Tepat saat Zahwa sudah selesai menuntun ibunya mengucapkan dua kalimat syahadat,sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya.
Tit.........
Tampak terdengar suara dari alat bantu sang ibu, dokter yang di sana pun langsung memeriksa bunda Yara yang sudah tak ada itu.
"Inalillahi wa innailaihi rojiun....."ucap dokter itu, membuat tangis Zahwa semakin keras.
Dua langsung memeluk tubuh dingin bunda Yara,"Enggak,bunda jangan tinggalin Zahwa Bun...."Zahwa menggoyangkan tubuh yang sudah tak bernyawa itu.
"Bundaa....jangan pergi bunda."tiba tiba ada seseorang yang mememeluk tubuhnya dan membawa tubuh Zahwa sedikit menjauh dari jasad bunda Yara.
"Bibi....bu-bunda bi bunda."ucap Zahwa yang terus menangis terisak di pelukan ibu Fatimah.
Ibu Fatimah pun hanya bisa mengelus punggung Zahwa dan berusaha menenangkan Zahwa.
"Ikhlaskan sayang, ikhlaskan bunda kamu meninggal dalam keadaan Khusnul khatimah. Jangan membuat nya bersedih karena kamu tak mengikhlaskan kepergian nya."ucap ibu Fatimah.
"Enggak bi,bunda masih hidup. Kenapa bunda tega ninggalin Zahwa sendirian bi kenapa ..."Zahwa terus saja menangis tanpa henti, sedangkan jasad ibunya sudah di tangani oleh perawat.
"Udah sayang jangan nangis terus,ingat Alloh lebih sayang bunda kamu makanya Alloh bawa bunda. Sekarang bunda kamu sudah tak merasakan sakit lagi yah, ikhlaskan yah nak."ibu Fatimah mengelus wajah yang penuh dengan air mata itu.
Malang sekali nasib Zahwa ini,tepat hari ini dimana laki laki yang dulu dia kira baik dan akan menjadikan dia sebagai istrinya,laki laki yang akan bunda Yara titipi Zahwa untuk dia bahagikan dan jaga, kini malah menikah dengan wanita lain.
Laki laki yang Zahwa kira akan menjadi tempat pulang kedua setelah ibunya,kini telah menjadi milik orang lain.Dan tepat hari ini juga semesta Zahwa tempat pulang kala dirinya letih dengan dunia ini telah kembali ke sang pencipta nya.
Sekarang tepat saat kata sah dan kalimat inalillahi terucap, semesta dan calon semesta Zahwa sudah pergi dan tak akan kembali lagi.
Tak ada yang bisa Zahwa lakukan selain pasrah dengan semua keadaan dan menerima dengan hati yang lapang nasih yang dia rasakan.
***
"Alhamdulillah..."tampak semua orang mengucap syukur saat para saksi berkata sah.
Yang dengan kata sah itu sudah membuat dua insan yang dulunya tak terikat kini terikat dengan sebuah pernikahan yang menjadikan mereka sepasang suami dan istri.
"Maafkan saya Zahwa,maaf."setelah mengucapkan ijab qobul itu, Zhafran langsung menundukkan kepalanya dan menangis.
Berulang kali dia mengucapkan kata maaf untuk Zahwa. Nama sang wanita yang seharusnya dia ucapkan saat ijab qobul tadi.
Zhafran merasakan nyeri di dadanya kala teringat dengan janji yang pernah dia ucapkan dulu pada Zahwa,yang tak bisa dia tepati janji itu.
Zhafran terus merutuki kebodohannya yang tadi dengan lantang dan lancarnya mengucapkan ijab qobul untuk seorang wanita yang seharusnya tak Zhafran nikah.
Seharusnya nama wanita itu Zahwa bunda Nadia. Namun apalah daya inilah kenyataan sebenarnya,dia sudah menyandang gelar suami untuk Nadia bukan Zahwa.
Dari arah belakang tampak Nadia berjalan dengan di gandeng oleh kedua sahabat nyasiapa lagi jika buka Adzkiya dan Zara.
Ketiga wanita itu tersenyum lebar sembari terus berjalan ke arah nya, Zhafran tampak kembali mengeluarkan air matanya,orang lain di sana mengira jika Zhafran terharu melihat istrinya.
Padahal Zhafran menangis karena kembali teringat dengan Zahwa. Sampai lah Nadia di hadapan Zhafran, Adzkiya dan Zara pun pergi dari sana.
