Mendengar kata-katanya, Stella berpikir dalam hati, oh tidak ... Kali ini benar-benar celaka.
Dengan geram, dia menatap tajam kearah Calvin dan berkata dengan dingin, "Jika semuanya tidak berjalan sesuai rencana, kaulah yang membuat semuanya kacau dan kamu harus terima konsekuensinya."
Sambil mengatakan itu, dia meninggalkan Calvin dibelakang dan berjalan menuju Addie
"Dia terlihat menakjubkan!" dia merasa takjub ketika melihat Stella melangkah pergi dengan sepatu hak tingginya.
Stella mengajak Addie melihat-lihat sekitar rumah besar itu. Beberapa saat kemudian Addie melihat Calvin berjalan kedalam ruangan, seketika ekspresi gelap melintas diwajahnya.
"Apakah anda suami Stella yang diisukan itu?"
"Ya, tuan Ginza, silahkan duduk saya akan membuatkan kopi untuk kalian berdua." Calvin mengangguk sambil tersenyum.
Calvin segera menyajikan dua cangkir kopi untuk keduanya. Dia kemudian meletakan cangkir dengan hati-hati diatas meja.
Saat dia melakukan itu, Addie memperhatikannya dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia tersenyum jahat ketika dia melihat pakaian kotor dan penampilan Calvin yang berantakan.
Sesaat dia merenung, "Tidak heran Stella tidak ingin tampil bersama suaminya tampil didepan umum, sepertinya dia hanya dijadikan pelayan oleh Stella. Dia sangat tidak berguna, tidak heran Stella tidak pernah menceritakan tentang suaminya."
"Nona Stella, suamimu sangat terlatih, tidak kah menurutmu dia pandai melayani kita?" Addie bertanya sinis.
Mendengar kata-kata yang menyakitkan itu, Stella mengerutkan alisnya, untuk melancarkan segalanya, dia dengan cepat mengubah topik pembicaraan, "Waktunya makan, kami hanya menyiapkan beberapa makanan rumahan, silahkan dicicipi ..."
Sebelum Stella menyelesaikan kalimatnya, Addie melirik Calvin dan menyela, "Tidak apa-apa saat aku diluar negri bekerja dengan ayahku, kami jarang memiliki kesempatan untuk makan makanan rumahan, oleh karena itu, saya menantikan makanannya!"
Dengan pasrah, Stella berdiri dan menatap Calvin kemudian dia berbalik dan mengundang Addie keruang makan.
Stella merasa gugup saat mereka menuju kesana, dia tahu bahwa Calvin bukanlah juru masak yang baik, oleh karena itu, makanan itu mungkin saja terasa hambar.
Namun saat mereka memasuki ruang makan, Stella berdiri diam, dia terkejut melihat piring berlapis indah diatas meja makan.
Begitu pun Addie, dia juga tercengang. Dia menatap Stella tidak percaya, "Apakah suamimu yang menyiapkan semua ini?"
"Tidak mungkin ..." sebelum Stella menjelaskan, Calvin menjawab, "Ya, saya yang membuat semuanya. Sayang sekali saya tidak punya cukup waktu, saya harap anda puas dengan makanannya!"
Stella pun duduk dan mengamati piring-piring itu, dengan terkejut dia merenung, ada berbagai sajian masakan yang berada dihadapanku, makanan yang dia buat setara dengan Koki restoran bintang tiga blue Star. Tidak hanya itu, saya pikir, cara penyajiannya, lebih baik dari koki pada umumnya."
Dengan pemikiran itu, dia perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Calvin.
Sejak kapan dia bisa masak? Stella bertanya-tanya dalam hati.
Mata indah Stella dipenuhi tanda tanya, karena dia tidak mengerti, apa sebenarnya yang terjadi, orang ini hanya berdiam dirumah dan melakukan pekerjaan rumah, hidangan yang dia buat sehari-hari sangat biasa. Bagaimana mungkin dia menciptakan hidangan yang luar biasa ini, hari ini? Aku yakin dia membelinya direstoran. pikirnya dalam hati.
Tidak mungkin dia akan percaya bahwa, Calvin membuat masakan itu sendiri, dia lebih mempercayai bahwa Calvin hanya mencoba untuk pamer.
"Apakah anda yang memasaknya sendiri?" Addie tersenyum saat dia bertanya. Matanya tertuju pada Calvin seolah-olah dia sedang mencoba mengungkapkan kejelekan Calvin.
