Rupanya kekacauan itu terus terjadi, itu adalah perebutan tahta dalam kerajaan, hingga melibatkan kalangan bawah pun menderita.
Kediaman Braja itu pun dihancurkan, keluarga Braja juga habis, kini hanya tersisa Daisy dan juga Hutami, mereka berlari ke hutan dalam bersama sesuai perintah Braja.
Keduanya menangis berpelukan bersama di tengah hutan gelap dan sudah pasti banyak hewan buasnya.
"Hiks hiks hiks, Hutami ... sebaiknya kita bunuh diri." Ujar Daisy.
"Tidak, kita harus bertahan hidup Daisy, ayo kita harus cari tempat yang aman untuk bersembunyi." Hutami terus memimpin jalan, dengan membawa belati kecil ditangannya.
Namun rupanya kaki lemah mereka dapat terkejar oleh orang - orang kejam itu, keduanya tertangkap dan dibawa ke dalam mobil.
Mereka di bawa ke tempat semua wanita - wanita muda yang bernasib sama dengan mereka berdua.
Suara tangis, minta tolong dan ampun menggema di seluruh ruangan itu, mereka hanya diberikan makan potongan roti yang dilemparkan seperti makanan untuk ternak hewan.
Apa yang sebenarnya terjadi?, Daisy sangat tidak mengerti, namun hal itu tidak bisa Daisy pikirkan, dia dan Hutami hanya punya 2 pilihan bertahan hidup atau mati.
Namun rupanya semangat hidup Hutami sangat besar, dia memohon pada Daisy juga untuk bertahan, karena hanya Daisy saja yang dia miliki saat ini.
Mereka hidup begitu mengenaskan, serba kekurangan menjadi budak dengan bayaran makanan sisa saja.
"Hutami, sampai kapan kita hidup begini?" tanya Daisy.
Mereka selalu mendapatkan hukuman cambuk jika melakukan kesalahan, dan mereka tidak memiliki waktu istirahat, sangat menderita.
"Sampai Raja yang ini dilengserkan, maka kita akan punya harapan." Ujar Hutami.
Namun tiba-tiba semua budak di kumpulkan, dipilih satu - satu, Daisy dan Hutami pun terpilih.
Mereka dibawa kemana lagi mereka sudah tidak perduli, setelah sampai mereka dimandikan, di dandani, rupanya mereka di bawa ke tempat pelacuran.
Yang di mana di sana orang - orang kaya, ataupun berdarah biru, menghabiskan malam-malam mereka dengan wanita.
Ini lebih hina dari perbudakan, dia akan dijadikan kupu - kupu malam di tempat itu.
"Daisy, ... Kita sudah tidak punya harga diri, maka lakukanlah saja, yang paling penting kita bisa bertahan hidup, kita kumpulkan uang dan jika sudah cukup, kita bisa membeli identitas untuk menjadi rakyat sipil, bebas dari perbudakan." Ujar Hutami.
Daisy pun membenarkan perkataan Hutami, mereka ingin kuat dan membalas dendam dengan apa yang sudah mereka alami.
Seiring berjalannya waktu, 2 tahun kemudian keduanya pun terbiasa dengan pekerjaan kotor mereka, namun mereka hanya mau melayani pelanggan berdarah biru, dengan memanfaatkan kecantikan mereka, karena dari para bangsawan itu mereka dapat mengorek apa yang terjadi.
Rupanya itu adalah perubahan kedudukan pewaris baru, penetapan putra mahkota, yang nanti akan menjadi kaisar selanjutnya.
Tapi tetap saja kedua anak itu tidak tahu harus bagaimana untuk membalas dendam, dan harus mulai dari mana.
Kini mereka mendapatkan kehormatan menjadi pelacur yang paling mahal dan paling cantik di kota itu.
Seberapa hebat dan terkenal mereka, tetaplah seorang pelacur, mereka juga mendapatkan hinaan tentunya dari para wanita bangsawan dan juga wanita - wanita yang suaminya lebih memilih bermalam di tempat pelacuran.
"Uangmu sudah terkumpul berapa Daisy?" tanya Hutami.
"Sudah banyak sih, tapi kita kan sudah tidak bisa membeli identitas rakyat sipil, kita ada dalam daftar wanita penghibur di ibu kota ini." Ujar Daisy.
"Ah, benar ... tapi barang kali kita bisa membeli identitas baru di kota lain Daisy, aku sedang mencari-cari informasi, kenapa kau ini pasif sekali, apa aku sendiri yang harus bergerak?" ujar Hutami.
