"Hutami ya?" Gumam Nyonya Bet.
Dia tahu, Daisy dan Hutami tidak terpisahkan, namun itu juga tidak bisa sembarangan membawa sertakan Hutami bersama Daisy.
"Jika Hutami tidak bisa pergi bersama saya, maka saya tidak akan pergi." Ujar Daisy.
Daisy tidak akan pernah pergi tanpa Hutami, Hutami juga pasti akan seperti itu.
"Daisy, jalan apa yang akan kau tempuh di daerah selatan itu aku juga tidak tahu, jika kau menderita, Hutami juga pasti menderita." ujar Nyonya Bet.
"Lalu siapa yang mengirimkan surat itu Nyonya?" tanya Daisy.
"Aku juga tidak tahu, tapi ini adalah perintah." ujar Nyonya Bet.
Daisy tahu, dalam pengelolaan rumah hiburan itu ada banyak aturannya, dan itu tetap berkaitan dengan para bangsawan, dan yang jelas Nyonya Bet juga tidak bisa menolak perintah.
"Bagaimana jika Claude kembali Nyonya?" tanya Daisy.
"Dia tidak kembali." Ujar Nyonya Bet.
Ucapannya sangat meyakinkan, tapi diingat lagi jika Claude adalah seorang ksatria beristri banyak, jadi itu wajar mungkin Daisy di lupakan.
Dia memang tidak boleh berharap dengan siapapun.
"Kau harus segera berangkat malam ini, kau boleh membawa pergi Hutami, tapi aku tidak bertanggung jawab untuk perjalanan kalian." Ujar Nyonya Bet.
"Saya akan bicarakan pada Hutami terlebih dahulu Nyonya." Daisy pun segera kembali dia pun mengatakan semuanya pada Hutami.
Hutami dengan penuh semangat akan ikut dengan Daisy apapun yang terjadi nanti, dia harus bersama Daisy.
"Aku punya ide, bagaimana jika kita kabur Daisy saat dalam perjalanan nanti, uang kita juga tidak sedikit untuk bertahan hidup.' Ujar Hutami.
"Itu terlalu beresiko Hutami, kita tidak tahu di daerah selatan itu seperti apa." ujar Daisy.
"Baiklah, kita tidak kabur." ujar Hutami menyerah, setelah dipikir-pikir lagi itu juga tidak mungkin.
Karena keduanya sepakat, maka malam harinya mereka berpamitan pada Nyonya Bet dan segera pergi dengan mobil box yang sudah disiapkan.
Sebenarnya ini adalah era modern, karena keadaan masih sangat kacau karena peperangan internal, mereka harus hidup seperti belum ada teknologi canggih, jangan untuk teknologi, di masa perang yang terus terjadi, untuk tetap makan dan bertahan hidup saja sulit apalagi untuk hal-hal seperti itu.
"Apa kita akan lebih baik lagi jika ke selatan?" Ujar Hutami.
"Iya, ... Kita berdoa saja ya." Ujar Daisy.
Setelah menempuh perjalanan selama 12 jam, dengan menaiki mobil terbuka, saat panas kepanasan, hujan kehujanan, hal seperti itu sangat menyiksa namun, apa boleh dikata, sampai dengan selamat saja sudah untung.
Padahal dulu sebelum terjadi peperangan, Daisy yang seorang anak kecil dengan aman menaiki kereta sampai tujuan.
Sekarang kereta itu dikuasai oleh para bangsawan.
Rakyat biasa tidak ada hal istimewa untuk menaiki Kereta dengan nyaman.
"Ayo cepat kalian turun, kalian tunggu mobil selanjutnya akan mengangkut kalian!" ujar sopir itu dengan sangat galak.
Hutami dan Daisy sudah seperti gelandangan karena tersiksa, berada di box mobil sepanjang perjalanan.
Tak lama datang mobil rombeng lagi.
"Daisy?" sopir itu bertanya.
"Ya." jawab Daisy.
"Naik!" pinta sopir itu, meskipun mobil itu tertutup tapi bodinya cukup mengerika. Karena sudah penyok-penyok dan tidak ada bangku di dalamnya.
Daisy dan Hutami pun duduk dengan tenang.
3 jam perjalanan yang menyiksa itu akhirnya berakhir mereka sampai di sebuah Mansion megah, entah itu benar mereka akan tinggal di sana atau bagaimana.
