Siapa?

Hampir satu minggu Dinda tak berkunjung ke rumah Oma nya karena Bima Ayah biologis dari Keira sudah pindah dan mereka pun memilih tinggal bersama Oma Winda dan Opa Faris. Opa Faris senang karena Bima akan dengan cepat membantunya ketika dirinya memerlukan bantuan di perusahaan.

Ale dan para sahabatnya tengah berdiskusi untuk persiapan ujian semester genap. Karena minggu depan sudah mulai ujian semester. Ale bisa bernafas lega karena saat ujian nanti Ibu Ida akan berada di rumah orang tuanya karena akan di adakan acara syukuran. Hanya Pak Rahmat dan Bu Ida yang akan pergi seperti biasa karena Bu Ida tak suka jika Ale ikut.

"Le, ujian besok gw nginep tempat lu ya. Biar gw bisa belajar." Tiwi.

"Boleh, asal lu bener belajar ya." Ale.

"Ish.. Bener lah." Tiwi.

"Jangan godain yayang gw ya Wi." Dinda.

"Ish... Mana ada." Tiwi.

"Tenang aja Din. Abang gw tinggal di asrama soalnya di sana ada polwan cantik." Ale.

"Astaga! Jahat banget lu." Dinda.

"Insaf Din insaf." April.

Gelak tawa pun pecah di antara mereka berempat. Setelah cukup lama mereka berkumpul di taman kampus mereka pun membubarkan barisan untuk pulang. Seperti biasa Ale akan pulang menggunakan angkutan umum walaupun ketiga sahabatnya menawarkan tumpangan untuk pulang Ale selalu menolaknya.

Dan seperti yang di rencanakan Tiwi benar-benar menginap di rumah Ale. Dan itu membuat Ale merasa senang karena ada teman berbicara. Tiwi pun membuktikan ucapannya jika dirinya pun belajar dengan sungguh-sungguh.

"Le, lu emang ga pernah ke tempat keluarga Ibu lu?" Tiwi.

"Ya pernah dong Wi. Tapi kan sekarang ujian masa iya gw bolos." Ale.

"Gw ga yakin Le." Tiwi.

"Aish... Udah deh. Semangat besok hari terakhir ujian. Berdo'a semoga ga ada remedial." Ale.

"Lu sih iya Le udah yakin pasti ga bakal lolos da ga ada remedial." Tiwi.

"Makanya belajar sungguh-sungguh Wi." Ale.

"Udah maksimal Le..." Tiwi.

Tiwi dan Ale pun tidur setelah belajar hingga larut. Pagi-pagi Alr menyiapkan sarapan seperti biasa untuk Tiwi tak ada kecanggungan sama sekali Ale melakukannya dengan santai. Di kampus setelah selesai mengerjakan soal ujian mereka Ale terlihat sedang menerima panggilan di ponselnya.

"Guys... Gw duluan ya." Pamit Ale.

"Eh, kenapa Le?" Tiwi.

"Ibu masuk rumah sakit." Ale.

"Astaga! Gw anter Le." Tiwi.

"Iya kita sama-sama ke sana Le." Dinda.

"Ga usah Din, Wi. Lu tau nyokap gw kaya apa kan?" Ale.

"Seenggaknya biar kita antar sampai depan rumah sakit Le." April.

"Huh... Iya Pril. Thanks ya Guys..." Ale.

Ale pun memasuki mobil Tiwi. Sementara April dan Dinda menggunakan mobil Dinda. Sampai di pelataran rumah sakit Ale benar-benar hanya turun sendiri. Ale menyapa April dan Dinda terlebih dahulu yang berada di belakang mobil Tiwi.

"Thanks Pril, Din. Gw masuk dulu ya." Ale.

"Iya Le. Klo ada apa-apa kabarin kita-kita ya." Dinda.

"Oke." Ale.

Ale pun berjalan menuju ruang perawatan Ibu Ida yang telah di beritahukan oleh Pak Rahmat sebelumnya. Terlihat beberapa teman Ardan di depan ruang perawatan Ibu Ida. Bisa di pastikan Ardan sedang berada di dalam dan dengan penuh drama Ibu Ida ingin di jaga oleh bapak-bapak polisi itu seperti sakitnya terdahulu.

