Seorang pria terlihat gelisah dalam tidurnya. Dia menggelengkan kepala dengan mata tertutup. Keringat menetes di pelipis nya dan mulut nya bergumam tidak jelas.
"Tidak!!! Mom!!! Jangan!!"
"Argh ... " pria itu terbangun dengan nafas yang terengah-engah. Dia mengatur nafasnya dan mengusap wajahnya kasar. "Mimpi itu lagi," gumamnya. Dia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 5 pagi. Itu menunjukkan jika ia baru tidur kurang lebih 3 jam. Pria itu memutuskan untuk bangun. Dia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di bawah shower, pria itu terlihat menunduk dengan kedua tangan yang menopang didinding. Sesekali dia mengusap rambutnya kebelakang dan mendongak keatas, membiarkan air membasahi tubuhnya.
Setelah menyelesaikan ritual mandinya, ia memakai baju dan pergi ke dapur untuk membuat secangkir kopi. Dia membawa kopi tersebut ke balkon dan menikmati pagi hari. Rasanya sangat menenangkan. Berbeda dengan malam-malam yang selalu ia lewati saat ia terlelap.
"Sampai kapan mimpi-mimpi mengerikan itu akan membayangiku? Seolah mimpi itu mengingatkan diriku akan dendamku," gumam pria itu. Dia sedikit mendongak dan melihat matahari mulai terbit. Cahayanya menghangatkan tubuh dan semilir angin pagi memberinya kesejukan.
Tapi, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Dering ponsel menyadarkannya. Dia bergegas masuk dan mengangkat sambungan telepon tersebut.
"Halo,"
"Ada korban lagi," ucap seseorang di seberang sana
"Oke, aku segera kesana." Pria itu mematikan sambungan teleponnya dan bergegas kembali ke kamar. Dia memakai jaket dengan tulisan FBI di bagian belakang. Tidak lupa ia membawa senjatanya dan kemudian bergegas ke TKP.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, pria itu sampai di lokasi. Banyak warga sekitar yang berkumpul untuk menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kau sudah datang Ed," sapa Alice
"Seperti yang kau lihat." Edward menatap pria yang tergeletak bersimbah darah. "Apa yang terjadi?" tanya Edward
"Kami baru menyelidikinya. Tapi melihat kondisi korban, sepertinya pelakunya orang yang sama dengan sebelumnya. Pelaku tidak meninggalkan jejak sama sekali," terang Alice
Edward hanya menganggukkan kepalanya. Dia jongkok di samping korban dan melihat bekas luka yang menyebabkan korban tewas.
"Seperti sebelumnya, korban meninggal akibat kehabisan darah," ucap Alice yang saat ini berdiri dibelakang Edward.
"Yeah, sepertinya begitu." ia berdiri dan meminta tim membawa korban untuk diotopsi.
"Apa identitas korban sudah diketahui?" tanya Edward
"Belum, kami masih menyelidikinya. Tapi melihat penampilan korban, sepertinya dia bukan orang yang baik," celetuk Alice
"Jangan menilai orang hanya dari penampilannya saja. Tidak semua orang yang berpenampilan wibawa itu adalah orang baik." ucapan Edward berhasil membuat Alice bungkam. Dia mengikuti Edward karena bagaimanapun pria itu adalah kapten di timnya. "Apa ada saksi?" tanya Edward lagi
Alice menggeleng dan berucap, "korban di perkirakan meninggal saat subuh tadi. Dan tidak ada saksi ataupun cctv yang merekam peristiwa itu karena mereka berada di sudut mati dan korban di temukan oleh pejalan kaki yang kebetulan lewat."
Edward menganggukkan kepalanya paham. Ini sudah terjadi untuk kesekian kalinya dimana terjadi pembunuhan dengan cara yang sama yaitu pelaku menggores leher korban di bagian arteri karotis. Darah akan mengucur deras dan dalam hitungan menit, korban akan mati kehabisan darah.
