7. Di Beli

"Tuan Claude, apakah ada sesuatu di wajah saya?" tanya Daisy.

"Kau sangat cantik Daisy, apa kau mau pulang bersamaku?" ujar Claude.

"Maafkan saya Tuan, sepertinya tidak mudah membawa saya pulang, bagaimana dengan istri anda nanti? " tanya Daisy.

"Istri ya?, aku memang punya banyak istri, jadi apakah kau mau bergabung dengan mereka?" tanya Claude pada Daisy.

Rupanya tampang seperti ini adalah Bajingan, dia sudah punya banyak istri, masih mau membawa wanita lacur juga untuk menjadi istrinya, apa dia ingin aku di keroyok oleh istri-istrinya, bagaimana bisa mereka bersaing dengan seorang pelacur.

Dalam hati Daisy.

"Apa kau sedang mengumpat ku di dalam hati?" Claude menyentuh kalung Daisy.

"Saya tidur berani Tuan." Ujar Daisy sambil memegangi kalungnya seakan takut dirampas.

"Sepertinya kalung ini sangat berharga untukmu, aku tidak akan mengambilnya Daisy." ujar Claude.

"Bagus, kalau begitu ... kita segera selesaikan saja urusan kita Tuan, bagaimana saya harus melayani anda?" Ujar Daisy sambil memberikan segelas wine pada Claude, Claude pun meneguknya.

Setelah menghabiskannya Claude menggendong Daisy dan membawanya ke ranjang.

"Kau diam saja, aku tidak akan melakukan apapun padamu saat ini, karena lelah." ujar Claude memejamkan matanya sambil memeluk Daisy.

Daisy bisa mendengar detak jantung Claude, detak jantungnya terdengar tidak beraturan.

Daisy merasa aneh dengan pelanggannya yang satu ini, katanya istrinya banyak, tapi kenapa tidak melakukan apapun.

"Tuan, apa anda membayar mahal hanya untuk menjadikan saya guling? " tanya Daisy.

"Apa kau kecewa? " tanya Claude.

"Tidak, ini mengherankan ... semua pria ingin tidur dengan saya, tapi tarif kami yang paling tinggi, mereka ak-- ." Belum selesai bicara bibir Daisy langsung dicium oleh Claude, dan membuat Daisy terbelalak.

Jangan bicarakan pria lain saat denganku Daisy." tegas Claude.

"Maafkan saya Tuan." Daisy pun terdiam, karena takut salah bicara lagi, jika pelanggan kecewa, dia hanya akan menerima upah 30% bukan 60%.

Namun diamnya terasa sangat canggung.

"Tuan, apakah perang ini akan terus berlangsung? " tanya Daisy memulai perbincangan lagi.

"Ya, ... untuk mengembalikan posisi putra mahkota yang sesungguhnya, aku kehilangan orang - orang terbaikku." Ujar Claude.

"Pengorbanan anda sangat luar biasa Tuan, apa putra mahkota adalah orang yang bijak, sampai anda berbuat demikian? " tanya Daisy.

"Entahlah, ... Kenapa kau penasaran dengan hal itu?, jika kau mau jadi istriku, kau bisa melihat putra mahkota secara langsung." ujar Claude.

"Tidak mau, gara-gara putra mahkota aku kehilangan 2 orang yang paling berharga bagiku di dunia ini." ujar Daisy.

"Siapa mereka? " Tanya Claude penasaran.

"Pamanku dan sahabatku, aku tidak tahu kabar sahabatku sekarang, dia masih hidup atau sudah tiada, mereka adalah orang yang sangat tulus padaku." Daisy meneteskan airmatanya tanpa ia sadari.

"Jangan menangis, bagaimana jika aku mengajukan kompensasi pada Putra Mahkota?, aku akan membantumu menemukan sahabatmu." ujar Claude.

"Saya tidak butuh kompensasi, jika boleh tolong carikan sahabat saya, dia bernama Adipati Tulten, saya akan melakukan apa saja jika anda mau membantu mencarikan kabar tentangnya." ujar Daisy sungguh - sungguh.

"Baiklah, kalau begitu mulai sekarang jangan melayani pria lain, kecuali aku, aku akan membayar setiap harinya." ujar Claude.

"Saya adalah kupu - kupu, anda tidak bisa menangkap saya." ujar Daisy.

"Justru itu aku akan menangkap mu, dan memasukkan ke dalam rumah kaca, agar tidak kabur." Ujar Claude.

Daisy tidak menanggapi perkataan Claude, dia mungkin sedang mabuk.

Daisy memejamkan mata, karena terasa nyaman berada di pelukan Claude.

