Janji

Hari ini seperti yang sudah di jadwalnya kemarin perkuliahan begitu padat sejak pagi. Pak Rahmat begitu mengkhawatirkan putrinya karena hingga sore hari Ale belum juga tiba di rumah. Biasanya Ale akan menyambut kedatangannya ketika pulang kerja. Ya Ale lah yang selalu menyambutnya bukan Bu Ida. Bu Ida akan sibuk dengan dunia nya.

"Bu, apa Ale ga bilang hari ini dia pergi kemana?" Tanya Pak Rahmat pada istrinya.

"Ngga Yah. Ayah ga percaya sama Ibu. Ale ga bilang apa-apa sama Ibu." Jawab Bu Ida.

"Bukan ga percaya Bu. Kali aja Ibu lupa." Pak Rahmat.

Tak lama terdengar suara pintu depan di buka dan munculah Ale dengan wajah yang lelah.

"Nah, tuh anaknya datang. Masih inget pulang?" Tanya Bu Ida pada Ale.

Ale hanya memutar matanya malas.

"Kamu dari mana nak?" Tanya Pak Rahmat ketika Ale mencium punggung tangannya.

"Dari kampus Yah. Tadi Ale chat Ibu terus ponsel Ale mati Yah." Lapor Ale.

"Tuh kan. Pasti Ibu yang lupa. Coba cek ponselnya." Pak Rahmat.

"Ngga ada Yah. Jangan macem-macem kamu Le. Kamu ga ada kirim pesan sama Ibu." Ibu Ida.

"Ada Bu. Ale bilang ada jelas tambahan sampe sore." Ale.

"Ga ada Le." Keukeuh Bu Ida.

"Ibu coba liat dulu." Pak Rahmat.

"Udah-udah belum terkirim mungkin Yah. Ale ke kamar dulu Yah Bu." Ucap Ale memutuskan perdebatan di antara Ibu dan Ayahnya.

"Makan dulu Le." Pak Rahmat.

"Udah Yah tadi bareng anak-anak." Ale.

"Mandi dulu jangan jorok Le." Ibu Ida.

"Iya Bu." Ale.

Keesokan harinya Bu Ida sudah teriak-teriak meminta Ale untuk ini dan itu. Pasalnya hari ini Ale tak ada perkuliahan begitu pun dengan Pak Rahmat yang ada di rumah jika weekend. Bu Ida tak akan membiarkan putrinya bermalas-malasan maka dari itu tugas demi tugas dia layangkan pada Ale.

Siang hari Ale baru saja menyelesaikan tugasnya kemudian Ale masuk kedalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya yang lelah hingga tanpa terasa Ale pun tertidur dengan lelap bahkan melupakan makan siang dan malamnya. Tengah malam Ale terbangun karena rasa laparnya.

Tak ada makanan Ale pun memutuskan membuat mie instan demi mengganjal rasa laparnya. Setelah menghabiskannya Ale pun kembali tidur.

"Le, hari ini ada kuliah?" Pak Rahmat.

"Ada Yah. Tapi cuma pagi aja." Ale.

"Jangan ngeluyur dulu langsung pulang." Ibu Ida.

"Kapan Ale ngeluyur Bu." Ale.

Ale pun pergi ke kampus menggunakan angkutan seperti biasa. Ale tak pernah mau membawa kendaraan sendiri walaupun Pak Rahmat sudah menawarkan sepeda motor pada Ale. Ale yang memiliki ilmu bela diri hingga sabuk hitam itu juga yang membuat Pak Rahmat sedikit lebih tenang walau rasa was-was selalu saja ada.

"Guys... Balik ini ke rumah Oma gw yuk. Oma ada arisan jadi gw di minta jagain sepupu gw." Dinda.

"Kenapa ga Kakak lu aja Din?" Tiwi.

"Sibuk dia." Dinda.

"Sibuk pacaran." Ale.

"Hahahaha.... Tau aja lu." Dinda.

"Gw ada janji sama nyokap Din." Tiwi.

"Gw Mas Eros libur Din. Sorry ya." April.

Semua mata memandang Ale menunggu jawaban Ale.

"Huh... Gw ada janji sama bantal guling gw Din. Mau melanjutkan cerita tadi malam." Ale.

"Alexa Rahmania..."

