Apa kamu baik-baik saja, Madeline?" tanya Raffi karena melihat Madeline sedang memikirkan sesuatu dan sulit untuk menyampaikan kepadanya.
"Tidak apa. Aku hanya ingin bicara denganmu tentang kontes memasak yang akan dimulai Minggu depan," sahut Madeline.
"Apa yang bisa aku bantu?"
"Apakah kamu mau mendampingiku?"
"Maksudnya mendampingi kamu lomba memasak?" tanya Raffi bingung.
"Bukan. Tapi lebih kepada temanin aku saat lomba itu di mulai."
"Menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan bagiku. Kenapa bukan Ghaida saja yang akan menemanimu?"
"Dia lagi ikut sidang disertasinya. Pasti dia tidak punya waktu untuk menemaniku." Madeline nampak kecewa dengan jawaban Raffi.
"Bukankah kamu sudah memiliki kedua orangtuamu. Bagaimana kalau mereka saja yang menemani kamu saat lomba itu?" saran Raffi memberi solusi.
"Kenapa pria ini tidak peka juga? Aku hanya ingin diperhatikan dan hanya momen itu yang akan menjadi pertemuan kita untuk terakhir kalinya," batin Madeline yang terlalu berharap pada Raffi.
"Hei....! Mengapa kalian jadi ngobrol di situ? Makan malamnya sudah siap. Madeline. Panggil kedua orangtuamu untuk makan malam..!" Pinta Ghaida dan Madeline hanya mengangguk dan meninggalkan Raffi yang langsung masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian.
"Kenapa perasaanku jadi aneh seperti ini?" gugup Raffi yang tidak menyadari ada benih cinta yang mulai tumbuh dihatinya.
Raffi memilih untuk menunaikan sholat isya terlebih dahulu baru keluar untuk makan malam bersama tamunya. Pintu kamarnya dibiarkan terbuka supaya Ghaida bisa tahu kalau dia sedang sholat.
Semuanya sudah berkumpul di meja makan kecuali Raffi. Untuk pertama kalinya, kedua orangtuanya Madeline menikmati masakan yang di masak putrinya dan juga Ghaida.
"Ghaida. Dari mana asal kalian?Apakah kamu masih kuliah?" tanya nyonya Kellen pada Ghaida.
"Kami berasal dari Indonesia. Hanya saya dan saudara kembar saya, Ghazali yang sedang menunggu sidang disertasi," sahut Ghaida membuat nyonya Kellen hampir tercekik.
"Berapa usia kalian berdua, nak? Bukankah itu untuk gelar doktor?" tanya tuan Excel yang menelusuri lebih jauh jenjang pendidikan di kembar.
"Sebentar lagi kami akan merayakan ulang tahun kami yang ke 17. Seluruh keluarga kami akan datang ke sini.
Keluarga kami rata-rata terlahir kembar karena mami dan saudara lelakinya semuanya kembar hingga ke cucu. Ada yang kembar tiga dan juga empat. Saudara pertama mami kami memiliki kembar tiga dan mami kami punya saudara kembar laki-laki yang sekarang menetap di Bahrain karena istrinya berasal dari Bahrain," ucap Ghaida yang tidak menyebutkan status Tantenya yang merupakan ratu Bahrain.
"Tapi wajah kalian tidak seperti orang Asia," timpal nyonya Kellen setelah lebih tenang.
"Daddy kami berasal dari Itali dan Daddy-nya kak Raffi dari California- Amerika," jelas Ghaida.
"Dan mereka semuanya keluarga jenius mommy," timpal Madeline yang sudah banyak mendengar cerita Ghaida tentang keluarga besarnya.
"Apa pekerjaan Daddy-mu, Ghaida ?" tanya nyonya Kellen.
"Seorang astronot NASA."
"Apaaa?" pekik nyonya Kellen yang tidak lagi meremehkan keluarga Raffi.
"Dan daddy-nya kak Raffi seorang angkatan udara," lanjut Ghaida.
"Bagaimana dengan ibu kalian? Apakah seorang ibu rumah tangga?" tanya nyonya Kellen dan si kembar tidak bisa menjawabnya.
"Yah. Ibu kami semua adalah ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anaknya karena surga seorang istri ada pada suaminya," sahut Raffi yang baru ikut bergabung makan malam dengan mereka.
Raffi tidak mau keluarga Madeline harus mengetahui kalau mereka kelurga besar agen rahasia.
"Keluarga mereka sangat keren mommy karena keluarga mereka dididik dengan agama Islam yang kental. Mereka benar-benar muslim sejati," puji Madeline.
"Muslim...?" pikiran nyonya Kellen tidak jauh dengan hal negatif tentang orang muslim. Lebih tepatnya dirinya adalah Islam fobia.
"Mommy. Jangan pernah mendengarkan ajaran Islam itu melalui media. Agama mereka penuh dengan rasa kasih sayang walaupun sarat dengan hukum karena agama mereka yang mengendalikan perbuatan mereka untuk menghormati sesama.
Jika mommy mendengar hal yang ekstrim tentang Islam, itu hanya oknum bukan agamanya," jawab Madeline agar kedua orangtuanya tidak salah paham pada keyakinan Raffi dan saudaranya.
