11. Cinta pandangan pertama

"Apa Daisy?' tanya Hutami tak sabar.

"Kita dapat hak asuh, ah ... Jadi kita harus memanfaatkan kebaikan putra mahkota, Nedal, aku akan menulis sebuah permintaan lagi pada putra mahkota, dan tolong carikan aku jubah hangat untuk putra mahkota yang paling mahal, lalu minta dokter itu menyiapkan beberapa obat-obatan untuk putra mahkota selama masa berperang." ujar Daisy memerintah.

"Baik!" Nedal dan Ruth begitu tahu putra mahkota membalas surat untuk Daisy, mereka semakin bertekad untuk setia pada Daisy.

Setelah semua yang diminta oleh Daisy siap,

Daisy pun meminta Nedal untuk mengirimkan surat itu langsung, karena Daisy tahu Nedal adalah seorang ksatria, jadi pasti aman dan sampai dengan tepat.

"Nedal, aku penasaran dengan rupa Putra Mahkota, apa kau sungguh tidak pernah melihat rupanya?" tanya Daisy.

"Sudah pasti dia tua Daisy, kaisar yang sekarang saja sudah sangat tua, usianya katanya sudah 70 tahun, mungkin Putra mahkota 50 tahun." Sahut Hutami.

"Oh, bisa jadi sih ... tapi kalau 50 tahun apa masih prima untuk berperang Hutami?" ujar Daisy.

"Hahaha, iya juga ya, mungkin juga 45 kali ya." ujar Hutami menebak lagi.

"Nedal, Ruth ... apa kalian sungguh tidak pernah melihatnya?" tanya Daisy lagi.

"Pernah, tapi Putra mahkota saat di depan umum atau saat berperang selalu memakai topeng, jadi kami juga tidak tahu dan tidak bisa menebak, tapi dari postur tubuhnya sangat gagah Nyonya." jawab Nedal.

"Sudahlah, tolong kalau bisa kau serahkan sendiri dan minta jawabannya secara langsung, apa kau sanggup?" tanya Daisy.

"Ah, kenapa sekarang malah seperti kembali ke jaman Majapahit sih, bertukar surat, padahal dulu kita sudah pakai ponselkan Daisy?" keluh Hutami.

"Sudahlah kita bisa hidup dan tidur dengan damai saya sudah bersyukur kan?, aku harap Putra mahkota selamanya di Medan perang hehehe." ujar Daisy terkekeh.

"Heheh, berperang terus sampai lupa dengan para selirnya, kita bisa mati kelaparan kalau begitu." ujar Hutami.

"Mana ada, kita bahkan pernah tidak makan 3 hari, hehehe kita tidak mati." sahut Daisy

"Yah, karena tekad adalah kehidupan kan Daisy, aku tidak sabar melihat anak yang ingin kau asuh, rasanya sangat aneh kau mau membesarkan anak dari wanita lain Daisy." ujar Hutami.

"Nasib anak itu jangan sampai sepertiku Hutami." Ujar Daisy tampak sedih karena anak itu.

Jika boleh berharap, biarkan kepedihan itu hanya dirinya saja yang mengalami, karena rasanya sangat putus asa ketika dunia melihat dirinya dengan pandangan hina.

2 Hari kemudian.

" Yang mulia putra mahkota, Nedal penjaga selir ke 23 ingin menghadap anda secara langsung." ujar ajudannya melapor.

"Suruh masuk." pinta putra mahkota.

Nedal begitu melihat Putra Mahkota tubuhnya bergetar hebat, memang Putra mahkota tidak menampakkan wajahnya, namun aura yang terpancar sangat mendominasi Nedal yang berada di tenda peristirahatan Putra Mahkota.

"Ada apa?" tanya Putra Mahkota

"Ya--yang Mulia, to--to--long ba--ca i--i--ni." Nedal memberikan surat dari Daisy langsung pada Putra mahkota tanpa perantara.

Felix segera mengambil surat itu dan membacanya, terlihat garis bibir Putra Mahkota tersenyum menyeringai, hal itu membuat Nedal berkeringat dingin, siapa yang tidak kenal mesin pembunuh tanpa belas kasihan, bahkan dia yang mengeksekusi ibu dari anaknya sendiri beserta keluarganya.

"Selir ku meminta balasan titah atau tertulis? " tanya Putra mahkota.

"Ti--ti--tah. " jawab Nedal.

"Kalau begitu apa yang kau bawa? " tanya Putra mahkota melihat kotak di belakang Nedal.

"i--i--ni, adalah pemberian dari selir untuk putra mahkota." Ujar Nedal.

"Bawa sini!" pinta Putra Mahkota.

Masih dengan tangan bergetar, Nedal meletakkan hadiah dari Daisy dihadapan putra mahkota yang agung.

