17. Penyambutan

Tanpa melakukan aksi apapun untuk menghentikan aksi penjahat yang menginginkan nyonya Kellen secara normal, Ghaida mengundang angin kencang untuk mendorong helikopter penjahat itu agar menjauhi mobilnya karena sebentar lagi mereka sudah memasuki bandara khusus untuk jet pribadi para konglomerat.

"Kenapa tiba-tiba ada angin kencang, bos?" ucap co-pilot yang sulit mengendalikan helikopternya dari angin kencang yang melingkupi di sekeliling helikopter itu seakan mereka tidak boleh terbang maupun mendarat.

"Ada apa?" tanya bos penjahat itu.

"Cuacanya lagi tidak kondusif. Sebaiknya kita mendarat saja daripada kita yang celaka," sahut co-pilot mencari aman.

"Siapa yang memintamu berhenti? Apakah kamu tidak lihat mobil itu makin menjauhi kita? apa kamu ingin kita mati di tangan tuan Remon, hah?!" bentak sang bos membuat co-pilot cukup sulit menentukan sikap.

"Tapi, helikopter ini tidak bisa terbang tuan. Kita seperti dikepung angin dan tidak bisa ke manapun," protes co-pilot terlihat serius.

Melihat wajah cemas co-pilot, si bos penjahat tidak bisa lagi protes. Ia begitu geram karena selalu saja gagal mengeksekusi targetnya. Ia akhirnya mengalah karena ia tidak begitu mengerti mesin helikopter. Ghaida tiba di bandara sedikit terlambat di mana kedua saudaranya sudah menunggu.

Ghaida membangunkan nyonya Kellen yang cukup limbung saat melihat disekitar mereka adalah pesawat jet miliknya.

"Nyonya. Madeline sudah berada di dalam pesawat. Selamat jalan dan sampai jumpa lagi...!" ucap Ghaida ketika nyonya Kellen sudah turun dari mobilnya dan merasa baru saja tidur sebentar.

"Terimakasih Ghaida...! Kamu adalah gadis baik dan pemberani. Putriku berhutang banyak padamu. Saya pulang dulu. Salam untuk keluargamu," ucap nyonya Kellen lalu memeluk erat Ghaida.

Diatas sana, Madeline sedang bicara dengan Raffi yang ikut mengantar dirinya ke negaranya.

Sementara itu Ghazali tidak ikut dengan Raffi karena ia yakin Raffi bisa menyelesaikan tugas akhirnya dengan menangkap tuan Remon yang merupakan otak mafia kejam yang selama ini ia cari.

Ghaida naik ke pesawat bersama dengan nyonya Kellen untuk melepaskan kepergian sahabat barunya itu. Begitu melihat Ghaida masuk, Madeline langsung berdiri dan menghampiri Ghaida.

"Ghaida. Aku harap ini bukan akhir dari semuanya. Sebenarnya aku tidak ingin pulang ke negaraku karena aku merasa rumahku disini.

Aku tidak tahu bagaimana caraku mengucapkan terimakasih kepadamu. Tapi, aku hanya mau mengatakan bahwa agamamu telah mengajarkan banyak hal padaku melalui akhlak mu. Aku ingin mendalaminya.

Tolong bantu aku untuk mengenal Islam karena selama ini aku tidak mengenal agama apapun," ucap Madeline menahan rasa sedihnya.

"Alhamdulillah. Semoga ini adalah tanda-tanda hidayah telah datang padamu. Keyakinan adalah urusan hati manusia dengan Tuhan penciptanya. Aku yakin kamu akan mendapatkan jalan untuk mengetahui keyakinan kami. Aku akan mengirim buku apa saja mengenai Islam untuk kamu," ucap Ghaida.

Keduanya berpelukan agak lama dan Ghaida segera turun dari pesawat karena pesawat segera berangkat ke Yugoslavia.

"Ghaida. Pastikan pesawat ini aman saat terbang nanti...!" pinta Raffi yang tahu si kembar akan menghadang musuh yang menghalangi mereka berangkat.

"Siap agen satu...!" Ghaida memberi hormat pada Raffi layaknya seorang perwira pada komandannya.

