Edward berjalan gontai masuk ke rumah mendiang ibunya. Ia menjatuhkan tubuhnya di sofa dan menghela nafas panjang. Perlahan kepalanya menunduk menatap topeng yang ada di tangannya.
Ya, selama ini yang menjadi pria bertopeng hitam yang menjadi buronan FBI adalah dirinya.
Awalnya ia masuk ke akademi FBI demi menyelidiki kematian kedua orang tuanya. Namun ia tidak menemukan petunjuk apapun. Hingga akhirnya ia nekad menggunakan identitas lain untuk mencari petunjuk.
Suatu ketika, tanpa di sengaja ia bertemu dengan pria yang mempunyai tato di lengannya. Dia mulai melakukan penyamarannya untuk menggali informasi pria itu. Namun, dia selalu mendapatkan jalan buntu karena orang-orang yang ia bunuh ternyata tidak ada hubungannya dengan kematian kedua orang tuanya.
Lalu, apakah dia menyesal karena telah salah sasaran? Tentu saja tidak. Kebanyakan orang yang ia bunuh merupakan sampah masyarakat. Mereka mempunyai catatan kriminal dan menurutnya mereka pantas mendapatkan hukuman tersebut.
Dan sekarang, setelah sekian lama akhirnya ia bisa menemukan pembunuh orang tuanya. Tapi lagi-lagi ia tidak mendapatkan petunjuk.
Thomas, pelaku pertama yang ia kenali sebagai pembunuh kedua orang tuanya. Tapi pria itu tidak mau membuka mulut hingga akhirnya ia membunuh pria itu. Namun, ia tidak kehabisan akal. Ia mengambil ponsel Thomas untuk melacak teman-teman Thomas yang terlibat dalam insiden 15 tahun yang lalu. Dan ia menemukan Jack.
Tapi lagi-lagi ia tidak mendapatkan apapun. Justru dia mengalami jalan buntu. Dari keterangan yang Jack berikan, Jack, Thomas dan yang lainnya hanya berandalan yang di sewa untuk menghabisi orang tuanya. Dan dari pengakuan Jack, mereka tidak lagi berhubungan dengan orang-orang yang sudah membayar mereka.
Namun walaupun begitu, ia merasa ada yang aneh. Dari segi penampilan, Thomas terlihat lebih modis daripada Jack. Pergaulan keduanya juga berbeda.
Thomas bisa bersenang-senang di salah satu bar besar di New York dan orang-orang yang bersama Thomas juga bukan orang sembarangan. Mereka dari keluarga kaya. Berbeda dengan Jack yang bersenang-senang dengan mafia rendahan.
"Apa aku melewatkan sesuatu? Aku rasa telah terjadi perselisihan antara mereka. Jika tidak, bagaimana mungkin nasib mereka berbeda? Sepertinya aku harus mencari tahu lebih dalam. Dan juga tentang perampokan bank 15 tahun lalu," gumam Edward. Dia beranjak dari duduknya dan berjalan masuk ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.
...----------------...
Hari menjelang siang, dan lokasi pembunuhan yang terjadi di pinggiran kota sudah penuhi oleh aparat kepolisian, awak media serta warga yang menyaksikan secara langsung evakuasi korban.
Polisi mendapat laporan dari warga sekitar jika ada mayat di rumah yang sudah lama kosong.
Awalnya warga curiga karena pintu rumah tersebut terbuka. Padahal rumah itu sudah lama di tinggalkan oleh pemiliknya dan di biarkan begitu saja. Karena penasaran, warga berbondong-bondong masuk ke rumah tersebut dan menemukan mayat pria yang terikat di kursi. Mereka segera menghubungi polisi dan saat ini penyidik tengah melakukan olah TKP.
"Sepertinya pelaku sangat hati-hati. Dia tidak meninggalkan jejak sama sekali," ujar Leo
Sang kapten hanya mengangguk paham dia menghubungi Alice dan yang lain untuk datang ke lokasi karena mayat yang mereka temukan sepertinya merupakan korban dari buronan yang mereka cari.
Dan tidak membutuhkan waktu yang lama, Alice dan tim nya sampai di lokasi kejadian. Mereka bekerja sama dengan polisi setempat dan melakukan pemeriksaan.