"Ya, saya sendiri yang menyiapkannya, namun saya tidak pandai memasak tuan Ginza!" kata Calvin sambil tersenyum. Dia seperti sedang berusaha menyenangkan Addie.
Namun dia tetap terlihat tenang, seperti tidak berusaha untuk menyembunyikan apapun, dan Addie juga tidak melihat sesuatu yang aneh.
Saat Addie menyesap sup krim semur, matanya berbinar saat dia melirik Calvin.
"Ada apa?" saya minta maaf sebelumnya karena masakannya tidak enak tuan Addie." Stella segera menjelaskan, dia mengira jika Addie tidak menyukai hidangan itu.
Addie telah tinggal diluar negri selama bertahun-tahun, terutama Francis. Oleh sebab itu dia sudah mencoba banyak Restauran yang luar biasa.
Semua orang menganggap bahwa tidak mungkin Calvin tahu cita rasa restoran di Francis meski dia pernah bekerja di kilang anggur yang memproduksi lafite sebelumnya. Tak peduli akan hal itu, dia justru memutuskan untuk membuat sup krim jamur yang merupakan sala satu hidangan favorit disana.
Calvin hanya mengali kuburannya sendiri. Bagaimana mungkin dia mengacau disaat yang paling penting? pikir Stella.
"Tidak, bukan itu!" jawab Addie sambil menggelengkan kepalanya. Melihat Calvin dengan heran, dia melanjutkan, "Sup krim jamur ini sangat otentik, tidak hanya rasanya yang persis seperti yang mereka buat di francis, tapi menyatu dengan rasa spirit Land."
"Sejauh ini, aku belum pernah menemukan koki yang bisa membuat hidangan seperti ini. Aku tidak menyangka, aku bisa merasakannya disini. pak Calvin, anda benar-benar telah membuka mata saya. Aku harus mengakui kalau anda sangat berpengalaman tentang makanan Francis. Jika tidak, anda tidak akan mungkin bisa membuat hidangan Francis yang begitu lezat."
"Anda terlalu memuji saya tuan Ginza. Semua orang di Francis tahu cara membuat hidangan ini. Aku hanya menambahkan beberapa bumbu asli spirit Land. Aku hanyalah seorang amatir yang memainkan beberapa trik!" kata Calvin.
Stella tercengang melihat kejadian ini. Dia mendengar pujian Addie saat dia melihat kearah Calvin. pada saat itu dia tidak dapat fokus setelah mendengar perkataan itu.
Kemudian dia mengedipkan mata dan menatap kearah Calvin dengan bingung. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa Calvin akan tahu mengunakan bahasa yang tepat untuk diucapkan pada saat yang tepat pula.
Calvin hanya pernah bekerja di kilang anggur, sebaliknya Addie sering makan di banyak restoran terkenal dikalangan kelas atas di Francis. Makanya dia sangat terkejut mendengar pujian dari Addie.
tentu saja dia tidak tahu Calvin jarang menunjukan keterampilan memasaknya. Terakhir kali dia melakukannya adalah untuk mengajak koki yang sekarang sudah terkenal didunia.
"Pak Calvin, sepertinya anda banyak tahu tentang etika westland." kata Addie. Pada saat itu, dia tidak membiarkan Calvin pergi.
"Aku tahu sedikit bahasa Francis, jadi bukan masalah bagiku untuk menjadikan bahasa itu sebagai bahasa percakapan sehari-hari." Calvin tersenyum canggung.
"Stella memberitahuku, bahwa anda cukup berpengetahuan tentang anggur merah. mengapa kita tidak minum-minum bersama?"
Kata-kata Addie membuat Stella merasa tidak nyaman. Jelas dia sengaja menggertak Calvin. Terlepas dari kenyataan bahwa, Calvin telah mempermalukan Bram pada acara makan malam dirumah orang tuanya. Bram adalah seorang amatiran dalam mencicipi anggur merah, perilaku bodoh Bram hanya membuktikan betapa konyolnya dia.
Namun beda ceritanya jika dia berhadapan dengan Addie. Karena Addie telah tinggal diluar negri cukup lama. Menurut pendapat Stella, Calvin jelas bukan tandingan Addie dalam hal mencicipi anggur.
Calvin mungkin hanya berbicara omong kosong kemarin, kurasa dia tidak akan bisa mengalahkan Addie hari ini. pikir Stella dalam hati.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Mr. Dirg Ant
lanjutkan
2024-10-10
1
Azam Band77
wes wey
2024-09-29
0
Agus
blm tahu dia
2024-05-30
1