Tidak lama kemudian pesawat melakukan take-off membawa pergi Madeline meninggalkan kota New York yang pernah menjadi tempat tinggalnya. Madeline menangis karena berpisah dengan Ghaida.

Walaupun hatinya sangat lega karena Raffi masih mengantar dirinya sampai ke negaranya.

"Sayang. Suatu saat nanti kamu akan bertemu lagi dengan sahabatmu setelah kamu dinobatkan menjadi ratu untuk negara kita. Ghaida adalah gadis yang sangat baik. Mommy bersyukur kamu bertemu dengan orang-orang baik yang telah menyelamatkan kamu dari para penjahat.

Mommy akan menuntut ayah dan ibu angkatmu yang berani-beraninya menjual kamu pada pria hidung belang," geram nyonya Kellen yang sudah tahu cerita pertemuan Raffi dan Madeline.

...----------------...

Penyambutan kedatangan Madeline secara kerajaan di bandara setempat menjadi suasana yang mengharukan bagi sebagian orang yang sempat melupakan gadis kecil pewaris tahta kerajaan negara tersebut yang menghilang selama 15 tahun yang lalu.

Madeline cukup kikuk melihat orang-orang yang mengelukan dirinya dan tidak sedikit dari mereka menatap tak percaya kehadiran sosok Madeline yang mirip sekali dengan ibu kandungnya nyonya Kellen.

"Astaga. Aku mengira gadis itu tidak akan bisa ditemukan dan ternyata dia bisa ditemukan," ucap salah satu wanita bangsawan lainnya sambil melihat Madeline sedang merima kalungan bunga dari ibu negara itu karena negara mereka sudah berubah republik. Namun kerajaannya mereka masih diakui oleh negara.

"Selamat datang tuan putri...!" ucap mereka bersamaan.

"Ayo sayang...! Kita pulang...!" ucap nyonya Kellen begitu acara penyambutan yang berlangsung sebentar itu selesai dan mengingat Madeline masih kelelahan menempuh perjalanan, nyonya Kellen ingin mereka bisa istirahat di istana.

Raffi yang menjadi pengawal sementara untuk putri Madeline tetap bersiaga di belakang gadis itu saat menuju mobil. Iring-iringan mobil mewah membaur dengan para warga yang ingin melihat putri Madeline. Namun sayang sekali kaca mobilnya terlalu gelap hingga mereka hanya melihat rombongan mobil istana yang melintas di depan mereka.

"Ya Tuhan. Ini seperti mimpi bagiku mom. Dalam sekejap aku sudah menjadi putri raja. Dulu aku selalu bermimpi seandainya aku adalah putri raja saat aku getol membaca buku dongeng tentang putri raja yang tinggal di dalam istana," ucap Madeline sambil melihat rakyatnya yang antusias menyambutnya.

"Sayang. Kamu tidak lagi mengalami saat-saat sulit karena kekurangan uang untuk membeli sesuatu. Kamu akan memiliki semua itu. Semoga kamu tidak salah pilih pendamping hidupmu kelak," nasehat nyonya Kellen sekaligus menyindir Raffi yang duduk sebelah sopir.

"Mommy. Andai saja mommy tahu kalau hatiku sudah dicuri oleh Raffi, mungkin mommy akan segera menikahkan kami. Apakah Raffi juga menyukaiku? Sepertinya dia tidak memberikan sinyal cinta padaku. Berarti hatiku telah terpenjara oleh cinta yang aku bangun sendiri," keluh Madeline membatin.

Tiba di istana, Madeline turun dari mobil dan melihat ayahnya tuan Excel atau raja Excel dengan baju kebesarannya menyambutnya. Namun langkah Madeline terhenti saat melihat wajah seorang gadis yang menatapnya sinis namun pandai bersandiwara dengan melebarkan bibirnya.

"Apakah aku punya seorang adik mommy? Kenapa mommy tidak bilang?" bingung Madeline.

"Tidak. Dia hanya adik sepupumu. Putri dari tantemu Sarah," jawab nyonya Kellen.

"Apakah dia tinggal di rumah kita?" cecar Madeline.

