SAH

Hari ini hari dimana Ale akan merubah statusnya menjadi seorang istri. Sejak kemarin Ale sudah berada di hotel begitu juga dengan semua keluarganya karena Oma Winda tidak ingin ada kendala apapun. Dan selama satu minggu itu pun tak ada komunikasi apapun di antara Ale dan Bima. Ale hanya berkomunikasi dengan WO dan Oma Winda saja.

Ale, April, Tiwi dan Dinda memilih tidur bersama sebelum Ale melepas lajangnya. Dinda yang merasa bersalah hanya mampu diam dan sesekali memeluk Ale. Ale merasakan dan tau apa yang tengah Dinda rasakan. Ale hanya menepuk punggung tangan Dinda sebagai jawaban jika semuanya baik-baik saja.

Karena April tengah berbadan dua maka ketiga sahabatnya selalu memperingati April untuk tidur lebih awal namun April tak ingin melewati kebersamaannya dengan ke tiga sahabatnya. Oleh karena itu, mereka pun membuat acara berempat sore hari agar April bisa mengikutinya.

Pagi sekali Ale sudah di make up oleh MUA ternama yang di pesan oleh Oma Winda. Bunda Sarah pun wara-wiri membantu Ale. Sementara Ibu Ida hanya sibuk sendiri saja tanpa perduli pada Putrinya bahkan tak ada raut kesedihan sedikitpun putrinya akan di pinang seorang pria. Sementara Pak Rahmat dan Ardan terlihat sibuk.

"Ale,,, Lu cantik banget... Aaaa.... Pantes Om Bima ketemu sekali langsung pengen nikahin lu." Teriak Tiwi.

"Astaga Prastiwi... Anak gw sawan denger lu teriak melulu." Ucap April mengusap perutnya yang sedikit menyembul.

"Hahahaa... Kena deh lu." Dinda.

"Ish... Anak lu masih di perut juga Pril." Tiwi.

Setelah semua siap Ale pun di minta keluar untuk bergabung bersama Bima. Dan wow semua mata terlihat mengagumi Ale si pengantin wanita yang begitu sempurna. Bahkan Bima pun diam-diam memuji kecantikan Ale yang nampak sempurna dimatanya. Setelah itu Bima pun saling berjabat tangan dengan Pak Rahmat untuk mengucapkan janji sucinya.

"Sah."

Kata tersebut menggema di gedung tempat acara akad di laksanakan dan kata itu juga yang mengubah status Ale menjadi seorang istri dan Ibu dari seorang putri. Ale menarik nafas dalam sebagai permulaan kehidupannya yang baru.

Ale mencium punggung tangan Bima dan Bima memegang kepala Ale dengan merapalkan do'a yang entah mengapa dirinya spontan merapalkan do'a tersebut yang niat awalnya dirinya tak akan melakukan apapun.

Semua rangkaian acara akad pernikahan pun telah usai dan semua tamu undangan telah kembali hanya menyisakan Ale dan Bima di hotel tersebut. Ale mencoba bersikap biasa saja walau detak jantung nya terus berpacu. Ale takut jika Bima meminta hak padanya sore ini juga. Rasanya Ale belum siap. Tapi jika memang harus seperti itu Ale pasrah.

"Kamu mandi dan istirahat saja. Saya akan ke ruangan kerja saya." Bima.

"Hm ya." Jawab Ale singkat.

Ale bisa bernafas lega ketika Bima keluar dari kamar mereka. Ale segera mandi setelah berhasil membuka semua aksesoris yang menempel di kepalanya. Sedikit kesulitan saat akan membuka pakaiannya namun akhirnya Ale bisa melakukannya.

Bima belum kembali padahal ini sudah waktunya jam makan malam. Ale bingung apa dirinya harus pergi makan sendiri atau bagaimana. Saat Ale tengah asik dengan lamunannya terdengar ketukan dari luar pintu Ale pun segera membukanya dan betapa terkejutnya saat Ale membuka pintu seorang pelayan membawa troli yang berisikan makanan.