Felix membuka kotak itu, rupanya banyak sekali obat-obatan, lalu ada jubah musim dingin dan juga selimut.

"Katakan pada selirku, untuk menunggu jawabanku lewat titah sesuai yang dia inginkan." Ujar Putra Mahkota.

Nedal langsung lega, mendengar jawaban Putra Mahkota, meskipun belum tahu apakah titah itu hal baik atau tidak.

Nedal pun segera undur diri, jika dia terus di sana dia akan mati berdiri.

"Wah, hampir saja aku mati." Ujar Nedal merasa lega.

Nedal segera kembali untuk mengabari Daisy jika semua yang harus di sampaikan sudah di sampaikan nya.

"Yang Mulia, tampaknya anda sangat puas dengan selir 23." Ujar pengawal pribadi Putra Mahkota.

"Tentu saja, aku sangat menyukai anak itu, sejak pertama kali bertemu, aku mencarinya ke seluruh penjuru, untuk menemukannya." Jawab Putra Mahkota.

" Kapan anda pertama kali bertemu dengan selir ke 23? " tanya pengawalnya bernama Elter.

"Saat aku masih di bawah lindungan Baron Braja." jawab Putra Mahkota.

Elter baru teringat gadis yang diminta putra mahkota sembunyi di box bawah tanah.

"Daisy ... Dia selalu bersenandung setiap kali membersihkan kediaman itu, selalu berbicara pada bunga-bunga, bagaimana bisa ada anak yang begitu cantik, aku sangat senang melihatnya dari balik kaca yang setiap hari di bersihkannya, keberadaan anak itu setiap harinya membuatku bahagia, hanya dengan melihatnya tersenyum dan berlari-larian mengejar kupu - kupu, hatiku ikut bahagia meskipun dia tidak pernah mengerti keberadaan ku." Ujar Putra Mahkota tersenyum.

Elter sangat terkejut melihat wajah Putra mahkota tersenyum tanpa ada beban saat membicarakan Daisy selir ke-23 nya.

"Apa selir anda bisa bertahan?, dia pun berasal dari rumah pelacuran, apakah itu akan baik untuknya?" tanya Elter.

"Aku sudah mencari tahu asal usul anak itu sejak saat itu, hidupnya tidak mudah dari kecil, sampai dia bertemu dengan Nagato yang merawatnya begitu luar biasa, tapi semua kekacauan itu merenggut senyumnya, merenggut semua kebahagiaannya, aku murka, dan aku pun memutuskan menunjukkan kembali nilaiku di mata ayahku, sebagai mesin pembunuh merebut semua wilayah dan menunjukkannya dibawah kaki ayah ku, aku ingin mengembalikan kebahagiaannya lagi Elter, jika aku harus membunuh ayahku akan aku lakukan untuk membahagiakan hatinya." Ujar Felix.

"Bagaimana jika dia membenci anda?" tanya Elter.

"Aku tidak ingin di bencinya, tapi dia pasti membenciku, aku belum siap menemuinya Elter." ujar Felix tampak murung.

"Putra mahkota, selir anda memang luar biasa, dia cerdas, dan tahu situasi untuk bertahan hidup, apakah dia akan anda jadikan istri sah anda nantinya?" tanya Elter.

" Istri sah ya?, apa dia mau?, jika mau posisi ratu pun akan aku berikan padanya." ujar Putra Mahkota.

"Kalau tidak mau?" tanya Elter.

"Maka tidak ada istri sah, tidak ada keturunan lagi dari putra mahkota, tidak ada penerus tahtah." tegas Putra Mahkota.

"Saya mengerti, apakah ada titah yang harus saya sampaikan?" tanya Elter.

"Ijinkan dokter itu tinggal di Mansion khusus untuk Daisy, buatkan dapur pribadi untuknya, dan setelah pertempuran ini selesai tarik pasukan selatan untuk kembali ke ibukota, dan minta Jenderal untuk menemui selirku." pinta Putra mahkota.

"Anda tidak ingin menemui selir?' tanya Elter.

"Jika aku sudah memantapkan hatiku, dan urusan peperangan ini mereda, aku akan mencobanya." tegas Putra Mahkota.

Elter pun segera pergi untuk memberikan titah pada Daisy, sudah pasti titah itu akan membuat kecemburuan di antara selir, tapi tampaknya putra mahkota mengakui kemampuan selirnya, jadi itu tidak masalah berarti.

Terpopuler

Comments

Roma Pasaribu

Roma Pasaribu

Akhirnya Daisy, semangat ambil hati pangeran, jangan mau ditindas oleh selir-selir 💪

2024-02-24

0

Cristella Tella

Cristella Tella

moga daisy bhagia sma putra mahkota

2024-02-21

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!