Setelah Bibi Daisy memperhatikan, rupanya Daisy ini seperti diberikan kehidupan terbaik oleh Putra Mahkota.
Semua hal yang diinginkan Daisy dikabulkan begitu saja oleh Putra Mahkota.
"Bibi ada apa?" tanya Daisy heran.
Karena Bibi Daisy terus melihat ke arah Daisy yang sedang mengikat rambut Indirach.
"Apakah anda pernah bertemu Putra Mahkota?" tanya Bibi Daisy.
"Lah, jika aku pernah aku tidak akan bertanya pada Bibi waktu itu." Jawab Daisy.
"Ah, Bibi lupa Daisy ... Tapi kenapa Putra Mahkota terlalu bermurah hati pada Daisy? " tanya Bibi Daisy.
"Kata Hutami, Putra mahkota membutuhkan wanita seperti Daisy untuk perhareman, hehehe." Jawab Daisy terkekeh.
"Ya, Dia sangat muak dengan wanita - wanita berisik katanya, yang berusaha keras merayu Putra mahkota." ujar Bibi Daisy.
"Begitu ya." Daisy mengangguk mengerti.
"Nyonya, Nyonya ... Saya dengar untuk sementara peperangan dihentikan selama 3 bulan, semua pasukan di Medan perang ditarik mundur dan akan segera kembali ke kota." ujar Nedal.
Nedal yang mendapatkan informasi dari pasukan cadangan.
"Wah apa itu artinya hidup damai sudah berakhir?" gumam Daisy.
"Apa maksud anda Nyonya?" ujar Nedal heran.
"Itu artinya si mesin pembunuh akan kembali kan?" ujar Daisy.
"Bukankah ini kesempatan anda memenangkan hati Putra mahkota?' ujar Ruth.
"Benar Nyonya, melahirkan seorang putra untuk Putra Mahkota, untuk menguatkan posisi Putra Mahkota agar segera naik tahta." sahut Nedal.
"Apa kalian tidak tahu bagaimana Putra Mahkota?" Bibi Daisy tidak setuju dengan hal itu, itu akan mempertaruhkan nyawa Daisy.
"Kita tidak bisa menentukan jenis kelamin untuk melahirkan bayi." Ujar Bibi Daisy.
"Tidak apa-apa, yang terpenting Nyonya bisa memenangkan hati Putra Mahkota maka semua akan baik-baik saja, jangan membuat kesalahan yang sama seperti putri sah sebelumnya Nyonya." Ujar Nedal.
"Ini tidak semudah yang kalian katakan, semuanya tidak semudah harapan kalian." ujar Daisy.
" Iya maafkan kami." ujar Nedal.
"Benar aku tahu kalian sangat baik padaku, tapi kalian jangan sembrono, kita hanya perlu bertahan saja untuk tidak mencolok, kalian juga tahu aku ini berasal dari mana, apa kau kira latar belakangku itu tidak menjadi masalah?" tambah Daisy.
"Kami mengerti Nyonya." Sahut Ruth.
"Kalau begitu kita hanya perlu memperhatikan Indirach lebih baik lagi, buat dia selucu mungkin agar dia mendapatkan perhatian Ayahnya." ujar Daisy.
"Nona, tapi tidak hanya Indirach saja, anda juga haru menjadi luar biasa cantik untuk diperhatikan Putra mahkota." ujar Ruth.
"Aku tidak berharap itu ... " Ujar Daisy.
Dari penjelasan bibinya, Daisy menilai putra mahkota adalah orang yang rumit dan sulit ditebak keinginannya.
Setelah kabar peperangan yang berhenti sementara itu sudah 3 Minggu tidak ada kabar apa-apa tentang kepulangan pasukan.
Akhirnya semua yang sudah siap-siap pun kembali ke pengaturan awal lagi, karena mengira mungkin masih ada peperangan lagi.
Saat itu Daisy sedang duduk manis dengan Indirach di taman bunga.
"Ruth, apa kita perlu mengganti bunga Lily ini?" tanya Daisy.
"Apa anda sudah bosan. Nyonya?" tanya Ruth.
"Mana mungkin, maksudnya harus di tambah lagi jenis bunga yang lain, apakah bunga Daisy boleh tumbuh di taman ini?" ujar Daisy.
"Tentu saja boleh." Sahut seseorang tak tahu dari mana, namun memang Mansion Daisy paling depan, jadi seseorang mudah memasuki saat penjaga istirahat.
Semua orang melihat ke arah suara itu, pakaian lusuh, rambut tak terawat dan juga wajah sangat kotor.
"Oh, astaga ... bagaimana bisa pengemis masuk ke Mansion Putra Mahkota?" ujar Daisy terkejut.
Karena itu akan menjadi masalah untuknya.
"Saya akan mengusirnya Nyonya." sahut Ruth.
