NovelToon NovelToon

Ternyata Suamiku Miliader

1 - Flashback Mama

Assalamualaikum,,,

****___****

Saat ini aku berada di depan pintu kamar perawatan disebuah rumah sakit. Terlihat seorang pasien terbaring lemah didalamnya dialah mamaku yang saat ini tengah menjalani pengobatan struk ringan akibat perselingkuhan papaku.

Flashback,,,

"Sayang, aku akan menikah lagi dengan wanita yang dulu pernah aku cintai sebelum dirimu. Tapi kamu tenang aja aku tidak akan menceraikan mu, kita akan tetap bersama dengan istri keduaku yang akan menjadi madu mu juga anaknya." papa bicara santai didalam kamar bersama mama, karena aku melihat papa yang datang malam-malam kerumah dan langsung ke kamar tanpa menyapaku yang sedang duduk di ruang tv.

"Untuk apa kamu bilang padaku,? Toh jika aku tidak mengijinkan kau akan tetap menikahinya!"

"Ya, kamu benar sayang aku akan tetap menikahinya dengan atau tanpa ijinmu, tapi setidaknya aku basa-basi terhadapmu karena masih menghargai mu sebagai istriku. Jadi rencananya besok aku akan menikahinya dan lusa akan kubawa ke rumah ini. Aku harap kau akan hadir ke alamat yang akan aku kirimkan ke hp mu, sebagai bentuk kalau kau telah mengijinkan aku berpoligami jadi warga sekitar tidak akan mencap istri keduaku sebagai pelakor. Kau paham kan sayang!"

"Jangan panggil aku sayang, karena aku jijik mendengarnya. Aku tetap tidak ingin di madu, jika memang itu keputusan mu talak aku sekarang juga,!"

Dari ruang tv yang jaraknya tidak begitu jauh aku mendengar mama mulai menangis dan sesekali berteriak. Tapi tak berapa lama papa keluar dari kamar dan pergi.

"Aaaarrrrggghhhhh....!!!!!"

Suara teriakan diiringi benda berjatuhan dari dalam kamar, segera aku lari membuka pintu kamar mama. Ku lihat mama tengah mengamuk membuang apapun yang ada diatas meja rias dengan tangisan dan emosi.

Langsung ku peluk erat tubuh mama hingga kami berdua luruh ke lantai, hatiku sakit melihat mama menangis tergugu seperti itu. Sebenarnya aku tahu apa yang sedang terjadi antara papa dan mama, karena selama beberapa bulan ini aku memang sudah jarang melihat papa pulang kerumah. Tapi aku diam karena meskipun papa jarang pulang, mama tak pernah menanyakan suaminya hanya terkadang kalau pagi kulihat mata mama sembab.

Seperti inilah sifat jelek mama ku memendam perasaannya sendiri. Jika mama sedang happy mama akan cerita apapun padaku tapi jika itu cerita sedih mama akan diam. Padahal aku tahu jika hubungan papa dan mama sedang tidak baik. Sejak papa jarang pulang aku curiga dan mencoba mengikuti papa dimana papa tinggal, bersama siapa dia sekarang sampai aku tau papa selingkuh.

Selingkuhan papa seorang janda dia perempuan yang dulu pernah papa cintai dan sekarang sudah memiliki anak satu yang ternyata usianya terpaut tiga tahun lebih tua diatas ku.

"Mama yang tenang ya, gak usah di tangisin lah lelaki modelan papa gitu, mama itu perempuan kuat lho. Sayang air mata mama kalau buat nangisin papa yang jelas-jelas menyakiti hati mama." Aku mencoba menenangkan mama yang masih sesenggukan di pundakku.

"Papamu akan menikah lagi hu..hu..hu." dengan suara pelan ibu mengatakan masalahnya.

Tak lama sebuah notifikasi masuk ke hp mama, aku mengambil dan membaca disana tertulis alamat tempat besok papa menikah.

"Apa mama besok akan datang?" aku pun menjalin alamat itu dan mengirim ke hp ku.

"Entahlah."

"Ya sudah mama istirahat aja gak usah di pikirin apapun yang akan papa perbuat, mau papa kawin lagi kek, kejebur got kek, nginjek ee ayam kek biarin aja ma. Karena sudah malam mama tidur ya, apa mau aku temani mama disini?"

"Gak perlu sayang, kamu tidurlah besok kamu harus kuliah kan. Mama juga akan tidur," mama berdiri dan menyuruhku keluar dari kamar.

