Meminta Ale

"Kenapa Le?" Tanya April saat bertemu di kantin kampus.

Hari ini tidak ada jadwal ujian seperti kemarin karena ujian telah usai hanya saja mereka tetap pergi ke kampus untuk bertemu.

"Ga apa-apa Pril." Ale.

"Jangan bohong Le. Kita udah temenan dari kapan. Lu ga bisa bohongin kita." April.

"Alexa,,, April... Loh Dinda mana?" Tanya Tiwi yang baru datang.

"Dinda anter Bunda nya dulu ke rumah sakit sekalian jenguk sepupunya." April.

"Owh! Eh, lu kemarin kan di rumah sakit Le ketemu sepupunya Dinda?" Tiwi.

"Ketemu Wi. Abis dari ruangan Ibu ketemu Oma makanya tau sepupu Dinda di rawat. Gw jenguk sebentar walau ga bawa apa-apa terus balik deh." Ale.

"Lu ga nemenin Ibu?" Tiwi.

"Emang gw pernah nemenin Ibu?" Tanya Ale balik.

"Astaga! Gw ga ngerti sama Ibu Lu Le. Kok bisa sih sama anak kandung sendiri begitu." Tiwi.

"Lu tanya Ibu aja gih." Ale.

"Ish... Ogah." Tiwi.

"Tapi Ibu ga apa-apa kan?" April.

Ale hanya menggelengkan kepalanya saja sebagai jawaban. Entah ngga tau atau ngga apa-apa. April dan Tiwi saling tatap kemudian mengalihkan topik lain. April mengerti sekarang kenapa Ale terlihat murung sejak tadi. Penyebabnya adalah Ibu Ida. April tau pasti Ibu Ida mengusirnya kemarin. April paham betul karena April lebih lama dekat dengan Ale sejak smp.

Sementara di rumah sakit Dinda di introgasi oleh Opa dan Oma nya. Karena mereka ingin menjodohkan Alexa dengan Bima. Bima Kesal karena kedua orang tuanya seenaknya menjodohkan dirinya dengan perempuan yang Bima tak kenal sama sekali bahkan usianya jauh lebih muda.

"Din, Ale itu udah punya pacar?" Oma Winda.

"Ngga ada Oma. Kenapa memangnya?" Dinda.

"Kalo Oma kenalin sama cowok Ale mau ga ya?" Oma Winda.

"Wah, Dinda ga tau Oma. Tapi selama Dinda temenan sama Ale dari sma Ale selalu ga mau tuh Oma di jodoh-jodohkan. Ada cowok jelas-jelas suka keren cakep aja Ale selalu menghindar." Dinda.

"Kenapa?" Kali ini Opa Faris yang penasaran.

"Katanya punya pacar itu cuma buang-buang waktu aja Opa. Kalo ada yang mau cari istri terus Ayah nya oke ya udah terima." Dinda.

"Loh, kalo cowoknya jelek terus bukan tipe Ale gimana Kak?" Bunda Sarah.

"Yang penting restu Ayah nya Katanya Bun. Kalo Ayah cocok Ale yakin pasti baik. Tapi kalo kedepannya ga baik ya berarti bukan jodoh itu kata Ale Bun." Dinda.

"Emang siapa yang mau Oma kenalin?" Tanya Dinda.

Oma Winda hanya tersenyum menjawab pertanyaan Dinda.

"Ish... Oma jangan sembarangan loh kasih cowok. Kasian Ale tuh." Dinda.

Ucapan Dinda membuat semua atensi menatap padanya tanpa terkecuali Bima. Di dalam ruang perawatan Keira hanya ada Dinda, Opa Faris, Oma Winda, Bima, Bunda Sarah dan Keira. Karena Suster Yuli diminta Oma Winda untuk beristirahat di rumah. Melihat semua reaksi orang di sana sama Dinda pun menghela nafas berat.

"Oma ga nanya kenapa Ale hanya butuh restu Ayah nya aja? Kenapa ga restu dari Ibu nya juga?" Dinda.

"Kenapa Dek?" Bunda Sarah.

"Ale tuh kaya ga di anggep Bun sama Ibu nya. Yang di banggain cuma abangnya aja yang di kepolisian itu loh Bun." Dinda.

Kemudian mengalirlah semua cerita mengenai Ale pada semuanya. Sudut hati Bima tersentil andai saja Ayu tidak meninggal mungkin nasib Keira akan sama hal nya dengan Ale.

