Ternyata Suamiku Miliader

Ternyata Suamiku Miliader

1 - Flashback Mama

Assalamualaikum,,,

****___****

Saat ini aku berada di depan pintu kamar perawatan disebuah rumah sakit. Terlihat seorang pasien terbaring lemah didalamnya dialah mamaku yang saat ini tengah menjalani pengobatan struk ringan akibat perselingkuhan papaku.

Flashback,,,

"Sayang, aku akan menikah lagi dengan wanita yang dulu pernah aku cintai sebelum dirimu. Tapi kamu tenang aja aku tidak akan menceraikan mu, kita akan tetap bersama dengan istri keduaku yang akan menjadi madu mu juga anaknya." papa bicara santai didalam kamar bersama mama, karena aku melihat papa yang datang malam-malam kerumah dan langsung ke kamar tanpa menyapaku yang sedang duduk di ruang tv.

"Untuk apa kamu bilang padaku,? Toh jika aku tidak mengijinkan kau akan tetap menikahinya!"

"Ya, kamu benar sayang aku akan tetap menikahinya dengan atau tanpa ijinmu, tapi setidaknya aku basa-basi terhadapmu karena masih menghargai mu sebagai istriku. Jadi rencananya besok aku akan menikahinya dan lusa akan kubawa ke rumah ini. Aku harap kau akan hadir ke alamat yang akan aku kirimkan ke hp mu, sebagai bentuk kalau kau telah mengijinkan aku berpoligami jadi warga sekitar tidak akan mencap istri keduaku sebagai pelakor. Kau paham kan sayang!"

"Jangan panggil aku sayang, karena aku jijik mendengarnya. Aku tetap tidak ingin di madu, jika memang itu keputusan mu talak aku sekarang juga,!"

Dari ruang tv yang jaraknya tidak begitu jauh aku mendengar mama mulai menangis dan sesekali berteriak. Tapi tak berapa lama papa keluar dari kamar dan pergi.

"Aaaarrrrggghhhhh....!!!!!"

Suara teriakan diiringi benda berjatuhan dari dalam kamar, segera aku lari membuka pintu kamar mama. Ku lihat mama tengah mengamuk membuang apapun yang ada diatas meja rias dengan tangisan dan emosi.

Langsung ku peluk erat tubuh mama hingga kami berdua luruh ke lantai, hatiku sakit melihat mama menangis tergugu seperti itu. Sebenarnya aku tahu apa yang sedang terjadi antara papa dan mama, karena selama beberapa bulan ini aku memang sudah jarang melihat papa pulang kerumah. Tapi aku diam karena meskipun papa jarang pulang, mama tak pernah menanyakan suaminya hanya terkadang kalau pagi kulihat mata mama sembab.

Seperti inilah sifat jelek mama ku memendam perasaannya sendiri. Jika mama sedang happy mama akan cerita apapun padaku tapi jika itu cerita sedih mama akan diam. Padahal aku tahu jika hubungan papa dan mama sedang tidak baik. Sejak papa jarang pulang aku curiga dan mencoba mengikuti papa dimana papa tinggal, bersama siapa dia sekarang sampai aku tau papa selingkuh.

Selingkuhan papa seorang janda dia perempuan yang dulu pernah papa cintai dan sekarang sudah memiliki anak satu yang ternyata usianya terpaut tiga tahun lebih tua diatas ku.

"Mama yang tenang ya, gak usah di tangisin lah lelaki modelan papa gitu, mama itu perempuan kuat lho. Sayang air mata mama kalau buat nangisin papa yang jelas-jelas menyakiti hati mama." Aku mencoba menenangkan mama yang masih sesenggukan di pundakku.

"Papamu akan menikah lagi hu..hu..hu." dengan suara pelan ibu mengatakan masalahnya.

Tak lama sebuah notifikasi masuk ke hp mama, aku mengambil dan membaca disana tertulis alamat tempat besok papa menikah.

"Apa mama besok akan datang?" aku pun menjalin alamat itu dan mengirim ke hp ku.

"Entahlah."

"Ya sudah mama istirahat aja gak usah di pikirin apapun yang akan papa perbuat, mau papa kawin lagi kek, kejebur got kek, nginjek ee ayam kek biarin aja ma. Karena sudah malam mama tidur ya, apa mau aku temani mama disini?"