"Aku sudah pernah berupaya menjadi lebih baik, nyatanya aku kembali lagi ke tempat hina seperti ini." Jawab Daisy.
"Tapi kau tampak tidak terkejut dengan pandangan orang - orang Daisy." Ujar Hutami.
Tentu saja tidak terkejut karena sejak Daisy dilahirkan dia sudah mendapatkan diskriminasi dari orang - orang sekitarnya.
Berbeda dengan Hutami yang terlahir dari keluarga baik-baik.
"Daisy aku dengar para ksatria kerajaan akan datang setelah peperangan di Utara, ini kesempatan kita untuk lebih baik lagi, gait saja salah satu dari mereka, kalau bisa yang jabatannya tinggi, barangkali mereka bisa membantu kita lepas dari tempat ini." Ujar Hutami.
"Kenapa masih ada perang internal?" ujar Daisy.
"Semua harus tunduk dalam satu kepemimpinan kan." Ujar Hutami.
"Sudah tidur saja, pikirkan besok lagi." Daisy memeluk Hutami dan memejamkan matanya.
Kedua orang itu sudah mengalami hidup mati bersama, jadi jelas hubungan mereka sangat erat.
Satu Minggu berlalu, semua orang ribut karena Ksatria kekaisaran tiba, semua berebut pelanggan, karena jelas uang yang akan mereka dapatkan sangat banyak jika bisa melayani ksatria yang datang.
Hutami dan Daisy hanya melihat dari lantai atas, tidak ada yang menyenangkan dari orang - orang berbadan tegap dan kekar itu.
"Mereka terlalu kuat untuk aku layani, aku sepertinya tidak bisa Daisy." Ujar Hutami.
"Apalagi aku. " Sahut Daisy.
Daisy dan Hutami masih 19 tahun, dia hanya melayani pemuda bangsawan yang empuk-empuk saja, kalau dilihat orang - orang ksatria ini sangat bar-bar.
Keduanya hanya memiliki wewenang untuk menolak jika mereka tidak mau melayani.
"Bukankah, kau mau mengait mereka?, ayo semangat Hutami." Ujar Daisy menyemangati.
"Sialan kau!" Umpat Hutami.
"Daisy ... Nyonya memanggilmu." Ujar seseorang pada Daisy.
" Ya, ... Hutami aku temui Nyonya dulu." Daisy pun segera menuju ke ruangan pemilik tempat hiburan itu.
"Nyonya ada apa? " tanya Daisy.
"Ada satu pelanggan, dia ingin menghabiskan malam denganmu." ujar pemilik tempat hiburan itu.
"Bisakah saya menolak Nyonya?" tanya Daisy.
"Tidak bisa ... layani dia sekarang, jika tidak kita semua akan menanggung resikonya, dia ada di ruang 7 VIP. " ujar Nyonya tersebut.
Mau tidak mau Daisy harus melayani pelanggan itu.
"Daisy, biar aku saja." ujar Hutami.
"Tidak, ini perintah yang tidak boleh ditolak Hutami." Ujar Daisy.
Daisy pun memasuki ruangan 7, namun tidak ada orang sama sekali.
Daisy duduk menunggu, sambil menikmati minuman yang sudah disediakan di tempat itu.
Pada akhirnya Daisy sama seperti ibunya, menjadi seorang kupu - kupu malam, bau minuman itu mengingatkan pada ibunya.
"Yah, mungkin Ibu juga sama denganku, terpaksa melakukan ini." Gumam Daisy.
Tiba-tiba masuklah seseorang, dengan pakaian ksatria nya, sangat gagah tubuh yang proporsional, wajah yang sangat tampan dengan garis mata yang tajam.
"Selamat datang Tuan." Daisy menyambut dengan anggun kedatangan pelanggannya.
Pria itu tersenyum manis dan langsung meraih pinggang Daisy.
"Apa kau yang bernama Daisy?" tanya pria itu.
"Benar Tuan, saya Daisy." jawab Daisy dengan tenang.
"Nama yang cantik Daisy, dari mana kita harus memulai?" ujar Pria itu.
"Dari mana saja Tuan, bolehkah saya tahu nama Tuan?" tanya Daisy.
"Namaku Claude." jawab pria itu.
"Tuan Claude, apa anda ingin minum, biar saya tuangkan." Ujar Daisy.
" Iya." Pria itu terus memandangi wajah Daisy tanpa berkedip sedikitpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Roma Pasaribu
Sedih banget 🥺 kasian Daisy dan Hutami 😭
2024-02-20
0