"Mama yakin gak mau aku temani?" aku sangat mengkhawatirkan keadaan psikis mama, kalau dari luar seolah mama sudah biasa aja tapi aku gak tau dalam hati dan pikirannya, aku takut mama berbuat buruk pada dirinya sendiri.

"Sayang, kamu tenang aja mama tidak selemah itu. Mama sudah lebih tenang kamu tidurlah jangan sampai besok telat kuliah. Nite sayang,"

"Aku akan mendukung apapun keputusan mama jika mama harus bercerai dengan papa aku akan tetap bersama mama. Aku juga tidak menyukai laki-laki yang tak setia." aku berdiri dipintu mencium pipi mama dan mama hanya menatapku tersenyum lalu menutup pintu kamarnya setelah aku keluar.

"Semoga mama bisa ikhlas berpisah dengan papa daripada di madu apalagi harus tinggal barengan satu atap bersama haduh apa gak bikin lemah jantung namanya." berjalan ke kamar sambil ngedumel.

"Kebetulan besok aku ada kuliah siang jadi pagi aku bisa persiapan untuk jagain mama karena kenapa filling ku bilang kalau mama pasti bakalan datang untuk sesuatu yang bisa bikin kondisi mama buruk." aku mengecek pintu jendela dan menguncinya lalu ke kamar.

Mama itu memang keliatannya baik dan sehat tapi sebetulnya mama punya riwayat penyakit jantung ringan. Selama ini mama selalu kontrol kesehatannya jangan sampai masalah pernikahan papa menjadi pemicu sakit mama lagi, aku gak terima. Aku akan diam-diam mendampingi mama ke pernikahan itu, aku takut sesuatu yang buruk terjadi dengan mama disana, aku harus berjaga-jaga. Pikiranku mengawang meski mata terpejam. Membayangkan bagaimana sakit hatinya mama melihat papa menikah tanpa restu mama dan tanpa menceraikan mama itu gak enak banget kayanya sebab mama akan terkungkung tanpa bisa bebas.

Keesokan paginya

Aku bangun seperti biasa setelah menunaikan dua rakaat aku ke dapur menyiapkan sarapan pagi nasi goreng sosis dengan telur ceplok dan teh manis hangat siap diatas meja.

"Maaa,,,mamaaa,,, sarapan yuk ma. Maudy udah bikin nasi goreng." berdiri dikamar mama dengan mengetuk pintu pelan.

"Iya nak, nanti mama nyusul kamu tunggu di meja makan aja."

"Oke mam, jangan lama-lama nanti dingin." balasku.

Aku kembali ke meja makan dan duduk disana menikmati nasi goreng selagi hangat. Tak lama mama muncul dengan pakaian rapi dandan yang aku bilang cantik ya mama memang masih cantik jika sudah dandan hanya aja mama jarang dandan jika dirumah.

"Wawww mama udah rapi aja, mama mau ke pernikahan papa?"

"Gak ah, ngapain amat kesana buang-buang waktu aja. Mama mau ketemu temen mama kita udah janjian semalam."

"Pagi-pagi gini?"

"Iya mama mau dari pagi ke rumah temen mama dulu nanti dari sana baru kita pergi kumpul dengan yang lain. Kamu kuliah jam berapa?"

"Ooooh,,, aku juga mau kuliah ko barengan aja aku anter ma."

"Gak usah mama sudah pesan taksi tadi, lagi kamu kan naik motor yang ada ribet duduknya mama pakai rok gini."

"Ya sudah kalau gitu mama hati-hati ya, dihabiskan sarapannya."

Setelah mama selesai makan dan kebetulan taksi pesanan mama datang dan segera pamit padaku lalu pergi, aku yang juga sudah selesai segera mengunci pintu mengeluarkan motor dan mengikuti taksi yang membawa mama pergi.

****____****

2 - Flashback Mama Selesai

Happy Reading guyssss

****____****

Akhirnya aku berhasil menemukan taksi yang dinaiki mama sedang parkir tak jauh dari lokasi gedung. Aku telat dan kehilangan jejak mama karena aku tadi kebelet pup setelah sarapan, begitu aku mengikuti maps alamat gedung pernikahan papa eh malah salah belok, untung aja aku tetap melanjutkan ke tempat papa nikah ternyata filling ku benar taksi mama disini.

"Aku sudah duga mama pasti kesini. Sepertinya mama sudah masuk kedalam deh," aku berjalan masuk setelah mengisi buku tamu dan memasukkan amplop kosong kedalam kotak anggap lah aku sebagai tamu. Mataku mencari keberadaan mama sampai aku mendengar suara teriakan mama.

"Aku istri sah nya tidak terima jika di poligami apalagi di madu tanpa ada kata cerai dari lelaki yang akan menikah ini.!!"

"Maksudnya apa ini pak, bagaimana ini? Bapak ingin menikah tapi tanpa persetujuan istri pertama ini bisa jadi tidak sah pak,!" ucap penghulu para tamu yang hadir mulai becicit cuit.

"Kalau papa memang ingin menikah lagi dengan perempuan ini atau dengan siapapun terserah tapi ceraikan mama, jangan malah membuat mama terkungkung dengan kebebasan nya. Biarkan mama bebas mencari lelaki pengganti papa yang setia.!" aku berlari menghampiri mama memeluknya dan berani melawan papa.

"Bagaimana ini pak, apa pernikahan nya bisa dilanjutkan?"

"Silahkan dilanjutkan asalkan lelaki ini mentalak saya pak penghulu!" ucap mama tegas.

"Sudahlah mas ceraikan saja dia, lagian kenapa sih kamu masih aja mempertahankan perempuan ini." wanita disebelah papa ikut berkomentar.

"Waduh pelakor udah gak tahan nih kayanya sampe segitu nya," ucap tamu yang hadir.

"Iya ternyata perempuan nya pelakor kirain emang duda dan janda, ya ampun jaman sekarang cukup jadi janda gatal pun bisa mendapatkan suami ya," suara tamu lainnya ikut berkomentar.

"Diam kalian!!! Gak usah ikut campur!! Mau aku pelakor kek, perempuan gatal kek bukan urusan kalian.!"

"Dih,,, jadi pelakor aja ko bangga heran ya dunia sudah terbalik, jadi males aku ada disini yuk jeng kita pulang aja."

Ternyata suara tamu yang ikut bercicit cuit itu beberapa adalah teman sosialita pelakor, yang tidak tahu kalau temannya ternyata perebut suami orang. Beberapa tamu yang hadir memilih untuk pergi setelah sebelumnya mengambil kado yang tadi mereka bawa. Sebagian masih ada di gedung karena kepo dan ada juga yang sedari tadi merekam disiarkan live.

"Mohon tenang bapak ibu, acara akan kita lanjutkan."

"Ceraikan aku,,,!!!" mama masih kekeh minta cerai.

"Baiklah kalau itu mau mu, mulai detik ini kamu Meli Hartanti binti Hidayat aku talak kamu saat ini juga.!" ucap papa akhirnya.

"Bagus,,!! Ayo Nak kita pulang mama lega setelah ini mama akan mendaftar gugatan perceraian ke pengadilan biar mama semakin tenang."

Aku mengangguk berjalan disebelah mama menuju motor ku setelah ku bilang pada taksi bahwa kami tidak jadi menyewa mobilnya lalu memberikan uang kompensasi karena sudah menunggu.

"Eh, ko kamu bisa nyusulin mama sih, bukannya kamu kuliah?"

"Sebenarnya aku kuliah siang ma, aku udah curiga kalau mama bakal datang ke acara itu jadi nya aku ikutin mama aja tadi."

"Oh gitu, ya udah sebelum ke kampus kita makan dulu yuk jadi mama dirumah gak usah makan siang lagi,"

"Hmmm ya sudah kita ke cafe yang deket rumah aja ya mah." aku mengarahkan motor menuju cafe yang tak jauh dari perumahan ku, persis didepan perumahan ada beberapa ruko yang menurutku apa aja ada diruko itu. Mama memesan beberapa menu dan kulihat makannya lumayan juga hari ini, yah mungkin efek kesel kali ya.

"Mah, Maudy langsung ke kampus ya mama gak pa pa kan dirumah sendiri? Kalau ada apa-apa langsung telepon ya ma," aku pun langsung pamit setelah mengantarkan mama pulang.

"Iya sayang, mama baik-baik aja ko. Kamu belajar yang rajin jadilah kebanggaan mama ya nak."

"Siap ma, Maudy pergi ya assalamualaikum," sembari mencium tangan mama takjim.

"Waalaikumsalam, hati-hati dijalan."

