Undangan Makan Malam

Rambut Stella masih berantakan bahkan tanpa riasan, tapi dia masih terlihat sangat menawan. Saat matanya memandang turun lebih jauh, sebagian rendah merah mudah yang tidak tertutup selimut langsung menyambutnya.

"Kamu tidak menyentuhku? Kalau begitu, bagaimana aku tidak berpakaian sekarang?"

Stella menatapnya tajam dengan tatapan mautnya, dan mengeratkan giginya saat mengucapkan kata demi kata.

Calvin tertegun sejenak dan kemudian dia tersenyum nakal sambil berkata, "Nona Stella, percayalah aku tidak melihat apa-apa."

Saat Stella melihat kebawah dan melihat dua gunung kembarnya terbuka lebar, amarah didalam hati langsung tersulut dan berteriak dengan suara yang kasar, "Brengsek! Tidak ada pakaian yang menempel di tubuhku lagi, kecuali pakaian dalam merah mudah ini. bagaimana kamu masih bisa mengatakan kalau tidak melihat apapun tanpa rasa malu!" Stella mengutuknya.

Stella makin marah dan mengutuknya dalam hati, "Si brengsek ini, dia tidak hanya memelukku, dia malah berani melepaskan pakaianku, intinya begitu kelelahan dan tertidur pulas semalam, aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, jadi kalau dia melakukan sesuatu pun aku tidak tahu."

"Nona Stella, sarapan sudah disiapkan!" Calvin menyela dengan cepat setelah melihat ekspresi dinginnya.

Setelah menarik nafas dalam-dalam berapa kali, Stella akhirnya berkata, "Pergi! Aku akan ganti baju sekarang!"

"Baiklah!"

Jawab Calvin sambil mengangguk dan keluar dari kamar Stella, sambil melemparkan senyum kepadanya.

"Dasar brengsek!" Stella bergumam pelan. Stella tidak menginginkan apapun selain menyingkirkan Calvin , namun dia tidak menemukan satu kesalahan pun Pada diri Calvin untuk menyingkirkannya. Stella tidak punya tempat untuk melampiaskan kekesalannya.

Selain itu, Stella hanya mengenakan gaun tipis yang memperlihatkan lekukan tubuhnya yang menarik dan bentuk kakinya yang jenjang dan mulus menuruni anak tangga.

Saat Calvin melihat Stella datang, matanya yang tajam melihat kearah lekuk tubuhnya yang terbalut gaun tipis itu.

Stella yang merasakan sedang ditatap oleh Calvin, langsung murka dan membentaknya dengan suara yang keras, "Apa Yang sedang kamu lihat?"

"Nona Stella, aku menyadari kalau kamu terlihat lebih cantik tanpa riasan."

Dia terkejut saat melihat sarapan mewah diatas meja makan dengan cermat. Ada roti lapis, omelet, dan bubur aotmeal.

Calvin bangun sedini mungkin sekitar jam lima pagi menghabiskan satu jam lebih untuk menyiapkan sarapan itu.

Stella tidak pernah sadar, betapa beruntungnya dia bisa makan masakan Calvin karena hanya ada beberapa orang saja yang pernah mencoba masakan Calvin sebelumnya.

Dulu saat dia masih aktif sebagai pimpinan sebuah organisasi, itu adalah tugas dari koki terkenal yang dia sewa untuk menyiapkan makanannya bersama rekan-rekannya.

Sayangnya usaha Calvin tidak berbuah manis, Stella justru makin merendahkannya. Menurut Stella pria harus memprioritaskan karir mereka, dari pada rela tinggal dirumah dan memasak untuk orang lain demi gaji bulanan empat ribu dollar seperti Calvin.

Sambil menyantap makanan dengan menyilangkan kakinya yang jenjang, Stella memperingatkan, "Kedepannya jangan pernah menyentuhku."

"Oke!"

Calvin mengangguk, terlihat jelas dia sangat ingin menyenangkan Stella.

Stella melihat itu dan mendengus, lalu kembali melanjutkan sarapannya, namun karena memikirkan perusahaan Turner's Group, Stella perlahan-lahan menjadi kehilangan nafsu makannya.

Akhirnya dia berhenti makan setelah memakan beberapa suapan kemudian berdiri dengan cepat.

Sebelum dia naik kelantai dua kamarnya, dia berkata, "Aku akan menghadiri makan malam, malam ini, jadi aku akan pulang agak telat, kamu tidak perlu menyiapkan makan malam!"

"Baiklah!"