"Dia hanya hadir di rumah ini tidak lebih menggantikan mu untuk sementara waktu sayang,"ucap nyonya Kellen.

"Kalau begitu, usir dia mommy...! kembalikan dia pada kedua orangtuanya karena aku tidak suka wajah menjengkelkan itu," geram Madeline yang sudah menunjukkan taringnya sebagai putri sebenarnya kerajaan itu.

Raffi tersenyum mendengar ucapan tegas seorang Madeline yang dikiranya hanya seorang gadis lemah.

"Itu akan terjadi sayang. Tunggu tanggal mainnya," timpal nyonya Kellen yang juga muak dengan sikap Bella yang selalu manja pada mereka dengan permintaan sejibun dan sok perintah.

"Itu baru seorang ratu Madeline. Aku yakin kamu bisa memimpin rakyatmu dengan adil walaupun kekuasaanmu tidak penuh karena adanya pemerintahan," batin Raffi.

Raffi mengedarkan pandangannya dan terhenti pada sosok Remon yang ikut menghampiri Madeline.

"Mau apa Mafia sialan itu ke sini?" batin Raffi mengawasi gerak gerik Remon. Ingin rasanya ia membongkar kedok kejahatan Remon berwajah bangsawan namun berhati iblis itu namun suasananya masih dalam keadaan suka. Raffi tidak ingin merusak acara penyambutan Madeline oleh keluarganya.

"Tunggu tanggal mainnya, Remon. Aku akan menangkapmu dan mengirimmu ke penjara terkejam di dunia," batin Raffi penuh rencana.

"Oh putriku. Selamat datang sayang...!" tuan Excel memeluk putrinya penuh cinta.

Sementara itu pelayan memberikan satu buket bunga pada Bella yang akan gadis itu serahkan pada Madeline. Namun melihat sikap Bella yang tidak wajar, membuat Raffi curiga dengan bunga itu seperti ada aroma racunnya jika Madeline menghirupnya.

Terpopuler

Comments

Erna

Erna

Raffi pengawal cinta sejati,untk Madeline sang Ratu baru..

2024-04-28

2

suti markonah

suti markonah

nyonya kellen sombong amat..putri nya dah di tlg juga msh nyindir raffi..kamu blm tau siapa raffi..bahkan opa ny selain milyader juga mantan presiden idaman..

2024-02-29

2

Dewi Anggya

Dewi Anggya

makin tegang... apalgi klo udh si raffi yg udh curiga fix ada yg gk beres tuhh

2024-02-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Mencari Target
2 2. Perang Dimulai
3 3. Siapa Kamu...?
4 4. Dikerjain
5 5. Rahasia Madeline
6 6. Seorang Princess
7 7. Menyelidiki
8 8. Aksi Ghaida
9 9. Ada Saja Halangan
10 10. Akhirnya Tahu Juga
11 11. Tidak Ingin Berpisah
12 12. Jatuh Cinta Padamu
13 13. Tidak Setuju
14 14. Firasat
15 15. Salah Bicara
16 16. Ulah Ghaida
17 17. Penyambutan
18 18. Tertangkap
19 19. Penobatan Putri Kerajaan
20 20. Perpisahan
21 21. Belum Move On
22 22. Memperkenalkan Diri
23 23. Tidak Mudah
24 24. Ayo Kita Perang...!
25 25. Strategi
26 26. Cermin Ajaib
27 27. Berhasil Kabur
28 28. Salah Tebak
29 29. Pendaratan Darurat
30 30. Menginap
31 31. Hilang
32 32. Gadis Aneh
33 33. Jadi Pikiran
34 34. Beralih Tugas
35 35. Penyamaran
36 36. Menegangkan
37 37. Benih Cinta
38 38. Bimbang
39 39. Diuji
40 40. Kenyataan Begitu
41 41. Pertikaian
42 42. Menyusul
43 43. Hero
44 44. Kau...?!
45 45. Salah Paham
46 46. Malu Sendiri
47 47. Akhirnya Sah
48 48. Ingin Mengaku Tapi Takut
49 49. Permainan Cantik
50 50. Tawaran
51 51. Uji Nyali
52 52. Gugup
53 53. Bukan Saya
54 54. Tidak Tega
55 55. Wanitaku
56 56. Curiga
57 57. Menggetarkan Hati
58 58. Petualangan Seru
59 59. Mengetahui Rahasianya
60 60. Pertempuran Sengit
61 61. Buta
62 62. Bala Bantuan
63 63. Tidak Ingin Bertemu
64 64. Kerinduan
65 65. Kecewa
66 66. Kenyataannya
67 67. Tak Sengaja
68 68. Tamu Terhormat
69 69. Gugup
70 70. Hanya Satu Nama
71 71. Tidak Bisa...!
72 72. Dipercepat Saja...!
73 73. Keluarga Baru
74 74. Tanpa Kendala
75 75. Nasehat Ghaida
76 76. Tak Peduli
77 77. Fantastis
78 78. Keisengan Nabilla
79 79. Hari Pernikahan
80 80. Oh Inikah Rasanya..?
81 81. Kesan Pertama Di rumah Mertua
82 82. Takluk
83 83. Akhirnya Ketahuan
84 84. Terjebak
85 85. Tugas Negara
86 86. Menunggu Disaat Yang Tepat
87 87. Dipermalukan
88 88. Tatapan Penuh Dendam
Episodes

