Hati Zahwa rasanya seperti di sayat ribuan pisau,"semudah itukah Gus anda melupakan semuanya."ucap Zahwa dalam hatinya,dia langsung mengalihkan pandangannya tak ingin lagi melihat pemandangan yang membuat hatinya lebih sakit.
"Ikhlas Zahwa, biarkan Gus Zhafran dan Nadia bahagia. Kamu memang ada dalam kisah nya tapi bukan di jadikan tokoh utama untuk menemani sepanjang hayat nya."ucap Zahwa dia pun kembali melangkahkan kakinya hingga sampai di ruang tamu.
Tampak di sana keluarga ndalem tengah berkumpul bersama, kebetulan hari ini weekend juga jadi mereka semua ada.
"Umi,abah,jiddah coba liat siapa yang datang."ucap Adzkiya dengan antusias,sudah seminggu ini keluarga nya terus bertanya tentang Zahwa.
Maklumlah tak melihat Zahwa satu hari pun pasti sudah di cari cari oleh keluarga ndalem,"Masya Allah Zahwa akhirnya kamu pulang juga nak."ucap umi Farah tak kalah antusias.
Zahwa pun tersenyum lalu mencium tangan wanita yang sudah dia anggap sebagai ibu keduanya itu.
"Udah selesai urusannya nak?"tanya kyai Malik di balas anggukan oleh Zahwa.
"Sebenarnya urusan apa Zahwa? Apakah itu penting sekali sampai kamu gak bisa hadir di acara nikahan Zhafran dan Nadia. Padahal umi pengen banget kamu bisa ada di foto keluarga saat pernikahan Zhafran dan Nadia."ucap umi Farah menunjukkan salah satu foto besar yang ada di sana.
Di dalam foto itu terlihat semua keluarga ndalem yang tengah berfoto dengan dua pengantin nya.
"Hehehe Afwan umi, urusan Zahwa sangat penting jadi gak bisa pulang."ucap Zahwa,dia tak mau melihat foto itu yang pastinya akan membuat dia sakit hati.
Mereka pun mengobrol ringan, sampai akhirnya Zahwa mengutarakan niat sesungguhnya dia berada di sana. Tampak di sana juga sudah ada Gus Zhafran dan Nadia yang ikut mengobrol setelah tadi asik asik bermesraan di ruang santai.
Zhafran tampak kaget saat melihat Zahwa di sana,dia kembali merasakan lagi rasa bersalahnya. Dia hanya bisa melemparkan senyuman kepada Zahwa, sungguh sangat canggung.
"Umi,Abah sebelum nya Zahwa mau minta maaf sama kalian kalau selama Zahwa berada di sini Zahwa banyak salah, banyak menyusahkan kalian. Sebenarnya kedatangan Zahwa kesini ingin meminta izin kepada semuanya terutama Abah dan umi,Zahwa mau pamit dari ponpes ini."ucap Zahwa mengutarakan niatnya,yang tentu saja membuat keluarga ndalem kaget.
"Apa maksud mu nak? Kenapa kamu mau keluar dari pondok ini? Apa ada masalah ayo cerita sama umi."ucap umi Farah.
"Tidak ada umi,Zahwa sama sekali tak mempunyai masalah di sini. Tapi mungkin sekarang sudah waktunya Zahwa pergi dari sini,Zahwa sudah cukup mengabdikan diri Zahwa disini. Maafkan Zahwa jika selama ini banyak salah dan banyak menyusahkan umi."
"Iya,kenapa nak apa alasan kamu ingin keluar dari pondok ini? Apa kamu yang di maksud oleh ustadz Fauzan,kata dia ada salah satu ustadzah yang ingin mengundurkan diri apakah itu kamu nak?"tanya kyai Malik.
"Na'am Abah,Zahwa memang meminta bantuan ustadz Fauzan untuk membantu menyiapkan segala keperluan pengunduran diri Zahwa."
"Apa alasan kamu ingin keluar nak?apa ada sesuatu?"tanya umi Farah.
"Atau kamu mau menikah terus kamu di boyong sama suami kamu wa? Atau jangan jangan urusan selama ini juga kamu ngurusin pernikahan kamu?"tanya Adzkiya.
Zhafran tampak kaget mendengar penuturan dari adiknya, apakah Zahwa sudah menemukan pengganti dirinya? Sungguh Zhafran merasa sakit hati jika memang benar Zahwa sudah mendapatkan pengganti dirinya.
