Di sebuah ruangan yang temaram dengan minim cahaya, seorang pria terlihat tidak sadarkan diri dengan posisi duduk di kursi dalam keadaan terikat. Ia mengerjapkan matanya dan perlahan menegakkan kepalanya melihat sekitarnya.
"Di-dimana aku?" pria itu hendak berdiri namun tubuhnya sulit di gerakkan. Dia menundukkan kepala dan baru menyadari jika tubuhnya terikat dengan kursi.
"Sial!! Siapa yang berani mengikatku?" geram pria itu
"HEI ... SIAPAPUN, LEPASKAN AKU!!" teriak pria itu. Dia mencoba melepaskan ikatan di tangannya namun sia-sia. Tali itu terikat dengan sangat erat.
"BRENGSEK!!" umpatnya
CTIK
Tiba-tiba lampu menyala, membuat pria itu menyipitkan matanya karena silau dari cahaya lampu. Dia mencoba melihat siapa yang saat ini berdiri di depannya.
"SIAPA KAU?" tanya pria itu.
"APA KAU BISU, HAH? LEPASKAN AKU, SIALAN!!" umpat pria itu. Namun sosok yang berdiri di depannya hanya diam saja. Dia perlahan mendekat dan menyeret kursi tepat di hadapan pria itu. Dengan wajah tenang di balik topeng, ia duduk di depan pria itu.
"Ka-kau ... " ucapan pria itu tercekat. Walaupun ia tidak tahu siapa sosok di depannya, tapi dia tahu jika pria bertopeng itu adalah buronan FBI sekaligus pelaku yang sudah membunuh rekannya.
"Kau mengenalku?" tanya pria bertopeng itu.
"A-apa maumu? Ke-kenapa kau menangkap ku?" tanyanya ketakutan. Ia merasa nyawanya terancam. Apalagi Thomas di habisi oleh pria bertopeng hitam di depannya ini. ia pikir Thomas melakukan kesalahan, itu sebabnya ia di bunuh. Ia sama sekali tidak berfikir jika pria bertopeng hitam itu juga mengincarnya. Itu sebabnya dia ikut bersenang-senang dengan teman-temannya tanpa memikirkan jika dirinya dalam bahaya.
"Tenang Jack!! Aku tidak akan menyakitimu asalkan kau menjawab pertanyaan ku," seru pria bertopeng itu. Dia memainkan pisau lipat di depan wajah Jack yang membuatnya menelan ludahnya kasar.
"Da-dari mana kau tahu namaku?"
"Ha ha ha ... Itu perkara mudah untuk ku, Jack. Tapi itu bukan hal yang penting." pria itu menekan pisau lipat di leher Jack dan kembali berkata, "15 tahun yang lalu, di pemukiman Brooklyn. Kau masih ingat?"
Deg
Jantung Jack berdetak kencang. Mana mungkin ia lupa? Peristiwa 15 tahun yang lalu di pemukiman Brooklyn, dimana dia, Thomas dan yang lain di beri tugas untuk menghabisi sebuah keluarga. Mereka membantai suami istri dan menghancurkan rumah tersebut rata dengan tanah.
"Kau ingat?" tanya pria itu lagi
Jack berusaha untuk tenang. Dia menelan ludahnya kasar dan berkata, "A-aku tidak tahu apa maksud mu."
"Tidak perlu mengelak Jack. Kau, Thomas dan teman-teman mu yang lain telah membunuh suami istri yang tinggal di sana. Bahkan kau juga menghancurkan rumah mereka," seru pria itu
Jack menelan ludahnya kasar. Kini dia tahu kenapa dia di sekap. Pria di depannya ini pasti ingin menghabisinya dan menggali informasi mengenai siapa yang sudah memerintahkan mereka untuk menghabisi keluarga itu. Tapi, memangnya siapa pria ini? Apa hubungannya dengan suami istri yang mereka bantai?
"Kenapa? Kau pasti penasaran siapa aku, bukan?" pria itu tersenyum sinis di balik topengnya dan kembali berkata, "Aku adalah anak dari suami istri yang kalian bunuh."
Deg
"Ti-tidak mungkin," lirih Jack
"Kau tidak percaya? Tapi itulah kenyataannya. Aku selamat karena Ibuku menyembunyikan ku di ruang bawah tanah. Dan sekarang aku datang untuk balas dendam. Jadi, lebih baik sekarang kau katakan yang sebenarnya. Siapa yang sudah memerintahkan mu untuk membunuh orang tuaku?" pria bertopeng itu kembali menekan pisau lipatnya di leher Jack hingga mengeluarkan darah.
"A-aku tidak tahu," seru Jack ketakutan
"Heh ... Ternyata kau sama saja dengan Thomas. Apa nyawa kalian tidak begitu berharga sampai-sampai kalian rela mati demi orang itu, hah?"