"Jangan diusir, Nedal tolong berikan dia pakaian baru, uang dan juga makanan, oh sepatu juga. " ujar Daisy.
Daisy merasa kasihan pada pengemis yang masuk ke kediamannya, mungkin karena terpaksa jadi dia menerobos masuk.
"Untung saja anda masuk ke sini, kalau di tempat lain anda akan mati nanti." Ujar Daisy dengan wajah kasihan.
Namun tiba-tiba Indirach ketakutan dan memeluk Daisy dengan sangat erat.
"Tuan, jangan melototi anak saya begitu, dia ketakutan, meskipun saya selir paling miskin tapi saya tidak semena-mena, dan dia ini adalah darah daging putra mahkota, apa anda tidak takut?" ujar Daisy.
Bibi Daisy melihat lebih lekat pada orang yang disebut pengemis oleh Daisy.
Kenapa rasanya wajah ini tidak asing ya.
Dalam hati Bibi Daisy.
"Sepertinya ... " Bibi Daisy mengingat lagi siapa pria itu karena tidak asing.
"Putra Mahkota anda di sini rupanya, kaisar mencari anda." Datang seorang ajudan dengan penampilan yang sama lusuhnya.
"Apa?" semua sangat terkejut.
Seketika semua memberikan hormat pada pria yang di kira Daisy seorang pengemis itu.
"Ini semua dari nyonya kami cepat pergi!" ujar Nedal memberikan buntalan pakaian dan banyak macam pada Putra Mahkota.
"Eh kalian kenapa berlutut?" Nedal bingung dengan situasi yang terjadi.
"Lancang cepat beli hormat pada Putra Mahkota!" teriak ajudan Putra Mahkota.
"Pu--putra Mahkota, mampus!" Nedal segera berlutut dan memberi salam pada putra mahkota.
Mampuslah, bagaimana bisa kami tidak mengenali putra mahkota, tapi kenapa penampilannya begini.
Dalam hati Ruth.
" Apakah mereka akan dieksekusi Yang Mulia?" tanya Ajudan itu.
Karena penghinaan pada keturunan Raja akan di hukum mati.
Semua gemetaran karena perkataan Ajudan Putra Mahkota, tapi hanya Daisy yang terlihat tenang, dia tidak takut akan kematian.
"Menarik." Putra Mahkota tampak tersenyum.
Ajudan itu sampai heran, sudah dikira pengemis bagaikan Yang mulianya itu malah tersenyum.
"Kembali menghadap Ayahanda!" Putra mahkota segera pergi meninggalkan Mansion Daisy.
"Huft ... " Semua bernafas lega saat putra mahkota dan ajudannya pergi.
"Kita hampir kehilangan kepala kita." ujar Nedal.
Bibi Daisy tersenyum, sekarang dia tahu betapa berharganya Daisy di mata mesin pembunuh itu.
"Bibi kenapa kau tersenyum?" Tanya Daisy.
" Tidak apa-apa Daisy." Jawabnya.
Terlalu cepat untuk menilai, bisa saja ini juga hanya keberuntungan kami, lain kali mungkin tidak seberuntung hari ini.
Dalam hati Bibi Daisy.
Karena dia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Putra mahkota saat itu mengeksekusi keluarga Indirach.
Sementara itu Putra Mahkota menghadap kaisar dengan menghadiahkan beberapa kepala orang - orang yang berhasil dia bunuh untuk menaklukkan sebuah wilayah.
"Kerja bagus." ujar Kaisar Heizen sangat bangga pada Putra Mahkota.
Sebenarnya Felix sangat malas melihat ekspresi ayahnya itu, Ayahnya yang kejam itu bahkan membiarkan semua putranya bertarung satu sama lain untuk sebuah tahta.
Karena Tahta itu akan diberikan pada anak laki-laki yang bertahan sampai akhir.
Meskipun seorang pangeran tidak menginginkan tahta dia akan tetap dibunuh, agar tidak menjadi kerikil kecil untuk pewaris selanjutnya, jadi semua putra kaisar harus saling membunuh untuk bertahan hidup, seberapa keras mereka bersembunyi mereka akan di temukan karena mewarisi dari kaisar.
Tidak ada pilihan lain untuk Felix, meskipun dia sudah menyerahkan hak waris dan bersembunyi tapi dia tetap diincar untuk di bunuh, maka dari itu Felix harus menjadi yang terkuat agar bisa hidup dengan darah kaisar.
Andaikan boleh memilih dia hanya ingi terlahir dari rakyat biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Roma Pasaribu
Daisy itu mempunyai daya tarik tersendiri, Bibi. Jadi, kalian akan aman kalau ikut dengan Daisy. Wow....Pangeran datang, tapi difikir Daisy pengemis🤣🤣🤣🤣
2024-02-25
0
Cristella Tella
lnjut thor... mkin penasaran
2024-02-24
0