Setelah korban di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi, Edward dan tim kembali ke markas. Mereka akan membahas pembunuhan yang terjadi beberapa hari ini.
Dan di sinilah kini sekarang mereka berada. Di ruang rapat yang di hadiri oleh tim Alpha yang dipimpin oleh Andrew.
"Pembunuhan ini sudah terjadi sebanyak empat kali dan kita belum juga menemukan petunjuk siapa pelakunya. Kita hanya bisa menebak jika pelaku dari keempat kasus ini adalah orang yang sama. Tapi itu hanya kemungkinan."
"Sekarang kita kumpulkan semua petunjuk yang kita dapatkan. Mulai dari kasus yang pertama." Andrew meminta Alice untuk membagikan berkas tentang kasus pertama.
"Korban adalah seorang preman. Dia sering melakukan kejahatan. Dan dia ditemukan tewas dengan luka di lehernya. Tidak ada petunjuk lain karena pelaku tidak meninggalkan jejak. Sama seperti kasus-kasus berikutnya." mendengar hal itu, Alice kembali membagikan berkas untuk kasus kedua dan seterusnya.
"Didepan kalian adalah 3 kasus yang sama. Pelaku melukai korban dengan menyayat lehernya. Dan korban juga mempunyai catatan kriminal. Dan untuk kasus yang saat ini terjadi, kemungkinan juga sama dengan sebelumnya. Jadi, bagaimana menurut kalian?"
Semua anggota tim Alpha nampak terdiam. Mereka berfikir keras untuk memecahkan kasus tersebut dan mencari pelakunya. Namun tidak ada petunjuk sama sekali. Seolah di pelaku adalah orang yang ahli.
"Korban mempunyai catatan kriminal. Apa mungkin pelaku memburu orang yang mempunyai tindak kriminal? Maksud ku seperti menumpas kejahatan," seru Jerry
"Walaupun begitu, tidak di benarkan membunuh seseorang. Kita tidak tahu apa alasan pelaku membunuh korbannya. Seperti yang kau katakan atau untuk balas dendam," sahut Edward
Semua mengangguk membenarkan, sampai Thomas masuk ke ruang rapat dengan tergesa-gesa yang membuat semua orang terkejut, "kapten, kami menemukan petunjuk baru. Ada yang melihat korban di ikuti oleh orang yang mencurigakan. Dia memakai topeng berwarna hitam. Dan kami juga sudah memeriksa cctv di jalan agak jauh dari TKP. Dan ternyata benar, korban di ikuti oleh orang bertopeng itu," seru Thomas
"Pria bertopeng hitam?"
"Benar kapten." Thomas memberikan salinan rekaman cctv yang ia dapatkan pada Alice. Kemudian, Alice menyambungkan video tersebut dengan proyektor hingga semua orang bisa melihatnya.
Dalam video tersebut, korban terlihat berjalan sempoyongan. Di duga, korban tengah mabuk. Dan tidak berapa lama kemudian, seseorang memakai mantel panjang dengan wajah yang tertutup topeng serta topi, terlihat berjalan kearah yang sama dengan korban. Setelah itu tidak ada lagi yang melewati jalan itu sampai pagi, seorang pejalan kaki melewati jalan tersebut dan menemukan korban sudah tewas.
"Sepertinya memang dia pelakunya. Dilihat dari postur tubuhnya, dia adalah seorang pria," seru Andrew
"Baiklah, kita sudah menemukan petunjuk. Sekarang kita bagi tugas untuk menangkap pelaku. Jangan sampai ada korban berikutnya. Dan selidiki, apakah para korban mempunyai hubungan atau tidak."
"BAIK KAPTEN."
"Ingat, kita harus segera memecahkan kasus ini. Jangan sampai pihak lain mendahului kita. Setidaknya, ini demi nama baik FBI. Apa kalian mengerti?" seru Andrew
"MENGERTI KAPTEN," jawab mereka serempak.
"Good. Sekarang kita susun strategi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
✏️Pena Kosong
FBI. /Determined//Determined//Determined//Determined/
2024-03-01
0