4. Dikerjain

Hansel mengumpulkan anak buahnya untuk menyusun rencana untuk menyerang apartemen milik Raffi. Hansel sudah menemukan titik lokasi di mana saat ini Raffi sedang menyembunyikan Madeline yaitu wanita bayarannya.

"Kita akan ke apartemen itu setelah malam hari. Aku sudah menyewa salah satu unit apartemen itu di mana kamarnya dekat dengan kamar wanitaku yang diculik oleh bajingan itu."

"Kira-kira jam berapa kita akan bergerak, bos?"

"Pukul satu pagi ketika mereka terlelap," ucap Hansel.

"Baik bos. Kami akan membawa wanita milik bos itu kepada bos."

"Bagus. Tapi jangan coba-coba menyakitinya atau kaki tangan kalian yang akan aku patahkan...!" ancam Hansel.

Kelima orang anak buahnya menggeleng dengan cepat.

"Jangan lupa, ajak yang lainnya juga untuk bergabung dalam misi kita dan kalau bisa tembak pria yang membawa wanitaku itu...!" titah Hansel sambil menggeram.

"Baik bos."

Anak buahnya Hansel menyusun strategi penyerangan untuk nanti malam.

Ketika masuk waktu siang, Madeline baru bisa mengerjapkan matanya karena merasa lapar lagi. Iapun sempat heran berada di tempat yang terasa asing baginya. Namun sesaat kemudian, ingatannya kembali berputar mengingat dia berada di rumahnya Raffi.

Madeline beringsut duduk sesaat lalu mencari ponselnya yang ada di tasnya. Ia bahkan lupa mengisi daya ponselnya.

"Apa yang harus aku lakukan? Astaga...! Siapa nama pria itu. Kenapa aku sampai lupa menanyakan namanya," kesal Madeline merutuki kebodohannya.

Madeline mengisi daya ponselnya di atas nakas yang sudah disiapkan stopkontak nya. Ia beranjak keluar untuk memasak sesuatu. Baru saja mau membuka pintu kulkas, ada suara bel pintu dan ia mengurungkan niatnya untuk membuka kulkas beralih ke arah pintu.

"Bukankah ini rumahnya? Kenapa dia harus memencet bel segala?" heran Madeline yang mengira tamunya adalah Raffi.

Ketika pintu dibuka, ternyata yang datang adalah Ghaida. Gadis berjilbab itu terlihat sangat cantik sambil menenteng ransum makanan yang sengaja ia masak untuk Madeline.

"Selamat siang kak ..!" sapa gadis yang berusia 16 tahun itu.

"Siang. Mau cari siapa?" tanya Madeline sambil mengamati wajah Ghaida yang sedikit mirip dengan ibunya Raffi.

"Perkenalkan namaku Ghaida. Aku sepupunya kak Raffi. Katanya kakak menginap di sini. Aku bawakan makan siang untuk kakak. Boleh aku masuk?" santun Ghaida menunggu Madeline memberinya ijin untuk masuk. Keduanya saling berkenalan sebentar di depan pintu.

Padahal itu adalah rumah saudaranya sendiri namun Ghaida tetap menjaga etika menghargai tamu kakak sepupunya itu. Madeline merasa sangat heran dan sekaligus kagum pada Ghaida yang tetap menjaga moralnya didepannya.

"Silahkan masuk Ghaida...!" ucapnya sedikit canggung.

Keduanya duduk di meja makan dan Ghaida melayani Madeline dengan menuangkan nasi ke piring Madeline.

"Aku memasak makanan khas negaraku. Silahkan mencobanya dan semoga kamu menyukainya," ucap Ghaida menggeser lauk daging semur pada Madeline dan lauk pelengkap lainnya.

"Ini apa?" tanya Madeline.

"Daging sapi yang diolah dengan rempah-rempah khas Indonesia dan menambahkan kecap manis di dalamnya. Dan ada juga potongan kentang sebagai pelengkap," jelas Ghaida.

Madeline mengigit daging semurnya. Walaupun ia sudah banyak belajar menu masakan negara tertentu namun baru kali ini ia baru mencobanya secara langsung.