Tak terasa hari pun sudah terang, Daisy terbangun namun sudah tak ada siapapun di sampingnya.

Saat keluar kamar Daisy langsung ditarik oleh Hutami.

"Aku ambilkan salep nyeri, apa ada yang sakit?, apa kau baik-baik saja?, apa tulang mu tidak patah?" Hutami menghujani banyak pertanyaan pada Daisy.

"Hutami, aku tidak apa-apa, kau ini berlebihan." Ujar Daisy.

"Kau mandi dan segera temui Nyonya Dai." Ujar Hutami, karena memang Daisy terlihat baik-baik saja, dia pun merasa sangat lega.

Setelah selesai mandi dia segera menemui pemilik rumah bordil itu, ya sudah jelas dia akan menerima upah.

"Daisy, mulai hari ini kau tidak usah melayani pelanggan lagi." ujar Nyonya Bet.

"Apa saya melakukan kesalahan?, tolong beri saya kesempatan, saya tidak tahu kemana lagi saya harus pergi Nyonya Bet." ujar Daisy.

"Tidak, bukan begitu ... Ada seseorang membeli mu dengan harga luar biasa, jadi kau hanya melayani satu orang itu saja Daisy." Jelas Nyonya Bet.

"Apa?" Daisy sangat terkejut, rupanya ucapan Claude itu tidak bohong.

"Ini bagianmu." Nyonya Bet memberikan bagian Daisy.

Daisy menerimanya dan segera kembali ke kamarnya.

Entahlah dia harus senang atau tidak memiliki banyak uang.

"Apa hebatnya kalau banyak uang tapi kita di dalam sangkar?" gumam Daisy.

"Kita seorang pelacur, tidak bebas bergerak Daisy, coba kita cari seseorang yang bisa memberikan identitas." Ujar Hutami.

"Meskipun menjadi istri keseksiannya begitu Hutami? " tanya Daisy.

"Ya, itu cara kita terbebas dari pelacuran ini, baru kita bisa pikirkan langkah selanjutnya." Ujar Hutami.

"Benar juga, jika orang itu datang, aku akan menanyakan kembali, kita tidak memiliki apapun tidak ada yang perlu kita takutan." Daisy dan Hutami sudah mengalami banyak kesulitan, penderitaan dan terhina.

Namun setelah menunggu hingga 3 bulan lamanya Claude tidak pernah datang lagi, harapan yang sedikit menggantung pun hilang begitu saja.

"Apa tidak ada yang mau mengajakmu menikah Hutami? " tanya Daisy.

"Tidak ada, mereka tidak ada yang berani, bagaimana dengan orang yang membeli mu permanen?, kenapa dia tidak ada kabar?, apa dia gugur saat berperang?" ujar Hutami.

"Bisa jadi dia sudah menyatu dalam tanah, jadi aku ini statusnya apa Hutami, sangat menyedihkan, janda bukan, lajang bukan." Gumam Daisy.

"Ah itu sangat menyedihkan, uangmu juga akan habis jika kau tidak melakukan bisnis rahasia." ujar Hutami.

"Sudahlah, aku mau tidur saja, nanti aku pikirkan lagi." Daisy segera menjatuhkan tubuhnya ke ranjang.

Dia berpikir bagaimana nasibnya jika sampai Claude itu tidak datang lagi, padahal seharusnya dia memiliki wewenang untuk menolak, tapi itu tidak berguna, karena aturan itu adalah pemilik tempat itu, yang kapanpun bisa mengubah aturan sesuai kebutuhan atau maunya sendiri.

Di tengah dia berpikir, rekannya memanggilnya dan memintanya untuk menemui Nyonya Bet.

Dengan langkah yang malas, dia menuju ruangan Nyonya Bet, sebenarnya bisa saja dia mengamuk pada nyonya Bet, tapi mengingat lagi jika Nyonya Bet itu telah banyak membantunya, dia tidak tega karena menghormati pemilik tempat hiburan itu.

"Nyonya saya menghadap anda Nyonya." ujar Daisy.

"Daisy, ... aku tidak tahu apa yang terjadi pada Tuanmu Daisy, ini sudah 5 bulan dia tidak datang, namun ada surat yang aku terima, jika aku harus mengirim mu ke daerah selatan." Ujar Nyonya Bet.

"A--apa saya sendiri?, bagaimana dengan Hutami?" tanya Daisy terkejut.

Terpopuler

Comments

Roma Pasaribu

Roma Pasaribu

Aku baru liat belum koment di setiap bab😁

2024-04-01

0

Cristella Tella

Cristella Tella

jngan pisahkan daisy dngan hutami

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!