Daisy sudah berusaha menolak, tapi Bibi Daisy memaksa agar Daisy mau menerimanya sekali itu saja.
"Sudah selesai?, kita pulang dari pada aku kena marah Paman Nagato." Adipati pun mengajak Daisy segera pulang.
Dan akhirnya mereka sampai dengan selamat.
Nagato tampak cemas menunggu di depan terasnya, begitu nampak Daisy Nagato segera berdiri menghampiri Daisy, memeriksa Daisy apakah ada yang tergores atau tidak.
"Syukurlah kau tidak tergores, jika saja ada goresan kecil aku akan membunuh anak singkong ini." Ujar Nagato sangat kesal pada Adipati.
"Paman, mana mungkin aku membiarkan Daisy terluka, aku akan menjaganya sepenuh hati." Ujar Adipati.
Nagato hanya melengos dan segera membawa Daisy masuk ke dalam rumah.
Adipati sudah terbiasa dengan perlakuan Nagato, dia sangat tahu kalau Nagato hanya khawatir pada Daisy.
"Paman, Adipati kan teman Daisy, apa Paman tidak bisa bersikap sedikit baik padanya Paman?" Ujar Daisy.
"Apa kau menyukainya?" tanya Nagato.
"Tidak Paman, tidak ... kami hanya sebatas teman, sebentar lagi kan Daisy lulus, Daisy mau masuk fakultas hukum, Daisy mau belajar yang giat, agar tidak ada satu orang pun yang bisa merendahkan Daisy." Ujar Daisy sungguh - sungguh.
"Paman sudah siapkan uangnya, kau tenang saja, mau masuk kedokteran Paman juga akan biayai." Ujar Nagato.
Daisy langsung memeluk Nagato, andaikan saja dia tidak bertemu dengan Nagato, entah bagaimana hidupnya.
Tapi sebenarnya Daisy saat ini sedang mencari kerja sambilan, agar dia tidak terlalu merepotkan Nagato.
Keesokan paginya.
"Daisy, apa kau jadi cari kerja, apa kau mau bekerja menjadi tukang bersih-bersih? " Ujar teman sekelas Daisy.
"Mau aku yang terpenting tidak mengganggu sekolahku." ujar Daisy.
"Kalau mau, aku akan katakan pada ayahku, nanti aku ajak ke rumah bertemu ayahku." Ujar Hutami.
"Oke." jawab Daisy.
Sepulang sekolah Daisy pun pergi ke rumah Hutami, tentu saja Adipati mengekor kemana pun Daisy pergi.
Mereka pun menghadap ayah Hutami.
"Kalau begitu, Ayah ingin mengobrol berdua dengan Daisy dulu." Ujar Ayah Hutami mengajak Daisy ke ruang bacanya.
"Daisy, pekerjaan ini agak merepotkan, dia anak tidak sah, jadi dia tidak diinginkan, banyak orang yang ingin membunuh anak ini, makanya kami menyembunyikan anak ini dengan baik, aku harap kau tidak membocorkan hal ini pada siapapun Daisy, aku tahu kau anak yang bisa dipercaya, makanya aku meminta Hutami menghubungimu yang aku dengar kau juga membutuhkan pekerjaan sampingan." Ujar Ayah Hutami, panggil saja Braja.
"Pekerjaan Daisy, hanya bersih-bersih kan Paman?" tanya Daisy.
"Iya, urusan makanan dan sebagainya sudah ada yang mengurus, tugasmu hanya merapikan tempat tinggalnya saja." ujar Braja.
"Saya janji Paman, ... Saya hanya butuh pekerjaan yang tidak mengganggu sekolah saya untuk biaya kuliah saya." Ujar Daisy.
"Kau bisa bekerja mulai besok, hanya 2 jam saja kau tidak akan kelelahan dan tidak pulang kemalaman." Ujar Braja.
Setelah deal dengan kesepakatan yang mereka buat, Daisy pun mulai bekerja sesuai dengan pekerjaannya bersih-bersih lali pulang hanya itu saja dia tahu apa yang harus dia tidak sentuh dan dengar.
Hal itu berlangsung selama 5 bulan, namun akhirnya Daisy ketahuan oleh Nagato, Nagato sangat kecewa pada Daisy, karena bekerja, Nagato tidak mau Daisy bekerja dan kelelahan, dia sanggup membiayai sekolah Daisy seberapa mahalnya itu, dia akan cari.
Nagato pun mogok berbicara pada Daisy meskipun Daisy sudah membujuk dengan segala cara agar pamannya itu tidak marah.
"Baiklah, kalau begitu Daisy ... Berhentilah bekerja agar Paman tidak marah." Ujar Nagato.