Jack hanya diam dengan ekspresi ketakutan. Dan hal itu membuat pria itu muak. Dia bersiap untuk menusuk leher Jack, tapi tiba-tiba ponsel Jack berbunyi. Pria itu mengambil ponsel tersebut dari saku Jack dan tersenyum sinis melihat nama kontak yang tertera di layar ponsel.
"My wife. Sepertinya kau sangat mencintai istrimu, ya," seru pria itu
"Ja-jangan!! A-aku mohon jangan." Jack terlihat panik. Dia terus memohon agar istrinya tidak terluka
"Karena kau tidak mau mengatakannya, maka aku akan bersenang-senang dengan istrimu sebentar. Bagaimana menurutmu?"
"TIDAK!! JANGAN LAKUKAN HAL ITU. AKU MOHON!!" teriak Jack
Pria itu tersenyum sinis. Dia mencondongkan tubuhnya dan berkata, "Jika kau ingin Keluarga mu selamat, maka katakan padaku siapa yang sudah memerintahkan kalian untuk menghabisi keluargaku?"
"Ba-baiklah, a-aku akan mengatakannya."
Pria bertopeng itu kembali duduk di hadapan Jack dengan terus memainkan pisau lipatnya. Sementara Jack terlihat mengatur nafasnya berulang kali. Ia menatap pria bertopeng itu dan berkata, "kau boleh percaya atau tidak, tapi aku dan Thomas sama sekali tidak tahu siapa yang memerintahkan kami untuk menghabisi keluarga mu."
"Aku dan Thomas adalah anggota mafia kelas rendah. Saat itu kami sedang berpesta. Tapi tiba-tiba ada sekelompok orang datang dan menawarkan uang yang banyak pada kami dengan syarat kami harus menghabisi seseorang."
"Karena tergiur oleh uang yang mereka berikan, kami menyetujuinya. Mereka memberi kami senjata yang sudah di pasang peredam dan membawa kami ke lokasi, tempat dimana orang yang harus kamu habisi tinggal. Dan semua terjadi seperti yang kau tahu. Ja-jadi jika kau bertanya siapa yang memerintahkan kami untuk menghabisi orang tua mu, a-aku tidak tahu."
Pria itu mengepalkan tangannya erat. Dia kembali menekan pisau lipatnya di leher Jack. "Jangan bohong Jack," ucapnya geram
"A-aku tidak berbohong. Aku berani bersumpah," ujar Jack ketakutan
"Lalu tato di lenganmu itu ... "
"I-ini tato geng kami. Ti-tidak ada hubungannya dengan mereka. Setelah kami selesai menjalankan misi, mereka memberi kami sejumlah uang sesuai kesepakatan. Dan mereka mengancam kami untuk tidak memberitahu siapapun atau nyawa kami taruhannya. Dan setelahnya, kami tidak pernah berhubungan dengan mereka lagi," terang Jack
Pria bertopeng itu berdiri dan berteriak dengan keras. Padahal tinggal sedikit lagi dia bisa mengetahui siapa dalang utama yang menginginkan nyawa kedua orang tuanya. Tapi ternyata semua sia-sia. Mereka bermain cantik sampai-sampai ia mendapatkan jalan buntu.
"A-aku tidak tahu hal ini ada hubungannya atau tidak. Tapi, saat aku membunuh ayahmu, aku baru sadar jika dia mantan FBI dan pagi itu dia masuk televisi karena berhasil menggagalkan perampokan di bank," seru Jack
Pria itu terdiam. Dia memang tahu jika saat itu ayahnya berhasil menggagalkan perampokan di Bank. Itu sebabnya ia bangga dengan ayahnya. Tapi ia sama sekali tidak berfikir jika hal itu mungkin saling berkaitan.
"A-aku sudah mengatakan apa yang aku ketahui. Jadi, tolong lepaskan aku!!" pinta Jack
"Melepaskanmu? Bagaimana mungkin aku melepaskan orang yang sudah membunuh kedua orang tua ku begitu saja," seringai pria itu. Dia mengarahkan pisaunya di leher Jack dan menekannya pelan.
"Ja-jangan bunuh aku. A-aku bersalah. Aku minta maaf. A-aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi," seru Jack ketakutan
"Kau tahu, hanya orang mati yang tidak akan melakukan kesalahan yang sama." pria itu menyayat leher Jack sehingga darahnya mengucur deras. Dia menatap Jack yang terus meronta hingga tidak berapa lama, Jack mati karena kehabisan darah.
Pria itu melepas topengnya begitu saja. Terlihat wajah tampan dengan mata tajam yang menatap mayat Jack. "Sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskan orang yang sudah membunuh kedua orang tua ku,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
berarti si topeng hitam ini mungkin Edward🤔
2024-05-10
1