Updated 88 Episodes

1
1. Mencari Target
2
2. Perang Dimulai
3
3. Siapa Kamu...?
4
4. Dikerjain
5
5. Rahasia Madeline
6
6. Seorang Princess
7
7. Menyelidiki
8
8. Aksi Ghaida
9
9. Ada Saja Halangan
10
10. Akhirnya Tahu Juga
11
11. Tidak Ingin Berpisah
12
12. Jatuh Cinta Padamu
13
13. Tidak Setuju
14
14. Firasat
15
15. Salah Bicara
16
16. Ulah Ghaida
17
17. Penyambutan
18
18. Tertangkap
19
19. Penobatan Putri Kerajaan
20
20. Perpisahan
21
21. Belum Move On
22
22. Memperkenalkan Diri
23
23. Tidak Mudah
24
24. Ayo Kita Perang...!
25
25. Strategi
26
26. Cermin Ajaib
27
27. Berhasil Kabur
28
28. Salah Tebak
29
29. Pendaratan Darurat
30
30. Menginap
31
31. Hilang
32
32. Gadis Aneh
33
33. Jadi Pikiran
34
34. Beralih Tugas
35
35. Penyamaran
36
36. Menegangkan
37
37. Benih Cinta
38
38. Bimbang
39
39. Diuji
40
40. Kenyataan Begitu
41
41. Pertikaian
42
42. Menyusul
43
43. Hero
44
44. Kau...?!
45
45. Salah Paham
46
46. Malu Sendiri
47
47. Akhirnya Sah
48
48. Ingin Mengaku Tapi Takut
49
49. Permainan Cantik
50
50. Tawaran
51
51. Uji Nyali
52
52. Gugup
53
53. Bukan Saya
54
54. Tidak Tega
55
55. Wanitaku
56
56. Curiga
57
57. Menggetarkan Hati
58
58. Petualangan Seru
59
59. Mengetahui Rahasianya
60
60. Pertempuran Sengit
61
61. Buta
62
62. Bala Bantuan
63
63. Tidak Ingin Bertemu
64
64. Kerinduan
65
65. Kecewa
66
66. Kenyataannya
67
67. Tak Sengaja
68
68. Tamu Terhormat
69
69. Gugup
70
70. Hanya Satu Nama
71
71. Tidak Bisa...!
72
72. Dipercepat Saja...!
73
73. Keluarga Baru
74
74. Tanpa Kendala
75
75. Nasehat Ghaida
76
76. Tak Peduli
77
77. Fantastis
78
78. Keisengan Nabilla
79
79. Hari Pernikahan
80
80. Oh Inikah Rasanya..?
81
81. Kesan Pertama Di rumah Mertua
82
82. Takluk
83
83. Akhirnya Ketahuan
84
84. Terjebak
85
85. Tugas Negara
86
86. Menunggu Disaat Yang Tepat
87
87. Dipermalukan
88
88. Tatapan Penuh Dendam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!