"Baiklah, aku akan menemui Paman Braja dulu Paman, saya akan bicarakan hal ini , tapi kan Daisy tidak bisa langsung berhenti bekerja, mungkin harus menunggu sampai ada seseorang yang menggantikan Daisy." Ujar Daisy.
"Ya bagus, kalau begitu kita jalan-jalan, Paman ingin membelikan hadiah untuk hari berbaikan kita hari ini." Ujar Nagato.
"Yea ... Ayo berangkat Paman." Daisy sangat senang karena pamannya tidak marah lagi padanya.
Hari itu Daisy sangat bahagia jalan-jalan berdua dengan Nagato, Nagato adalah kebahagiaan Daisy.
"Aku beli ini untuk putriku!" ujar Nagato menunjuk kalung berbentuk bunga Daisy.
"Nah, ini Paman pakaikan." Nagato memakaikan kalung berbentuk bunga Daisy itu pada Daisy yang sudah seperti putrinya sendiri.
"Bunga Daisy ku sudah tumbuh menjadi sangat cantik, anak hebat ini harus bahagia, tidak boleh menderitanya." Ujar Nagato mengusap kepala Daisy.
"Terimakasih Paman, Paman yang terbaik." Daisy merangkul lengan Nagato yang kekar.
Mereka pun kembali pulang dengan hati yang bahagia.
Daisy sangat bahagia dengan semua hal yang diberikan Nagato, yang bisa dipakai ataupun tidak dia menyimpannya dengan sangat baik.
Sekarang Daisy akan ke rumah Hutami untuk membicarakan pengunduran dirinya yang tidak lagi bisa bekerja di tempat itu, sebenarnya Daisy sangat senang bisa bekerja di kediaman mewah yang sepi tidak ada siapapun itu kecuali tua rumah yang tidak pernah Daisy temui sekali pun.
Karena di tempat itu ada banyak beragam bunga cantik yang bisa dia nikmati setiap harinya.
"Daisy, Ayah di dalam kau boleh masuk." Ujar Hutami.
"Ada apa Daisy ?" tanya Braja.
"Paman sebelumnya, Daisy minta maaf harus mengundurkan diri dari pekerjaan ini, karena Paman Nagato tidak mengijinkan saya bekerja lagi." Ujar Daisy.
"Ah, begitu rupanya ... baiklah tidak apa-apa, tapi tolong ya tunggu sampai satu Minggu ini Daisy, aku cari penggantimu dulu." Ujar Braja.
"Iya Paman, terimakasih atas pengertian Paman." Daisy merasa sangat lega.
"Tapi tolong tetap menjaga rahasia ini Ya Daisy, jika sampai ketahuan orang kita juga akan terkena masalah." ujar Braja.
"Paman, jangan khawatir Paman." Ujar Daisy.
"Ini uang gajian mu ya sampai bulan ini, dan bonusnya, karena pekerjaanmu sangat baik Daisy, sebenarnya sangat di sayangkan." Ujar Braja.
"Maafkan saya ya Paman, tapi Daisy sangat berterimakasih sekali Paman." Ujar Daisy sangat berterima kasih.
"Santai saja Daisy." Ujar Braja.
Daisy pun pulang dengan rasa lega, karena rupanya Ayah Hutami, sangat mudah di ajak bicara dan tidak ribet mengurus urusan pengunduran diri.
"Dai ... " Tiba-tiba Adipati memeluk Daisy yang tidak tahu dari mana anak itu datang, tahu-tahu sudah nempel saja.
"Adi, Paman melihat loh." Ujar Daisy memberitahu Adipati.
Benar saja, Nagato sudah benar - benar menyala merahnya melihat Adipati menempel pada Daisy nya.
"Bajingan, lepaskan tanganmu!" teriak Nagato.
"Hehehe, Paman jangan galak begitu, Paman aku sudah lama tidak main dengan Daisy, si sekolah juga hanya sebentar, kan akhirnya aku bisa main lagi dengan Daisy." Ujar Adipati yang tidak melepaskan Daisy.
Nagato langsung memberikan dua benjolan di kepala Adipati.
"Adi, Adi sudah tahu Paman begitu, masih saja menggoda." ujar Daisy memberikan minyak pada benjolan Adipati.
"Aku rela benjol-benjol yang penting main dengan Daisy." Ujar Adipati sungguh-sungguh.
Daisy tersenyum, Nagato dan Adipati adalah tempat ternyaman nya, setelah melewati badai mengerikan di masa kecilnya. Daisy hanya ingin hidup bahagia seperti ini saja, karena sudah cukup baginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Roma Pasaribu
Semoga hidup Daisy dan paman Nagato bahagia😊dan semoga paman Nagato menikah dan perempuan yang bakalan jadi istrinya paman Nagato menerima Daisy seperti anak kandungnya sendiri🤲
2024-02-12
0