17. Undangan

"Aku tidak akan membiarkanmu menjadi target di sini Daisy." ujar Adipati.

"Lepaskan selirku, apa kau ingin dipenggal, berani-beraninya menyentuh wanita putra mahkota." tegas Felix.

Daisy segera mendorong tubuh Adipati, kar takut Adipati akan dipenggal.

"Apa kau sudah gila?, kenapa kau menjadikannya selir mu, aku memintamu untuk mencari dia, bukan kau jadikan wanitamu!" tegas Adipati.

"Adipati, kau tidak bisa bicara seperti itu pada Putra Mahkota." ujar Daisy.

"Dari awal kau hanya minta dicarikan, kenapa memang kalau jadi wanita ku, dia bisa terbebas dari identitas yang buruk sebelumnya." ujar Felix.

"Katakan dengan jelas, kau menjadikan selir itu untuk apa?, jangan jadikan dia koleksi wanita mu!" Adipati sangat kesal dan ingin memukul Felix.

"Daisy, ... apa kau menyesal menjadi wanitaku?" tanya Felix.

"Tidak, saya tidak menyesal, anda memperlakukan saya dengan sangat baik Yang Mulya." jawab Daisy.

"Dengarkan itu Adipati tulen!" Tegas Putra Mahkota.

"Apa kau pikir dengan menjadi wanitamu dia baik-baik saja?" tegas Adipati.

"Aku akan melindunginya, sudahlah kenapa kau ini selalu menentangku!" ujar Felix memegangi kepalanya.

Daisy pun meminta putra mahkota duduk.

"Adipati, jika bukan karena Yang Mulia, aku mungkin sampai sekarang hanya akan menjadi pelacur, apa kau sungguh ingin aku menjadi pelacur selamanya?" Ujar Daisy.

"Ya, mungkin baiknya seperti ini, tapi aku tidak akan akan diam jika ada yang membuatmu menderita, termasuk Putra mahkota." tegas Felix.

"Apa aku terlihat seperti itu di matamu Jenderal?" ujar Felix.

"Kau lihat, kau memberikan tempat yang usang, tidak ada pelayan." ujar Adipati.

"Aku memang mau seperti ini Adi, karena aku tidak ingin mencolok, jika aku terlihat diperhatikan Putra Mahkota, maka kedamaian di kediaman ini akan hilang." ujar Daisy.

"Dengarkan itu Jenderal, kenapa pola pikirnya kalah dengan seorang wanita, hidup itu harus memakai strategi, tidak hanya perang saja." sahut Felix.

"Baiklah, aku kalah ... Aku akan mengajarimu jika Dasiy ku menderita!" tegas Adipati.

Mau bagaimana lagi, Daisy juga tidak menolak menjadi wanita Putra Mahkota, Adipati harus memupus cintanya, yang dari dulu dia pendam.

"Tapi aku akan membawanya pergi jika kau menyakitinya!" tegas Adipati.

"Terserah kau!" Felix tidak mau berdebat dengan anak nakal yang dia didik sendiri itu, Putra Mahkota terlalu banyak memberikan hati pada anak nakal itu.

Namun, Adipati sudah banyak berjasa, dalam perjalanannya sampai di titik ini.

"Bukankah, Daisy memiliki dapur sendiri?" tanya Felix.

"Ya, semua berkat kebaikan Yang Mulia, saya akan meminta memasakan makanan untuk semuanya." ujar Daisy.

Saat semua makanan dihidangkan, Felix sangat terkejut, karena Dasiy mengajak semua pelayannya makan di satu meja makan dengannya.

"Daisy, apa maksudnya ini?" tanya Felix.

"Mereka adalah keluarga saya Yang Mulia, saya tidak biasa makan sendiri, mereka akan selalu makan satu meja dengan saya." ujar Daisy.

"Nyonya kami makan di dapur saja." ujar Ruth.

"Sudah makanlah." ujar Putra Mahkota.

Tetap saja mereka semua makan dengan rasa takut, karena satu meja dengan seorang Putra Mahkota.

Setelah selesai makan, Putra Mahkota pun segera pamit karena masih ada urusan lain.

"Hati-hati Putra Mahkota." ujar Adipati.

"Kau ikut!" Putra Mahkota langsung menyeret Adipati keluar dari kediaman Daisy.

Semua langsung bernafas lega setelah Putra Mahkota pergi.

"Oh Tuhan, Adipati selalu kekanakan, dia apa tidak lihat situasi? " ujar Hutami.

"Nyonya, itu menyeramkan makan satu meja dengan Yang Mulia." Ujar Nedal.