Makan malam itu berakhir dengan rasa puas dan syukur. Walaupun masakan yang dimasak dua gadis cantik itu sederhana namun rasanya tidak ingin berhenti untuk menikmatinya.
Karena sudah cukup larut, mereka memutuskan untuk tidur namun tidak dengan Raffi dan Ghazali yang tetap berjaga karena tamu mereka bukan orang biasa.
Sementara di istana tuan Excel, kepala pelayan Adele begitu murka juga ketakutan saat mendengar laporan anak buahnya kalau mereka telah kehilangan jejak raja dan ratu Yugoslavia itu.
"Mereka sudah menemukan putri mereka, nyonya. Itu yang bisa kami lihat melalui teropong, nyonya," ucap sang anak buah.
"Apa saja kerja kalian sehingga mereka menghilang di hotel itu kalian tidak tahu," geram pelayan Adele yang sudah membayar mahal kepada para pembunuh bayaran itu. Tentu saja uang yang ia dapatkan dari tuan Remon.
"Sepertinya tuan Excel meminta pihak FBI mengawal mereka selama mereka berada di Amerika dan itu dilihat saat pasangan itu di sambut diam-diam oleh anggota FBI yang berpakaian preman," ucap anak buahnya Adele membuat wanita berusia 45 tahun itu makin frustrasi.
"Apa jangan-jangan pelayan Raffi dan tukang kebun Ghazali adalah bagian dari FBI dan mereka bekerja di sini sebagai mata-mata? Ups....siall...! Pantas saja tampang mereka tidak seperti pelayan pada umumnya.
Kenapa aku bisa terkecoh saat menerima mereka sebagai pelayan hanya karena mereka sangat tampan. Tapi tunggu dulu, mana mungkin Ghazali anggota FBI kalau usianya saja baru memasuki 17 tahun?" ragu pelayan Adele dengan pemikirannya sendiri untuk mengambil sebuah kesimpulan berdasarkan apa yang dia lihat.
Keesokan harinya, tuan Excel harus kembali ke negaranya karena ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Ia juga sedang bersandiwara agar terlihat baik-baik saja dengan begitu orang-orang yang sedang menyusun rencana untuk menghilangkan putrinya demi tujuan mereka termasuk kepala pelayan mereka yaitu Adele yang baru ia ketahui dari Raffi bisa berjalan mulus.
Ia mempercayakan istri dan putrinya di jaga oleh Raffi yang merupakan agen rahasia FBI. Ia sudah mengetahui latar belakang Raffi dari intelijen negaranya yang membenarkan siapa Raffi dan si kembar.
Namun ada informasi lain tentang keluarga Raffi yang sengaja dirahasiakan data hidup mereka oleh negara adidaya itu.
Nyonya Kellen yang masih bertahan di kediaman Raffi. Dan saat ini dirinya sedang menemani putrinya berbelanja di sebuah supermarket. Raffi mengawasi keduanya dari kejauhan.
Madeline berencana berlatih memasak sesuai tema masakan yang sudah diatur dalam lomba.
Ada tiga putaran di lomba itu yang akan ia ikuti. Itu berarti waktunya seharian itu yang membuatnya harus membuat makanan yang sesuai tema dengan rasa yang berbeda.
"Apakah aku memadukan saja masakan Indonesia dengan sentuhan eropa? Karena temanya adalah makanan internasional yang memiliki inovasi baru dengan menggabungkan beberapa negara," gumam Madeline sambil memperhatikan rak bumbu dan beberapa sayuran yang ada di dekatnya.
"Apakah kamu sudah memutuskan mau memasak apa dalam lomba itu, sayang?" tanya nyonya Kellen yang sebenarnya tidak begitu mengenali setiap bumbu masakan karena seumur hidupnya ia hanya tahu makan saja.
"Aku hanya ingin menyatukan masakan Indonesia dengan sentuhan eropa," ucap Madeline karena sudah sering belajar masak masakan Indonesia pada Ghaida.
"Apakah kamu jatuh cinta pada Raffi Madeline hingga kamu mau memasak makanan Indonesia?" tembak ibunya membuat Madeline terperanjat.
"Aaa...aku ...?!" meneguk liurnya sesaat lalu menggeleng dengan cepat.
"Kita ini dari keturunan darah biru. Walaupun Raffi berasal dari keluarga konglomerat namun tetap saja dia berasal dari kalangan biasa.
Jangan mudah jatuh cinta pada orang yang tidak sederajat dengan kita, nak...! Jodohmu sudah diatur sesuai dengan ketentuan istana," nasehat nyonya Kellen membuat hati Madeline melengos.
"Astaga...! Kenapa masih ada orangtua kolot seperti mommy ku di jaman digital seperti ini?" batin Madeline menjadi tidak nyaman usai mendengar nasehat ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
deni syahputra
jodohku...
2024-06-12
2
Ramlah Kuku
sudah dijodohkan kamu Madeline
2024-06-08
2
Nurgusnawati Nunung
Belum apa apa sudah mau mengatur,
2024-04-27
2