"Tuan, saya Daisy sa--" Belum selesai berbicara Daisy dan Hutami segera di bawa masuk begitu saja oleh penjaga.
"Liod, urus anak ini dengan baik, dia Daisy!" tegas penjaga itu.
"Baik!" jawab seseorang yang dipanggil Liod itu.
"Nyonya, ..." ujar Daisy.
"Panggil saya Liod Nona." pinta wanita paruh baya itu.
"Oh baik." ujar Daisy.
"Saya hanya mendengar jika tuan akan menikahi seorang dari rumah hiburan bernama Daisy, jadi siapa anda?" tanya Liod pada Hutami.
Mati, jika begini bagaimana jika Hutami di usir.
Dalam hati Daisy.
"Memang anda tahu diantara kami siapa Daisy." ujar Diasy bertanya.
"Tentu saja Daisy itu anda." Ujar Liod menunjuk kalung Diasy.
Betapa bodohnya Daisy melupakan hal itu.
"Saya ada pelayan nona Daisy." Sahut Hutami.
"Apa?" Daisy sangat terkejut dengan pengakuan sahabatnya.
"Ah, seperti itu ... kalau begitu anda boleh membawa pelayan anda memasuki kediaman Tuan saya." ujar Liod.
"Oh sungguh?" Daisy sangat senang karena biasa membawa Hutami masuk.
Meskipun dengan identitas pelayan mau bagaimana lagi, yang penting mereka bersama.
"Sebelum anda memasuki kediaman sebagai selir, anda harus mempelajari beberapa tata krama, kabar seorang wanita penghibur dijadikan istri ini sudah terdengar oleh para selir yang lainnya, anda mungkin akan kesulitan dengan identitas anda nanti." ujar Liod.
"Apakah saya bisa mundur, sejak awal saya tidak tahu tentang dijadikan selir ini." ujar Daisy.
"Tidak, anda sudah tercatat sebagai selir ke 23, anda tidak bisa mundur, banyak yang tidak bertahan karena persaingan menjadi yang paling unggul, jadi nasib anda ada ditangan anda sendiri, apalagi anda bukan keturunan bangsawan, status anda rendah, tidak bisa bertahan itu sama saja seleksi alam, Tuan tidak akan memberikan pembelaan." ujar Liod.
" Liod apa tuanmu bernama Claude?" tanya Daisy.
" Bukan, Tuan saya adalah Felix Heizen. " jawab Liod.
Daisy baru mendengar nama itu, siapa pria tidak jelas yang mau memperistri dirinya. Daisy sungguh tidak mengerti dalam dunia bangsawan.
"Ini kamar anda, semua sudah kami siapkan sesuai kebutuhan dan tingkat anda, anda adalah selir terendah, semoga beruntung." ujar Liod.
Daisy langsung terduduk lemas, apa yang terjadi sangat membingungkannya.
"Mungkin Claude itu kalah dalam peperangan, jadi kau menjadi taruhannya, bisa saja begitu kan Daisy?" ujar Hutami.
"Aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi dalam perebutan tahta atau apa itu, siapa raja dan putra mahkotanya saja aku tidak tahu." Ujar Daisy memijat pelipisnya.
"Jadi kau harus bertahan saat memasuki Harem, aku akan menjagamu agar tetap aman, siapa tahu kau bisa menjadi yang paling dicintai." ujar Hutami.
"Tapi Hutami, kenapa kau malah mengaku pelayan?" ujar Daisy heran.
"Aku tidak mau berpisah dengan Daisy, apapun yang terjadi, menjadi pelayan Daisy tidak akan buruk." ujar Hutami.
" Tenang saja aku tidak akan memperlakukanmu sungguh seperti pelayan Hutami." Ujar Daisy.
Setelah itu hari-hari Daisy adalah mendapatkan pendidikan selayaknya bangsawan, dia sangat mendapatkan didikan ketat.
Padahal dia tidak tahu rupa seseorang yang menjadikannya selir, sudah tua atau bagaimana Daisy selama 3 bulan juga tidak melihat batang hidungnya selama dia mendapatkan pelajaran etika.
Yang dia dengar dia hanya suka berperang untuk menaklukkan daerah-daerah yang masih menentang kenaikan raja baru, orang itu jarang pulang bahkan bisa berbulan-bulan atau tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Roma Pasaribu
Semangat 💪
2024-04-01
0
Cristella Tella
moga daisy bsa mnjdi yg pertama dn mereka bsa bhagia
2024-02-17
0