Bab 13

"Bagaimana dengan Leo?" Marvin menoleh ke arah Leo. Namun, Leo malah melambaikan tangan ke arahnya. Itu membuat nya kaget kemudian melihat Yuna.

"Leo sangat baik bukan," ucap Yuna sambil tersenyum.

"Kenapa kau memanggil nya Leo, bukan kah usianya terpaut jauh denganmu. Leo itu 28 tahun, sedangkan kamu-"

"Sebentar lagi aku 20 tahun," sahut Yuna menghentikan ucapan Marvin.

"Masih ada 8 tahun bukan? Seharusnya kau tidak boleh memanggil namanya. Itu tata krama dengan yang lebih tua," tegas Marvin. Pria itu menjelaskan kepada Yuna bahwa Yuna tidak seharusnya memanggil Leo dengan sebutan nama. Dan Yuna mengeluarkan jawabannya,

"Kau benar, tata krama yang baik memang begitu. Namun, aku sudah terbiasa sedari dulu, jadi jika aku ubah panggilan, itu akan membuatku canggung," bantah gadis itu sambil berjalan menunduk.

"Apa salahnya mencoba? Toh nanti juga bakal terbiasa." Pria itu mencoba memberi nasehat kepada Yuna. Hari ini Marvin tampak sedikit tenang dari sebelumnya walaupun penampilan nya sedikit acak acakan. Yuna sebenarnya merasa penasaran apa yang telah terjadi kepada Marvin, namun dirinya tidak berani menanyakan itu.

"Oh ya, mas. Apa yang ingin kau sampaikan padaku?" tanya Yuna. Gadis itu mengulangi pertanyaan nya lagi.

Kali ini Marvin hanya diam dan menatap Yuna. Mengingat kemarin lusa saat Marvin mengunjungi sang ayah yang dirawat di rumah sakit.

"Tidak ada yang tahu tentang kematian, Marvin. Kita hanya tau hal itu pasti terjadi dan ayah tidak tau kapan itu akan menjemput ayah. Marvin, ayah ingin melihat kau menggendong anakmu, ayah ingin merasakan menjadi seorang kakek sebelum ayah tiada," lirih sang ayah yang sudah dirumah sakit sejak satu tahun yang lalu. Waktu itu saat ayah Marvin mendengar bahwa putranya bercerai dengan Yuri dan mengetahui penyebab nya, sang ayah menjadi murka dan membuatnya hilang sadar hingga beberapa hari. Hal itu membuat Marvin terkejut.

"Ayah ingin kau menikah lagi, nak. Jangan dengan Yuri, kesalahan seperti itu nanti akan terulang. Ayah tidak ingin kau bercerai lagi," ucap sang Ayah yang menyesal telah menjodohkan putranya dengan wanita itu.

Marvin termasuk anak yang sangat menyayangi dan menghormati Ayahnya, karena selama hidup, sang ayah lah yang selalu berjuang untuknya. Sementara ibunya selalu berada di rumah sakit. Dan menghembuskan nafas terakhirnya di hari pernikahan putranya dengan Yuri. Karena kehilangan itulah, Marvin menjadi trauma dan tak ingin menyayangi siapapun, termasuk istrinya saat itu.

Marvin pun bingung, di satu sisi ia akan kembali menikah dengan Yuri. Di sisi lain ayahnya sangat tidak menyukai Yuri menjadi menantunya lagi. Hingga terbesit lah dipikirannya,

"Menikahlah denganku, Yuna!" ucap Marvin sembari menatap Yuna dengan tatapan kesedihan.

"Hah? Apa?" Yuna yang terkejut mencoba tuk memastikan ucapan Marvin agar dirinya tidak kepedean.

"Aku tidak ingin mengulangi perkataanku lagi," ucap Marvin yang langsung berjalan meninggalkan Yuna ditempatnya.

"Loh? He... Tu-tunggu mas!" Yuna mengejar Marvin dan kemudian meraih tangannya.

"Aku serius, apa aku tadi tidak salah dengar? Ku mohon ulangi lagi perkataan mu tadi," pinta gadis itu.

Marvin tidak menjawab pertanyaan Yuna, hanya saja tiba-tiba ia mencium bibir gadis itu dengan lembut membuat Yuna terpaku diam.

"Jadilah istriku, saat usiamu sudah 20 tahun!" bisik Marvin setelah mencium Yuna. Kemudian pria itu meninggalkan Yuna yang masih terdiam.

Seketika perasaan Yuna di buat bingung oleh Marvin. Ya, bukannya senang, Yuna malah semakin kepikiran. Marvin yang awalnya mengatakan bahwa ia mencintai Yuri, dan setuju akan menikah lagi dengan nya tiba-tiba berkata demikian.

"Ada apa dengannya?" batin gadis itu yang masih terdiam memikirkan ucapan Marvin ditempatnya.

