"Masih ada 2 pangeran, apa kau masih mau memberikan hidup pada mereka?" tanya sang Raja.
"Aku sudah menyerahkan kedua pangeran sebagai tawanan, jadi untuk sementara aku tidak ingin berperang." jawab Felix.
"Apa?, Hahahaha ... Bagus, bagus sekali ..." Raja Heizen sangat bangga pada Putra mahkota.
"Kalau sudah tidak ada perlu lagi maka aku undur diri!" ujar Felix.
"Oh, bagaimana jika sekarang kau menghadirkan seorang Putra, agar kau bisa memperkuat posisimu, aku akan mengirimkan banyak wanita untuk kau pilih." ujar Raja Heizen.
"Lupakan itu Yang Mulia, sudah ada 8 selir di Mansion saya." ujar Felix.
"Baiklah kalau begitu, kau bisa menikmati waktu dengan para selirmu." ujar Raja Heizen.
Felix pun kembali ke Mansionnya, dia ingin beristirahat sebentar.
"Yang Mulia, apa anda ingin mandi lebih dulu?" tanya Ajudan.
"Panggil selir ke 23 untuk melayaniku." pinta Felix.
"Ba--baik yang mulia." jawab Ajudannya.
Ajudan itu pun segera memanggil Daisy untuk melayani Putra Mahkota.
Semua orang mengkhawatirkan Daisy, karena sudah mengira Putra Mahkota seorang pengemis.
"Tidak apa-apa, aku akan menemui Putra Mahkota." Ujar Daisy.
Meskipun Daisy juga agak takut tapi dia harus tenang.
"Yang Mulia, Selir ke 23 sudah datang." ujar Ajudan putra mahkota.
"Suruh masuk!" pinta Putra Mahkota.
Daisy pun masuk ke dalam, dan memberi salam pada Putra Mahkota.
"Apa kau menikmati hidupmu menjadi selirku?" tanya Felix pada Daisy.
"Berkat kemurahan hati Putra Mahkota, hidup saya sangat nyaman." jawab Daisy.
"Datanglah kemari, bantu aku mandi." pinta Putra Mahkota.
Daisy sudah terbiasa melayani, jadi tidak ada rasa canggung untuknya, dia membantu membuka baju lusuh putra mahkota.
"Tunggu Daisy, apa kau bisa memangkas rambut?" tanya Felix.
"Bisa Yang Mulia, apa anda ingin saya memangkas rambut anda?" tanya Daisy.
"Ya." jawab Felix.
"Kalau begitu saya ambil gunting dulu dan sisir." Daisy pun segera meminta pada ajudan Putra mahkota gunting, kain dan juga sisir tanpa ragu.
Setelah mendapatkannya Daisy pun memangkas rambut Putra mahkota setelah memastikan untuk model potongannya.
"Yang Mulia, apakah anda akan mengampuni saya, jika saya melakukan kesalahan dalam memotong?" tanya Daisy.
"Iya." jawab Putra Mahkota.
Daisy langsung memangkas rambut Putra Mahkota Tampa ragu - ragu, meskipun dia akan dihukum jika melakukan kesalahan.
Setelah di potong sesuai keinginan Putra Mahkota, Daisy segera menunjukkan hasil karyanya.
Rupanya Putra Mahkota menyukai hasil tangan Daisy.
Selanjutnya Putra Mahkota, meminta Daisy melayaninya mandi.
"Apa kau tidak takut padaku Daisy?" tanya Felix.
"Tidak, melihat Putra Mahkota mengabulkan beberapa permintaan saya, saya jadi mengerti Putra Mahkota jauh berbeda dari rumor yang beredar." Jawab Daisy.
"Hanya kau yang berani meminta sesuatu padaku di saat situasi perang." ujar Putra Mahkota.
Kemudian Felix teringat baru saja Daisy mengiranya sebagai pengemis.
"Daisy, apa di matamu aku seperti pengemis?" tanya Putra Mahkota.
Daisy terkejut dengan pertanyaan Putra Mahkota, rupanya hal itu masih di ungkit olehnya.
"Maafkan saya sekali lagi Yang Mulia, selir ini sangat bodoh." ujar Daisy.
Siapa suruh kau datang dengan penampilan menyedihkan.
Dalam hati Daisy.
"Oh, apa ini luka dari perang Yang Mulia?" Daisy mengalihkan pembicaraan.
Felix hanya tersenyum melihat kepintaran Daisy.
"Ya, kau kira dari mana lagi?, dari main kelereng?" sahut Putra Mahkota.
Daisy tersenyum, ya seorang Putra mahkota rupanya bisa bercanda, sangat jauh dari rumor yang beredar.
Setelah selesai memakaikan pakaian Putra Mahkota Daisy langsung ditarik ke dalam pelukan Putra Mahkota.
"Kenapa kau tidak takut padaku Daisy?" tanya Felix.
"Sebenarnya saya juga takut awalnya, tapi saat Anda mengabulkan permintaan saya, saya sedikit tidak takut." jawab Daisy.