"Maaf Nyonya saya membawakan pesanan anda dan Tuan." Ucap Pelayan tersebut.

"Ah, ya. Terima kasih. Biar saya yang membawanya ke dalam." Ucap Ale tanpa membiarkan pelayan itu masuk ke dalam kamarnya.

Setelah pelayan itu pergi barulah Ale masuk membawa troli tersebut. Beberapa menu begitu menggiurkan apalagi saat ini perutnya susah terasa lapar. Namun Ale tak bisa sembarangan memakannya pasalnya itu adalah pesanan Bima. Ale tak ingin di cap sebagai perempuan tak tau aturan. Ale hanya meminum air putih yang terdapat di kamar.

Hingga waktu menunjukkan pukul 11 malam tidak ada tanda-tanda kedatangan Bima. Ale pun sudah menahan lapar sejak tadi bahkan perutnya sudah terasa kembung karena terus minum untuk menahan laparnya. Hingga dirinya tertidur dengan keadaan perut kosong.

Pukul 1 dini hari Bima memasuki kamarnya dan melihat perempuan yang telah menjadi istrinya tengah meringkuk di atas tempat tidur. Bima berfikir jika Ale telah makan. Namun ada rasa curiga saat Bima melihat piring di troli masih dalam keadaan bersih. Tak ada satu pun piring kotor. Dan Bima pun menyadari jika semua makanan masih tampak utuh.

Bima pun segera membangunkan Ale untuk makan. Bima tak ingin Ale sakit dan merepotkan nya. Tak butuh waktu lama Bima membangunkan Ale karena Ale bukan tipe susah bangun.

"Hmm.. Mas. Sudah datang. Ada apa?" Tanya Ale polos.

"Kenapa kamu belum memakan makan malamnya?" Tanya Bima to the poin.

"Oh, Ale ga tau itu benar atau tidak makanan untuk kita. Jadi Ale tunggu Mas saja." Ale.

"Makanlah. Saya sudah makan. Saya sengaja memesankannya untuk kamu. Karena saya tak tau apa makanan yang kamu sukai jadi saya memesan beberapa menu." Jawab Bima tanpa rasa bersalah.

Ale menarik nafas dalam kemudian dirinya segera beranjak dna masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan bergosok gigi karena dirinya akan memakan makan malam yang sudah sangat terlambat mungkin bisa di katakan sarapan pagi yang kepagian.

Saat Ale membuka satu persatu tutup saji semua makanan sudah tercium bau tak sedap. Bukan hanya Ale bahkan Bima pun mencium aroma tersebut. Bima melirik sekilas apa yang akan di lakukan Ale dan Bima membolakan matanya ketika Ale berusaha mencicipi sedikit semua makanannya. Bima tak merespon dirinya hanya ingin melihat apa yang akan di lakukan istrinya.

Semua sudah tak layak dimakan. Bahkan nasi pun sebagian sudah mengering. Namun karena perutnya yang mulai terasa sakit Ale pun menyingkirkan nasi yang sudah kering dan memakan nasi bagian dalam yang masih bisa di makan walau rasanya sudah sangat lain.

Bima ingin melarang Ale makan namun hatinya masih belum terusik sama sekali bahkan Bima berpura-pura tertidur tanpa memperdulikan Ale sama sekali. Selesai memakan nasi beberapa suap Ale mendorong troli makananya ke dekat pintu keluar kemudian Ale mengeluarkannya karena aroma makanannya membuatnya kurang nyaman.

"Alhamdulillah..." Ucap Ale kemudian kembali ke kamar mandi untuk berkumur.

Ale duduk di sofa menatap ke arah tempat tidur. Ada rasa sedikit nyeri di dadanya melihat seorang laki-laki yang berstatus suaminya tengah tertidur dengan pulas di saat dirinya tengah kelaparan. Bahkan Ale merasa betapa dirinya begitu hina hingga harus memakan makanan basi demi mengganjal perutnya.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

kasihan Alexa,,, keluar dari kandang macan masuk dlm perangkap singa. sabar ya Lexa bikin Bima bucin pada mu💪😍

2024-03-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!