmu, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan kembali kepada mereka?" pancing Ghaida untuk mengetahui reaksi Madeline karena dirinya sudah mendapatkan informasi kalau abangnya Raffi sudah memastikan Madeline adalah putri bangsawan Yugoslavia.
"Entahlah. Aku tidak tahu karena itu belum terjadi. Apakah aku harus menerima mereka atau tidak," balas Madeline.
"Kamu harus mempersiapkan dirimu untuk menerima kejutan dari Tuhan yang selama ini takdir telah mempermainkan hidupmu. Tidak ada hidup manusia di bumi ini sempurna.
Dan tidak bisa didapatkan dengan cuma-cuma. Semua orang melewati masa sulitnya hingga ia bisa menemukan kebahagiaan sebenarnya. Jadi, jangan pesimis Madeline...! Hidup kita sudah ada yang mengaturnya," imbuh Ghaida.
"Siapa?"
"Tuhan. Tuhan yang menciptakan aku, kamu dan seluruh alam semesta ini. Baik itu langit maupun bumi," jelas Ghaida.
"Aku tidak begitu mempedulikan segala sesuatu yang berhubungan dengan siapa pemilik alam semesta ini karena aku terlalu lelah hidup dalam kubangan kemiskinan," ucap Madeline sendu.
"Jika kamu ingin melihat perubahan takdir manusia, maka lihatlah bagaimana waktu berputar dalam sehari semalam.
Tuhan menciptakan matahari untuk memberikan kehidupan penduduk bumi dan menciptakan malam hari agar manusia bisa beristirahat. Setidaknya kamu harus bersyukur karena kamu mengenyam pendidikan formal hingga kamu diterima bekerja di sebuah restoran hotel dan tidak berakhir di jalanan atau di atas ranjang panas di mana tubuhmu menjadi obyek kepuasan pria hidung belang," sarkas Ghaida dengan kalimat menohok agar Madeline bisa berpikir untuk tetap bersyukur pada penciptaanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Erna
madeline jau dr ajaran agama apapun,,kasihan dia tinggal sm ayah angkat yg jahu dr ksh syg
2024-04-28
2
breks nets
mantap thor suka cara berfikir nya Author
2024-04-29
2
Dewi Anggya
tu emak tiri akhirnya kena mental jugaaaa.,..
2024-02-20
3