Calvin menatap punggung wanita itu sampai menghilang dari pandangannya. Baru saat itulah, tatapan penuh arti digantikan dengan senyuman diwajahnya.

Saat ini Arnold sedang duduk dikamar pribadi dihotel berbintang dengan kaki diatas meja, saat dia melihat foto Stella di ponselnya, bibirnya menyunggingkan senyum jahat.

Sebentar lagi, Stella akan tiba disini pikirnya dalam hati. Berdasarkan rencananya, pertama-tama dia akan bersikap lembut padanya, jika Stella menolak untuk tidur dengannya, dia akan melanjutkan rencana lain yaitu dengan membiusnya dan membawanya kelantai atas dan menidurinya.

Arnold sudah lama ingin memilikinya, awalnya Arnold mengejarnya secara terang-terangan, namun terlepas usaha yang Arnold lakukan, Stella tidak pernah mempedulikannya dan hanya akan berinteraksi dengannya sebatas hubungan mitra bisnis saja.

Saat ini sudut bibirnya menyungging senyum jahat ketika Arnold melihat sosok wanita kesukaannya di ponsel. Dia Merasa yakin bisa memiliki Stella kali ini!

Arnold sangat terkejut, ketika mendengar kabar bahwa, Stella sudah menikah. namun dengan melihat Stella tidak pernah mengajak suaminya keluar, tidak diragukan lagi, bahwa suaminya hanyalah seorang bapak rumah tangga yang tidak berguna.

Arnold kemudian merenung, "Haruskah aku mengambil beberapa foto dan mengirim kepada pecundang itu sesudahnya? Aku ingin melihat, apakah dia berani melawanku?"

Sesaat kemudian pintu kamar pribadinya terbuka seorang sekretaris wanita berdiri didepan pintu berkata dan mengingatkan, "Tuan Turner, nona Stella sudah datang!"

Arnold melompat kegirang dan menyuruhnya dengan cepat, "Suruh dia masuk."

Siluet cantik muncul dari balik pintu diikuti dengan bunyi sepatu hak tinggi,

Stella mengenakan sepatu hak tinggi berwarna perak yang indah. Pikiran liar Arnold sudah berkeliaran dimana-mana tercermin jelas dari sorot matanya yang mesum saat melihat Stella.

Kulitnya yang putih terlihat samar-samar menembus gaun berwarna hitam itu.

Meski begitu, bagian yang paling menarik perhatiannya adalah kakinya yang jenjang dan indah.

"Nona Stella akhirnya kamu sampai disini, mari silahkan duduk!" Arnold menyapanya sambil menggosokkan tangannya dengan mata yang tetap terpaku pada kaki indah Stella.

Stella memancarkan aura seorang Dewi ketika dia berjalan dengan elegan yang membuat Arnold dalam sekejap, jatuh cinta padanya.

Alih-alih duduk seperti yang diminta, Stella malah langsung bertanya, "Tuan Turner mengapa kamu mengajakku bertemu hari ini?"

"Nona Stella, aku sudah cukup lama mengganggumu, silahkan duduk dulu." Arnold tertawa, ketika matanya menatap kedua gunung kembar yang begitu besar membuat hasrat seorang Arnold sulit untuk dibendung. Senyum seringai muncul disudut mulutnya.

"Kamu sangat terkenal di Astana, suatu kehormatan bisa bertemu denganmu hari ini Akhirnya." kata Arnold, setelahnya merekapun duduk. saat memperhatikan tatapan Arnold yang tampak berani dan nakal itu, Stella tidak bisa menahan perasaan ketidaknyamanannya.

Arnold mengabaikan perasaan ketidaknyamanan Stella yang terlihat jelas olehnya itu. "Sebenarnya aku ingin membahas kerja sama bisnis antara perusahaan Turner's Group dan Valentines corporation. Kalau kita dapat bergabung untuk membeli tanah di Astana dan mengembangkannya bersama, potensi masa depannya sangat luar biasa."

Setelah memikirkannya beberapa saat, Stella akhirnya mengangguk setuju, memang benar, kolaborasi kedua perusahaan itu akan membawa keuntungan besar bagi perusahaan Valentines corporation.

Saat Stella mengambil keputusan, sudut mulutnya sedikit tertarik membentuk sudut yang menggoda. Kita bisa mendiskusikan detail kolaborasi kita dilain hari, akan lebih baik kedua perusahaan akan berdamai.

"Nona Stella, mari kita minum!" Arnold mengangkat gelas anggur ditangannya dan ingin bersulang dengan Stella. Mata Arnold menyusuri lekuk tubuh indah itu dan berakhir di dadanya.

