"Dasar kalian itu memang selir rendahan." ujar Bayeman segera pergi meninggalkan tempat itu diikuti oleh pelayannya.
"Berhenti!" tegas Daisy.
"Apa lagi?" sahut Bayema itu dengan angkuhnya.
"Aku itu sudah sangat rendah hati menghadapi perlakuan buruk kakak, tapi aku tidak bisa melihat pelayanku di tampar oleh pelayan kakak." ujar Daisy berdiri.
"Memang kau mau apa?" sahut Bayema.
"Hutami, bawa ke sini pelayan itu, dan biarkan dia berlutut di depanku." pinta Daisy.
Jika Daisy yang direndahkan, dia akan diam saja, tapi jika orang - orangnya yang di targetkan maka Daisy tidak akan tinggal diam.
"Nyonya, tolong saya." ujar Pelayan Beyema.
Hutami langsung mendudukkan pelayan Bayeman berlutut dihadapan Daisy, semua selir tampak mendapatkan tontonan yang langka.
"Pegang Hutami." Ujar Daisy.
"Baik." Hutami memegangi tangan pelayan Bayema ke belakang.
Daisy segera menampar wajah pelayan Bayema dengan sangat keras sekali.
"Kau hanya seorang pelayan, ini balasan karena kau menampar pelayanmu, dan sekarang tamparan yang kedua untuk nyonyamu, yang gagal mendisiplinkan pelayannya." tegas Daisy.
"Apakah sudah Nyonya?" tanya Hutami.
Daisy menampar satu kali lagi dengan sangat keras sampai pelayan Bayema pingsan.
"Tamparan terakhir untu kakak selir Wangyu yang sudah merasa acaranya dirusak oleh seorang pelayan.' sahut Daisy.
"Dasar kau jalang, lihat aku akan melaporkanmu pada permaisuri!" Bayema malah berlari pergi meninggalkan pelayannya yang pingsan.
"Aduh, kasihan sekali pelayan ini, karena Tuannya tidak setia." gumam Daisy.
Daisy pun kembali ke pengaturan awal, dia langsung kembali anggun dan bergabung lagi dengan selir yang lain.
"Adik, apa kau tidak takut, jika Selir Bayema itu dekat dengan permaisuri." ujar Selir Wangyu.
"Tidak, saya lebih takut pada selir kaisar." jawab Daisy tersenyum.
Para selir kini sudah mengerti Daisy ini orang seperti apa.
"Aku tidak ikut-ikutan, aku belik dulu." ujar salah satu selir.
"Aku juga kembali dulu." satu- persatu selir kembali ke kediamannya, mereka tidak mau terlibat dan kena masalah karena Daisy.
"Begitu deh selir rendahan." Mereka terus merendahkan Daisy.
Dan tinggallah selir Wangyu, yang mengundangnya datang ke pesta tehnya.
"Iya, ... Pesta teh kakak jadi kacau, maafkan saya kakak." ujar Daisy.
"Sudahlah, tidak apa-apa ...Daisy kau juga bisa kembali, aku juga ingin istirahat karena lelah." Ujar Wangyu.
"Oh baiklah Kakak, kalau begitu saya undur diri dulu." Ujar Daisy, Daisy dan Hutami pun segera pergi meninggalkan kediaman Wangyu.
"Daisy, maafkan aku kau jadi bermasalah." ujar Hutami.
"Tidak apa-apa, mereka mengundangku karena memang menargetkan ku." Ujar Daisy.
"Itu Kak, dia sudah membuat pelayan Bayema menderita, padahal pelayan Bayeman tidak melakukan kesalahan apapun." Bayema yang tiba-tiba datang membawa pria berseragam ksatria.
"Kenapa cantik sekali." ujar pria yang dibawa Bayema.
Rupanya itu adalah Kakak Bayema yang masuk dalam pasukan militer Putra Mahkota.
"Kakak, kau ini mau memberi pelajaran, kenapa malah terpesona!" ujar Bayema tidak terima.
"Heh, kau wanita rendahan, kenapa kau berani mencari masalah dengan adikku, kau apa tidak tahu adikku itu sangat dimanjakan Putra Mahkota." ujar kakak Bayema.
"Maaf Tuan, aku hanya memberi pelajaran pada maid selir Bayema, kenapa anda harus turun tangan untuk masalah pelayan rendahan?" ujar Daisy.
"Apa?, apa maksudnya?, kau berani mempertanyakan hal itu padaku?, kau itu hanya wanita hina, kau hanya pandai membuka kaki, kau tidak memiliki darah bangsawan, apa hal itu membuatmu lupa diri?" ujar Kakak Bayema.
Kakak Bayema menodongkan senjata ke arah Daisy, Hutami pun maju untuk melindungi Daisy.
"Seorang Ksatria, kenapa tidak malu ribut dengan seorang wanita, anda sangat mempermalukan nama Ksatria Putra mahkota." ujar Hutami.
Kakak Bayema langsung menarik baju Hutami, dan mengangkatnya tinggi lalu melemparnya ke danau.