"Ini sangat enak. Apakah aku boleh belajar masak makanan ini padamu?" ucap Madeline malu-malu karena usianya dengan Ghaida tidak jauh beda.

"Boleh. Dengan senang hati. Aku akan menginap disini untuk menemanimu karena kak Raffi ada urusan dengan pekerjaannya," jelas Ghaida.

"Kamu tinggal di mana?" tanya Madeline terlihat cepat akrab dengan Ghaida.

"Satu lantai diatas lantai ini."

"Kamu kelas berapa?"

"Aku sudah kuliah. Aku dan saudara kembarku mengambil S2 di sini. Kami kuliah S1 di negara kami," jelas Ghaida membuat Madeline hampir tersedak.

"Berapa usiamu dan bagaimana mungkin kamu sudah mencapai pendidikan setinggi itu?"

"Hampir semua keluargaku memiliki otak jenius. Ini adalah berkah dari Tuhanku Allah yang harus kami syukuri dan kami manfaatkan dengan sebaik mungkin agar berguna untuk kami sendiri, keluarga dan banyak orang," imbuh Ghaida apa adanya.

"Sepertinya mereka bukan hanya berasal dari keluarga konglomerat tapi otak mereka sama kayanya dengan apa yang mereka miliki tapi, mereka tetap menjaga sopan santun pada orang sepertiku.

Didikan orangtuanya seperti apa hingga mendapatkan anak-anak hebat seperti ini. Sementara orang yang ku anggap sebagai orangtuaku tega menjualku demi kepuasan batin mereka," batin Madeline terlihat sedih dengan nasib hidupnya.

Keduanya melanjutkan nonton film bersama di ruang keluarga dan sambil ngemil.

...----------------...

Malam mulai larut, Hansen dan anak buahnya mempersiapkan diri sesempurna mungkin untuk bisa menyerang Raffi dan membawa pergi Madeline bersamanya.

Mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk melakukan misi mereka. Mereka sudah mengusai cctv di beberapa lantai yang terhubung dengan lantai 21 di mana Raffi tempati.

"Usahakan jangan sampai terendus oleh petugas keamanan apartemen ini. Serang pria itu dari dalam, bukan dari luar...!" titah Hansel yang sudah mengetahui unit kamar Raffi berdasarkan petunjuk GPS di ponselnya Madeline.

Sekitar pukul satu pagi, aktivitas di apartemen itu mulai berkurang. Bahkan penghuninya ada yang sudah tidur maupun ada yang pergi clubbing dan mungkin akan pulang dini hari.

Sementara Ghazali dan Raffi sudah terlelap di kamarnya Ghazali. Begitu juga Madeline dan Ghaida.

"Ayo kita beraksi...!" titah salah satu bos dari para penjahat keluar dari unit kamar Hansel menuju unit kamar Raffi.

Pakaian yang digunakan keduanya serba hitam di lengkapi dengan topi dan masker hitam.

"Sepertinya ini unit kamar apartemennya yang ditempati wanitanya bos." Memastikan lagi letak lokasi GPS ponselnya Madeline.

Ada juga anggota penjahat yang lain yang melakukan penyerangan melalui setiap balkon di unit kamarnya Raffi dengan menggunakan tali penyelamat yang diikatkan ke pinggang mereka masing-masing dan bertumpu pada atap apartemen yang berlantai tiga puluh itu.

Ghaida, Ghazali dan Raffi yang memiliki feeling kuat hingga indra mereka bisa menangkap sesuatu yang berbahaya sedang mengintai mereka saat ini. Ghazali terbangun lebih dulu dan langsung menuju jendela kamarnya.

Karena kamarnya terletak persis di bawah kamar yang ditempati Madeline membuat ia bisa melihat pergerakan musuh yang meluncur dengan seutas tali penyelamat itu.

Sinyal cctv di ponsel Raffi berbunyi membuat Raffi langsung membukanya.

"Ghazali...! Ada musuh di kamarku."

"Iya kak. Aku juga baru memberitahu mu," ucap Ghazali sambil mengintip musuh yang sudah berpijak pada balkon kamarnya Madeline dan Ghaida karena keduanya tidur satu kamar.

"Ayo kita turun ke bawah...!" ucap Raffi segera mengambil pistolnya di bawah bantal.