Wajah putih mulus Stella langsung memerah setelah beberapa putaran minum. Sebelum menyadarinya, Stella sudah mabuk.

"Nona Stella, kita bisa menjalin kolaborasi kita dengan cepat, tapi kamu harus berkorban agar itu terjadi. Selama kamu tidur denganku malam ini, kamu dapat membuat permintaan apa pun."

Arnold mengambil kesempatan itu dan langsung meraba-raba bagian sensitif Stella. Arnold hampir gila, dan tidak menginginkan apa pun lagi, dia sangat ingin mengeksekusi Stella ditempat itu juga.

"Enak saja!" kata-katanya membuat Stella sadar seketika, ekspresi wajahnya langsung dingin dan menatap Arnold dengan tatapan tajam sambil membalas kata-kata Arnold.

Namun saat Arnold mencibirnya, wajah Stella berubah menjadi sangat mengerikan. "Kamu sudah meminum obatnya, jadi tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk menghentikanku sekarang."

Beberapa saat kemudian, dikamar pribadi itu, Arnold menatap Stella dengan tatapan nafsu yang membara.

Saat ini Stella sudah terkapar disofa, setelah memastikan bahwa Stella benar-benar sudah kehilangan kesadarannya, Arnold membaringkannya ditempat tidur.

Melihat Stella yang terbaring ditempat tidur sama sekali tidak sadarkan diri seperti Putri tidur, senyum kemenangan terlihat jelas diwajahnya.

Arnold disisi lain diam-diam sangat bersemangat. "Malam ini Stella akan menjadi mainanku, dia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya!"

Namun sebelum Arnold lebih menikmati kegembiraannya, suara gebrakan keras terdengar dari luar yang membuatnya kembali tersadar.

*******

Terpopuler

Comments

Drs. Mardelis Mardelis

Drs. Mardelis Mardelis

siapa yang datang?

2024-05-13

0

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

lanjut thor

2024-04-27

0

Linar Asri

Linar Asri

mhhh....agak mirip cerita novel sebelah y_ MENANTU HEBAT SEPERTI ALEX & ERIKA....