"Heheheh, ini juga agak mencengangkan, tapi aku terbiasa makan dengan kalian." ujar Daisy terkekeh.

Rupanya Putra Mahkota adalah pria yang penuh toleransi untuk Daisy.

" Nyonya, peracik parfum ingin melapor." Ujar Ruth memberitahu.

"Minta datang ke ruangan belakang." ujar Daisy.

Peracik parfum itu pun segera menghadap Daisy.

"Nyonya, seperti ini sample botol dan cap merk buatan kita, apakah sesuai dengan keinginan anda?" tanya peracik itu.

"Iya bagus, ada cap bunga Daisy, itu sangat memuaskan, jadi bisa kita pasarkan secara terang-terangan kan, apa sudah mendapatkan ijinnya?" tanya Daisy.

"Sudah Nyonya, ini surat perizinannya." Peracik itu menyerahkan lembaran surat perijinan pada Daisy.

"Bagus, ini uang gajimu bulan ini, nanti jika penjualannya lancar kau akan mendapatkan 15% nya." ujar Daisy.

"Terimakasih banyak Nyonya, saya akan segera undur diri." peracik itu pun segera pergi.

Daisy harus bisa memiliki pijakan yang kuat, karena terus berlindung di cangkang kura-kura tidak akan menjamin hidupnya.

Namun hidup di perhareman, sangat tidak damai karena banyak sekali mata, telinga yang mengawasinya.

Daisy di undang ke kediaman selir ke Wangyu untuk minum teh bersama selir-selir yang lain.

"Daisy, sepertinya mereka ingin mencari masalah denganmu." ujar Hutami.

" Tidak apa-apa, tolong bawa Indirach juga Hutami." pinta Daisy.

"Baik." Jawab Hutami, segera mendandani Indirach dengan sangat baik, selayaknya seorang putri sesungguhnya.

Sedangkan Daisy hanya mengenakan gaun sederhana, tanpa perhiasan apapun kecuali kalung pemberian pamannya Nagato.

Hutami tahu maksud dari penampilan sahabatnya yang sederhana itu.

Mereka pun segera menuju kediaman selir Wangyu.

"Oh selir Daisy, silahkan duduk semua sudah menantikan anda." ujar selir Wangyu.

"Terimakasih, maaf karena saya terlambat." ujar Daisy pun segera duduk.

"Oh apa ini tuan putri?" tanya Wangyu.

"Benar kakak, ..." jawab Daisy.

"Kenapa kau mau mengurus anak dari wanita lain, kalau dia laki-laki itu akan menguntungkan mu, tapi dia perempuan, jika dewasa dia akan ikut dengan suaminya." sahut selir Cang.

"Saya menyukai anak kecil, tidak masalah dengan itu, saya merawatnya bukan untuk sebuah keuntungan." Jawab Daisy.

"Kalau pikiranmu terlalu polos, kau tidak akan bertahan lama di sini!" ujar selir yang lain.

"Biarkan saja, dia itu sudah tidak beruntung, lihat dia tidak mendapatkan gaun dan perhiasan bagus, dia diabaikan setelah melayani Yang Mulia." sahut Bayema.

"Ya, aku kasihan pada adik Daisy, mungkin kau tidak akan bertahan lama, dengan latar belakangmu." Semua selir meremehkan Daisy.

"Benar, seharusnya adik Daisy tahu tempat, kau dari tempat pelacuran, pasti juga sudah dipakai banyak laki-laki, itu mengerikan bukan." Bayema terus memprovokasi.

"Kalian, menghina selir Putra Mahkota, sama saja menghina Putra Mahkota. " ujar Hutami tak tahan.

Suara tamparan itu terdengar cukup nyaring ditelinga Daisy, saat pelayan Bayema menampar Hutami.

"Beraninya pelayan berbicara keras pada selir!" ujar pelayan Bayema.

"Apa, kau juga pelayan!" Hutami sudah tidak tahan lagi.

Namun Daisy menghalangi Hutami untuk tidak memperkeruh suasana.

"Adik Daisy, apa kau tidak bisa mendidik pelayan?, apa mau aku bantu mendidiknya?" ujar Bayema.

"Kakak, seharusnya pelayan kakak yang di didik, kenapa pelayan anda langsung menampar pelayan saya tanpa perintah dari anda, apa anda tidak merasa tersinggung dengan perlakuan pelayan anda?" ujar Daisy.

"Apa?, kau bilang apa?" Bayema sudah berdiri ingin memberi pelajaran pada Daisy.

