Bab 18

"Menyerah?" Yuna tersenyum lebar sambil menatap ke arah lain. Batin Yuna lelah, itu sebabnya ia mencoba untuk lepas dengan Marvin. Ia juga mengingat bahwa Marvin tidak akan pernah mencintai nya bahkan saat dirinya diajak menikah. Lagipula memilih Marvin juga akan membuat semua orang terdekat nya merasa sedih. Yuna mencoba untuk memaksa dirinya tidak mengejar Marvin lagi walaupun nama Marvin masih melekat dalam hatinya.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau tampak berbeda?" jelas Marvin. Rupanya pria itu memperhatikan sikap Yuna sedari awal.

"Apa aku tampak berbeda?" ucap Yuna. Gadis itu melihat jam tangan Marvin yang selalu ia kenakan.

"Bahkan kau selalu memakainya, bukan kah kau sangat menyukai nya?" ucapnya dengan sorot mata yang masih menatap jam tangan milik Marvin.

Marvin pun terdiam tidak menjawabnya. Jam tangan itu adalah hadiah ulang tahun Marvin dari Yuri dan Yuna masih mengingatnya. Hayo kalian pasti lupa kan? Ada di episode 6 kok guys kalo gak percaya hehe... Lanjut...

Marvin pun kemudian mengatakan kepada Yuna jika dirinya tidak berniat melepaskannya, ia menginginkan Yuna menepati janjinya yakni berkencan selama 15 hari. Jika diingat-ingat masih tersisa 5 hari saja. Marvin mengatakan bahwa Yuna harus bertanggung jawab atas apa yang ia katakan saat itu.

Yuna pun terdiam dan sama sekali tidak menjawab Marvin. Bahkan ia juga tidak menyentuh makanan yang diberikan oleh pria itu. Namun, Marvin tetap menunggunya hingga Yuna memakannya.

"Kenapa kau masih di sini?" ucap Yuna saat mengetahui bahwa pria itu masih terduduk di tempatnya sedari tadi.

"Aku tidak akan pergi sebelum kau makan!" Marvin melihat ke arah nasi yang ia bawa.

'Ah, padahal tadi aku hanya berbohong,' batin gadis itu sembari mengingat bahwa pagi tadi ia sarapan dengan sepiring nasi pecel yang telah disiapkan di meja makan.

"Apa kau tidak ada kelas? Menungguku seperti ini tidak penting!" ujar gadis itu.

"Ini penting." Marvin menatap tajam wajah Yuna.

"Kekasihku tidak boleh kurus!" lanjutnya.

Perkataan itu membuat Yuna kaget dan merasa tidak percaya bahwa Marvin mengatakannya. Yuna pun menyebutkan bahwa dirinya bukanlah kekasih Marvin. Gadis itu juga meminta Marvin untuk berhenti. Namun, Marvin membantah nya. Pria itu sekali lagi mengatakan bahwa Yuna tidak boleh lepas dari tanggung jawabnya tentang 15 hari itu. Yuna pun menatap Marvin dengan rasa bimbang.

Dan beberapa menit kemudian, Leo datang untuk melihat keadaan Yuna. Disana ia juga melihat Marvin namun, Leo mencoba untuk mengabaikan nya.

"Yuna... Apa kau sudah makan?" Baru saja ditanya, ternyata Leo melihat Yuna sedang makan nasi bungkus. Yuna pun mengatakan bahwa nasi itu dari Marvin. Leo berterima kasih kepada sahabatnya itu yang telah menghawatirkan tunangannya. Ia juga meminta maaf kepada Yuna karena tidak bisa membawakan makanan langsung tadi kepadanya.

Marvin sedikit tidak terima saat Leo menyebutkan bahwa Yuna adalah tunangannya. Tetapi, hal itu langsung mendapat konfirmasi dari Yuna. Yuna sendiri lah yang menginginkan untuk melanjutkan pertunangan nya dengan Leo dan mungkin ia meminta agar segera menikah dengannya. Hal itu tentu membuat Marvin sedikit mengeluarkan ekspresi marahnya. Namun, ia mencoba menahan semuanya. Dan mengingatkan Yuna sekali lagi bahwa ia harus menyelesaikan misi 15 hari nya.

Saat Marvin telah keluar dari ruangan itu, Yuna menatap Leo. Dia pun bertanya kepadanya,

"Apa yang harus ku lakukan?" lirih Yuna. Ia merasa tidak enak kepada Leo. Namun, saat dimintai pendapat, Leo malah tersenyum kepada Yuna sambil mengelus kepala gadis itu.

"Tentu kau harus bertanggung jawab," ujar Leo.

"Apa kau akan baik-baik saja?" Yuna merasa kasihan kepada tunangannya itu.

