Bab 19

Sementara dalam perjalanan, Yuna sama sekali tidak berisik dalam mobil, hal itu membuat Marvin merasa sedikit bosan.

"Kemana Yuna yang biasanya suka membahas hal-hal random?" tutur pria itu seolah ingin mencairkan suasana mereka.

Yuna hanya menoleh dan tersenyum, sama sekali tidak menanggapi Marvin. Marvin pun menghela nafas, sepertinya pria itu rindu akan sikap Yuna yang selalu saja membuatnya pening. Namun, sikapnya kini tidak ditunjukkan lagi terhadapnya.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di sebuah rumah sakit. Tampaknya itu adalah rumah sakit yang sama dengan rumah sakit yang kapan hari ia kunjungi bersama Yuri. Mata Yuna berkeliling memperhatikan sekitar.

"Ini adalah tempat ayahku di rawat," ujar pria 30 tahun itu.

"Oh, begitu," jawab Yuna sambil menganggukkan kepala. Awalnya ia tidak menyadari perkataan Marvin namun, beberapa detik kemudian ia tersadar.

"Apa?! Tempat ayahmu?" cetus Yuna yang kaget.

Marvin tidak menghiraukan nya dan langsung mengajak Yuna masuk, tidak lupa juga Marvin meraih tangan Yuna dan menuntunnya dari depan. Saat berjalan, Yuna tiba-tiba teringat kunjungan Marvin dan Yuri waktu itu,

'Ah... Berarti kakak kemarin ke sini untuk mengunjungi ayah Marvin, mungkin mereka akan direstui, tapi... Kenapa pria ini sengaja mengajakku? Bukan kah bisa langsung diperkenalkan sebagai adik istrinya saat mereka menikah?' gumam Yuna dalam hatinya sambil memandang Marvin dari belakang.

Mengingat Marvin mengajak kakaknya dahulu dari pada dirinya, itu membuatnya kesal dan langsung melepaskan tangannya dari genggaman tangan Marvin hingga membuat pria itu bertanya-tanya,

"Ada apa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu? Apa kau takut?" tanya pria itu yang khawatir.

"Tidak boleh bergandengan, ini rumah sakit," jawab Yuna.

"Hah?" Marvin merasa jawaban Yuna sedikit tidak masuk akal. Namun, ia tidak memaksa dan lanjut mengajaknya masuk ke ruangan sang ayah.

***

Beralih ke Leo dan Tiara yang saat ini sedang membicarakan sesuatu di kantin Universitas. Tiara terus menanyakan tentang pelajaran, hingga membuat Leo sedikit merasa kesal.

"Tiara, lain kali. Jika tidak paham pelajaran saya, bisa langsung kamu tanyakan saat hari itu juga. Hampir semua materi yang saya ajarkan kamu tanyakan sekarang," tegas Leo.

"Hmm, sebenarnya saya sungkan pak kalo saat itu saya tanya langsung, karena yang lainnya pada paham, masa saya sendiri yang bertanya. Pak Leo juga apa mau balik ngejelasinnya di depan semua anak-anak. Trus buat yang udah paham gak ya ngerasa jenuh, pak!" bantah Tiara kepada dosennya.

Leo menghela nafasnya dan tertawa kecil, ia tidak menyangka bahwa Tiara akan menjawabnya seunik itu. Dan jika dipikir-pikir perkataan Tiara memang ada benarnya.

"Namun Tiara, saya tidak bilang kamu harus bertanya di depan semua teman kelas kamu. Saya, hanya bilang tanyakan di hari itu juga, kamu paham maksud saya?" jelas Leo lalu meminum air mineral yang ia pesan.

"Itu berarti di luar jam pelajaran, saya boleh mengganggu bapak?" Tiara sedikit bersemangat.

"Selama di kampus, jangan di luar kampus!" ucap Leo.

Namun, pria itu juga menegaskan bahwa Tiara tidak boleh terus-menerus mengganggunya. Tiara harus mencoba memahami sendiri materi yang sudah diajarkan. Jika dibiarkan, maka tidak akan ada perkembangan dalam dirinya. Gadis berkacamata itu lalu mengiyakan titah sang dosen.

***

"Jadi ini adiknya Yuri, oh kamu sangat cantik, nak. Selama Yuri masih bagian dari keluarga kami, dia selalu saja menceritakan tentangmu, tetapi kami tidak pernah bertemu denganmu," ucap ayah Marvin yang senang bertemu dengan Yuna.

"Maaf, pak. Saat itu, saya berada di luar negeri dan sedang fokus bersekolah," jawab Yuna yang baru kali pertama berhadapan dengan ayah Marvin.

