3. Bertemu Bibi

Nagato akhirnya memutuskan untuk mengadopsi Daisy

"Maukah kau hidup dengan Paman Daisy?" tanya Nagato.

Mata Daisy langsung berkaca-kaca, itulah yang Daisy harapkan, Daisy tidak ingin berpisah dari Nagato.

Walau perkenalan mereka sangat singkat, namun Diasy langsung begitu nyaman pada Nagato yang sangat penyayang.

"Mau Paman." Jawab Daisy berurai air mata.

"Baiklah, sekarang pertama - tama, kita beli pakaian untuk Daisy, lalu kita belanja sayuran, daging, buah, dan apa yang Daisy inginkan?, Oh Daisy harus minum susu, lihat kau sangat kecil." Ujar Nagato.

Daisy tidak peduli dengan ucapan Nagato, dia sangat bahagia karena Nagato mau merawatnya.

Nagato membawanya ke toko, membelikan beberapa pakaian untuk Daisy, kemudian mengajak Daisy berbelanja, membelikan susu untuk Daisy agar tumbuh dengan baik.

"Paman ini banyak sekali." Ujar Daisy

"Tidak, selama ini Paman bekerja tidak tahu uang Paman untuk apa, sekarang Paman memiliki alasan untuk bekerja keras Daisy." Ujar Nagato.

"Paman terimakasih." Daisy memeluk Nagato dan mencium pipi Nagato.

Wajah Nagato tampak memerah, karena sikap manis dari Daisy.

Daisy benar - benar dirawat oleh Nagato dengan sangat baik, mereka hidup begitu bahagia, seperti ayah dan anak.

Daisy juga bersekolah di sekolah terbaik, Nagato sangat mengupayakan hal yang terbaik untuk Daisy, setelah Daisy menceritakan penderitaan pada Nagato.

Dan lagi sekarang Daisy memiliki banyak teman, tidak ada yang menghinanya lagi semua tampak berbanding terbalik dari lingkungan Daisy yang lama.

Daisy sangat bahagia, kini Daisy duduk dibangku SMA.

"Daisy lihat ini Paman belikan kamu beberapa hiasan rambut, kacamata, ini juga ada apa ya pokoknya kau coba sendiri. " Nagato memberikan barang belanjaannya pada Daisy.

Setiap hari Nagato akan membelikan apapun yang dilihatnya di perjalanan jika itu dirasa cocok untuk Daisy.

"Paman, kamar Daisy penuh Paman, sudah jangan beli apapun lagi." Ujar Daisy.

Karena semua barang yang dibeli Nagato tidak semua bisa dipakai oleh Daisy, itu namanya pemborosan, Daisy tidak mau jika Nagato menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang tidak perlu.

"Kau tidak suka ya? " Wajah Nagato nampak sedih.

Jika sudah begitu Daisy tidak tega pada Nagato.

"Baiklah Paman, ini yang terakhir Paman membelikan Daisy ya." Daisy pun berterima kasih pada Nagato dan segera memakai beberapa barang agar Nagato merasa senang.

Sebenarnya hal terindah dalam hidup Daisy adalah bertemu dengan Nagato.

"Paman, andai kau tahu, bertemu denganmu saat itu adalah hal yang indah dalam hidup Daisy." Gumam Daisy sambil mencoba - coba barang yang dibelikan Nagato.

"Daisy ... Daisy ... " Terdengar suara yang tak asing dari luar.

"Apa kau ini tuli, kau tidak boleh datang setiap hari menemui Daisy." Ujar Nagato.

"Paman, aku mau pergi nonton dengan Daisy Paman." ujarnya.

Daisy pun segera keluar.

"Paman, aku memang sudah janjian dengan Adipati untuk nonton." ujar Daisy.

Ya, Adipati adalah teman yang paling baik dan dekat dengan Daisy, mereka berteman sejak SMP hingga sekarang.

Adipati adalah anak dari juragan singkong di daerah itu.

Orang tua Adipati juga sangat menyukai Daisy karena Daisy adalah anak yang baik dan manis juga sopan.

Namun berbeda dengan Nagato, Nagato selalu tidak suka setiap kali Adipati datang, bagaimana pun Daisy sudah seperti anaknya sendiri, dia rawat dengan sepenuh hati, dan ini tiba-tiba anak singkong datang mendekati Daisy yang dia rawat begitu penuh perjuangan, hingga menjadi anak yang pintar, cantik sempurna.

Rasanya tidak rela, namun Daisy sangat bahagia jika kedatangan anak singkong itu. Mau tidak mau Nagato pun mengijinkan Daisy untuk bermain dengan Adipati.