MC memberikan intrupsi untuk Nadia mencium tangan Zhafran, dengan tangan yang bergetar Zhafran memberikan tangannya pada Nadia untuk di cium.
Saat Nadia mencium tangan nya, Zhafran pun meletakkan satu tangan nya di atas kepala Nadia dan berdoa.
Setelah nya Zhafran pun di minta untuk mencium kening Nadia, saat Zhafran mencium kening Nadia berbarengan air matanya turun dan hatinya kembali mengucapkan kata 'maaf' untuk Zahwa.
Setelah acara akad nikah mereka pun naik ke atas pelaminan untuk menyambut kedatangan para tamu,tampak kedua insan yang tengah di pelaminan itu tersenyum tapi dengan perasaan yang berbeda.
Nadia tersenyum lebar dengan perasaan bahagia, sedangkan Zhafran tersenyum namun dengan hati yang terluka dan di lungkupi rasa bersalah.
"Masya Allah tabarakallah, barakallah untuk kalian berdua semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah yah."ucap Zara dan Adzkiya yang turut naik ke atas pelaminan untuk mengucapkan selamat pada pengantin baru itu.
"Makasih yah,semoga kalian cepat nyusul, makasih juga untuk kado nya. Oh iya Zahwa mana?"tanya Nadia baru menyadari ketidakhadiran Zahwa di sana.
Tampak Adzkiya dan Nadia saling bertatapan mereka bingung harus menjawab apa, karena sampai saat ini juga masih belum ada informasi mengenai hilangnya Zahwa.
Mereka sudah meminta bantuan pada seseorang yang berada di pondok ini,dan katanya Zahwa dua Minggu ini sering bolak balik keluar pesantren,dan terakhir dia keluar dari pesantren dua hari yang lalu dan belum pulang sampai sekarang.
Mendengar jika Zahwa tak ada di sana membuat Zhafran panik,"iya Zahwa kemana kita gak lihat dia dari akad tadi, bahkan Zahwa tak bantu bantu di ndalem beberapa hari ini."ucap Zhafran yang juga baru menyadarinya.
"Ouh itu Zahwa katanya ada urusan yang penting banget,dia lagi sibuk gitu. Katanya insyaallah dia bakal hadir saat resepsi kalian."Zara terpaksa berbohong karena bisa tak mungkin berkata jujur pada mereka dan menghancurkan acara itu dengan menghilangnya Zahwa.
"Apa urusan itu lebih penting yah dari pada aku."ucap Nadia sembari menundukkan kepalanya,dia merasa sedih dan kecewa. Zahwa lebih mementingkan hal yang lain dari pada dirinya.
"Aisss jangan lah nangis,kita juga kan gak tau seberapa penting urusan zahwa itu. Dia juga ingin datang dan mendampingi kamu tapi apakah daya urusan nya sangat sangat penting katanya,ini menyangkut masa depan Zahwa."ucap Zara.
Di tempat lain kini Zahwa sedang amat sangat berduka,segala proses pemakaman telah di lakukan,kini tinggal menguburkan jenazah nya.
Setelah jenazah bunda Yara di kuburkan dan di doakan satu persatu para pelayat yang turut serta menghantarkan bunda Yara ke tempat peristirahatan terakhir nya mulai bubar.
Kini tinggal Zahwa bersama dengan keluarga Bu Fatimah yang senantiasa berada di dekatnya, membantu nya untuk mengurus pemakaman ibu nya itu.
"Bunda sekarang udah gak ngerasain sakit lagi kan,bunda sekarang udah ketemu ayah kan. Gimana apa di sana itu indah bunda, jika di sana indah tolong bawa Zahwa juga pergi bersama kalian.... Maafkan Zahwa bunda belum bisa menjadi anak yang seperti bunda mau, maafkan Zahwa yang belum bisa mewujudkan impian terakhir bunda yang ingin melihat anak bunda ini menikah."ucap Zahwa dengan air mata yang senantiasa mengucur.
"Zahwa akan berusaha ikhlas bunda, doain Zahwa supaya bisa bertahan di dunia yang kejam ini, tunggu Zahwa di surga bunda."terakhir Zahwa mencium batu nisan sang ibu, sebelum akhirnya dia pun meninggalkan rumah yang saat ini akan di huni oleh ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
👸 Naf 👸
dah lupain Zahfran ya Zahwa, diaa bukan imam yg baik untukmu
2024-10-19
0
guntur 1609
dasar anjong kau zafran.
2024-07-02
0
Siti Kholisoh
nyesek bangeet rasanya
2024-06-06
0