"Tapi kan nak kamu tak harus pergi dari sini juga,kamu bisa menenangkan diri kamu di pesantren ini. Jujur nak umi tak rela jika kamu harus meninggalkan pesantren ini."ucap umi Farah.
"Andai umi tau jika aku disini akan semakin tersiksa melihat putra umi,bukan nya aku akan sembuh dengan semua rasa sakit ini tapi mungkin akan semakin tergores umi."ucap Zahwa dalam hatinya.
"Nak jika memang kamu ingin menenangkan diri kamu,ingin menyendiri dengan meninggalkan kota ini tak apa. Abah ada kenalan di Jawa Timur di pesantren kamu bisa tinggal di sana sementara waktu sampai kamu kembali pulih dan pulang kesini."saran kyai Malik.
" Tidak Abah, terimakasih sebelumnya tapi ini semua sudah keputusan Zahwa. Zahwa juga tak ingin kembali merepotkan kalian lagi,Zahwa ingin hidup mandiri."ucap Zahwa.
"Tapi nak kami khawatir dengan kamu,benar kata Abah kamu tinggal saja dengan kenalan Abah di kota lain yah. Dunia luar itu sangat kejam nak,kami takut meninggalkan kamu sendiri di dunia luar ini."ucap umi Farah.
"Tidak umi, insyaallah Zahwa bisa menjaga diri Zahwa di luaran sana. Terimakasih karena umi sudah mengkhawatirkan Zahwa tapi ini sudah keputusan Zahwa."
"Tapi nak-"
"Sudah umi mungkin ini sudah keputusan Zahwa, pergilah nak jika memang ini yang terbaik untukmu. Jangan segan untuk meminta bantuan pada umi dan Abah,jika ingin pulang. Pulang lah kesini pintu terbuka lebar untuk mu."ucap kyai Malik.
"Terimakasih Abah."
"Gak Abah,umi gak rela harus meninggalkan Zahwa untuk pergi dari sini dan tanpa pengawasan kita. Umi gak rela putri kita pergi."ucap umi Farah.
"Maafkan Zahwa umi,tapi umi tenang saja Zahwa pergi dari sini bukan berarti Zahwa akan melupakan umi dan pergi meninggalksn umi. Zahwa akan terus mengabari umi dan insyaallah akan berkunjung kesini."ucap Zahwa lalu memeluk tubuh umi Farah.
Setelah sedikit tenang umi Farah pun akhirnya mengizinkan Zahwa untuk pergi," Baiklah nak jika memang ini yang terbaik untukmu,doa umi akan senantiasa bersamamu. Pergilah cari kebahagiaan kamu,ingat dunia luar begitu kejam kamu harus siap mental dan jangan sampai lupa dengan kewajiban." Nasihat umi Farah.
"Na'am umi,Zahwa akan terus ingat pesan umi. Terimakasih telah menganggap Zahwa layaknya anak umi sendiri, maafkan Zahwa jika banyak salah dengan umi,Zahwa sayang umi."Zahwa kembali memeluk tubuh umi Farah dan menangis di pelukannya.
Suasana pun menjadi mellow,semua orang di sana tampak menangis melepaskan Zahwa. Setelah Zahwa berpamitan dengan umi Farah dan kyai Malik,bersalaman dan saling memeluk. Zahwa pun beralih pada dua insan yang sekarang sudah menjadi suami istri,yang dimana dua insan itu adalah salah satu alasan Zahwa pergi dari sini.
"Selamat atas pernikahan kalian yah,maaf aku gak bisa hadir di pernikahan kalian. Semoga samawa dan cepat di kasih momongan. Aku izin pamit sama kalian,Gus saya titip Nadia yah jangan sakiti dia,jangan biarkan dia menangis, pokoknya Gus harus buat sahabat saya ini tersenyum setiap saat."ucap Zahwa dengan hati yang sangat sakit.
Bagaimana tidak,dia harus mengucapkan kata kata itu pada laki laki yang sudah membuat nya tersiksa dengan rasa cinta yang dia miliki.
Zahwa dengan gampang nya berbicara agar Gus Zhafran tak menyakiti Nadia, padahal Gus Zhafran sudah menyakiti hatinya.
Gus Zhafran pun hanya bisa menganggukkan kepalanya, hatinya berdenyut nyeri kala mendengar penuturan Zahwa.
"Aku pasti bakal kangen banget sama kamu wa,jaga diri kamu baik baik yah."ucap Nadia lalu memeluk tubuh Zahwa.
"Iya pasti, doain aku yah. Semoga aku disana bisa dapet jodoh dan hidup bahagia disana."ucap Zahwa melirik ke arah Gus Zhafran.
