Bab 5 Mimpi Buruk Lagi

Edward menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Dia melihat pergelangan tangannya dan menghela nafas panjang. Seperti yang ia duga jika ibunya mengetahui sesuatu. Tapi dia memilih untuk diam. Dia tidak mau keluarganya terluka karena dirinya. Itu sebabnya, ia memilih tinggal di apartemen.

"Masih ada waktu untuk istirahat," gumamnya setelah melihat jam di dinding kamarnya. Dia mulai memejamkan matanya dan tidak lama kemudian, terdengar dengkuran halus dari mulutnya.

Namun hal itu tidak berlangsung lama. Lagi-lagi kilasan masa lalu muncul dalam mimpinya. Dia terlihat gelisah. Dia menggelengkan kepalanya dengan keringat mulai menetes di pelipisnya, nafasnya memburu dan tak berapa lama, dia terbangun dengan nafas yang terengah-engah.

Edward mulai mengatur nafasnya perlahan dan melirik ke arah jam dinding. Baru dua jam ia memejamkan matanya.

"Astaga, sampai kapan aku seperti ini?" Edward membaringkan kembali tubuhnya dan menghela nafas panjang. Lagi-lagi mimpi buruk menghantuinya. Itu sebabnya dia enggan untuk memejamkan matanya. Bahkan di saat ia sangat lelah, peristiwa tragis yang sudah merenggut nyawa kedua orang tuanya kembali muncul dalam mimpinya.

"Maafkan aku mom, dad. Aku belum bisa membalas mereka. Tapi aku berjanji, aku pasti akan membuat mereka membayar semuanya." tangan Edward mengepal erat. Dia tidak akan pernah lupa bagaimana ibunya mati di depan matanya dan orang-orang itu, orang-orang yang sudah merenggut kebahagiaannya. Dia tidak akan pernah melupakan nya.

Itu sebabnya ia masuk menjadi anggota FBI, selain karena ingin meneruskan perjuangan orang tuanya, ia juga ingin menyelidiki kematian kedua orang tuanya. Tapi tidak ada petunjuk apapun dari hasil penyelidikan saat kasus itu terjadi.

Semua hanya berspekulasi jika pelaku adalah orang yang mempunyai dendam pada kedua orang tuanya. Tapi siapa?? Selama ini kasus besar yang orang tuanya hadapi hanya mafia di gembong narkoba, John Wilson. Dan pria itu sudah tewas di tangan ayahnya.

Ia juga sudah menyelidiki jika John tidak mempunyai keluarga ataupun keturunan. Jadi sudah dipastikan orang membunuh kedua orang tuanya bukan orang yang dendam karena kematian John.

Jika begitu, lalu siapa mereka?

"Satu-satunya petunjuk yang aku punya hanya suara dan tato di lengan pelaku. Itupun aku lupa tato apa yang ada di lengan pelaku. Andai ada petunjuk lain?" Edward menghela nafas panjang dan memilih membersihkan diri. Hari ini dia masuk siang, jadi setelah sarapan dia ingin mengunjungi pria yang menjadi korban penusukan semalam. Dia penasaran apa yang terjadi? Lagipula, dia adalah saksi sekaligus penegak hukum, yang artinya dia juga berkewajiban untuk menangkap si pelaku.

Selesai membersihkan diri, Edward memakai baju dan jaket kebanggaannya. Tidak lupa senjata api yang selalu ia bawa. Dia keluar dari kamar dan melihat semua anggota keluarga Simon sudah duduk di ruang makan.

"Pagi mom, dad," sapa Edward

"Pagi sayang," sahut Clara

"Kau mau pergi bertugas? Aku dengar kau baru datang," seru Samuel, suami Clara

"Iya dad. Semalam ada kasus percobaan pembunuhan. Dan kebetulan aku adalah saksi. Jadi hari ini aku akan pergi ke kantor polisi untuk kembali memberikan keterangan sekaligus aku mau menjenguk korban," terang Edward

"Wah ... Kau sangat sibuk ya. Tapi jangan sampai kau mengabaikan kesehatan mu," seru Samuel

"Iya dad." Edward melirik kearah kursi yang kosong di sampingnya dan bertanya, "dimana Catherine?"

