Raffi dan Ghazali terbang ke Yugoslavia untuk mencaritahu kebenaran tentang Madeline yang merupakan keturunan bangsawan.
Dengan adanya bukti foto milik Madeline kecil yang mereka bawa, kedua pria tampan ini harus menyamar untuk membuktikan argumen mereka berdasarkan kalung yang dikenakan Madeline.
Sebelum berangkat ke Yugoslavia, Raffi sudah menitipkan Madeline pada Ghaida. Raffi yakin Ghaida bisa melindungi Madeline dari segi keamanan karena gadis itu bukan saja bagian dari agen FBI, tapi ia juga memiliki kekuatan dalam dirinya yang bisa diandalkan.
Pagi itu, Ghaida mengantar Madeline ke tempat kerjanya. Gadis ini tiba-tiba jadi pendiam setelah kepergian Raffi yang sedang mengembangkan tugasnya sebagai polisi berdasarkan pengakuan Raffi padanya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Ghaida saat mereka sudah berada di jalan raya.
"Iya. Aku baik-baik saja," sahut Madeline sedikit malas.
"Kakakku akan segera kembali setelah tugasnya selesai. Apakah kamu merindukannya?" goda Ghaida membuat wajah Madeline sontak bersemu merah.
"Aa tidak...! Aku hanya kuatir karena banyak orang jahat diluar sana. Walaupun Raffi seorang polisi, tetap saja dia manusia biasa yang mungkin saja lengah saat bertugas," gumam Madeline.
"Bisa jadi ucapanmu itu benar," timpal Ghaida sengaja membuat Madeline makin cemas.
"Apakah gadis ini jatuh cinta pada kak Raffi? Apakah kak Raffi juga menyukainya?" batin Ghaida tersenyum samar agar Madeline tidak melihatnya.
"Sudah sampai. Nanti tunggu aku yang menjemputmu nanti malam...! Kerja yang baik Madeline ..! Semangat ya .!" ucap Ghaida ketika Madeline turun dari mobilnya.
"Kamu juga harus semangat belajar...!" balas Madeline melambaikan tangannya ke arah Ghaida.
Keduanya kembali ke tujuan mereka masing-masing untuk beraktivitas. Madeline seperti biasa ke ruang ganti untuk mengganti bajunya dengan baju dinas sebagai koki di restoran hotel itu.
Ghaida tetap memantau Madeline melalui penyadap yang ia tempelkan pada kalung Madeline yang merupakan pemberian darinya.
Di istana kerajaan Yugoslavia yang sudah berubah menjadi bangunan modern sesuai kebutuhan zaman, kini Raffi dan Ghazali berada. Mereka harus menyamar sebagai tukang kebun dan pelayan di istana itu.
Keduanya menjalani penyamaran mereka seprofesional mungkin. Tentu saja bukan hanya penyamaran kosong semata. Mereka juga memasang kamera tersembunyi yang bisa membidik beberapa dokumen yang ada di dalam istana itu.
Raffi menggunakan jam tangannya yang memiliki banyak fungsi untuk merekam apa saja yang mereka butuhkan nantinya di dalam istana itu.
"Hei kau ....!" pekik seorang gadis muda yang seusia Madeline saat melihat Raffi sedang membersihkan beberapa porselin mahal yang ada di ruang keluarga itu.
"Saya nona...?" menunjukkan dirinya sendiri membuat gadis yang bernama Bella terdiam sesaat saat mengamati wajah tampan Raffi.
"Kenapa pelayan ini sangat tampan? Seharusnya dia tidak pantas jadi pelayan," batin Bella.
"Nona. Apakah ada yang bisa saya bantu?" ulang Raffi saat melihat wajah berkulit pucat Bella menatapnya mesum.
"Ya kamu. Apakah kamu baru jadi pelayan di sini?" tanya Bella berubah santun pada Raffi.
"Baru dua hari nona."
"Apakah kamu bisa nyetir?"
"Bisa."
"Kalau begitu tolong antar antar aku shoping. Apakah kamu mau?" tanya Bella mengedipkan sebelah matanya nakal.
"Bella. Bukankah kamu punya sopir sendiri?" tegur Nyonya Kellen.
Raffi yang baru pertama kali melihat nyonya Kellen terkesima. Pasalnya wajah nyonya Kellen seperti duplikat wajah Madeline.
"Astaga...! Sepertinya aku tidak perlu repot-repot menyelidiki siapa Madeline karena wajah nyonya ini sudah membuktikan bahwa Madeline adalah putrinya," batin Raffi.
"Mommy. Aku ingin menggantikan sopir ku karena Alex sudah sangat tua untuk mengantarku ke manapun. Aku butuh lelaki yang energik," bantah Bella membuat nyonya Kellen hanya menarik nafas panjang menghadapi gadis manja ini.
"Tidak. Pelayan ini tidak tahu jalanan ibu kota karena dia berasal dari kampung. Turutin perkataan mommy atau kamu tidak pergi ke manapun..!" tekan nyonya Kellen membuat Bella hanya bisa merengut kesal.
"Sialll....! Padahal aku ingin pamer pria ini sebagai kekasihku," umpat Bella lalu meninggalkan Raffi dan nyonya Kellen.