"Bohong jika aku mengatakan iya. Tapi, calon istri ku harus bertanggung jawab atas apa yang telah ia ucapkan. Jadi, mau gimana lagi?" Leo memberikan senyuman kepada Yuna agar Yuna tidak bersedih memikirkan nya.

"Jangan khawatir kan aku," lanjut Leo.

"Hanya 5 hari saja, sisa tinggal 5 hari. Setelah itu, aku akan kembali kepadamu," ujar Yuna dengan tatapan intens. Melihat tatapan Yuna, Leo pun memeluknya.

"Terima kasih, Yuna!" bisik Leo.

Marvin yang melihat adegan itu dari jendela tiba-tiba mengirimkan pesan kepada Yuna dan meninggalkan tempat itu. Ponsel Yuna pun bergetar tanda pesan masuk, gadis itupun segera melihat ponselnya.

"Jika butuh sesuatu, datanglah ke rumah!" tulis Marvin dalam pesan nya. Yuna hanya melihat pesannya tanpa membalasnya, ia pun langsung meletakkan kembali ponsel di dalam saku dan lanjut bercerita dengan Leo.

Tidak lama kemudian, sang penjaga ruang kesehatan datang. Ia melihat Yuna dan Leo yang sedang asyik membahas sesuatu.

"Lagi asyik bahas apa nih?!" tanya sang penjaga ruang kesehatan.

"Oh, bu Ica. Hanya sedang membahas serunya masuk pariwisata," jawab Leo.

"Benarkah?" Sambil memperhatikan Yuna, bu Ica kemudian teringat.

"Oh, adiknya Yuri. Ku pikir kau akan masuk sastra karna ada kakak iparmu di sana," sanggah bu Ica.

Yuna pun hanya tersenyum mendengar itu dan menatap Leo. Ya, memang benar baik sang kakak maupun Marvin tidak pernah koar-koar akan perceraian nya. Bahkan rekan satu kerjanya tidak ada yang tahu tentang kehidupan pribadi Marvin, kecuali Leo. Jadi wajar jika bu Ica tidak mengetahui yang sebenarnya.

***

Beberapa jam berlalu, kini sudah tiba saat nya Yuna untuk pulang. Saat akan mengambil motornya, Yuna mendapati Marvin yang ternyata sedang menunggunya di parkiran. Yuna berusaha untuk cuek.

"Kau lama sekali," ucap Marvin yang menunjukkan wajah sedikit kesal.

"Ada apa?" Yuna bingung kenapa Marvin menunggunya.

"Ayo ikut aku," Marvin tiba-tiba menggandeng tangan Yuna. Sontak itu membuat Yuna kaget dan langsung mengibaskan tangan Marvin.

"Apa kau membenciku?" tanya Marvin yang sedikit tidak terima akan sikap Yuna.

"Tidak," lirih Yuna sambil menatap polos Marvin.

Marvin pun kembali menggandeng tangan Yuna dan kemudian mengajaknya naik mobilnya. Hal itu di ketahui oleh Leo tanpa sengaja saat Leo akan pulang, ia melihat Yuna dan Marvin masuk ke dalam mobil.

Leo menghela nafasnya lalu terdiam. Lalu, saat akan melangkah keluar, Leo dipanggil oleh seorang mahasiswi nya.

"Pak Leo!" panggil gadis itu. Leo menoleh dan memperhatikan siapa yang memanggilnya. Saat gadis itu sudah dekat dengannya,

"Tiara?" ucap Leo sambil melihat Tiara yang tersenyum di depannya.

"Apa ada yang perlu saya bantu?" tanya Leo.

"Ada yang ingin saya tanyakan pak mengenai pelajaran, apa pak Leo ada waktu?" ujar Tiara.

Leo pun menoleh ke arah mobil Marvin yang mulai melaju, ia pun pasrah dan kemudian meladeni Tiara yang ingin bertanya mengenai pelajaran. Tentu sebagai dosen, wajib bagi nya untuk membantu murid yang bertanya kepada nya.

"Apa itu tentang pelajaran saya?" lanjut Leo.

Tiara pun mengangguk dan mengajak Leo pergi ke kantin kampus.

Hayoo... Pasti kalian sudah ada gambaran tentang sikap Tiara ke depannya kan?

Hmm... Kira-kira bakalan sesuai sama yang kalian gambarkan gak sih🤭

Next >>>>

Terpopuler

Comments

Adira Azzahra

Adira Azzahra

si Tiara kayaknya suka sama Leo

2024-04-20

0

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

pastinya bermuka lima

2024-03-31

0

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

aku takut kamu akan menyakiti yuna

2024-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!