Teriak ketiga sahabatnya. Tawa mereka berempat pun membahana di dalam kelas. Untung saja dosen mereka belum datang. Tak ingin ada keributan lagi Ale pun mengirimkan pesan pada kedua orang tuanya jika dirinya akan pergi ke rumah Dinda sepulang kuliah nanti.

Jam perkuliahan pun selesai April pulang dengan Eros yang menjemputnya. Dinda pulang menggunakan mobilnya sedangkan Ale pergi bersama Dinda.

"Alexa..." Panggil Indra.

"Kenapa?" Tanya Ale membalikkan badannya.

"Balik bareng gw yuk." Ajak Indra.

"Sorry Ndra,,, Ale udah gw boking duluan." Jawab Dinda.

"Hus... Lu fikir gw apaan. Ntar di kira gw open BO lagi." Ale.

"Iya Din lu sembarangan aja." Indra.

"Terserah. Yang penting Ale mau pergi bareng gw ga bareng lu." Dinda.

"Bareng gw aja Le. Gw anter sampe rumah kok." Indra.

"Sorry Ndra gw udah janji pergi bareng Dinda." Ale.

"Yaah... Kali ini aja deh Le.." Mohon Indra.

"Udah sana ah. Maksa banget lu." Dinda.

"Gw ikut deh kalo gitu." Mohon Indra.

"Ngga ya Ndra. Sekali nggak tetep nggak. Lu ga malu ini acara cewek semua terus lu nongol cowok sendiri." Dinda.

Akhirnya Indra pun pasrah usahanya mendekati Ale gagal lagi. Indra meninju udara sebagai rasa kesalnya. Sementara Ale dan Dinda memasuki mobil Dinda dengan Ale di belakang kemudi.

"Le, Abang lu tuh." Tunjuk Dinda ketika ada barisan polisi tengah menggelar razia.

"Biarin aja." Ale.

"Pura-pura ga bawa SIM Le biar dia dateng." Dinda.

"Bukan dateng yang ada mobil lu di tahan." Ale.

"Ish... Lu mah." Dinda.

Setelah berhenti Ale membuka kaca mobil Dinda dan langsung memberikan SIM dan STNK mobil milik Dinda.

"Eh, Dek Ale. Ya udah silahkan Dek jalan lagi. Itu Abang Ardan sedang bertugas juga." Ucap Polisi yang bernamakan Wahyu pada seragam dinasnya.

"Terima kasih Bang. Salam dari Dinda untuk Bang Ardan ya." Dinda yang menyahut bukan Ale.

Karena seperti biasa Ale akan bersikap dingin pada polisi teman dari Abangnya. Karena menurutnya mereka hanya ingin mencari perhatian Ardan bukan tulus mendekati Ale.

"Baik Dek Dinda. Mari silahkan jalan kembali." Wahyu.

"Bye ... Bang Wahyu." Dinda.

"Genit banget sih lu." Ucap Ale setelah kembali melajukan mobil Dinda.

"Biarin dari pada lu kaya kulkas diem aja. Bisu Lu." Dinda.

"Ck... Ganjen." Ale.

Sementara di pinggir jalan setelah melakukan razia kendaraan para polisi beristirahat sejenak sebelum kembali ke kantor.

"Ijin Dan, dapet salam dari Dinda Dan." Lapor Wahyu yang mendapatkan amanat ucapan salam dari Dinda.

"Dinda?! Siapa Dinda?" Tanya Ardan.

"Siap tadi berdua dengan adik anda Dan." Wahyu.

Lantas Ardan tak menjawabnya lagi. Ardan langsung mengirimkan pesan pada sang Adik berupa ancaman kecil seorang Kakak.

"Apa-apaan lu pake kirim kirim salam segala sama Wahyu. Kecentilan lu."

Ale yang baru saja turun dari mobil Dinda segera membuka ponselnya begitu ada notifikasi pesan terdengar.

"Haish... Lu juga sih kecentilan." Ucap Ale mendengus.

"Apaan sih Le." Protes Dinda karena mendapatkan tatapan tajam dari Ale.

"Noh liat. Kan gw jadi yang salah." Ale.

"Aduh, Bang Ardan gemesin banget sih.. Boleh ga gigit dikit." Dinda.

Plak...

"Aw,,, sakit Le kejam banget lu sama Kakak ipar." Dinda.

"Gw do'ain semoga lu cepet insyaf Din." Ale.

"Jahat banget Lu." Dinda.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

kok ibunya Alexa pedas bgt ngomong nya sama anak sendiri 🤔🙄

2024-03-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!