"Jangan terburu-buru...! Aku rasa Ghaida bisa mengatasinya. Aku bisa merasakannya," ucap Ghazali menenangkan saudaranya.

"Terus. Apa yang harus kita lakukan?" cemas Raffi karena Madeline adalah tanggungjawabnya.

"Biar aku yang akan mengerjai mereka terlebih dahulu. Sekarang ambil tali penyelamat kita dan kita akan turun melalui kamar balkon ku...!" titah Ghazali.

Raffi mengambil peralatan perang mereka yang standar yang ada di laci lemari Ghazali. Secepat kilat mereka berpakaian seperti para penjahat tadi agar penjahat tidak mengenali wajah mereka.

Sementara itu Ghaida yang mendengar suara yang tidak lazim segera mengambil pistolnya dan Madeline dibiarkan tidur lelap agar tidak menganggunya saat dirinya sedang melumpuhkan musuh.

Kini mereka ingin membuka pintu kamar Madeline dari dalam unit kamar itu maupun dari arah balkon kamarnya.

Ghaida mengerjai musuh itu agar tidak bisa membuka kunci kamar itu.

"Kuncinya tidak bisa dibuka," keluh salah satu penjahat.

"Tembak saja...! Pistol kita menggunakan peredam. Jadi, tidak kedengaran oleh tetangga."

Baru saja ingin menembak kunci pintu itu, tiba-tiba saja kedua penjahat itu terpental dengan sendirinya dengan punggung menghantam tembok.

"Ahhhhkkkkkk....! sakit...!" keluh keduanya sambil memegang bokong dan punggung mereka yang terasa nyeri.

"Kenapa kita bisa terpental? Apakah apartemen ini ada hantunya?" heran mereka saling menatap satu sama lain dengan tubuh meremang.

Sementara Ghazali dan Raffi menarik kerah baju kedua orang penjahat yang ada di balkon kamarnya Madeline dan melemparnya ke bawah hingga ke duanya terjun bebas dari atas lantai 21 itu.

"Aaaaaaaa....! Brukkkk...!" jatuh di taman tak terlihat oleh orang lain.

Terpopuler

Comments

breks nets

breks nets

aku pikir original orang mamarika ternyata masih campuran Indonesia

2024-04-29

2

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

seru... mereka salah target. 😂😂😂

2024-04-27

2

Tangsah Jagad

Tangsah Jagad

mabtul thor good job

2024-05-08

2

lihat semua
Episodes
1 1. Mencari Target
2 2. Perang Dimulai
3 3. Siapa Kamu...?
4 4. Dikerjain
5 5. Rahasia Madeline
6 6. Seorang Princess
7 7. Menyelidiki
8 8. Aksi Ghaida
9 9. Ada Saja Halangan
10 10. Akhirnya Tahu Juga
11 11. Tidak Ingin Berpisah
12 12. Jatuh Cinta Padamu
13 13. Tidak Setuju
14 14. Firasat
15 15. Salah Bicara
16 16. Ulah Ghaida
17 17. Penyambutan
18 18. Tertangkap
19 19. Penobatan Putri Kerajaan
20 20. Perpisahan
21 21. Belum Move On
22 22. Memperkenalkan Diri
23 23. Tidak Mudah
24 24. Ayo Kita Perang...!
25 25. Strategi
26 26. Cermin Ajaib
27 27. Berhasil Kabur
28 28. Salah Tebak
29 29. Pendaratan Darurat
30 30. Menginap
31 31. Hilang
32 32. Gadis Aneh
33 33. Jadi Pikiran
34 34. Beralih Tugas
35 35. Penyamaran
36 36. Menegangkan
37 37. Benih Cinta
38 38. Bimbang
39 39. Diuji
40 40. Kenyataan Begitu
41 41. Pertikaian
42 42. Menyusul
43 43. Hero
44 44. Kau...?!
45 45. Salah Paham
46 46. Malu Sendiri
47 47. Akhirnya Sah
48 48. Ingin Mengaku Tapi Takut
49 49. Permainan Cantik
50 50. Tawaran
51 51. Uji Nyali
52 52. Gugup
53 53. Bukan Saya
54 54. Tidak Tega
55 55. Wanitaku
56 56. Curiga
57 57. Menggetarkan Hati
58 58. Petualangan Seru
59 59. Mengetahui Rahasianya
60 60. Pertempuran Sengit
61 61. Buta
62 62. Bala Bantuan
63 63. Tidak Ingin Bertemu
64 64. Kerinduan
65 65. Kecewa
66 66. Kenyataannya
67 67. Tak Sengaja
68 68. Tamu Terhormat
69 69. Gugup
70 70. Hanya Satu Nama
71 71. Tidak Bisa...!
72 72. Dipercepat Saja...!
73 73. Keluarga Baru
74 74. Tanpa Kendala
75 75. Nasehat Ghaida
76 76. Tak Peduli
77 77. Fantastis
78 78. Keisengan Nabilla
79 79. Hari Pernikahan
80 80. Oh Inikah Rasanya..?
81 81. Kesan Pertama Di rumah Mertua
82 82. Takluk
83 83. Akhirnya Ketahuan
84 84. Terjebak
85 85. Tugas Negara
86 86. Menunggu Disaat Yang Tepat
87 87. Dipermalukan
88 88. Tatapan Penuh Dendam
Episodes