"Lanjutkan pekerjaan mu pada Raffi yang hanya bisa mengangguk...!" titah nyonya Kellen hendak kembali naik ke lantai dua.
"Nyonya. Apakah aku boleh menanyakan sesuatu pada nyonya?" Raffi memberanikan dirinya untuk langsung menanyakan tentang Madeline.
"Silahkan...!" berhenti di tengah tangga menengok ke arah Raffi.
"Nyonya. Apakah nyonya punya putri yang lain selain gadis yang tadi?" tanya Raffi membuat nyonya Kellen mengerutkan keningnya.
Deggg...
"Apa maksudmu bertanya seperti itu padaku?" gugup nyonya Bella seakan dipaksakan kembali mengenang masa suram 15 tahun yang lalu.
"Begini nyonya. Saya punya kekasih yang wajahnya sangat mirip dengan nyonya dan dia ....-" ucapan Raffi terhenti mana kala melihat tuan Excel menyapa istrinya.
"Haii... baby...!" mengecup bibir istrinya lembut.
"Kamu baru pulang?" tanya nyonya Kellen memeluk suaminya yang baru pulang dari perusahaannya.
Raffi segera meninggalkan tempat itu karena segan melihat suami istri ini bermesraan didepannya seperti kedua orangtuanya kalau sudah bertemu.
"Ya Allah. Aku sudah hampir dekat dengan rencanaku harus terhalang lagi. Sepertinya aku harus bisa buktikan dengan cara yang lebih akurat.
Aku harus mendapatkan sampel rambut atau lainnya milik nyonya Kellen dan suaminya. Lalu siapa Bella?" batin Raffi berpikir keras saat ini.
Di taman istana itu, Ghazali sedang beristirahat setelah menanam beberapa tanaman bunga di setiap sisi taman sesuai arahan kakek Nicky.
Ia meneguk minumannya sambil menikmati hamparan bunga yang ada di depannya. Tidak lama kemudian kakek Nicky yang sudah berusia 60 tahun itu duduk di sampingnya.
"Sepertinya orangtua ini tahu sesuatu tentang Madeline. Aku harus menanyakan kakek ini," gumam Ghazali lalu basa-basi dengan si kakek.
"Kakek. Sudah berapa lama kakek bekerja di istana ini?" tanya Ghazali.
"Sekitar 40 tahun aku mengabdi di istana ini. Awalnya aku sopir pribadinya nyonya Kellen. Setelah musibah yang menimpa putrinya....-" ucapan kakek Nick mengambang di udara seolah mengingat sesuatu yang membuatnya sesak.
"Musibah apa kakek?" tanya Ghazali santai walaupun hatinya sangat ingin mengetahui lebih cepat informasi tentang Madeline.
"Saat itu aku sedang mendampingi keluarga tuan berlibur di Amerika. Aku yang saat itu membawa mobil setiap kali nyonya meminta aku untuk mengantarnya ke setiap tempat yang ingin ia kunjungi.
Dan dia memilih galeri seni lukis yang mengadakan pameran lukisan dari setiap pelukis ternama. Tanpa diduga, nyonya Kellen terlepas dari putri kecilnya karena sedang bicara dengan pelukisnya. Setengah jam kemudian ia baru ingat dengan putrinya," tuturnya sambil berlinang air mata.
"Apakah putrinya sudah ditemukan?"
Kakek Nick menggeleng lemah. Ia menyeka air matanya karena ia juga bersalah dalam hal ini. Harusnya ia ikut masuk ke pameran seni itu sambil mengawasi Madeline kecil.
"Saat itu nyonya Kellen tidak ingin ada pengawal yang mengawalnya selama melakukan liburan. Ia ingin santai dan tidak ingin dikenal publik sebagai ratu negeri ini. Namun sayang, ia memang sulit dikenali oleh banyak orang karena ia juga menyembunyikan wajahnya dengan kacamata dan masker.
Namun tidak untuk putrinya Madeline yang pasti ada yang mengenal gadis kecil dan lucu itu," lanjut kakek Nick membuat Ghazali mulai menarik kesimpulan.
"Sepertinya ada orang dalam istana yang sudah membocorkan perjalanan liburan nyonya Kellen," batin Ghazali.
"Lalu siapa gadis yang tadi pagi naik mobil hitam?" tanya Ghazali.
"Bella..?" tanya kakek Nick. Ghazali mengangguk.
"Bella....-"
"Kakek Nick. Makan siang kalian sudah disiapkan. Silahkan makan kakek...!" potong pelayan Adele yang sempat menangkap obrolannya kakek Nick dan Ghazali.
"Terimakasih Adele...!"
Kakek Nick mengajak Ghazali untuk makan siang bersama.
"Kita makan siang dulu anak muda agar semangat kembali untuk bekerja," ajak kakek Nick sambil terkekeh.
Ghazali sangat geram karena pertanyaannya tidak terjawab oleh kakek Nick gara-gara kepala pelayan istana itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Erna
waw,,Raffi sdh mengakui maedalina pacaku,,hhmm
2024-04-27
2
Tangsah Jagad
keren thor ❤👍🙏💪
2024-05-08
2
jhon teyeng
waduh asyik itu kl jadi sandal kerajaan
2024-02-20
1