Sampai di depan ruangan Bu Ida Ale hanya menganggukkan kepalanya menyapa bapak-bapak polisi tersebut kemudian Ale mengetuk pintu dan masuk. Terlihat Ardan sedang duduk di kursi dekat tempat tidur Bu Ida dan Pak Rahmat duduk di dekat kaki Bu Ida.

"Ibu kenapa?" Tanya Ale khawatir.

"Ish... Kamu seneng kan kalo Ibu sakit biar Ibu cepat mati." Ucap Bu Ida ketus.

"Ibu,,, anaknya khawatir kok malah ngomong yang nggak nggak sih." Pak Rahmat.

"Lagian ngapain Ayah kasih tau Ale." Ibu Ida.

"Lu balik aja sana. Udah ada banyak yang jaga Ibu. Ibu juga udah ga apa-apa." Ardan.

"Huh... Kamu juga kenapa sih Dan?" Pak Rahmat.

"Sudah Yah jangan ribut. Ale tidak apa-apa. Ale sudah lihat Ibu juga sekarang Ale pamit pulang dulu ya Yah. Ayah perlu sesuatu?" Ale.

"Ngga ada. Ardan bisa membelikannya. Ardan sudah bisa memenuhi kebutuhan kami. Tidak seperti kamu yang bisanya hanya menghabiskan uang kami." Ibu Ida.

"Ibu..." Lagi-lagi Pak Rahmat menegur.

"Apa sih Yah. Ya memang begitu kan." Ibu Ida.

"Ale pamit ya Yah." Ucap Ale tak ingin memperpanjang keributan.

Keluar dari ruang perawatan Bu Ida Ale masih bersikap tegar. Namun Ale tak menyapa para polisi seperti saat pertama datang Ale pergi begitu saja. Ale memilih duduk sendiri di kursi tunggu yang ada di lorong rumah sakit. Ale tak kuasa mengeluarkan sesak di dadanya.

"Alexa."

Ale mendongakkan kepalanya kemudian cepat-cepat menghapus sisa air mata di pipinya.

"Oma Winda, sedang apa Oma di sini?" Tanya Ale.

"Kamu sendiri sedang apa disini Nak?" Tanya balik Oma Winda tanpa menjawab pertanyaan Ale.

"Tidak apa-apa Oma. Ale baru jenguk yang sakit tadi." Ale.

"Kamu kenapa nangis?" Oma Winda.

"Hehehe... Ga apa-apa Oma hanya ikut bersedih saja." Ale.

"Kamu yakin?" Oma Winda.

"Yakin Oma. Oma sendiri mau kemana?" Ale.

"Keira di rawat Le. Dia demam sejak dua hari yang lalu dan demamnya ga turun‐turun." Oma Winda.

"Ya Allah... Kalo gitu boleh Ale jenguk Oma?" Tanya Ale khawatir.

"Boleh tentu saja sayang. Ayo, Oma juga mau ke ruangan Keira." Oma Winda.

Ale pun berjalan beriringan bersama Oma Winda menuju ruang perawatan Keira. Sampai di ruang perawatan Keira disana ada Opa Faris, Suster Yuli dan satu orang laki-laki yang Ale tidak kenali. Sebelum menyapa Keira Ale berpamitan ke toilet terlebih dahulu.

"Mami ketemu dimana dengan Ale?" Tanya Opa Faris berbinar.

"Siapa dia?" Bima.

Belum sempat Oma Winda menjawab Ale sudah keluar dari kamar mandi membuat semua hanya terdiam. Ale mencium punggung tangan Opa Faris sebelum mendekati Keira. Kemudian Ale melangkah mendekati Keira yang berada dalam gendongan Suster Yuli. Suster Yuli tersenyum dan Ale membalas senyumannya.

"Sayang,, kenapa? Ga mau mimik susu lagi ya?" Tanya Ale pada Keira yang sedang menatapnya.

Menyadari itu jika Ale yang datang Keira menegakkan badannya dan mengulurkan tangannya dengan lemas. Bima membulatkan matanya pasalnya sejak tadi dirinya membujuk Keira untuk di gendong Keira hanya diam tak memberi respon. Keira begitu anteng dalam gendongan Ale dan ajaibnya Keira mau meminum susunya.

"Siapa perempuan ini mengapa Keira mau di gendong oleh nya."

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

ibu Ida itu kenapa sih kasar bgt ngomong nya sama Alexa,,,, apa Alexa bukan anak kandung nya,,,
heran,,,ada ibu sekasar itu sama putri nya,,🤔🙄

2024-03-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!