"Pelayan anda sangat tidak menghargai anda, tanpa perintah tuannya, seorang pelayan tidak bisa berbuat sesuka hati, bukan begitu kakak-kakak selir?" tanya Daisy.

"Benar itu." jawab yang lain serempak.

Ya, karena yang lain juga tidak suka dengan Bayema, karena terlalu merendahkan yang lain, hanya karena dia dekat dengan permaisuri.

Terpopuler

Comments

Roma Pasaribu

Roma Pasaribu

Tampar lagi Hutami si pelayan Bayema itu😠

2024-03-01

0

Cristella Tella

Cristella Tella

tampar balik hutami.... jngan mau klah

2024-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Aku terbiasa sendiri
2 2. Anak yang malang
3 3. Bertemu Bibi
4 4. Nagato Ngambek
5 5. Kenyataan Pahit
6 6. Perubahan hidup
7 7. Di Beli
8 8. Di jadikan selir
9 9. Memasuki Mansion
10 10. Mencoba mengatur posisi aman
11 11. Cinta pandangan pertama
12 12. Bertahan miskin
13 13. Di kira pengemis
14 14. Melayani
15 15. Berkunjung
16 16. Serigala Gila
17 17. Undangan
18 18. Cari masalah
19 19. Menumpahkan Luka
20 20. Kena deh
21 21. Tidak ada kesempatan
22 22. Terkejut Lagi
23 23. Kenyataannya
24 24. Ricuh
25 25. Pemahaman
26 26. Lambang kesetiaan
27 27. Kesempatan yang sama
28 28. Diusir
29 29. Bayi tantrum
30 30. Celaka
31 31. kacau
32 32. Dikunjungi
33 33. Minta adik
34 34. Tertekan
35 35. Celaka
36 36. Orang baru
37 37. Selir kesayangan
38 38. Penobatan
39 39. Mencari identitas
40 40. Daisy Yang sesungguhnya
41 41. Kebenaran
42 42. Mencoba menerima
43 43. Kasih sayang
44 44. Saingan
45 45. Hadiah
46 46. Ujian
47 47. Kehangatan
48 48. Manja-manja
49 49. Dimanjakan
50 50. Kabur bersama
51 51. Pencarian
52 52. Menemukan
53 53. Kepentok
54 54. Mulai terang
55 55. Kembali
56 56. Menjamu
57 57. Mengejutkan semua
58 58. Mogok
59 59. Kesayangan
60 60. Bertemu Ayah
61 61. Konspirasi bodoh
62 62. Kesepakatan
63 63. Kerajaan Saxon
64 64. Simpati
65 64. Bertengkar
Episodes

Updated 65 Episodes

1
1. Aku terbiasa sendiri
2
2. Anak yang malang
3
3. Bertemu Bibi
4
4. Nagato Ngambek
5
5. Kenyataan Pahit
6
6. Perubahan hidup
7
7. Di Beli
8
8. Di jadikan selir
9
9. Memasuki Mansion
10
10. Mencoba mengatur posisi aman
11
11. Cinta pandangan pertama
12
12. Bertahan miskin
13
13. Di kira pengemis
14
14. Melayani
15
15. Berkunjung
16
16. Serigala Gila
17
17. Undangan
18
18. Cari masalah
19
19. Menumpahkan Luka
20
20. Kena deh
21
21. Tidak ada kesempatan
22
22. Terkejut Lagi
23
23. Kenyataannya
24
24. Ricuh
25
25. Pemahaman
26
26. Lambang kesetiaan
27
27. Kesempatan yang sama
28
28. Diusir
29
29. Bayi tantrum
30
30. Celaka
31
31. kacau
32
32. Dikunjungi
33
33. Minta adik
34
34. Tertekan
35
35. Celaka
36
36. Orang baru
37
37. Selir kesayangan
38
38. Penobatan
39
39. Mencari identitas
40
40. Daisy Yang sesungguhnya
41
41. Kebenaran
42
42. Mencoba menerima
43
43. Kasih sayang
44
44. Saingan
45
45. Hadiah
46
46. Ujian
47
47. Kehangatan
48
48. Manja-manja
49
49. Dimanjakan
50
50. Kabur bersama
51
51. Pencarian
52
52. Menemukan
53
53. Kepentok
54
54. Mulai terang
55
55. Kembali
56
56. Menjamu
57
57. Mengejutkan semua
58
58. Mogok
59
59. Kesayangan
60
60. Bertemu Ayah
61
61. Konspirasi bodoh
62
62. Kesepakatan
63
63. Kerajaan Saxon
64
64. Simpati
65
64. Bertengkar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!