Terima Kasih

"Akhirnya kalian datang juga." Sambut Oma Winda.

"Kenapa Oma? Oma sudah terlambat?" Dinda.

"Tidak. Hanya saja Oma lega kalian bisa menemani Keira di rumah. Setidaknya Keira tidak sendiri." Oma Winda.

"Tentu saja Dinda akan datang Oma." Dinda.

"Hai Oma.. Apa kabar?" Ale.

"Alexa... Kabar baik cantik. Lama ga ketemu makin cantik aja kamu nak." Puji Oma Winda setiap kali bertemu dengan Ale tak pernah absen kata pujian untuknya.

"Oma bisa aja. Oma juga cantik loh..." Ale.

"Tentu tidak secantik kamu sayang... Makasih ya udah mau nemenin cucu-cucu Oma. Tapi sayang Oma harus pergi." Oma Winda.

"Iya Oma. Pergi aja ada Ale yang jadi wasit kalau-kalau Dinda berantem sama Keira." Canda Ale.

"Lu fikir gw berantem sama anak bayi." Dinda.

"Nah kan Oma. Belum apa-apa udah protes hahahaaa..." Ale.

"Kamu bisa saja menghibur Oma. Kalo begitu Oma pergi dulu ya. Jangan kemana-mana nanti Oma pulang bawakan makanan untuk kalian." Pamit Oma Winda.

Oma Winda pun pergi meninggalkan Ale dan Dinda yang akan bertugas menemani Keira bayi yang masih berusia 40 hari. Dinda pun tak habis fikir mengapa dirinya harus berada di kediaman Opa dan Omanya. Padahal di sana sudah ada suster dan beberapa maid.

Mereka berdua bersantai di ruang keluarga menikmati beberapa camilan dan minuman yang di sediakan Bibi sebagai teman nonton mereka berdua. Sedang asik menonton terdengar tangisan Keira dari atas. Sepertinya suster tengah berusaha menenangkan Keira dan memberinya susu namun Keira tetap menangis hingga suaranya terdengar begitu parau.

"Ada apa suster? Kenapa Keira terus menangis?" Tanya Dinda pada suster Yuli pengasuh Keira.

"Selalu seperti ini Nona jika Nona Keira menangis. Saya sudah berusaha menenangkannya dan memberikannya susu." Jelas suster Yuli.

"Apa mungkin popoknya basah sus?" Dinda.

"Baru saja saya ganti Non." Suster Yuli.

"Sini biar Dinda coba gendong Sus." Pinta Dinda mengambil alih Keira.

"Sssttt... Sayang sudah ya menangis nya. Nanti sakit tenggorokan nya sayang. Sudah ya. Jangan takut ada Kak Dinda di sini." Ucap Dinda berusaha menenangkan sepupunya.

Namun Nihil Keira tetap menangis bahkan terdengar begitu polusi menyayat hati. Suster dan beberapa maid hingga menitikan air matanya mendengar tangisan Keira.

"Kenapa Din?" Tanya Ale yang menyusul Dinda ke atas karena Dinda tak kunjung kembali dan suara tangisan Keira membuatnya penasaran apa yang terjadi dengan sepupu Dinda tersebut.

"Entahlah Le, Keira terus menangis dan menolak di berikan susu." Dinda.

"Mungkin dia masih kenyang. Atau popoknya basah." Ale.

"Semua udah di ganti Le. Tapi lu liat sendiri kan sepupu gw masih tetep nangis." Jelas Dinda.

Tanpa banyak bicara Ale mengambil alih Keira dalam gendongannya dan ajaib tangis Keira berhenti seketika. Ale menggoyangkan badannya seperti tengah mengayunkan Keira. Suster Yuli dan Dinda saling pandang tak percaya dengan apa yang mereka lihat begitupun dengan maid yang menyaksikannya.

Dinda segera mengambil ponselnya di dalam saku dan mengabadikan moment tak terduga. Kemudian Dinda segera mengirimkannya pada Oma Winda. Oma Winda meneteskan air mata harunya melihat cucunya begitu anteng dalam gendongan Ale.

Ale dengan santainya memberikan susu pada Keira dan Keira pun menghabiskannya dengan lahap. Setelah cukup lama Suster Yuli pun meminta Keira pada Ale karena terlihat Keira telah tertidur di pangkuan Ale.

"Nona Ale, biar saya pindahkan Nona." Pinta Suster Yuli pada Ale.

"Ah, ya silahkan suster." Jawab Ale.