"Kenapa sih, Paman Nagato begitu tidak ramah." protes Adipati.

"Hahahah, apa kau ini baru mengenalnya sehari dua hari?, dari dulu juga begitu kan? " Ujar Daisy.

"Haha, iya ... ayo kita berlari!, busnya sudah datang." Adipati menggandeng tangan Daisy dan mereka berdua segera berlari ke arah halte dan segera naik ke dalam bus.

Adipati sudah jatuh hati pada Daisy, sejak pandangan pertama saat masuk SMP, namun Adipati tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya sampai sekarang, karena Daisy sudah menolak banyak pria karena hanya ingin fokus sekolah saja.

"Daisy hiasan rambut itu sangat cocok untukmu." ujar Adipati.

"Sungguh?, Paman membelikannya untukku, hehehe ..." Ujar Daisy tampak sangat bahagia.

"Daisy, apa kau ada rencana, setelah lulus?" tanya Adipati.

"Ya, aku ingin masuk ke perguruan tinggi Di, kalau kamu bagaimana?" tanya Daisy.

"Aku ingin menjadi prajurit di kekaisaran." jawab Adipati.

"Hebat, aku kira kau akan mewarisi usaha orang tuamu menjadi juragan singkong." ujar Daisy.

"Hahahah, kalai begitu kau jadi nyonya singkongnya ya nanti heheh." ujar Adipati.

"Hahahah, kau ini ada-ada saja, eh kita sudah sampai ayo." mereka pun segera turun dan memasuki gedung bioskop.

Mereka segera membeli tiket dan masuk ke dalam bioskop. Mereka sangat suka dengan genre humoris, sepanjang menonton sampai selesai Daisy dan Adipati hanya tertawa saja.

Selain Nagato, Adipati adalah tempat ternyaman kedua untuk Daisy, segala keluh kesahnya selalu dia bagi pada Adipati.

Hanya dengan adanya Adipati dan Nagato saja hidup Daisy sudah penuh dengan kebahagiaan.

"Daisy ... kau Daisy kan?" Ujar seorang mendekat.

"Bibi, ..." Rupanya wanita itu adalah saudara ibunya yang dulu pernah menolaknya.

"Daisy, kau cantik sekali, kau tinggal dimana?" tanya Bibi Daisy.

Melihat Daisy tidak nyaman, Adipati langsung pasang badan. Adipati tahu jika itu adalah bibi yang diceritakan oleh Daisy dulu.

"Jangan sok akrab, kau lupa kau pernah mengusirnya?" sahut Adipati kesal.

"Siapa kau, kau tidak tahu apa-apa, dia tidak boleh tinggal di tempatku karena itu berbahaya untuknya." Ujar Bibi Daisy.

"Tapi Daisy syukurlah, kau hidup dengan baik, jadi bibi bisa tenang, ambillah uang ini untuk jajan, tidak banyak tapi bibi ingin memberikannya padamu." Ujar Bibi Daisy menyelipkan uang di kantong Daisy.

Sebenarnya bibinya itu adalah orang yang baik, namun ekonominya saat itu sangat sulit, jadi dia terpaksa menolak Daisy dari pada menderita, apalagi suaminya bisa saja menyakitinya.

Sekarang Daisy bisa memahami bibinya, kenapa saat itu menolak dirinya.

"Bibi, aku hidup dengan Paman yang dulu mengantarku, aku dirawat dengan baik, dan uang ini saya kembalikan, karena saya tidak kekurangan uang sedikit pun." Daisy mengembalikan uangnya pada bibinya.

"Tolong terima ini, bibi baru saja menjual banyak makanan, apa kau mau membawa makanan?, sebentar bibi akan ambilkan." Bibi Daisy segera membungkus beberapa kue dan diberikan Daisy.

"Kau memang anak yang cantik seperti Ibumu, aku berharap hidupmu tidak malang seperti ibumu Daisy." ujar Bibi Daisy.

Bibi Daisy segera memberikan kantong kue pada Daisy, lalu memeluk Daisy sambil menangis, dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk keponakannya yang malang itu, tapi melihatnya dirawat dengan baik oleh orang lain dia merasa lega

Terpopuler

Comments

Roma Pasaribu

Roma Pasaribu

Benar bibi mu Daisy, kalau kamu tinggal di rumah bibi yang ada paman mu yang suka (mabuk-mabukan) yang ada nanti kamu kenapa-kenapa dan paling parah akan di jual, kan bahaya😭

2024-02-12

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!