Felix mengangkat wajah Daisy menghadapnya.
"Baguslah, jangan takut padaku Daisy." ujar Felix.
Felix pun langsung mencium bibir merah merekah milik Daisy, Daisy dengan hati-hati membalas ciuman hangat yang diberikan oleh Putra Mahkota.
Felix langsung menjatuhkan Daisy ke ranjang, dan melanjutkan ciumannya.
"Daisy, apa kau bersedia melayaniku?" tanya Putra Mahkota.
"Saya bersedia Yang Mulia." jawab Daisy.
Apa aku bisa menolak seorang Putra Mahkota?
Dalam Hati Daisy.
Untuk apa dia dijadikan selir kalau tidak untuk dia nikmati, bukankah itu kewajiban Daisy, dari pada menjadi kupu-kupu malam, dia juga lebih baik menjadi selir Putra Mahkota.
Daisy juga ingin dia dan orang - orangnya hidup dalam perlindungan Putra Mahkota, Daisy berusaha keras menyenangkan Putra Mahkota.
Daisy benar - benar kualahan melayani Putra Mahkota, yang tenaganya bagaimana Raja singa.
Kapan ini selesai ini sudah 2 hari aku di dalam kungkungannya.
Dalam hati Daisy.
"Apa kau lelah Daisy?" tanya Putra Mahkota.
"Sedikit Yang Mulia." jawab Daisy.
Felix segera menggendong Daisy, mereka mandi bersama setelah itu Felix memakaikan pakaian pada Daisy, mengeringkan rambutnya dan mengikatnya.
"Terimakasih Yang Mulia, anda sangat murah hati." ucap Daisy.
"Kau adalah milikku, aku akan merawat milikku dengan sangat baik, asalkan kau tidak pernah mengkhianati ku Daisy." Ujar Felix.
" Mana mungkin saya akan setia pada Putra Mahkota." ujar Daisy.
"Oh Ya Daisy, jangan mengandung anakku lebih dulu, jadi kau tahu kan apa yang harus kau lakukan?" Ujar Felix.
"Iya, saya akan meminum obat kontrasepsi Yang Mulia." jawab Daisy.
Dasar, siapa juga yang mau mengandung anakmu, kau seorang pembunuh kejam.
Dalam hati Daisy mengumpat karena kesal.
Daisy juga tidak mau memiliki anak, karena dia trauma akan masa kecilnya.
"Baguslah, ... Kau bisa kembali dan istirahat." ujar Putra Mahkota.
"Antar selir kembali ke Mansionnya, dan berikan dia 100 keping emas." perintah Felix.
Haih, rasanya juga sama seperti pelacur, bedanya aku hanya melayani satu orang.
"Terimakasih atas kemurahan hati Yang Mulia." Daisy pun segera di antarkan oleh ajudan pribadi putra Mahkota dan dibawakan satu peti emas.
Tentu saja hal itu sampai ke telinga para selir-selir yang lain.
Dan sudah pasti membuat mereka iri dengki dan marah.
"Apa?, dia yang melayani Putra Mahkota?" Bayema yang paling tidak terima.
"Iya, saya melihatnya keluar dari Paviliun Putra Mahkota dan di antar kembali oleh ajudan Putra Mahkota langsung." Ujar pelayan Bayema.
Bayema sangat marah bagaimana bisa dia kalah dengan seorang wanita rendahan, yang dibawa dari tempat pelacuran.
"Kita harus mengadu pada permaisuri, aku juga harus melayani Putra Mahkota." Ujar Bayema.
"Baik, nyonya." Bayema dan pelayannya segera ke tempat tinggal permaisuri untuk mengadukan nasibnya yang kalah dengan seorang pelacur.
Di tempat tinggal permaisuri.
"Ada apa Bayema?" tanya permaisuri.
"Saya ingin mengadu karena Putra Mahkota tidak mau memilih saya untuk melayaninya sekembalinya dari perang." Ujar Bayema langsung pada intinya.
"Lalu apa yang bisa aku lakukan Bayema?, Putra mahkota yang memiliki hak dan wewenangnya dalam memilih kesenangannya." ujar Permaisuri.
"Tapi bagaimana bisa harus wanita lacur itu?" Bayema sangat tidak terima.
"Bayema, apa kau lupa dari mana tempatmu berasal?, kau hanya seorang tawanan dalam Medan pertempuran, jika kau tidak dibawa ke sini, kau hanya akan dijadikan pemuas nafsu para ksatria." tegas Permaisuri.
"Saya mengerti, maafkan saya sudah mengganggu waktu istirahat permaisuri, saya mohon undur diri."
Bayema segera undur diri dan merasa sangat kesal setengah mati karena tidak mendapatkan pembelaan dari permaisuri, padahal selama ini permaisuri begitu baik padanya.
"Ai ... Aku penasaran pada wanita yang bisa meluluhkan hati putraku?, kita akan berkunjung siang nanti, tolong siapkan hadiah." ujar permaisuri pada datangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Roma Pasaribu
Hadir
2024-03-01
0