Namun, baru saja tangan suster Yuli menempel pada badan Keira tangis Keira kembali pecah seolah tak ingin di pisahkan dari Ale.

"Sssttt... Sayang... Jangan nangis ya. Tidak suster hanya ingin membenarkan tidur Keira." Ucap Ale.

Keira pun kembali berhenti menangis. Dan Suster Yuli hanya diam terpaku dengan perlakuan Ale pada anak asuhnya.

"Biar Ale yang pindahkan ke kamar ya Sus." Ale.

"I iya Nona mari silahkan." Suster Yuli.

Ale dengan mudah memindahkan Keira di atas tempat tidurnya. Dengan menepuk sebentar padanya Keira pun kembali tertidur. Ale bangkit dan kembali ke depan menuju ruang keluarga.

"Thanks Le, akhirnya sepupu gw bisa tidur dengan nyenyak." Dinda.

"Tak masalah Din. Bukannya memang Oma menitipkan Keira pada kita." Ale.

Tak berselang Oma Winda datang dan langsung menghambur memeluk Alexa. Alexa yang terkejut hanya diam mematung. Dinda pun tersenyum mendekati Ale dan Oma Winda. Dinda mengusap punggung Oma Winda dan Ale. Setelah merasakan usapan Dinda barulah Ale membalas pelukan Oma Winda.

"Terima kasih Nak. Terima kasih. Keira bisa masuk susu dengan banyak dari tanganmu." Ucap Oma Winda tulus.

"Tidak perlu berterima kasih Oma. Ale ikhlas kok membantu Oma dan Dinda." Ale.

Grep...

Oma Winda kembali memeluk Ale. Dan kali ini Ale membalas pelukan Oma Winda.

"Ada apa ini? Kenapa kalian saling berpelukan?" Tanya Opa Faris memecahkan keharuan di antara Ale, Oma Winda dan Dinda.

"Mas,,, Mas harus tau. Cucu kita banyak minum susu dari tangan Ale. Bahkan Keira tidak rewel bersama Ale Mas." Lapor Oma Winda.

"Benarkah?" Tanya Opa Faris.

Dan mengalirlah cerita Dinda saat dirinya dan Ale menemani Keira. Bagaimana Keira begitu tenang dalam buaian Ale. Opa Faris pun memeluk Ale dan mendaratkan kecupannya di puncak kepala Ale.

"Terima kasih Nak." Ucap Opa Faris melerai pelukannya.

"Sama-sama Opa. Kalian tidak perlu berterima kasih pada Ale sebenarnya. Ale hanya melakukan apa yang Ale ingin lakukan saja. Ale bersyukur jika Keira bisa tenang dan minum banyak susu bersama Ale." Ale.

Opa Faris dan Oma Winda pun menyaksikan sendiri ketika terdengar tangisan Keira tak lama Suster Yuli datang membawa Keira ke bawah. Tangisan Keira terdengar sangat memilukan.

"Kenapa?" Tanya Oma Winda.

"Tadi tidak apa-apa Nyonya saat bangun tidur. Namun matanya seperti tengah memindahkan seluruh ruangan kamar terus bergerak. Sampai saja ajak bicara sambil mengganti bajunya masih diam. Kemudian matanya tak lepas menatap saya terus menangis kencang Nyonya." Jelas Suster Yuli.

"Berikan pada saya Sus." Pinta Ale.

Dan wow.... Keira terdiam menatap Ale. Manik matanya cerah hilang raut kesedihan di wajahnya. Saat Ale tersenyum padanya entah kebetulan atau memang bagaimana Keira membalas senyuman Ale. Oma Winda, Dinda dan Suster Yuli menutup mulut mereka tak percaya sedangkan Opa Faris benar-benar di buat kagum.

"Kenapa? Cari Kakak ya? Jangan nangis ya. Anak pinter ga boleh nangis ya. Kalo Kakak ga ada nanti ada suster Yuli dan Oma yang akan menemani Keira. Jangan buat semua jadi khawatir ya sayang. Setelah ini kita mimik susu ya. Keira harus anteng ya. Setelah Keira mimik Kakak pamit pulang dulu ya. Jangan rewel ya sayang. Kakak sayang Keira." Ale mengeluarkan petuahnya yang menurut sebagian orang akan percuma karena bayi tak akan mengerti apa yang kita bicarakan.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

debay nya dapet merasakan ketulusan hati Alexa,, wah bisa calon mama debay mah,,👍🏻😍

2024-03-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!