Bab 4

"Ah jadi kau memintaku untuk membantumu menghindari gadis kecil itu?" Sembari melihat Yuna dari jendela meja Marvin. Leo yang tampak tidak asing dengan gadis kecil itu tersenyum tipis.

"Tolong bantu aku," ujar Marvin dengan tatapan yang penuh harapan.

"Hmm..," Leo berpikir. Tangan nya memegang dagu dan melirik Marvin. Hingga beberapa saat kemudian,

"Aku menolak!" tegas Leo memupuskan harapan Marvin.

"Kenapa?" Marvin bertanya dengan menunjukkan ekspresi datarnya.

"Ayolah bung... selesaikanlah urusanmu sendiri, tegas i dia atau biarkan dia mendekati mu," ucap Leo yang kemudian berbalik meninggalkan Marvin.

"Aku akan membelikan mu tiket nonton Spy x Family nanti!" teriak Marvin.

Mencoba untuk menawari Leo dengan iming-iming tiket nonton bioskop anime kesayangan Leo dan ya, tidak lama pria itu berbalik menatap Marvin,

"Hmm... Baiklah, aku akan membawanya, kau cepatlah pulang!" Leo tersenyum dan kembali berjalan.

"Oo dasar wibu!" celetuk Marvin. Untung saja teman, kalau tidak, mungkin ia akan mencekik Leo saat itu juga. Marvin pun menarik nafasnya dan lanjut beberes barang-barang.

"Sudahlah, lagi pula aku yang meminta tolong pada nya," lirihnya sambil menata buku-buku yang ada di meja nya.

***

Sementara, Leo datang menghampiri Yuna yang sedang menunggu di gerbang. Leo pun menyapa nya,

"Ehem! ku rasa dunia bergerak sangat cepat," sapa Leo tersenyum mengarah kepada Yuna.

"Apa?" Melihat Leo.

"Ohh!" tangannya menutup mulut berekspresi kaget. Yuna menatap jelas wajah Leo dan seketika bayangan masalalu muncul dipikiran Yuna.

"Halo Yuna! Apa kabar?" Leo menyapanya lagi dengan senyuman.

"Sekarang kau sudah tumbuh lebih tinggi dari yang ku kira," lanjut pria itu sambil melihat cincin yang dikenakan Yuna dan tersenyum tipis.

"Ba-baik," jawab Yuna dengan menunduk malu.

Aishh.. Kenapa aku bertemu dengannya lagi... Batin gadis ini karena melihat seseorang yang telah di ciumnya 10 tahun yang lalu saat mereka sedang bermain tentang drama rumah tangga. Kejadian itu masih teringat jelas di kepala Yuna.

Saat itu Yuna masih berusia 9 tahun. Dulu, ayah Leo (Pak Laksa) adalah rekan kerja yang cukup akrab dengan ayah Yuna. Dan Leo selalu di ajak ayahnya untuk pergi berbisnis bersama, entah kenapa, tapi saat itu Leo sangat menurut. Usianya masih 17 tahun waktu itu. Hingga saat mereka berkunjung ke rumah Yuna, di situlah Leo dan Yuna bertemu. Awalnya mereka di panggil oleh ayah mereka untuk berkumpul bersama untuk saling memperkenalkan. Dan setelah hari itu, Leo dan Ayahnya menjadi sering datang ke rumah. Yuna adalah gadis yang aktif sejak kecil, jadi ia selalu mengajak Leo untuk bermain hingga membuat mereka akrab,

Dan suatu ketika, Yuna menginginkan sebuah permainan pernikahan. Leo pun menyetujuinya karena tidak ingin melihat Yuna bersedih hanya karena sebuah permainan. Mereka pun bermain peran dan saking semangatnya menjadi peran istri, Yuna pun memberikan ciuman pertamanya kepada Leo. Sontak setelahnya, itu membuat Yuna sangat malu. Bagaimana tidak? Itu adalah pertama kalinya ia mencium laki-laki sungguhan. Ia pun langsung lari masuk ke kamarnya.

(kembali ke pertemuan Leo dan Yuna saat ini)

"Apa kau masih malu?" canda Leo mengintip Yuna yang menunduk.

Yuna tidak menjawabnya. Leo pun menarik pundak Yuna hingga wajah Yuna nampak jelas terlihat.

"Sudahlah kau tidak perlu malu, lagi pula aku kan suamimu," ucap Leo menggoda Yuna.

"Aaa sudahlah, jangan menggodaku," Yuna malu. Leo pun tertawa.

"Tidak ku sangka kau sebegitu nya mengejar Marvin," ujar Leo.

"Marvin? Apa kau kenal dia?" Yuna bersemangat dan mendekati Leo.

"Dia memintaku untuk membawamu pergi, suasana hati nya sedang buruk saat ini," ucap Leo pelan seraya bergunjing.

