Edward mengendarai motornya menuju kantor FBI. Sesampainya di sana, semua anggota yang melihat kedatangan nya lantas berdiri dan memberi hormat. Namun Edward seolah mengabaikan mereka dan bergegas ke ruang tempat penyimpanan dokumen penting tentang penyelidikan kasus-kasus yang terjadi.
"Tolong kau buka pintunya!!" perintahnya pada Sherin, anggota FBI yang bertugas menjaga ruangan tersebut.
"Baik kapten." Sherin mengambil kunci dan membuka pintu ruangan tersebut. Dan saat Edward hendak masuk, ia berpesan pada Sherin untuk tidak mengijinkan siapapun masuk selama ia berada di dalam.
Walaupun Sherin merasa bingung, tapi dia tetap menjalankan perintah dari kaptennya tersebut. Ia kembali menutup pintu dan duduk di kursi, tempat ia berjaga.
Edward mulai mencari dokumen hasil penyelidikan perampok 15 tahun yang lalu serta kasus pembunuhan pelaku yang terjadi beberapa tahun setelahnya.
"Dimana dokumen itu berada?" Edward terus mencari. Ia membuka satu persatu dokumen yang tersimpan di lemari bertuliskan tanggal dan tahun tepat peristiwa itu terjadi. Hingga ia menemukannya. Tidak hanya laporan hasil penyelidikan, tapi ada flashdisk yang berisi rekaman cctv yang terjadi di lokasi kejadian.
"Akhirnya aku menemukan nya." Edward membawa berkas itu keluar dan mengatakan pada Sherin jika ia meminjam dokumen tersebut.
"Sher, aku akan membawa dokumen-dokumen ini. Jika aku sudah selesai memeriksanya, aku akan mengembalikannya," seru Edward
"Memangnya itu dokumen apa Mr? Apa ada hubungannya dengan pria bertopeng hitam yang saat ini menjadi buronan FBI?" tanya Sherin penasaran
Edward terdiam. Dia tidak mungkin mengatakan pada Sherin tentang apa yang tengah ia selidiki saat ini karena hal itu berhubungan dengan balas dendam nya.
"Ya, walaupun aku sedang tidak bertugas, tapi aku melihat jika polisi menemukan mayat yang kemungkinan pelakunya adalah pria bertopeng hitam. Dan kebetulan aku teringat sesuatu yang mungkin ada kaitannya dengan pelaku. Tapi ... " Edward mencondongkan tubuhnya sedikit dan kembali berkata, "Aku harap kau bisa menjaga rahasia ini. Jangan sampai orang lain tahu."
"Ke-kenapa memang nya Mr?" tanya Sherin
"Karena aku belum yakin. Nanti, jika aku menemukan bukti, aku pasti akan memberitahu yang lainnya."
"Baik Mr."
Edward tersenyum dan memasukkan dokumen-dokumen yang ia dapatkan kedalam tas. Dia akan memeriksanya nanti di rumah. Dan semoga saja ia menemukan petunjuk yang berhubungan dengan pembantaian keluarganya.
Walaupun ia ragu jika kasus perampokan 15 tahun yang lalu berhubungan dengan kematian kedua orang tuanya, tapi tidak ada salahnya ia menyelidikinya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Edward sampai di rumah. Dia segera mengeluarkan dokumen yang ia dapatkan dan memeriksanya satu persatu.
Di dalam dokumen tersebut terdapat identitas pelaku dan juga keterangan hasil penyelidikan. Kemudian ia mencoba membuka file yang tersimpan di flashdisk, yang mana terdapat rekaman cctv yang di ambil di bar, tempat pelaku melepas tembakan secara asal.
Edward menatap serius rekaman tersebut di laptopnya. Pelaku terus melepas menembak hingga banyak pengunjung bar yang terkena tembakan. Tapi untungnya tidak ada korban meninggal.
Edward memutar video tersebut berulang kali, tapi tidak menemukan sesuatu yang bisa menjadi alasan untuk dendam pada ayahnya. Jika korban tembak ingin balas dendam, seharusnya mereka membalas pelaku. Tapi saat itu semua pelaku tertangkap. Dan malam harinya, keluarga nya di bantai. Apa iya, mereka menyalahkan ayahnya karena terluka? Tapi kenapa mereka sampai membunuh keluarganya?
Rasanya semua tidak masuk akal. Yang ia lihat saat pelaku membunuh ibunya, jelas jika pelaku mempunyai dendam yang teramat sangat. Jadi mungkin tanpa sepengetahuannya, ayahnya sudah melakukan kesalahan fatal.
"Ck ... Sial!!" umpat Edward. Dia membereskan dokumen-dokumen tersebut dan beralih pada kasus kematian para pelaku perampokan.
Dua hari setelah para pelaku keluar dari penjara, mereka di temukan tewas secara mengenaskan secara bersamaan.
Terdapat luka di dahi para pelaku yang menyebabkan mereka tewas. Tapi sayang pelakunya belum terungkap.
"Ini benar-benar aneh. Apa yang membunuh mereka adalah orang yang sama yang membunuh mommy dan daddy?" gumam Edward
"Jika itu benar, berarti memang peristiwa perampokan itu satu-satunya yang bisa menghubungkan semua ini. Tapi aku sudah memeriksanya berkali-kali dan tidak ada yang mencurigakan," ucapnya lagi. Dia menghela nafas panjang dan menyandarkan punggungnya sejenak. Lagi-lagi dia tidak menemukan petunjuk.Tidak, masih ada orang yang mungkin bisa memberinya sesuatu yang ia cari.
"Hari ini nyonya Emeralda, istri dari korban meninggal Jack Imanuel, datang ke kantor polisi untuk mengetahui perkembangan dari kasus kematian suaminya. Ia datang bersama pengacara dan juga detektif yang di kabarkan akan mengambil alih kasus tersebut. Berikut liputannya."
Edward menegakkan kepalanya kala mendengar siaran televisi yang menampilkan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan anggun, masuk ke kantor polisi di dampingi pengacara dan juga 3 pria yang di duga detektif yang akan mengusut kasus kematian suaminya. Entah apa yang ia lakukan, tapi cukup lama ia berada di dalam sana.
Dan setelah dua jam berada di kantor polisi, wanita itu keluar dan langsung di hadang oleh awak media. Mereka menanyakan perihal kedatangan wanita itu ke kantor polisi.
Dan dengan tegas, wanita itu mengatakan jika kedatangannya tersebut untuk meminta ijin pada polisi karena ia sudah menyewa detektif untuk mencari pelaku yang sudah membunuh suaminya.
"Siapapun kau yang sudah membunuh suamiku, aku tidak akan melepaskan mu. Akan aku kejar kau walaupun sampai ke ujung dunia sekalipun. Ingat itu!!"
Edward menyeringai mendengar ucapan Emeralda yang terdengar seperti tantangan untuknya. "Kau membuatku takut, nyonya. Tapi tenang saja. Aku tidak akan lari. Justru aku akan datang mengunjungi mu. Jadi, bersiaplah," seringai Edward
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments