Kesempatan

Tadi malam Ale, Keira dan Bima tidur bersama di dalam kamar Bima dan Ale. Keira berada di tengah-tengah Bima dan Ale. Namun entah bagaimana saat pagi-pagi Ale bangun Ale merasakan ada yang menindihnya dan ternyata Bima berada di belakangnya dan tengah memeluknya.

Ale mengangkat tangan Bima yang melingkar di perut Ale perlahan agar tidak membangunkan Bima namun apa yang terjadi Bima malah semakin mengeratkan pelukannya membuat Ale semakin bingung harus bagaimana. Setelah mengatur nafasnya Ale mencobanya lagi dan Lagi-lagi Bima kembali mengeratkan pelukannya.

"Mau kemana? Ini masih pagi." Ucap Bima dengan suara khas bangun tidurnya.

"Mau ke kamar mandi Mas. Udah mau subuh." Ale.

"Sebentar lagi. Azan saja belum terdengar." Bima.

Ale pun pasrah diam dalam pelukan Bima. Ale membenarkan selimut Keira yang sedikit melorot. Di pandanginya Keira dengan seksama. Banyak yang mengatakan jika Keira begitu mirip dengan Ale namun menurut Ale Keira adalah Bima versi perempuan. Tak ada sedikit pun yang terbuang.

Saat azan berkumandang Bima pun bangun perlahan kemudian di susul Ale yang juga bangun. Namun betapa terkejutnya Ale ketika Bima memberikan morning kiss padanya. Ale hanya diam mematung mendapatkan serangan mendadak tersebut membuat Bima gemas.

"Mulai biasakan ya. Mas akan berusaha memulainya. Kamu bantu Mas ya. Ingatkan jika Mas lalai." Bima.

"Hm.. Ya." Ale.

"Ayo kita mandi bersama." Ajak Bima.

"Hah! Eh, Mas mandi saja lebih dulu biar Ale siapkan pakaian Mas. Nanti Ale gantian." Jawab Ale gugup.

"Kita harus memangkas waktu agar tak ketinggalan subuh nya sayang." Bima.

Blush...

Entah mengapa mendengar kata sayang yang Bima ucapkan membuat rona merah di wajahnya begitu jelas.

"Ayo. Mas janji tidak akan melakukan nya sekarang." Bima.

"Hm.. Iya." Ale.

Nampaknya mengajak Ale mandi bersama adalah suatu kesalahan besar bagi Bima. Ternyata dirinya tak mampu menahan hasrat ketika Ale tanpa sehelai benang pun di hadapannya. Namun, Bima terlanjur berjanji tak akan melakukannya pagi ini dan mengingat ada Keira di tempat tidur. Tidak mungkin juga Bima melakukannya di kamar mandi untuk yang pertama kali membobol gawang Ale.

Ale tau jika Bima tergoda olehnya. Bagaimana tidak Ale selalu merawat tubuhnya begitu juga dengan asetnya yang paling berharga. Bima yang telah lama berpuasa pun tak kuasa menahannya. Padahal sebelumnya jika ada klien menggunakan pakaian seksi Bima tak tertarik sedikit pun. Yang ada Bima memandangnya jijik.

"Maaf Mas." Ucap Ale setelah mereka selesai solat.

"Maaf untuk apa sayang? Mas yang seharusnya meminta maaf padamu." Bima.

"Pasti Mas tersiksa kan saat mandi tadi?" Ale.

"Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu?" Bima.

"Maaf, Mas yang memaksa Ale." Ucap Ale tersipu.

"Iya sayang. Kamu percaya diri juga ya?" Goda Bima.

"Saya siapkan sarapan juga Mas." Ale.

"Biarkan saja Bibi yang melakukannya." Bima memeluk Ale dari belakang. Jadilah Ale berada di pangkuannya dengan masih menggunakan mukena.

"Tapi, malu sama Kak Sarah Mas." Ale.

"Biarkan saja." Bima.

Saat mereka tengah bermesraan tiba-tiba terdengar ocehan Keira dari atas tempat tidur. Keduanya langsung kompak melihat ke arah dimana Keira berada dan mereka berdua pun saling tersenyum ketika melihat Keira yang tengah mengoceh dan memainkan jari-jarinya.

Ale segera membuka mukenanya dan membereskan bekas mereka solat. Setelah itu Ale segera mendekati Keira setelah Bima yang lebih dulu menghampiri Keira.

"Selamat pagi putri cantik Daddy... Sudah bangun rupanya. Senang ya bobo sama Daddy sama Mommy?" Tanya Bima pada Keira.

Keira tergelak dan bergerak lincah membuat Bima merasa gemas. Apalagi bobot tubuh Keira yang begitu montok. Keira terlahir dengan berat badan yang pas 2500 gram karena Ayu tak mau dirinya gemuk saat hamil Keira. Dan sekarang dalam pengasuhan Ale Keira begitu montok hingga kini berat badannya hampir mencapai 5kg.

"Selamat pagi sayang?" Sapa Ale di samping kiri Keira.

"Mamaamamama..." Oceh Keira.

"Aduuuh... Gemes nya. Kok sama Daddy ga jawab sih sama Mommy langsung jawab Mommy." Bima.

Lagi-lagi Keira tergelak. Dengan cekatan Ale mengganti popok Keira sebelum mereka keluar dari kamar. Karena hari ini minggu membuat semua penghuni rumah yang ada sedikit bersantai tidak ada yang terburu-buru. Selesai mengganti popok Keira Bima menggendongnya dan membawanya keluar.

Ale menyusulnya dari belakang. Ale berencana akan membantu Bibi membuat sarapan namun ternyata dirinya terlambat Bibi sudah menyelesaikan semuanya. Akhirnya Ale pun hanya membuatkan kopi untuk Bima dan membawanya ke taman belakang bergabung dengan Opa Faris, Oma Winda dan Ayah Rehan.

Sementara Bunda Sarah tengah memandikan Kelen karena Dina terserang demam karena overthinking dengan kejadian kemarin. Pagi tadi Arif sudah membawanya ke rumah sakit dan Dina menolak di rawat sehingga Arif kembali membawa Dina pulang ke rumah Opa Faris.

Walaupun Arif dan Nayla merupakan cucu sambung namun rasa sayang Opa Faris dan Oma Winda selalu sama terhadap cucu-cucu nya. Itu sebabnya Arif dan Nayla selalu merasa nyaman berada di rumah Opa Faris.

"Aduh-aduh seger banget nih cucu Oma. Udah bangun ya. Enak bobo sama Daddy sama Mommy?" Tanya Oma Winda.

Keira hanya tergelak. Kakinya di goyang-goyangkan dengan kedua tangannya yang di angkat. Senyum nya begitu lebar membuat Semua gemas.

"Ale mana?" Tanya Opa Faris.

"Di dapur." Bima.

"Abang pernah gagal berumah tangga Bim. Kamu pasti tau bagaimana Kakak mu berjuang dulu. Dan sekedar untuk mengingatkan Ibu dari anak-anak Abang masih hidup hingga sekarang tapi kamu lihat Arif dan Nayla lebih nyaman berada di dekat Kak Sarah di bandingkan dengan ibunya sendiri." Ayah Rehan.

"Iya Bang. Bima hanya merasa takut saja jika Ale hanya akan memanfaatkan Bima seperti Ayu." Bima.

"Tidak semua wanita seperti itu Bim." Ayah Rehan.

"Iya Bang. Bima nyesel Bang. Kenapa Bima sadar setelah Bima menyakiti Ale." Ucap Bima.

Dan kalimat itu terdengar jelas oleh Ale yang akan memberikan kopi untuk Bima. Ale pun menghentikan langkahnya terlebih dahulu.

"Tidak ada kata terlambat asal kita bisa memperbaikinya dengan cepat walau luka itu akan selalu ada." Ayah Rehan.

"Penyesalan Bima tak akan bisa hilang Bang." Bima.

"Perbaiki lah selagi bisa Nak." Oma Winda.

"Ya Mom. Terima kasih kalian masih memberikan Bima kesempatan untuk memperbaikinya." Bima.

Ale berjalan mendekati Bima dan yang lainnya.

"Kopi nya Mas. Sini biar Keira sama Ale." Ale.

"Duduklah nak. Biar Ale sama Mami." Ucap Oma Winda mengambil alih Keira.

"Terima kasih sayang." Ucap Bima menyebut kata sayang untuk Ale di hadapan semuanya.

"Sama-sama Mas."

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

nah kan begitu adem,,,ga ada saling menyakiti dan tersakiti

2024-03-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!