Sampai di kampus ternyata dosen ku tidak masuk karena ada keluarga yang berduka, kelas pun kosong. Aku memilih untuk duduk ditaman kampus tepatnya di bawah pohon trembesi rindang.

"Huftt,,, apa aku pulang aja kali ya, tapi tanggung jam kosong hanya dua jam aja abis itu ada kuliah, sudahlah aku duduk disini aja."

Akhirnya selesai juga kuliah ku, saat akan menuju parkiran hp ku berbunyi sebuah nomor asing nampak di layar.

"Nomor siapa ini? Angkat apa jangan ya,"

"Halo mbak Maudy ya, ini saya Bu Asih," suara lantang langsung terdengar begitu aku menggeser tombol di layar.

"Iya Bu Asih ada apa ya?"

"Ini nak, mama mu di bawa ke rumah sakit, tadi dirumah ada ribut-ribut besar begitu tetangga pada datang ke rumah mu, kami lihat mama mu sedang di dorong keluar oleh seorang wanita, kalau gak salah dengar mereka bilang kalau rumah ini rumah mereka dan mengusir mama mu."

"Astaghfirullah ya Allah mama,,, sekarang mama dibawa ke rumah sakit mana Bu?" aku ikut panik mendengarnya.

"Dibawa ke rumah sakit Sehat Keluarga mbak, apa mbak Maudy mau langsung ke rumah sakit?"

"Iya Bu, saya langsung kesana. Sebelumnya terimakasih sudah menolong mama saya."

"Iya mbak, saya ada di IGD ya kalau begitu saya tunggu di rumah sakit."

Sambungan telepon pun berakhir dan aku segera lari ke ruang dosen untuk ijin. Setelah ijin didapat aku segera membawa motorku ke rumah sakit.

"Bu Asih mama dimana?" aku segera menghampiri Bu Asih setelah bertanya pada resepsionis dimana letak IGD.

"Masih didalam sana Nak, sebenarnya ada apa? Kenapa papa mu dirumah bersama wanita lain dan mengusir mama? Maaf ibu hanya bertanya jika tak berkenan, tak perlu dijawab."

"Papa sudah menikah dengan selingkuhannya kemarin Bu, tapi aku sama sekali tak menyangka jika papa sampai mengusir mama. Jelas-jelas itu rumah milik orang tua mama bu."

"Keluarga ibu Meli,,,?" pintu IGD dibuka dengan bersamaan dokter keluar.

"Saya anaknya Dok, bagaimana mama saya dok?" aku berdiri dari kursi tunggu mendekat ke arah dokter.

"Pasien punya riwayat sakit jantung ya,,, saat ini pasien koma sementara tapi beliau sudah melewati masa kritisnya. Kemungkinan pasien syok dengan sesuatu hal yang memicu sakitnya kambuh."

"Apakah mama bisa sadar dan normal lagi dok?"

"Kita berdoa saja, semoga tak lama pasien segera sadar, tapi kamu harus siap jika nanti setelah pasien sadar kemungkinan mengalami akan struk ringan."

"Astaghfirullah ya Allah,,, kenapa mama harus mengalami hal ini."

"Kalau begitu saya permisi dulu, sementara pasien belum bisa di pindahkan ke kamar perawatan ya karena masih koma.

Sejak itulah mama di rumah sakit menjalani perawatan, aku terpaksa cuti kuliah dan berusaha mencari pekerjaan untuk membayar kontrakan dan makan sehari-hari dan mencicil biaya rumah sakit. Sampai akhirnya pihak rumah sakit tak bisa lagi memberikan aku toleransi, aku diminta melunasi seluruh biaya perawatan mama.

****___****

3 - Terpaksa Menggantikan Menikah

Happy Reading guyssss,,,,

****____****

Aku masih berdiri didepan pintu kamar mama sebelumnya aku mendapatkan telepon dari pihak rumah sakit jika mama akan dipindahkan ke kamar perawatan, karena kondisinya sudah membaik meskipun bicara nya masih agak sulit aku pahami karena struk nya, tapi mama sudah sadar dari koma.

"Nak Maudy, mama mu harus dipindahkan ke kamar perawatan tapi kami dari rumah sakit mengharapkan biaya IGD mama dilunasi karena sudah terlalu banyak tagihannya."

"Apakah tidak ada keringanan dok, saya sendiri sedang berusaha."

"Saya paham dengan keadaanmu, maka dari itu saya sudah mengusahakan keringanan untuk mama mu potongan biaya lima puluh persen dari jumlah tagihan seluruhnya."

