Maaf

Oma Winda masih belum mau membuka suaranya pada Bima. Kekecewaannya begitu dalam karena telah menyakiti Ale menantunya di hadapan semua keluarga. Bima pun merenung di kamarnya memikirkan bagaimana caranya untuk meminta maaf pada Oma Winda. Sementara Ale setelah membersihkan dirinya dan juga Keira saat ini masih berada di kamar Keira bersama Diana dan Nayla.

Diana dan Nayla tak menanyakan apapun perihal kejadian tadi pada Ale karena mereka berdua tau bagaimana hancurnya Ale saat dirinya mendeklarasikan jika pernikahannya baik-baik saja namun Bima menghancurkan nya dengan sekejap melalui tamparannya. Keira seakan tau apa yang tengah di rasakan Mommy nya. Keira tak ingin lepas dari Ale bahkan Diana dan Nayla sudah membujuknya berkali-kali tetap Keira tak mau.

Tok... tok...

"Bim, Papi boleh masuk?" Tanya Opa Faris di balik pintu kamar Bima.

Opa Faris memilih untuk berbicara dengan putranya setelah dirinya lebih tenang.

"Masuk saja Pi." Ucap Bima tak beranjak dari duduknya di sofa.

Opa Faris berjalan mendekati Bima dan duduk di sampingnya. Terdengar Opa Faris menghela nafas panjang sebelum mengeluarkan suaranya.

"Nak, mungkin kami terutama Papi salah karena menutupi hal ini dari kalian anak-anak Papi."

Kemudian mengalirkan cerita masa lalu Oma Winda yang tak jauh dari cerita Ale. Hanya saja Oma Winda mendapatkan siksaan bukan dari Ibu melainkan dari Ayah beliau. Entah mengapa Ayah Oma Winda selalu saja menyiksanya sebagai anak tunggal bahkan bukan hanya dirinya melainkan sang ibu pun kerap mendapat perlakuan yang tak baik.

Opa Faris lah yang berhasil membuat hati Oma Winda terbuka jika tidak semua laki-laki berbuat kasar pada wanitanya. Namun kini kekecewaan dan rasa trauma nya muncul kembali ketika Putra kebanggaannya melakukan hal yang teramat dia benci sejak kecil.

Bima menangis dan bersujud di kaki Opa Faris meminta maaf atas perlakuannya yang kini telah menyakiti hati Mami nya sendiri. Bima begitu lepas kendali ketika melihat kening Keira terluka. Padahal dirinya tau tadi Ale tengah membuat susu untuk Keira bahkan entah kemana kini susu tersebut.

"Temui Mami dan minta maaflah." Ucap Opa Faris sebelum meninggalkan kamar Bima.

Sementara di dua kamar lain. Arif tengah menenangkan Dina yang merasa tak enak karena perlakuan Kelen pada Keira yang membuat situasi menjadi tegang di rumah Opa Faris. Apalagi sampai membuat Oma Winda di larikan ke rumah sakit. Dan Bunda Sarah sedih setelah mendengar cerita Opa Faris tentang masa lalu Oma Winda yang kerap mendapat perlakuan yang tak baik dari Ayah nya dulu.

"Sudah Bunda sayang. Kita perbaiki dari sekarang dan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga perasaan Mami ya. Kasian menantu kita yang terus di rundung rasa bersalah karena perlakuan cucu kita." Ayah Rehan.

"Astagfirullah. Maafkan Bunda Yah. Dimana Dina sekarang?" Tanya Bunda Sarah.

"Di kamar mereka." Ayah Rehan.

Ayah Rehan dan Bunda Sarah pun pergi menemui Dina dan Arif di kamarnya. Ayah Rehan membawa cucu nya keluar dari kamar tersebut meninggalkan Bunda Sarah, Arif dan Dina.

"Bunda." Panggil Dina lirih.

"Jangan menyalahkan diri kamu sendiri ya sayang. Semua di luar kendali kita. Tak ada yang tau mengenai trauma Mami selama ini. Jadi Bunda harap kamu tidak melakukan hal yang buruk dengan menyalahkan diri kita sendiri. Bunda yakin ada hikmah di balik kejadian ini." Jelas Bunda Sarah.