"Aamiin...."
"Umi,Abah aku ijin pamit yah. Makasih udah nerima Zahwa disini, doain Zahwa semoga bisa bahagia disana. Maaf Zahwa banyak salah dan selalu ngerepotin kalian."ucap Zahwa kembali memeluk tubuh umi Farah.
"Jiddah jaga kesehatan nya yah,jangan lupa makan obat nya jangan sampai telat."ucap Zahwa pada Bu nyai Anisah.
"Jiddah pasti kangen sama Zahwa, nanti gak ada yang ngurusin jiddah lagi."ucap Bu nyai Anisah.
"Masih ada Ning Zulfa dan santri lain jiddah insyaallah nanti Zahwa juga bakal kesini kalau ada waktu."
Keluarga ndalem pun mengantarkan Zahwa sampai ke pintu depan,Zahwa tampak kaget saat melihat banyak santri yang ternyata berada di depan ndalem dengan membawa bunga dan ada beberapa dari mereka membawa paperbag, mungkin hadiah perpisahan untuk Zahwa.
Satu persatu santri itu memberikan bunga dan hadiah perpisahan untuk Zahwa, membuat Zahwa terharu dan tak bisa membendung air matanya.
"Ustadzah kami pasti akan sangat merindukan ustadzah,baik baik di sana yah. Kami sayang ustadzah."ucap salah satu santri kemudian memeluk tubuh Zahwa.
"Ustadzah juga bakal merindukan kalian, belajar yang rajin yah,semoga ilmu yang kalian dapat di pesantren ini bisa berguna dan bisa kalian terapkan di kehidupan kalian."
Setelah pamit dengan semua warga pesantren,ada salah satu mobil berwarna putih terparkir disana, kemudian ada seorang pria keluar dari mobil itu.
"Ustadzah sudah selesai?"tanya ustadz Fauzan di balas anggukan oleh Zahwa.
Zahwa memang sengaja meminta bantuan ustadz Fauzan untuk membantu dia membawa barang barang ke rumah nya,mobil yang di bawa ustadz Fauzan juga adalah milik Zahwa,lebih tepatnya mobil peninggalan mendiang ibu Zahwa.
Ustadz Fauzan kemudian memasukan koper Zahwa ke dalam mobil,saat akan memasukkan koper Zahwa Gus Zhafran membisikan sesuatu pada ustadz Fauzan yang di balas anggukan oleh ustadz Fauzan.
Di sepanjang jalan itu para santri berjajar mengantarkan Zahwa sampai meninggalkan area pesantren, hampir semua santri berada di sana.
Umi Farah bahkan sedari tadi menangis,menatap kepergian Zahwa. Saat mobil itu akan melaju Zahwa membuka kaca mobil kemudian melambaikan tangan nya.
Mobil itu pun meninggalkan area pesantren,Zahwa menghapus air mata nya yang sedari tadi tak berhenti turun.
Saat di pertengahan jalan tiba tiba mobil berhenti, membuat Zahwa menyeringitkan dahi nya.
"Kenapa berhenti ustadz?"tanya Zahwa.
"Ada seseorang yang menunggu ustadzah di taman,ada yang ingin di bicarakan katanya."ucap ustadz Fauzan.
"Siapa ustadz?"tanya Zahwa.
"Lebih baik ustadzah sendiri yang melihatnya,saya akan tunggu di dalam mobil."ucap ustadz Fauzan,Meu tidak mau Zahwa pun turun dari mobil kemudian berjalan ke arah taman itu.
Tampak taman itu sangat sepi,Zahwa terus menyusuri taman itu mencari seseorang yang di maksud ustadz Fauzan. Hingga saat dia sudah lama berjalan dia menemukan seorang laki laki yang berdiri membelakanginya menghadap ke arah danau.
Zahwa tampak celingak-celinguk mencari orang lain yang ada di sana,namun ternyata tak ada hanya ada tukang jaga taman saja yang berada tak jauh dari sana.
Zahwa kemudian mendekat ke arah laki laki itu,saat dia sudah mendekat laki laki itu pun membalikkan tubuhnya.
"Gus Zhafran."
****
Spoiler bab selanjutnya.
"Bagaimana cara anda menebus kesalahan anda Gus?"tanya Zahwa.
"Jadilah istri kedua saya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
BundaYuniatfaura
terharu/Sob//Sob//Sob/
2024-05-28
0
Nurmiati Aruan
ihh Jangan mau zahwa jadi yang ke dua
2024-05-24
0
Zahra dila Dila
Jangan mau Zahwa masih banyak laki2 diluar sana yang lbih baik dari dia
2024-05-23
0