Dan beberapa detik kemudian, terdengar suara panggilan yang memanggilnya,

"Yuna!" panggil seorang laki-laki. Yuna menatap ke arah suara itu. Ia melihat ternyata Leo yang sedang memanggilnya sambil melambaikan tangan. Yuna terkejut ternyata Leo masih berada di sana. Kemudian Leo menjelaskan bahwa rumah Leo juga ke arah yang sama dengan yang dilewati oleh Yuna dan Marvin. Jadi, tidak heran kenapa Yuna bertemu lagi dengan Leo.

Leo pun menyuruh Yuna cepat pulang. Tetapi, melihatnya yang lagi-lagi terlihat lesu, Leo khawatir dan memilih untuk mengantarkannya hingga sampai ke rumah Yuna. Selama di perjalanan, Yuna selalu berdiam diri. Leo yang melihatnya merasa penasaran.

"Kau, kenapa sejak tadi diam? Apa karna Marvin?" cetus Leo berjalan sambil melihat Yuna.

Yuna hanya terdiam mengabaikan Leo. Leo pun tegas, dirinya langsung berdiri tepat di depan Yuna dan kemudian memegang pundak gadis itu.

"Aku tidak tahan melihatmu bersedih, kau tau... Kau sangat jelek saat menunjukkan ekspresi wajah seperti itu!" celetuk Leo sambil menatap intens wajah Yuna.

Yuna pun sedikit tertawa mendengar nya. Ia pun lalu bercerita tentang percakapan nya tadi dengan Marvin.

"Memang benar selama ini aku mengejar nya, tetapi kenapa di saat seperti ini aku malah ragu?" ujar Yuna.

"Itu karena kau belum mempercayai nya, bukan?" sahut Leo. Yuna terkejut dengan respon Leo yang mengatakan itu.

"Ikuti kata hatimu Yuna, yakinlah apa yang menjadi pilihan mu kelak, bahkan jika aku harus kalah darinya," ucap Leo yang berjalan mendahuluinya tanpa menoleh ke belakang sedikit pun ia mengatakannya.

"Apa maksud mu?" Yuna mengejar Leo.

"Tidak apa-apa hanya saja, aku berharap Marvin tidak lagi membuatmu menangis," jawab Leo sambil tersenyum manis di hadapan Yuna.

"Tu-tunggu... Leo, apa kau-" belum sempat melanjutkan bicara nya tiba-tiba Leo terhenti dan menyentil dahi Yuna.

"Kita sudah sampai!" ucapnya Leo. Yuna pun memperhatikan sekitar, dan ya Yuna tidak menyadari bahwa ia sudah berada di depan rumahnya karena saking asyiknya mengobrol. Sebelum berpamit pulang, Yuna mengehentikan nya.

"Tu-tunggu! Apa yang kau maksud kalah tadi?!" tanya gadis itu yang penasaran dengan perkataan Leo.

Leo pun berbalik dan hanya tersenyum kepada Yuna lalu melanjutkan langkah pulang nya sambil melambaikan tangan. Setelah di rasa agak jauh dari rumah Yuna, ekspresi Leo yang tadinya senang kini berubah menjadi datar.

"Kenapa sekarang aku merasa khawatir, ahh~," monolog nya sambil menghela nafas

***

Sementara Marvin yang sudah di rumah menyadari perkataannya tadi dengan Yuna. Marvin terdiam merenungkan ucapannya.

"Apa ini keputusan yang tepat?" batin pria 30 tahun itu. Ia pun menelpon Leo sahabatnya dan mengajak nya untuk menginap. Namun, Leo menolak. Leo mengatakan bahwa hari itu Leo sedang lelah dan tidak memiliki tenaga untuk menuju ke rumah nya. Marvin tidak bisa memaksa. Akhirnya dirinya sendiri yang pergi menemui Leo.

Sesampainya di sana, Marvin menceritakan semuanya. Namun, Leo hanya menanggapi nya dengan diam. Leo juga tampak sedang berpikir, entah apa yang dipikirkan nya.

"Ku pikir, kau harus menjelaskan semuanya dengan mereka," ucap Leo. Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Marvin pun bingung, tidak biasanya sahabatnya seperti itu.

.

.

Kira-kira nanti bakal gimana sih cerita ini? Penasaran kah kalian? Ikuti alurnya ya bestie... Jangan lupa dukungannya, terima kasih ❤️

Next >>>>

Terpopuler

Comments

Oksigen TW

Oksigen TW

Eeehh ... Marvin ini, kalau ayahnya tidak suka, kenapa mau balik lagi sama Yuna😑

2024-03-18

1

anjurna

anjurna

Enggak tahu mau mendukung Yuna dengan Leo atau Marvin. Masih bimbang/Grievance//Grievance//Grievance/

2024-03-04

3

Selviana

Selviana

Kenapa harus tunggu usia Yuna 20 tahun Marvin.Lalu Yuri bagaimana?

2024-03-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!