Opa Faris meminta mereka semua berkumpul untuk menikmati makan malam. Dan kali ini tak seperti biasanya Ale hanya mengambilkan makanan untuk dirinya sendiri tanpa mengambilkan makanan untuk Bima. Bima sempat ingin protes namun dirinya hanya diam dan mengambil makanannya sendiri.

Selesai makan malam yang penuh dengan ketegangan mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Kelen berada dalam pengawasan suster Yuli sementara Keira masih tak ingin lepas dari Ale. Bahkan Bima beberapa kali membujuk untuk menggendongnya pun Kelen tak mau.

"Hmm.. Pi, Mi. Ale minta maaf ya Pi, Mi. Mungkin Ale terlalu takut kehilangan kasih sayang yang kalian berikan terutama kasih sayang Mami yang Ale tidak pernah dapatkan dari Ibu. Ale minta maaf karena pernikahan Ale dan Mas Bima tidak seperti yang kalian inginkan Pi Mi." Ucap Ale tak ingin ada lagi kebohongan.

"Selama dua bulan yang kami jalani tak ada komunikasi selain perihal Keira. Tak ingin terlalu jauh Ale pasrahkan semuanya pada Mas Bima Pi Mi." Ucap Ale di akhir kalimatnya.

Walau sakit Ale harus mengatakannya. Bima menatapnya dalam. Bima tak menyangka jika Ale akan mengatakan yang sejujurnya pada keluarganya.

"Om..."

Belum sempat Diana melanjutkan ucapannya tangisan Keira memecahkan suasana. Keira seperti mengerti akan keadaan dan ucapan Ale sehingga dengan spontan Keira menangis dan menelusupkan wajahnya di dada Ale. Tangisan Keira kali ini membuat hati Bima terasa menyayat hatinya.

Grep

Bima memeluk Ale dan Keira bersamaan. Berharap Ale bisa memaafkan kekhilafannya. Tangis Oma Winda pun pecah dalam pelukan Opa Faris. Begitu juga dengan Bunda Sarah yang tak kuasa menahan harunya. Dina sudah menangis sejak tadi di pelukan Arif. Dinda dan Nayla saling berpelukan.

"Maafkan kekhilafan Mas Dek. Maaf." Ucap Bima mendaratkan kecupannya di puncak kepala Keira.

Bima melerai pelukannya menatap manik mata Ale. Ale pun melihat penyesalan di mata Bima. Bima mengecup kening Ale lama. Kemudian Bima menatap Keira yang masih terisak. Meminta maaf pada putri kecilnya.

"Maafkan Daddy sayang. Daddy tidak bermaksud menyakiti Mommy atau bahkan memisahkan kamu dan Mommy. Maafkan Daddy sayang." Ucap Bima memeluk Keira.

Tak ada penolakan dari Keira. Bayi berusia empat bulan itu menatap Ale seolah mencari jawaban dari apa yang di lakukan Daddy nya. Ale mengulas senyumannya dan sungguh ajaib. Keira berhenti menangis seolah mengerti arti dari senyuman Ale.

Setelah memeluk Ale dan Keira serta mendaratkan kecupannya di seluruh permukaan wajah Keira dan Ale yang meninggalkan rona merah di wajah Ale karena ini kali pertamanya Ale mendapatkan hal manis dari Bima. Bima beranjak menuju Papi dan Mami nya.

"Bima mohon ampun Mi. Bima berjanji Bima tak akan melakukan hal bodoh seperti itu lagi pada keluarga Bima. Bima khilaf Mi." Ucap Bima bersujud di kaki Oma Winda.

"Bangunlah nak. Mami harap kamu bisa lebih dewasa dalam menyikapi segalanya. Kekecewaan mu pada Ayu tidak sepantasnya kamu limpahkan pada Keira dan Ale." Oma Winda.

"Iya Mi. Bima salah Mi. Maafkan Bima Mi." Bima.

"Sekali lagi kamu melakukan sesuatu yang menyakitkan Ale Papi pastikan kamu tidak akan pernah lagi bisa bertemu dengan Ale bahkan Keira." Opa Faris.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

wow keren opa Faris,, tegas to the points. dan bikin nyesek aja Thor 😭👍🏻😍

2024-03-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!