"Enggak kiya, pernikahan aku gak jadi. Laki laki yang berniat menikahi aku ternyata malah menikah dengan wanita lain,tepat setelah dia pulang dari luar negeri dia langsung menikah dengan wanita lain."ucap Zahwa sedikit melirik ke arah Gus Zhafran.
Zhafran pun terdiam mendengar ucapan Zahwa, ternyata laki laki yang di maksud adalah dirinya sendiri.
"Maafkan saya Zahwa."Gus Zhafran hanya bisa berbicara dalam hatinya,dia kembali merasa bersalah pada Zahwa.
"Lalu apa alasan kamu ingin keluar nak?"
Zahwa terlebih dahulu menghela nafasnya,"Sebenarnya beberapa waktu yang lalu Zahwa tak pulang ke pesantren bukan karena ada urusan penting umi,tapi pada saat itu Zahwa sedang merawat bunda Zahwa yang masuk rumah sakit. Dan tepat sekali pada hari saat acara pernikahan Gus Zhafran dan Nadia di laksanakan di sana juga bunda Zahwa menghela nafas untuk yang terakhir kalinya,bunda Zahwa meninggal tepat pada saat kalian melaksanakan acara pernikahan ini,atau sekitar satu Minggu yang lalu Zahwa sudah kehilangan bunda Zahwa."Zahwa sudah tak bisa lagi menahan air matanya untuk tak turun.
"Inalillahi wa innailaihi rojiun..."
Tentu pengakuan Zahwa membuat semua yang berada di sana tambah kaget. Apalagi Zhafran,dia baru ingat dengan janjinya kepada ibu Zahwa dulu, membuat rasa bersalah Zhafran semakin besar.
Apakah dia sudah berdosa telah memberikan janji pada seseorang dan belum membuktikan janji itu,tapi orang yang dia beri janji sudah meninggal.
Umi Farah pun langsung memeluk tubuh Zahwa yang menangis,dia tak tau jika ternyata ibu Zahwa telah meninggal.
"Kenapa kamu tak bicara sama umi nak?"tanya umi Farah turut merasakan duka yang di rasakan oleh Zahwa.
"Zahwa tak ingin merusak suasana bahagia kalian atas pernikahan Gus Zhafran dan Nadia, tak apa umi semuanya sudah terjadi juga."ucap Zahwa berusaha tegar walaupun saat ini dia masih sangat rapuh.
"Astaghfirullah nak, maafkan umi saat kamu sedang berduka kami tak ada di samping kamu nak."umi Farah merasa bersalah pada Zahwa, apalagi selama ini dia sangat dekat dengan Zahwa maupun mendiang ibu Zahwa.
"Nanti kita ziarah ke makam ibu kamu yah nak."ucap kyai Malik di balas anggukan oleh Zahwa.
"Lalu apakah karena ibu kamu sudah meninggal kamu akan pergi dari pondok ini? Kenapa Zahwa?"ucap Adzkiya
"Bukan karena itu saja,Zahwa di sini sudah tak punya saudara lagi, bukan hanya akan pergi dari pondok ini tapi mungkin Zahwa juga akan pergi dari kota ini bahkan negara ini."ucap Zahwa.
"Kenapa wa?kamu memang udah gak punya saudara di sini tapi kami akan selalu ada buat kamu wa,kami di sini juga keluarga kamu."ucap Adzkiya,dia tak rela jika harus kehilangan sahabat nya.
"Maafkan Zahwa,tapi Zahwa ingin hidup mandiri lagi,Zahwa ingin pergi dari sini karena amanah dari bunda. Lagipula Zahwa ingin menenangkan diri di tempat lain,Zahwa tak ingin terus terus terbayang dengan semua kenangan nya. Zahwa juga ingin melupakan laki laki yang sudah bahagia dengan wanita pilihan nya."ucap Zahwa seketika membuat Gus Zhafran terdiam.
Apa dia menjadi alasan Zahwa untuk pergi dari sini, sungguh Gus Zhafran juga tak rela jika harus kehilangan Zahwa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
muaww
sp sih yg naro bawang dsini kok perih bangt nih mata
2024-12-27
0
Togi Marnita
laki laki oengecut
2024-07-19
0
guntur 1609
mampus mati ja kau oecundang. oa ta g kau di sungguhi wanita syahwatmu melupakan janji semuanya
2024-07-02
0