"Di lengan korban terdapat tato yang sama dengan korban sebelumnya. Ini sudah membuktikan jika pelaku adalah pria bertopeng hitam," seru Jerry
"Ya, kau benar. Bahkan dia tidak meninggalkan jejak sama sekali. Sama seperti sebelumnya, ia melakukannya dengan hati-hati," sahut Alice
"Apa identitas korban sudah di ketahui?" tanya Alice
"Sudah. Korban bernama Jack Imanuel. Kami juga sudah menghubungi keluarganya dan sekarang mereka dalam perjalanan ke rumah sakit," seru Leo
Alice mengangguk pelan. Korban sudah di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi. Dan kini para penyidik sedang memeriksa lokasi kejadian untuk mencari petunjuk. Namun nihil, mereka tidak menemukan apapun.
Padahal pelaku meninggalkan senjata yang digunakan untuk melakukan kejahatan. Namun sama sekali tidak aja sidik jari di sana. Dan lagi, sepertinya pria bertopeng ini benar-benar ahli karena dia bisa mengetahui letak arteri karotis di leher manusia, yang mana jika arteri itu di gores maka darah akan mengucur dengan deras dan dapat menyebabkan kematian.
Tidak semua pembunuh tahu tentang hal semacam itu. Kebanyakan mereka akan membunuh dengan menikam korban beberapa kali atau langsung menikam pada organ vital untuk mempercepat proses kematian korban.
"Kita kembali ke kantor dan cari tahu apa hubungan Jack dengan Thomas? Apakah mereka bergabung dalam satu geng atau organisasi tertentu atau tidak," perintah Alice
"Baik."
Berita penemuan mayat di rumah kosong, di daerah pinggiran kota telah menyebar di dunia maya. Semua stasiun televisi menyiarkan secara langsung proses evakuasi korban.
Semua orang yang menyaksikannya merasa was-was karena pelaku masih belum di ketahui. Mereka hanya menduga jika pelaku adalah pria bertopeng hitam yang saat ini masih buron.
Begitu juga dengan seorang pria yang saat ini menyaksikan berita tersebut di televisi miliknya. Tubuhnya bergetar hebat kala polisi menyebutkan identitas korban.
"Ti-tidak mungkin. Jack mati?" lirihnya tidak percaya. Dia mengusap wajahnya kasar. Dengan tangannya yang gemetar, ia meraih ponselnya dan menghubungi temannya.
Ia yakin jika ini bukan hal yang baik. Dan bisa saja ia adalah target selanjutnya.
Saat ia tahu Thomas mati, dia terkejut tapi dia masih bisa merasa tenang karena mungkin Thomas terlibat sesuatu yang mengancam nyawanya. Karena bagaimanapun juga Thomas bergabung dengan organisasi yang cukup terkenal di dunia bawah. Jadi, tidak heran jika Thomas mempunyai banyak musuh.
Tapi setelah melihat berita siang ini, dia mulai berspekulasi jika Thomas di bunuh bukan karena musuhnya di dunia bawah.
"Ha-halo, kau sudah melihat berita di televisi?" tanya pria itu
"Ya, Jack di bunuh."
"Se-sepertinya kita target selanjutnya."
"Jangan bercanda. Itu tidak mungkin,"
"Coba kau pikir, pertama Thomas di bunuh dan sekarang Jack. Sudah lebih dari 15 tahun kita tidak pernah bersama. Thomas dan Jack bergabung dengan organisasi yang berbeda. Tapi mereka di temukan tewas dan kemungkinan pelakunya adalah orang yang sama. Satu-satunya tragedi yang menimbulkan dendam pada mereka adalah peristiwa 15 tahun yang lalu saat kita berempat menghabisi nyawa mantan anggota FBI. Jadi bisa saja ... "
"Jangan bicara sembarangan!! Itu semua hanya perkiraan mu saja. Belum tentu semua itu benar. Kita tidak tahu apakah mereka masih berhubungan atau tidak setelah peristiwa 15 tahun yang lalu. Jadi jangan asal mengambil kesimpulan," sela seseorang di seberang sana
"Tapi ... "
"Tetap tenang dan jangan melakukan hal yang mencurigakan. Jika kau takut, jangan keluar rumah. Aku akan ke sana dua hari lagi karena saat ini aku sedang sibuk. Apa kau mengerti?"
"Ba-baik."
"Good. Kalau begitu, aku tutup dulu teleponnya. Ingat pesanku baik-baik." Setelah mengatakan hal itu, pria di seberang sana memutuskan sambungan telepon begitu saja.
Namun tetap saja, pria itu terlihat ketakutan. Dia sangat yakin jika kematian kedua temannya berhubungan dengan peristiwa 15 tahun yang lalu karena itu satu-satunya kejahatan besar yang mereka lakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
Aku justru sdh bisa menebak kalo yg membunuh orang tua Edward adalah ayah dr pacarnya adik angkat Edward
2024-05-10
1