"Tidak Hutami!" Daisy sangat marah karena mereka terus mengganggu orang - orang Daisy.
Daisy pun ikut melompat ke danau, karena Daisy tahu Hutami tidak bisa berenang. Namun rupanya gaun Daisy membuat Daisy sulit bergerak, Daisy pun perlahan tenggelam.
"Hahahaha, mampus kalian." Bayema dan kakaknya menertawakan Daisy dan Hutami yang berusaha naik ke atas.
Mereka berdua tidak mau mati konyol, hanya karena tenggelam, penderitaan yang mereka lalui saja lebih dari ini, jika mereka mati di danau itu sangat tidak epic.
Tiba-tiba seseorang lompat ke dalam danau meraih Daisy sekaligus Hutami.
Kakak Bayema sangat terkejut melihat seseorang yang menyelamatkan Daisy itu.
"Je--jenderal." Ujar Kakak Bayema terkejut.
Anak buah Adipati pun segera merangkapkan jubahnya pada Daisy dan membawa Daisy segera kembali ke kediamannya diikuti oleh Hutami.
Adipati segera naik, lalu seketika menghajar Kakak Bayema yang ternyata anak buah Adipati.
Tidak ada ampun untuk Kakak Bayema, Adipati langsung mematahkan kedua kaki dan tangan kakak Bayema.
"Kau memalukan Ksatria, maka mulai hari ini kau bukan lagi bagian dari tentara putra mahkota!" tegas Adipati.
"Kakak, Kakak... " Bayema segera meminta tolong pada orang-orang di kediamannya untuk membawa kakaknya dan meminta dokter segera mengobati kakaknya.
"Kau selir gila, aku akan membalas semuanya !" tegas Adipati segera pergi menuju kediaman Daisy.
Bayema tak menyangka jika ada seorang Jenderal yang di kenal oleh Daisy.
"Pasti Daisy juga menggoda Jenderal itu, bagaimana bisa Jenderal itu membela Daisy." ujar Bayema tidak terima.
Tapi itu pasti jelas Daisy dan Jenderal itu ada hubungan, Bayema berencana menggunakan hal itu untuk mengadukannya nanti pada Permaisuri.
Tapi sementara dia harus mengurus Kakaknya dulu yang terluka karena Daisy, pokoknya Bayema, menyalahkan Daisy untuk semua yang terjadi.
"Daisy, Hutami, apa kalian baik-baik saja?" Adipati datang dengan sangat khawatir.
"Aku baik-baik saja Adi, tapi Daisy memang sebelumnya agak kurang enak badan, sepertinya Daisy terkena flu." ujar Hutami.
"Syukurlah, kau baik-baik saja." Adipati mengusap kepala Hutami lembut, kemudian menemui Daisy di kamarnya.
"Daisy, apa aku boleh masuk?' tanya Adipati.
"Ya, Adi." jawab Daisy.
" Bagaimana keadaanmu Daisy?" tanya Adipati.
"Tidak apa-apa, dokter sudah memberiku obat agar tidak semakin parah." Jawab Daisy.
Adipati memeriksa suhu tubuh Daisy.
"Adipati, aku dengar Bayema adalah tawanan, aku tidak tahu jika dia punya kakak." ujar Daisy.
"Ya, Bima adalah Putra Mahkota di kerjaan timur, aku dan putra mahkota merundukkan kerajaan itu untuk menyerahkan wilayahnya, aku membawa Bima dan Bayema, agar mereka tidak memberontak sebagaimana tawanan, tapi Bima menyatakan sumpah setia hidup mati pada Putra Mahkota, maka dia adalah bagian ksatria di bawah naunganku, dia sangat setia pada Putra Mahkota dan adiknya, dan dia memang agak bodoh." Ujar Adipati.
"Apa Kalian tidak takut jika dia suatu saat berkhianat?" tanya Daisy.
"Dia hanya boneka, Putra mahkota yang di gerakan oleh beberapa orang berpengaruh di belakangnya, dia tidak akan berkhianat, tenang saja aku akan membuat dia meminta maaf pada kalian besok." Ujar Adipati.
"Aku tidak mengerti soal bangsawan." ujar Daisy yang merasa keluarga Kerajaan dan bangsawan itu tak masuk akal, namun Daisy tahu kenapa permaisuri menyukai Bayem, karena kakaknya mengabdi pada putranya.
"Sudah tidurlah, aku akan memberikan beberapa pengawal padamu, agar tidak ada yang berani menyakiti mu." ujar Adipati.
"Terimakasih Adi, aku agak lelah juga aku mau istirahat." ujar Daisy.
"Baik." Adipati pun segera keluar dari kamar Daisy, dia mengatur keamanan di kediaman Daisy secara rahasia, agar tidak menimbulkan masalah lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Roma Pasaribu
Ampun deh selir banyak gaya
2024-04-01
0
Cristella Tella
bgus daisy.... jngan muda di tindas... jdilah wanita kuat
2024-03-01
0