"Kenapa?" tanya Yuna.

Leo menggelengkan kepala dan menaikan kedua pundaknya sebagai isyarat bahwa ia tidak mengetahui alasannya.

"Dia akan membelikan ku sebuah tiket nonton nanti, jika aku berhasil membuatmu pergi dari sini, sekarang karena aku sudah jujur. Apa kau mau membantu ku?" ucap Leo dengan senyumannya yang terlihat adem mirip seperti cha eun woo.

(🤭🤭🤭) lanjut...

Yuna pun menatap Leo dengan wajah masamnya. Lalu, Leo membisikkan sesuatu kepada Yuna. Entah apa yang di bisikkan Leo tetapi, itu berhasil membuat Yuna setuju untuk ikut bersamanya.

Yuna pun tersenyum dan memukul pelan lengan teman masa kecilnya itu.

Sementara Marvin yang melihat mereka dari balik jendela, menggerutu,

"Tidak ku sangka, mereka bisa akrab secepat itu... Hmm baguslah!" gerutunya.

Leo dan Yuna pun akhirnya pergi bersama dan Marvin langsung bergegas untuk pulang.

***

Sampainya di rumah, Marvin di kejutkan oleh sosok wanita yang menangis terisak di sofa ruang tamu rumahnya,

"Yuri?" ucap Marvin terkejut dan menyalakan lampu.

"Kenapa kau di sini? Bukannya kau sedang perjalanan bisnis?"

Yuri tidak menjawabnya dan langsung berlari memeluk Marvin.

"Marvin... tolong aku," lirih wanita itu dengan tangisnya dan memeluk Marvin.

Tangan Marvin membalas mengusap kepala Yuri dan berusaha menenangkannya,

"Tenanglah dulu, dinginkan pikiran mu,"

"Bagaimana bisa aku tenang, situasi ku saat ini tidak memberi ku ijin untuk tenang," sentak Yuri yang langsung menjauh dari pelukan itu.

"Iya, aku tahu. Tapi cobalah tenang. Akan lebih enak jika kau nanti bercerita dengan pikiran yang tenang!" tegas Marvin.

"Kau ini, masih sama aja! Bisa gak sih ngertiin aku sedikit!" ungkap Yuri yang tidak bisa mengendalikan emosi.

"Kalau begitu keluar lah dari rumahku, keluar!" usir Marvin.

Yuri adalah seorang wanita karir yang wataknya sedikit keras. Ia selalu menuntut Marvin untuk selalu memahaminya, sehingga membuat Marvin muak dengan sikapnya itu.

"Aku akan menginap di sini malam ini," bantah wanita mantan istrinya itu.

"Apa? Siapa yang memberimu ijin?" Pria itu menatap.

Yuri tidak menjawab dan langsung pergi kamar. Ia masuk ke kamar Marvin yang merupakan bekas kamar mereka dulu. Sementara Marvin membiarkannya. Ia pun segera mandi dan membersihkan diri.

Setelah selesai, Marvin membuka kamarnya dan melihat Yuri sedang bersantai di atas ranjang miliknya sembari menggunakan selimut.

Melihat Marvin terdiam memandangnya, Yuri meneriakinya, "Untuk apa kau termenung di sana? Masuklah!" ucap Yuri. Marvin pun segera menuju ruang ganti yang ada di kamarnya.

"Jika kau lelah dan ingin beristirahat maka istirahat lah, tidur lah di sampingku," teriak Yuri dengan nada santai.

"Apa kau gila?! Kita sudah bukan suami istri!" Keluar dari ruang ganti tanpa mengenakan kaos, menghampiri Yuri.

"Apa tidur satu ranjang itu harus berstatus suami istri? Aku yakin kau pasti juga bisa tidur bersama wanita lain di luaran sana!" celetuk Yuri dengan menatap roti sobek milik Marvin yang sedikit basah menyegarkan pandangan nya.

Marvin melihat pandangan Yuri yang menuju ke sana,

"Dasar mesum! Jangan samakan aku dengan pria lain di luaran sana!" cakapnya dan langsung mengambil tempat kosong di samping Yuri dengan jarak agak berjauhan.

Suasa tiba-tiba menjadi hening hingga beberapa saat kemudian Yuri yang sibuk dengan ponselnya tiba-tiba berbicara,

"Hei, Marvin,"

"Hmm... apa lagi?" sahut Marvin dengan memejamkan mata.

"Apa kau mau rujuk denganku?"

"Hah. . . ?" Marvin terbangun

Lanjut yukkk >>>

Terpopuler

Comments

lah Yuri nekat benef ngajak rujuk duluan

2024-04-17

0

gapapa ya leo kita sama sama suka anime jadi biarkan saja marvin

2024-04-17

0

Jumli

Jumli

lah langsung ajak rujuk😑😁

2024-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!