"Terimakasih dokter, kalau boleh tau berapa sisa nya dok setelah di kurangi?"

"Sisa yang harus kamu bayar seratus dua puluh tujuh juta rupiah. Itu sudah dipotong lima puluh persen dan dikurangi dengan kamu mencicil."

"Astaghfirullah masih besar ya dok."

"Kenapa kamu tidak coba minta kepada papamu kalau hanya seratus juta saya yakin pasti papa mu mau bantu. Setelah pelunasan jika kamu ingin membawa mama pulang sudah bisa."

"Kalau aku bawa mama pulang di kontrakan tidak ada yang menjaga dok, untuk biaya saya akan mengusahakan nya."

"Jangan lama-lama nanti tagihan bertambah."

"Iya dok, terimakasih."

"Saya permisi dulu."

Aku masuk kedalam melihat mama yang sedang tidur setelah minum obat.

Aku harus minta uang ke papa, karena semua ini ulah papa. Papa harus bertanggung jawab.

Aku berjalan keluar menuju rumah yang saat ini ditempati papa dan istri baru nya. Aku mengetuk pintu begitu tiba.

"Wowww mama coba liat siapa yang datang?!" suara Silvi kakak tiriku membuka pintu.

"Mau apa kamu kesini?!" selingkuhan papa yang aku tahu bernama Susi itu bertanya ketus.

"Aku harus bertemu papa. Papa harus membayar biaya rumah sakit mama!"

"Hahahaha kamu pikir papa mu berani mengeluarkan uang kalau tidak seijinku Hah!. Rumah, perusahaan, mobil semuanya atas namaku jadi aku yang memutuskan keuangan.'

"Sebenarnya aku kasian pada kalian orang miskin tapi berbuat jahat demi bisa jadi kaya. Tapi ya sudahlah aku dan mama mencoba ikhlas karena aku yakin keikhlasan kami akan mendapatkan balasan baik dari Allah."

"Ada apa ini?" papa ku keluar dari dalam.

"Aku mau papa membayar tagihan rumah sakit mama ini bill nya," aku meletakkan diatas meja dan diambil papa. Mereka bertiga melihat jumlah tagihan. Ku lihat ibu dan anak itu berbisik.

"Gimana sayang, tidak banyak ko hanya seratus jutaan aja kita bantu ya," ucap papaku keliatan sekali tunduk nya pada wanita ular itu.

"Hmmm aku akan membayar biaya ini seluruhnya dengan satu syarat.!"

"Syarat,, maksudnya syarat apa? Apa salah nya kamu membantu dengan tulus toh semua harta mama sudah kamu kuasai, setidaknya mama hanya minta dibayarkan rumah sakitnya. Keterlaluan sekali kalian .!"

"Ya sudah kalau gak mau ya gak pa pa, bagus malah."

"Oke apa syarat nya,?"

"Gak susah ko, kamu cuma gantiin Silvi menikah dengan salah satu keluarga Dumai."

"Keluarga Dumai? Siapa?" aku seperti pernah mendengar nama itu.

"Rian, Rian Dumai. Bagaimana?"

"Aku tak mau menikah dengan nya karena bisa membawa citra buruk untuk ku belum lagi tampangnya yang jelek dan juga pria bernama Rian ini meski dia dari keluarga Dumai tapi dia seorang anak haram, anak yang tidak diterima oleh keluarga besar Dumai. Belum lagi saat ini dia ada di dalam penjara." ucap Silvi.

Aku masih diam, bingung harus menjawab apa. Menikah dengan napi, menikah dengan anak haram, aku yang hanya memiliki mama ditambah Rian yang juga di kucilkan oleh keluarganya, bagaimana nasib ku nanti. Tapi apakah aku bisa menolak sementara saat ini mama membutuhkan biaya. Ku pejamkan mata berdoa dalam hati memohon agar Allah membimbing lidahku untuk menjawab.

"Bismillah baiklah, aku bersedia menikah dengan nya. Tapi kalian harus janji setelah pernikahan aku mau semua tagihan rumah sakit mama harus sudah lunas."

"Itu soal gampang jika kamu bersedia tiga hari lagi pernikahan akan di lakukan. Kamu harus datang ke alamat yang akan aku kirimkan ke hp mu,"

"Iya."

"Sudah sana pulang, ingat tiga hari lagi kamu harus datang atau perjanjian kita batal."