Samuel menghela nafas panjang, sementara Clara terlihat biasa saja. Hal itu membuat Edward mengerutkan keningnya heran. "Ada apa dad?" tanyanya

"Catherine pindah ke apartemen karena bertengkar dengan mommy mu," celetuk Samuel sambil melirik Clara yang seolah tidak merasa bersalah.

"Kenapa bisa begitu? Memangnya apa yang terjadi?" tanya Edward

"Adikmu menjalin hubungan dengan pria yang tidak baik. Makanya mommy menentang hubungan mereka. Tapi dia malah marah dan pergi begitu saja," gerutu Clara

Samuel hanya menggelengkan kepalanya pelan. Mau berkata seperti apapun hal itu tidak akan mengubah pandangan Clara pada kekasih Catherine. Bagaimanapun Clara adalah mantan anggota FBI. Instingnya yang kuat sebagai penegak hukum tidak bisa di ragukan. Tapi, mereka sudah menyelidiki jika kekasih putri mereka berasal dari keluarga baik-baik. Tapi tetap saja, Clara tidak menyetujui hubungan mereka.

"Tenang saja mom, dad. Nanti aku akan mencoba berbicara dengan Catherine," seru Edward

"Yah, kau memang harus melakukannya. Bagaimanapun dia adalah adikmu. Tapi kau selalu sibuk dengan kasus-kasus mu," gerutu Samuel

"Tenang saja, aku sudah memberitahunya semalam siapa pelakunya. Iyakan Ed?" Clara tersenyum penuh arti menatap Edward. Tapi pria itu hanya diam tanpa merespon.

"Yeah, kau memang hebat sayang," timpal Samuel

Edward menyelesaikan makannya, baru setelahnya ia berpamitan pada kedua orang tuanya untuk berangkat bertugas.

Sementara itu di rumah sakit, terlihat seorang pria yang mencurigakan. Dia berjalan pelan dan melihat dua orang polisi berjaga di depan kamar pasien.

Pria itu mengumpat dalam hati. Dia berbalik untuk memikirkan cara agar bisa masuk ke kamar pasien tersebut. Sampai ia melihat seorang perawat pria masuk ke toilet. Pria itu menyeringai dan mengikuti perawat tersebut.

Tidak lama setelahnya, pria itu keluar dari toilet dengan menggunakan seragam perawat pria yang saat ini tergeletak tidak sadarkan diri di bilik toilet. Dia memakai masker dan kembali ke kamar pasien yang di jaga oleh anggota kepolisian.

"Permisi pak, saya mau memeriksa pasien," seru si pria

"Silahkan!!" polisi tersebut membukakan pintu untuk pria yang menyamar itu dan menutup pintunya kembali.

 Pria itu menyeringai. Dia menyuntikkan sesuatu di botol infus dan tersenyum sinis. "Good bye," ucapnya. Dia kembali memakai maskernya dan keluar dari kamar tersebut tanpa mengatakan apapun pada anggota polisi yang berjaga.

Tapi tidak lama setelahnya, ada dokter yang di temani seorang suster, datang ke kamar pasien. "Permisi pak, saya mau memeriksa pasien," seru si dokter

Kedua polisi itu mengerutkan keningnya dan berkata, "tapi baru saja ada perawat yang memeriksanya."

Sang dokter mengerutkan keningnya. Jelas-jelas dia di tugaskan untuk memeriksa pasien tapi kenapa polisi mengatakan jika pasien sudah diperiksa oleh perawat?

Melihat ekspresi wajah dokter yang terlihat bingung membuat kedua polisi tersebut bergegas masuk ke kamar pasien.

Mereka terkejut melihat tubuh pasien yang kejang-kejang. "Ke-kenapa bisa begini?"

Dokter segera memeriksa pasien. Tapi tidak lama kemudian tubuh pasien berhenti kejang, bersamaan dengan berhentinya detak jantung pasien.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!