"Ayah, tujuanku kesini adalah untuk meminta restu dari mu," sela Marvin.

Perkataan Marvin membuat Yuna kaget. Begitu juga dengan sang ayah. Sang ayah lalu menatap putranya itu.

"Aku berniat menikahi Yuna!" tegas Marvin dengan percaya diri di hadapan ayahnya.

Pak Rio (nama ayah Marvin) tentu terkejut mendengar anaknya yang berniat menikahi adik dari mantan istrinya. Ia pun mengatakan bahwa ia akan merasa keberatan, apalagi ia sudah menebak bahwa putranya itu tidak akan mendapat restu dari keluarganya Yuna.

"Apa kau bilang? Bukannya kau berniat nikah dengan kakak?" Yuna sedikit merasa takut.

"Sudah ku katakan bukan? Ayahku tidak menyetujui kami menikah lagi." Marvin tiba-tiba mengeluarkan ekspresi sedih.

"Satu sisi, aku tidak ingin mencari wanita baru. Cukup wanita yang pernah benar-benar aku pahami. Sisi lain, ayah tidak mengizinkan aku menikah dengannya lagi," ucap Marvin.

"Lalu, kenapa kau memilihku?" Yuna masih tidak percaya.

"Terlalu sulit tuk menerima orang asing. Kau juga harus bertanggung jawab. Bukankah dulu bersikeras untuk mendapatkan hatiku? Lalu kenapa sekarang saat aku telah memberikan hatiku padamu kau seperti ini?" jelas Marvin.

Yuna dibuatnya terkejut lagi dengan perkataan Marvin. Ia tidak habis pikir ternyata apa yang ia harapkan kini terkabul. Namun, terlalu sulit bagi Yuna untuk saat ini menerima semuanya. Senang sedih bercampur aduk perasaan Yuna ketika mendengar Marvin mengatakan itu.

"Bohong! Kau bilang kau mencintai Yuri!" Yuna sedikit emosi.

"Itu bohong. Ini lah perasaan ku yang sebenarnya. Memang benar, awalnya aku sangat tidak menyukai sikapmu yang terus saja mengganggu dan menggoda ku, jadi aku mengatakan itu. Lalu aku mulai terbiasa dan sedikit merindukannya," jelas Marvin yang duduk di depan Yuna.

Saking asyik nya mereka berdebat, mereka sampai lupa akan keberadaan ayah Marvin. Ayah Marvin pun mengingat kan agar mereka menyelesaikan perdebatan tersebut di tempat lain, karena jika mereka masih di sana, itu akan membuatnya merasa pusing. Pak Rio juga mengingatkan kepada Marvin agar tidak terlalu memaksa Yuna karena mau bagaimana pun Yuna berhak untuk menentukan pilihannya sendiri. Mereka pun akhirnya keluar dari rumah sakit.

Yuna meminta agar dirinya diantar kan kembali ke kampus, awalnya Marvin menolak dan akan mengantarnya sampai rumah. Namun, Yuna memberi tahu bahwa ia tadi berangkat ke kampus menggunakan motor. Jadi, tidak mungkin baginya untuk meninggalkan motornya di parkiran kampus.

Di dalam mobil, kini ganti Marvin yang menjadi pendiam. Yuna merasa bahwa situasinya saat itu sangatlah canggung karena mereka saling diam. Mungkin Marvin sedang kesal karena perdebatan tadi. Yuna sebenarnya tidak ingin membuat Marvin bersedih. Tetapi, ia tetap harus berpegang teguh pada keputusannya untuk Leo karena mau bagaimana pun tidak semua orang bisa sesabar Leo, bahkan rela tidak berpacaran hanya dengan menunggu tunangannya yang tidak ingat dengan keberadaan dirinya.

Kini mereka telah sampai di kampus. Seusai turun dari mobil, mata Yuna langsung menemukan keberadaan Leo dan Tiara yang tampak masih mengobrol di kantin.

'Apa yang sedang mereka bicarakan?' gumam Yuna dalam hati sembari melihat Tiara yang terus saja menunjukkan ekspresi senangnya di depan Leo.

Saat akan menghampiri mereka, tiba-tiba tangan Yuna ditarik oleh Marvin.

"Yuna, bisakah kau tetap bersama ku?"

Bersambung ~

Terpopuler

Comments

Wistari

Wistari

si Marvin nyuri start dari Leo 😂😂

2024-04-20

0

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

tidak

2024-03-31

0

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

kasihaaannn. merasa kehilangan kah😂😂

2024-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!