"Aku pasti datang." Aku keluar dengan lesu. Masa depan ku akan terancam hilang dengan pernikahan yang sama sekali tidak aku mau. Calon suamiku sangat buruk, sudahlah dipenjara jika keluar akan menjadi napi, anak haram, dibuang keluarganya, bagaimana jika aku memiliki anak pasti anakku yang akan jadi korban bullying.

"Aku harus ikhlas demi mama."

Sementara di Penjara.

"Rian,,, bangun!! Apa kamu tidak mau keluar Hah!!" seorang sipir penjara datang ke sebuah sel tahanan, didalam seorang sedang tidur santai.

"Ada apa sih pak,, apa bapak tidak lihat aku sedang santai?!"

"Heran sekali aku, ditangkap ko malah senang? Silahkan kamu keluar dari sini." ucap sipir penjara sambil membuka pagar besi membiarkan tahanan itu keluar lalu memberikan satu setel pakaian mewah pada lelaki itu dan memakainya.

"Aku harap ini terakhir kalinya kamu berurusan dengan polisi, Rian. Cobalah membawa mobil dengan hati-hati jangan ugal-ugalan."

"Oke bapak tenang aja setelah ini saya tidak akan masuk penjara lagi tapi akan ada banyak orang yang dipenjara setelah ini." sipir itu hanya mencebik.

Lelaki itu melangkah keluar dengan gagahnya pakaian tahanan berganti dengan jas hitam dengan dalaman kemeja putih celana hitam dan sepatu pantofel semakin menambah ketampanan nya. Berjalan cool menuju mobil mewah yang sudah parkir di luar penjara.

"Andre apakah semua berjalan dengan lancar?"

"Iya bos, ayah bos tidak mencurigai soal bos ditahan."

"Bagus, lalu apakah ayahku dan istri sialan nya itu masih tetap dengan perjodohan itu?!"

"Iya bos, pernikahan bos dengan keluarga Johan tetap akan dilaksanakan."

"Hmmm aku pikir keluarga Johan akan membatalkan nya, baiklah." Rian terlihat memberi kode untuk Andre dan berbisik lalu masuk kedalam mobil.

""Bos tapi pengantin wanita nya diganti? Bukan Silvi tapi Maudy. Dari desas desus yang ku dengar Silvi tidak mau menikah dengan bos ya karena bos yang mantan napi dan anak haram." kata Andre sambil menyetir mobil.

"Hahaha bagus lah, untung di ganti aku juga tak Sudi menikah dengan perempuan matre, manja, gak guna macam dia."

Tiga hari kemudian...

Aku datang ke alamat yang sudah di kirim ke hp ku, di sebuah aula aku masuk.

"Assalamualaikum permisi, apa betul disini tempat diadakan pernikahan atas nama Rian?"

"Iya benar, mbak Maudy ya. Kami sudah menunggu dari tadi ayo ganti baju dan make up."

Aku hanya mengangguk dan mengikuti wanita itu ke arah samping aula yang ternyata itu kamar ganti yang bersebelahan dengan toilet. Aku diberikan kebaya dan kain dibantu oleh mbak perias memakaikan baju. Setelah selesai berkebaya aku duduk untuk di rias. Waktu terus berjalan hingga telah lewat setengah jam dari yang di tentukan. Meski ku dengar beberapa tamu mulai bisik-bisik aku tetap diam menunduk.

Empat puluh lima menit kemudian berhenti sebuah mobil mewah didepan pintu aula, turun pria tampan berjas berjalan gagah menuju meja akad, disana Maudy duduk diam membelakangi datangnya lelaki calon suaminya itu. Begitu duduk bersebelahan barulah Maudy menoleh dan berkedip.

"Maaf aku sedikit terlambat, apa bisa kita mulai pernikahannya?" katanya lembut.

Semua tamu dan para saksi diam dan melongo begitu pun Silvi yang syok karena ternyata lelaki bernama Rian itu sangat tampan dan gagah.

"Mamaaa,,, kenapa dia tampan sekali? Harusnya aku yang menikah bukan si Maudy." Silvi merengek.

"Sudah diam,,!! Percuma tampan kalau tidak dapat harta apa-apa dari keluarga Dumai. Kamu lupa kalau dia anak haram sudah pasti tidak akan mendapatkan bagian harta secuil pun."

Pernikahan pun berlangsung khidmat dan lancar, kami pun sah menjadi suami istri.

****____****

Makasih yg sudah mampir.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!