"Dinda mau anter Opa ketemu Ayah nya Ale?" Opa Faris.

"Aduh,,, jangan Dinda deh Opa. Dinda ga berani ketemu Ibu nya Ale. Males Opa. Ucapannya kadang bikin kita emosi." Dinda.

"Ayah nya kerja dimana? Nanti biar Opa datengin." Opa Faris.

"Ibu nya Ale di rawat di ruang VIP Opa. Cari aja yang di depannya ada polisi nya." Dinda.

"Loh, kok ada polisinya?" Bunda Sarah.

"Ya gitu deh. Ibu Ida lebih senang di jaga polisi di luar dari pada keluarganya apalagi Ale." Dinda.

Sepanjang obrolan Bima tak mengeluarkan sepatah kata pun. Satu sisi nya juga senang karena Keira sudah di perbolehkan pulang. Walau demamnya terkadang masih ada namun hasil labnya baik tak ada yang perlu di khawatirkan. Kesimpulan Oma Winda jika Keira merindukan Ale.

Dinda pun berpamitan ke kampus untuk bertemu dengan para sahabatnya. Opa Faris berencana akan mengunjungi Pak Rahmat untuk menuturkan niatnya. Sementara Oma Winda dan Bunda Sarah beres-beres dan Bima mengurus administrasi.

Saat Opa Faris berjalan di lorong menuju ruang perawatan Ibu Ida. Opa Faris berpapasan dengan Pria dengan name tag Rahmat Hudaya. Dan Opa Faris yakin jika itu Rahmat yang di maksud cucunya Dinda.

"Maaf Pak, Bapak Ayah nya Alexa?" Tanya Opa Faris.

"Ah, iya benar? Bapak siapa ya?" Tanya Pak Rahmat menelisik.

"Maaf Pak bisa bicara sebentar? Oh, sebelumnya perkenalkan saya Faris Opa nya Dinda sahabat Ale." Opa Faris.

"Owh! salam kenal Pak. Mari Pak. Saya masih ada waktu sebelum kembali dinas." Pak Rahmat.

"Di sana saja Pak." Tunjuk Opa Faris pada bangku taman.

Mereka berdua pun berjalan bersama menuju bangku tersebut.

"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas waktunya Pak. Mungkin saya sangat lancang tapi saya tak ingin mengulur waktu. Saya berniat meminang Alexa untuk Putra bungsu saya. Hanya saja Putra saya tidak sendiri dia seorang single parent. Putrinya baru saja berusia 3 bulan di tinggal meninggal oleh Ibunya."

Terlihat Opa Faris menjeda ucapannya. Pak Rahmat tak menjeda sedikitpun ucapan Opa Faris. Kemudian mengalirlah cerita mengenai kehidupan Bima dan Ayu yang seorang model hingga tragedi meninggalnya Ayu bersama kekasihnya. Dan alasan mengapa Opa Faris menginginkan Ale menjadi menantunya.

"Huh... Saya mengerti keadaannya Pak. Saya juga kagum pada putri saya yang bisa menangani cucu bapak yang sebelumnya belum pernah sekali pun putri saya berinteraksi dengan anak kecil. Bahkan ini bayi. Saya terima niat baik Bapak. Tapi, semua keputusan ada pada putri saya." Pak Rahmat.

"Syukurlah jika Bapak menerimanya. Saya berharap semoga Ale bisa menerima Putra dan cucu saya Pak. Saya tunggu kabar baiknya Pak. Jika Ale bersedia saya akan segera membuatkan acara. Mungkin akadnya dulu baru resepsinya menyusul. Boleh Pak?" Tanya Opa Faris.

"Hahaha... Boleh boleh Pak. Saya akn bicarakan dengan Ale setelah itu saya mendapatkan jawaban dari Ale saya akan memberi kabar pada Anda." Pak Rahmat.

"Baiklah terima kasih Pak. Ini kartu nama saya Bapak bisa menghubungi saya jika sudah ada jawaban." Opa Faris.

"Baik Pak."

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

terima aja Lexa pinangan Bima,,, biar lepas dari ibu sombong mu itu,,,
dan buktikan kalo diri mu juga bisa di banggakan,,

2024-03-26

1

Sri Ayuu

Sri Ayuu

ceritain sangat menarik, tapi readers belum banyak, semangat selalu Thor, semoga semakin banyak readers nya 💪💪💪

2024-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!