2024-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Suami Dijadikan Pembantu.
2 Kesabaran Calvin Membangkitkan Amara Stella
3 Mengatasi Masalah Stella Secara Diam-Diam
4 Sang Dalang
5 Undangan Makan Malam
6 Runtuhnya Turner's Group
7 Kompensasi Dari Arnold
8 Rencana Pembunuhan
9 Calvin Dasar Pengecut!
10 Organisasi Harimau Pemburu
11 Potong Lenganmu
12 Berkunjung Ke Rumah Mertua
13 Tamu Undangan Marco
14 Dipermalukan Saat Perjamuan
15 Berdebat Tentang Anggur
16 Jangan Menganggap Dirimu Tahu Segalannya
17 Rencana Pemusnahan Organisasi Harimau Pemburu
18 Dia Pacar Pertamaku Di SMA
19 Kekhawatiran Stella
20 Rencana Licik Addie Ginza
21 Siapa Yang Mengizinkanmu Datang
22 Stella Di sekap Dan Calvin Diserang
23 Gagalnya Rencana Addie Ginza
24 Teka Teki Pria Misterius dan Kecurigaan Stella
25 Akibat Dari Mengabaikan Peringatan Calvin
26 Hasil Penyelidikan Cassie
27 Rachel Patterson
28 Berdebat Tentang Steak
29 Calvin Ditangkap
30 Rekayasa Kasus
31 Ketakutan Ketua Matthew
32 Menyewa Puluhan Pengawal
33 Stella Mendadak Sakit
34 Upaya Addie Ginza 1
35 Upaya Addie Ginza 2
36 Upaya Addie Ginza 3
37 Pengerebekan
38 Menepuk Air Terpercik Muka Sendiri
39 Ditangkap
40 Ini Peringatan Untukmu, Darinya
41 Blessed Capital runtuh
42 Mengorek Informasi
43 Kecantikan Pembawa Masalah
44 Kembali Ditangkap
45 Siapa Dia Sebenarnya
46 Javiar mets
47 Dipecat
48 Addie Ginza mendapat dukungan
49 Berkumpulnya Anak Orang Kaya
50 Calvin Yang Memalukan
51 Ditampar dan Menanpar
52 Haruskah Kita Menikah?
53 Menolak
54 Gagal Meyakinkan Stella
55 Apa Anda Sedang Mengancamku?
56 Menghadiri Pelelangan
57 Pertarungan Sengit
58 Penawaran Tertinggi
59 Dari Mana Kamu Mendapatkan Uang
60 Keributan
61 Suami Simbolik
62 Ancaman Cedric Neils
63 Pembantaian Di Hotel
64 Brian Kingsley Mencoba Kabur
65 Perintah Dari Dewa Pembantai
66 Apa Kamu Tahu Siapa Aku?
67 Sean Kalah Lagi
68 Keteguhan Stella
69 Kedatangan Albert Valentino
70 Bolehkah Saya Memeriksanya
71 Resep Itu Tidak Lengkap
72 Menghisap Jari
73 Mempertanyakan Identitas Calvin
74 Undangan Dari Brendly Knight
75 Perdebatan Sengit
76 Mempermalukan Sean dan Keluarganya
77 Anda Adalah Pria Misterius Itu?
78 Krisis
79 Keahlian Mengemudi Calvin
80 Bantuan Misterius
81 Stella Cemburu
82 Sean Gagal Lagi Dan Lagi
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Suami Dijadikan Pembantu.
2
Kesabaran Calvin Membangkitkan Amara Stella
3
Mengatasi Masalah Stella Secara Diam-Diam
4
Sang Dalang
5
Undangan Makan Malam
6
Runtuhnya Turner's Group
7
Kompensasi Dari Arnold
8
Rencana Pembunuhan
9
Calvin Dasar Pengecut!
10
Organisasi Harimau Pemburu
11
Potong Lenganmu
12
Berkunjung Ke Rumah Mertua
13
Tamu Undangan Marco
14
Dipermalukan Saat Perjamuan
15
Berdebat Tentang Anggur
16
Jangan Menganggap Dirimu Tahu Segalannya
17
Rencana Pemusnahan Organisasi Harimau Pemburu
18
Dia Pacar Pertamaku Di SMA
19
Kekhawatiran Stella
20
Rencana Licik Addie Ginza
21
Siapa Yang Mengizinkanmu Datang
22
Stella Di sekap Dan Calvin Diserang
23
Gagalnya Rencana Addie Ginza
24
Teka Teki Pria Misterius dan Kecurigaan Stella
25
Akibat Dari Mengabaikan Peringatan Calvin
26
Hasil Penyelidikan Cassie
27
Rachel Patterson
28
Berdebat Tentang Steak
29
Calvin Ditangkap
30
Rekayasa Kasus
31
Ketakutan Ketua Matthew
32
Menyewa Puluhan Pengawal
33
Stella Mendadak Sakit
34
Upaya Addie Ginza 1
35
Upaya Addie Ginza 2
36
Upaya Addie Ginza 3
37
Pengerebekan
38
Menepuk Air Terpercik Muka Sendiri
39
Ditangkap
40
Ini Peringatan Untukmu, Darinya
41
Blessed Capital runtuh
42
Mengorek Informasi
43
Kecantikan Pembawa Masalah
44
Kembali Ditangkap
45
Siapa Dia Sebenarnya
46
Javiar mets
47
Dipecat
48
Addie Ginza mendapat dukungan
49
Berkumpulnya Anak Orang Kaya
50
Calvin Yang Memalukan
51
Ditampar dan Menanpar
52
Haruskah Kita Menikah?
53
Menolak
54
Gagal Meyakinkan Stella
55
Apa Anda Sedang Mengancamku?
56
Menghadiri Pelelangan
57
Pertarungan Sengit
58
Penawaran Tertinggi
59
Dari Mana Kamu Mendapatkan Uang
60
Keributan
61
Suami Simbolik
62
Ancaman Cedric Neils
63
Pembantaian Di Hotel
64
Brian Kingsley Mencoba Kabur
65
Perintah Dari Dewa Pembantai
66
Apa Kamu Tahu Siapa Aku?
67
Sean Kalah Lagi
68
Keteguhan Stella
69
Kedatangan Albert Valentino
70
Bolehkah Saya Memeriksanya
71
Resep Itu Tidak Lengkap
72
Menghisap Jari
73
Mempertanyakan Identitas Calvin
74
Undangan Dari Brendly Knight
75
Perdebatan Sengit
76
Mempermalukan Sean dan Keluarganya
77
Anda Adalah Pria Misterius Itu?
78
Krisis
79
Keahlian Mengemudi Calvin
80
Bantuan Misterius
81
Stella Cemburu
82
Sean Gagal Lagi Dan Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!