"Gak perlu sayang, kamu tidurlah besok kamu harus kuliah kan. Mama juga akan tidur," mama berdiri dan menyuruhku keluar dari kamar.

"Mama yakin gak mau aku temani?" aku sangat mengkhawatirkan keadaan psikis mama, kalau dari luar seolah mama sudah biasa aja tapi aku gak tau dalam hati dan pikirannya, aku takut mama berbuat buruk pada dirinya sendiri.

"Sayang, kamu tenang aja mama tidak selemah itu. Mama sudah lebih tenang kamu tidurlah jangan sampai besok telat kuliah. Nite sayang,"

"Aku akan mendukung apapun keputusan mama jika mama harus bercerai dengan papa aku akan tetap bersama mama. Aku juga tidak menyukai laki-laki yang tak setia." aku berdiri dipintu mencium pipi mama dan mama hanya menatapku tersenyum lalu menutup pintu kamarnya setelah aku keluar.

"Semoga mama bisa ikhlas berpisah dengan papa daripada di madu apalagi harus tinggal barengan satu atap bersama haduh apa gak bikin lemah jantung namanya." berjalan ke kamar sambil ngedumel.

"Kebetulan besok aku ada kuliah siang jadi pagi aku bisa persiapan untuk jagain mama karena kenapa filling ku bilang kalau mama pasti bakalan datang untuk sesuatu yang bisa bikin kondisi mama buruk." aku mengecek pintu jendela dan menguncinya lalu ke kamar.

Mama itu memang keliatannya baik dan sehat tapi sebetulnya mama punya riwayat penyakit jantung ringan. Selama ini mama selalu kontrol kesehatannya jangan sampai masalah pernikahan papa menjadi pemicu sakit mama lagi, aku gak terima. Aku akan diam-diam mendampingi mama ke pernikahan itu, aku takut sesuatu yang buruk terjadi dengan mama disana, aku harus berjaga-jaga. Pikiranku mengawang meski mata terpejam. Membayangkan bagaimana sakit hatinya mama melihat papa menikah tanpa restu mama dan tanpa menceraikan mama itu gak enak banget kayanya sebab mama akan terkungkung tanpa bisa bebas.

Keesokan paginya

Aku bangun seperti biasa setelah menunaikan dua rakaat aku ke dapur menyiapkan sarapan pagi nasi goreng sosis dengan telur ceplok dan teh manis hangat siap diatas meja.

"Maaa,,,mamaaa,,, sarapan yuk ma. Maudy udah bikin nasi goreng." berdiri dikamar mama dengan mengetuk pintu pelan.

"Iya nak, nanti mama nyusul kamu tunggu di meja makan aja."

"Oke mam, jangan lama-lama nanti dingin." balasku.

Aku kembali ke meja makan dan duduk disana menikmati nasi goreng selagi hangat. Tak lama mama muncul dengan pakaian rapi dandan yang aku bilang cantik ya mama memang masih cantik jika sudah dandan hanya aja mama jarang dandan jika dirumah.

"Wawww mama udah rapi aja, mama mau ke pernikahan papa?"

"Gak ah, ngapain amat kesana buang-buang waktu aja. Mama mau ketemu temen mama kita udah janjian semalam."

"Pagi-pagi gini?"

"Iya mama mau dari pagi ke rumah temen mama dulu nanti dari sana baru kita pergi kumpul dengan yang lain. Kamu kuliah jam berapa?"

"Ooooh,,, aku juga mau kuliah ko barengan aja aku anter ma."

"Gak usah mama sudah pesan taksi tadi, lagi kamu kan naik motor yang ada ribet duduknya mama pakai rok gini."

"Ya sudah kalau gitu mama hati-hati ya, dihabiskan sarapannya."

Setelah mama selesai makan dan kebetulan taksi pesanan mama datang dan segera pamit padaku lalu pergi, aku yang juga sudah selesai segera mengunci pintu mengeluarkan motor dan mengikuti taksi yang membawa mama pergi.

****____****

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃfe£HIAT🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃfe£HIAT🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

kalau menghargai tak mungkin poligami

2024-02-18

1

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃfe£HIAT🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃfe£HIAT🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

ikh kok gitu sih

2024-02-18

1

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃfe£HIAT🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃfe£HIAT🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

kok bisa struk?,moga cepet sembuh

2024-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!