Updated 88 Episodes

1
1. Mencari Target
2
2. Perang Dimulai
3
3. Siapa Kamu...?
4
4. Dikerjain
5
5. Rahasia Madeline
6
6. Seorang Princess
7
7. Menyelidiki
8
8. Aksi Ghaida
9
9. Ada Saja Halangan
10
10. Akhirnya Tahu Juga
11
11. Tidak Ingin Berpisah
12
12. Jatuh Cinta Padamu
13
13. Tidak Setuju
14
14. Firasat
15
15. Salah Bicara
16
16. Ulah Ghaida
17
17. Penyambutan
18
18. Tertangkap
19
19. Penobatan Putri Kerajaan
20
20. Perpisahan
21
21. Belum Move On
22
22. Memperkenalkan Diri
23
23. Tidak Mudah
24
24. Ayo Kita Perang...!
25
25. Strategi
26
26. Cermin Ajaib
27
27. Berhasil Kabur
28
28. Salah Tebak
29
29. Pendaratan Darurat
30
30. Menginap
31
31. Hilang
32
32. Gadis Aneh
33
33. Jadi Pikiran
34
34. Beralih Tugas
35
35. Penyamaran
36
36. Menegangkan
37
37. Benih Cinta
38
38. Bimbang
39
39. Diuji
40
40. Kenyataan Begitu
41
41. Pertikaian
42
42. Menyusul
43
43. Hero
44
44. Kau...?!
45
45. Salah Paham
46
46. Malu Sendiri
47
47. Akhirnya Sah
48
48. Ingin Mengaku Tapi Takut
49
49. Permainan Cantik
50
50. Tawaran
51
51. Uji Nyali
52
52. Gugup
53
53. Bukan Saya
54
54. Tidak Tega
55
55. Wanitaku
56
56. Curiga
57
57. Menggetarkan Hati
58
58. Petualangan Seru
59
59. Mengetahui Rahasianya
60
60. Pertempuran Sengit
61
61. Buta
62
62. Bala Bantuan
63
63. Tidak Ingin Bertemu
64
64. Kerinduan
65
65. Kecewa
66
66. Kenyataannya
67
67. Tak Sengaja
68
68. Tamu Terhormat
69
69. Gugup
70
70. Hanya Satu Nama
71
71. Tidak Bisa...!
72
72. Dipercepat Saja...!
73
73. Keluarga Baru
74
74. Tanpa Kendala
75
75. Nasehat Ghaida
76
76. Tak Peduli
77
77. Fantastis
78
78. Keisengan Nabilla
79
79. Hari Pernikahan
80
80. Oh Inikah Rasanya..?
81
81. Kesan Pertama Di rumah Mertua
82
82. Takluk
83
83. Akhirnya Ketahuan
84
84. Terjebak
85
85. Tugas Negara
86
86. Menunggu Disaat Yang Tepat
87
87. Dipermalukan
88
88. Tatapan Penuh Dendam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!